Bab 3 Manajemen Proyek.docx

  • Uploaded by: Anonymous 02rwjY
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 3 Manajemen Proyek.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,628
  • Pages: 15
PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB III MANAJEMEN PROYEK PROYEK

1.1 Tinjauan Pelaksanaan Proyek Tinjauan pelaksanaan proyek merupakan kegiatan peninjauan yang dilaksanakan dilapangan yang bertujuan untuk mengetahui proses serta metode pekerjaan dilapangan. Sehingga mengetahui tahapan – tahapan dari pelaksanaan pekerjaan yang ditinjau. Dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : a. Pekerjaan yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang sangat besar ( Pengendalian Biaya) b. Pekerjaan yang dilakukan memenuhi spesifikasi teknis ( Pengendalian Mutu) c. Pekerjaan yang dilakukan selesai tepat waktu ( pengendalian waktu) Dalam bab ini penulis akan membahas beberapa pekerjaan khususnya bidang jembatan, diantaranya : 1) Pekerjaan Bor Pile 2) Pekerjaan Pile Cap 3) Pekerjaan badan Abutment / Pier 4) Pekerjaan Pier Head 5) Pekerjaan Stressing Girder 6) Pekerjaan Erection Girder 7) Pekerjaan Diafragma 8) Pekerjaan Plat lantai 3.1.1 Pekerjaan Fondasi Bored Fondasi bored pile merupakan jenis fondasi dalam berbentuk tabung yang berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya. Pekerjaan fondasi bored pile dimulai dengan persiapan, pengeboran, perangkaian dan pemasangan tulangan, dan terakhir yaitu pengecoran.

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 1

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

1. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan Bored pile adalah : Tabel 3.1 Peralatan Bored Pile No

Nama Alat

1.

Alat bored pile

2.

Crawler crane

3.

Truck mixer

4.

Excavator

5.

Pipe tremie

Gambar

2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan Bored pile adalah -

Beton Ready Mix

-

Baja Tulangan D..

3. Tenaga kerja Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan Bored pile adalah -

Pelaksana

-

Konsultan pengawas

-

Mandor

-

Operator alat

-

Driver

-

Pekerja

4. Metoda pekerjaan Bored pile memiliki diameter 1,2 m dengan kedalaman 11 m. Berikut adalah tahapan dari pekerjaan Bored pile : a. Pengeboran Fondasi Bored pile 1) Tahap awal, pengukuran, marking dan cek koordinat titik bore dilapangan. Setelah dilakukan pengukuran, pengeboran dimulai 2) dengan alat diposisikan pada titik yang sudah ditentukan 3) Pekerjaan pengeboran dimulai setelah ketegakan alat bor dipastikan vertical dengan Mistar Neuvo atau Data Monitor Komputer di Kabin Operator. RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 2

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

4) Posisi top cassing / top elevasi cassing harus sesuai dengan elevasi rencana Lantai Kerja untuk Footing. 5) Pekerjaan pengeboran dilakukan tahap demi tahap dan tanah di bor sampai bucket penuh lalu diangkat dan dibuang di sebelah alat, lalu bucket dimasukkan lagi untuk melakukan pengeboran kembali. 6) Untuk mengetahui kedalaman pengeboran dapat dilihat di monitor di ruang kabin operator, 7) Untuk menghindari kelongsoran selama pengeboran dapat memakai casing atau dengan bentonit. 8) Setelah kedalaman pengeboran tercapai, selain diketahui dari monitor di kabin operator di crosscheck juga dengan pengukuran manual.

b. Penulangan Fondasi Bored Pile 1) Setelah

pengeboran

selesai

dilaksanakan,

selanjutnya

dilakukan

pemasangan pembesian yang telah dirangkai. 2) Tulangan dirangkai dekat dari lokasi pengeboran, dan setelah selesai dirangkai tulangan diangkat menggunakan bantuan Crawler Crane 3) Masukan tulangan kedalam lobang bor menggunakan bantuan Crawler Crane , pada ujung tulangan dipasang hook ke Casing agar tidak jatuh ke lobang. 4) Masukan tulangan kedalam lobang secara perlahan dan dibantu oleh pekerja untuk mengatur posisi tulangan. 5) Selanjutnya lakukan persiapan untu pekerjaan pengecoran.

c. Pengecoran Fondasi Bored Pile 1) Pengecoran dilakukan setelah pemasangan besi tulangan selesai. 2) Pengecoran dilakukan menggunakan perantara pipa tremi yang dimasukan kedalam lobang bor dengan bantuan Crawler Crane 3) Jika pipa tremi telah siap, masukan campuran beton Ready Mix melalui pipa tremi, naik turunkan pipa tremi menggunakan Crawler Crane agar beton tidak tersendat. Pipa tremi diusahakan tetap tenggelam dalam coran beton ± 2 meter.

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 3

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

4) Jika pengecoran hampir penuh, cabut satu pipa tremi terlebih dahulu agar pengecoran dapat dilanjutkan dnegan baik. 5) Laukan dengan langkah yang sama sampai pengecoran selesai.

3.1.2 Pekerjaan Pile Cap Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan badan abutment / pier diatasnya. Fungsi pile cap adalah untuk menerima beban kolom yang kemudian diteruskan atau disebarkan ke pondasi. 1. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan Pile cap adalah : Tabel 3.1 Peralatan Pile cap No

Nama Alat

1.

Jack Hammer

2.

Martil

3.

Truck mixer

4.

Concrete Pump

5.

Geget

6.

Dump Truck

Gambar

2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan Pile cap adalah -

Beton Ready Mix

-

Baja Tulangan D..

3. Tenaga kerja Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan Bored pile adalah -

Pelaksana

-

Konsultan pengawas

-

Mandor

-

Operator alat

-

Driver

-

Pekerja

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 4

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

4. Metoda pekerjaan a. Pengecoran Lean Concrete dan pembobokan Bored Pile Sebelum melakukan penulangan Pile Cap dilakukan pengecoran Lean Concrete terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm beton mutu K-125. Dan juga dilakukan pembobokan Bored Pile menggunakan Jack Hammer atau martil. b. Pemasangan tulangan Pile Cap 1) Tulangan dipotong dan dibentuk di Workshop dan diangkut menggunakan dump truk ke lokasi pembesian. 2) Sebelum melakukan perangkaian tulangan terlebih dahulu dilakukan marking oleh tim surveyor sesuai dengan elevasi dan lokasi rencana. 3) Selanjutnya gunakan beton Decking untuk mengontrol tebal selimut beton 4) Mulai pemasangan tulangan melintang D25-150 pada bagian bawah. 5) Setelah pemasangan tulangan melintang, lakukan pemasangan tulangan memanjang D25-150 diatas tulangan melintang, ikat dengan kawat dan kuatkan menggunakan geget 6) Selanjutnya lakukan penulangan bagian atas D16-600 7) Lakukan penulangan sesuai dengan gambar rencana. c. Pengecoran Pile Cap 1) Setelah selesai pembesian tulangan Pile Cap, selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting untuk pengecoran Pile Cap 2) Pemasangan bekisting juga harus ditandai dari hasil pengukuran surveyor. 3) Pastikan bekisting terpasang kuat 4) Selanjutnya mendatangkan Beton Ready Mix 5) Menuangkan campuran beton menggunakan bantuan Concrete Pump , lalu pemadatan pengecoran dilakukan menggunakan mesin vibrator 6) Lanjutkan pengecoran hingga penuh dan mencapai batas dari Pile Cap 7) Lakukan perataan menggunakan ruskam.

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 5

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.1.3 Pekerjaan Coloum Abutment / Pier Metoda pelaksanaan pekerjaan coloum abutment / pier yang akan dibahas diantaranya adalah pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting, dan pengecoran coloum abutment / pier 1. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan coloum adalah : Tabel 3.1 Peralatan coloum No

Nama Alat

1.

Vibrator beton

2.

Martil

3.

Truck mixer

4.

Concrete Pump

5.

Geget

6.

Dump Truck

Gambar

2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan coloum adalah -

Beton Ready Mix

-

Baja Tulangan D..

3. Tenaga kerja Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan Bored pile adalah -

Pelaksana

-

Konsultan pengawas

-

Mandor

-

Operator alat

-

Driver

-

Pekerja

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 6

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

4. Metoda pekerjaan a. Pemasangan tulangan Coloum 1) Tulangan dipotong dan dibentuk di Workshop dan diangkut menggunakan dump truk ke lokasi pembesian. 2) Sebelum melakukan perangkaian tulangan terlebih dahulu dilakukan marking oleh tim surveyor sesuai dengan elevasi dan lokasi rencana. 3) Pasang baja tulangan dengan mempertimbangkan Cover beton, panjang sambungan tulangan, jarak antar tulangan dan diameter kawat. 4) Lakukan penulangan sesuai dengan gambar rencana. 5) Setelah perangkaian tulangan selesai, pasang beton Decking guna untuk mengontrol tebal dari selimut beton. 6) Jika penulangan telah selesai, selanjutnya lakukan pemasangan bekisting. b. Pemasangan bekisting 1) Pemasangan bekisting harus dipasang kuat dan rapat agar tidak terjadi lendutan pada struktur setelah pengecoran 2) Bekisting juga harus mudah dibongkar setelah pemakaian 3) Lakukan pemasangan Tie rod agar bekisting semakin kuat dan mampu menahan beban. c. Pengecoran Coloum 1) Setelah pemasangan bekisting selesai, surveyor kembali melakukan pengecekan elevasi. 2) Beton Ready mix didatangkan menggunkan truck mixer ke lokasi pengecoran. 3) Menuangkan campuan beton menggunakan concrete pump. 4) Pemadatan pengecoran dilakukan menggunakan vibrator 5) Pembongkaran bekisting dapat dilakukan apabila beton sudah kuat dan sudah atas persetujuan pengawas.

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 7

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.1.4 Pekerjaan Pier Head Pier Head merupakan kedudukan dari girder yang juga berfungsi sebagai penyalur beban lalu lintas. Metoda pelaksanaan pekerjaan Pier Head yang akan dibahas diantaranya adalah pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting, dan pengecoran Pier Head. 1. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan Pier Head adalah : Tabel 3.1 Peralatan Pier Head No

Nama Alat

1.

Vibrator beton

2.

Geget

3.

Truck mixer

4.

Concrete Pump

5.

Dump Truck

Gambar

6.

2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan Pier Head adalah -

Beton Ready Mix

-

Baja Tulangan D..

3. Tenaga kerja Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan Pier Head adalah -

Pelaksana

-

Konsultan pengawas

-

Mandor

-

Operator alat

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 8

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

-

Driver

-

Pekerja

Laporan Praktek Kerja Lapangan

4. Metoda pekerjaan a. Pemasangan tulangan Pier Head 1) Tulangan dipotong dan dibentuk di Workshop dan diangkut menggunakan dump truk ke lokasi pembesian. 2) Sebelum melakukan perangkaian tulangan terlebih dahulu dilakukan marking oleh tim surveyor sesuai dengan elevasi dan lokasi rencana. 3) Pasang baja tulangan dengan mempertimbangkan Cover beton, panjang sambungan tulangan, jarak antar tulangan dan diameter kawat. 4) Lakukan penulangan sesuai dengan gambar rencana. 5) Setelah perangkaian tulangan selesai, pasang beton Decking guna untuk mengontrol tebal dari selimut beton. 6) Jika penulangan telah selesai, selanjutnya lakukan pemasangan bekisting.

b. Pemasangan bekisting 1) Pemasangan bekisting harus dipasang kuat dan rapat agar tidak terjadi lendutan pada struktur setelah pengecoran 2) Bekisting juga harus mudah dibongkar setelah pemakaian 3) Lakukan pemasangan Tie rod agar bekisting semakin kuat dan mampu menahan beban. c. Pengecoran Pier Head 1) Setelah pemasangan bekisting selesai, surveyor kembali melakukan pengecekan elevasi. 2) Beton Ready mix didatangkan menggunkan truck mixer ke lokasi pengecoran. 3) Menuangkan campuan beton menggunakan concrete pump.

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 9

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

4) Pemadatan pengecoran dilakukan menggunakan vibrator 5) Pembongkaran bekisting dapat dilakukan apabila beton sudah kuat dan sudah atas persetujuan pengawas.

3.1.5 Pekerjaan Stressing Girder Stressing Girder merupakan proses penarikan kabel tendon yang berada didalam girder untuk menjadikan girder sebagai beton prategang. Pemberian tegangan pada kabel tendon dapat dilakukan dengan dua sistim yaitu PreTensioning dan Post Tensioning. Pada proyek jalan Tol Pandaan – Malang menggunakan sistim Post Tensioning. 1. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan Stressing Girder adalah : Tabel 3.1 Peralatan Stressing Girder No

Nama Alat

1.

Hydraulic pump

2.

Hydraulic jack

3.

Anchor block

4.

Meteran

5.

Wedges

6.

Wedges plate

Gambar

2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan Stressing Girder adalah -

Kabel tendon

-

Epoxy

-

Pelumas

-

Balok kayu

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 10

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

3. Tenaga kerja Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan Stressing Girder adalah -

Pelaksana

-

Konsultan pengawas

-

Mandor

-

Pekerja

4. Metoda pekerjaan a. Pekerjaan persiapan Stressing Girder 1) Siakan lokasi dan lakukan penyetingan girder. Meletakan bantalan atau balok kayu yang disusun disetiap pertemuan antar Segment girder 2) Mengangkat girder dengan bantuan Crane ketempat bantalan yang telah disiapkan, dan dibantu oleh pekerja untuk mengarahan posisi girder 3) Setelah semua Segment girder segaris dengan tali acuan lakukan adjusment pada masing – masing girder dengan menggunakan Hydraulic jack. Cek kelurusan masing – masing Segment. 4) Lalu masukan Strands (kabel tendon) kedalam Anchor Block PCI Girder. 5) Oleskan Epoxy pada Shear key Segment yang akan dirapatkan 6) Lalu rapakan tiap Shear key Segment dengan Hydraulic jack pada tahapan pekerjaan Strssing. b. Pekerjaan penarikan kabel tendon ( Stressing ) 1) Pasang Anchor block disetiap tendon per balok girder dan Widges kedalam Anchor block. 2) Siapkan Pasang Hidraulic jack, gantungkan pada frame stressing dengan alat bantu berupa Chain block. lalu rapatkan ke Anchor block 3) Pasang Gripper plate pada bagian belakang Hidraulic jack. 4) Stressing dimulai pada tendon C2 yaitu 100%, yang berfungsi sebagai pelurusan dan perapatan antar segment girder.

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 11

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

5) Pada saat Stressing perhatikan sambungan tiap tiap segment agar tidak terjadi perbedaan elevasi 6) Selanjutnya lakukan Stressing tendon C3 yaitu 50% dan ukur elongasi yang terjadi 7) Kemudian Stressing tendon C4 yaitu 100% dan ukur elongasi yang terjadi 8) Lalu kembali melakukan Stressing tendon C3 hingga 100% dan ukur elongasi yang terjadi. 9) Kemudian Stressing tendon C1 yaitu 100% dan ukur elongasi.

3.1.6 Pekerjaan Erection Girder Erection Girder adalah pekerjaan pemasangan balok girder ke atas tumpuan (Bearing pad). Pada proyek pembanguunan Jalan Tol Pandaan – Malang proses Erection girder menggunakan metode Span by Span menggunakan bantuan Crawler Crane. 1. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan Erection Girder adalah : Tabel 3.1 Peralatan Erection Girder No

Nama Alat

1.

Crawler crane 100 t

2.

Crawler crane 80 t

3.

Truck Boogie

Gambar

2. Tenaga kerja Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan Erection Girder adalah -

Pelaksana

-

Konsultan pengawas

-

Surveyor

-

Operator Crane

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 12

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

-

Operator truck boogie

-

Pekerja

Laporan Praktek Kerja Lapangan

4. Metoda pekerjaan 1) Melakukan oengukuran dan marking oleh tim surveyor sesuai dengan elevasi dan lokasi rencana. 2) Crane kapasitas 80 ton 2 unit mengangkat girder ke atas truk boogie untuk di mobilisasi ke lokasi Erection. Lalu girder diberi perkuatan dengan memberi sling baja. 3) Setelah truk boogie sampai dilokasi, posisikan agar girder melintang jalan agar girder segaris dengan abutment. Ini bertujuan mempermudah proses pengangkatan girder. 4) Setelah truk boogie pada posisi yang sesuai, kemudia sling crane kapasitas 100 t diikatkan pada titik angkat girder. 5) Lalu crane mengangkat girder ke atas abutment secara perlahan dan memposisikan girder tepat berada diatas bearing pad. 6) Setelah girder berada tepat diatas bearing pad. Tim surveyor melakukan cek elevasidan ketepatan titik dari girder tersebut. 7) Lalu segera pasang pengikat girder dengan rantai dan bracing sementara yang dilaskan pada girder. 8) Jika telah selesai, dapat dilakukan Erection girder selanjutnya dengan cara yang sama.

3.1.7 Pekerjaan Diafragma Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara PCI Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada PCI Girder dalam arah horisontal. 1.

Peralatan Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan Diafragma adalah : Tabel 3.1 Peralatan Diafragma No

RIFKI MUCHNI

1511051021

Nama Alat

Gambar

III - 13

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

1.

Vibrator beton

2.

Geget

3.

Truck mixer

4.

Concrete Pump

5.

Dump Truck

Laporan Praktek Kerja Lapangan

6.

2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan Diafragma adalah -

Beton Ready Mix

-

Baja Tulangan D..

3. Tenaga kerja Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan Diafragma adalah -

Pelaksana

-

Konsultan pengawas

-

Mandor

-

Operator alat

-

Driver

-

Pekerja

5. Metoda pekerjaan a. Pemasangan tulangan Diafragma 1) Tulangan dipotong dan dibentuk di Workshop dan diangkut menggunakan dump truk ke lokasi pembesian. 2) Sebelum melakukan perangkaian tulangan terlebih dahulu dilakukan marking oleh tim surveyor sesuai dengan elevasi dan lokasi rencana. Dan menyiapkan scafolding untuk perangkaian tulangan Diafragma 3) Pasang baja tulangan dengan mempertimbangkan Cover beton, panjang sambungan tulangan, jarak antar tulangan dan diameter kawat. 4) Lakukan penulangan sesuai dengan gambar rencana. 5) Setelah perangkaian tulangan selesai, pasang beton Decking guna untuk mengontrol tebal dari selimut beton. RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 14

PS- D4 PJJ JURUSAN TEKNIK SIPIL

Laporan Praktek Kerja Lapangan

6) Jika penulangan telah selesai, selanjutnya lakukan pemasangan bekisting.

b. Pemasangan bekisting 1) Pemasangan bekisting harus dipasang kuat dan rapat agar tidak terjadi lendutan pada struktur setelah pengecoran 2) Bekisting juga harus mudah dibongkar setelah pemakaian 3) Lakukan pemasangan Tie rod agar bekisting semakin kuat dan mampu menahan beban. c. Pengecoran Diafragma 1) Setelah pemasangan bekisting selesai, surveyor kembali melakukan pengecekan elevasi. 2) Beton Ready mix didatangkan menggunkan truck mixer ke lokasi pengecoran. 3) Menuangkan campuan beton menggunakan concrete pump. 4) Pemadatan pengecoran dilakukan menggunakan vibrator 5) Pembongkaran bekisting dapat dilakukan apabila beton sudah kuat dan sudah atas persetujuan pengawas.

3.1.8 Pekerjaan Plat Lantai

RIFKI MUCHNI

1511051021

III - 15

Related Documents


More Documents from "natasia"

Pembahasan.docx
December 2019 8
Maket Rigid.docx
December 2019 9
Pendahuluan.docx
December 2019 6
Blok.docx
December 2019 6
Bab 3 Manajemen Proyek.docx
December 2019 16