BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Marilyn M. Friedman). Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh
ikatan
perkawinan,
adopsi,
kelahiran
dan
mempertahankan budaya yang umum. Meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosialdari tiap anggota (Duvall). Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya). Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. b. Anggota keluarga biasanya hidup berssama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
6
7
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak, adik. d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota. 2. Tipe Keluarga Menurut Sussman dan maclin dalam effendi terbagi kepada : a. Tradisional 1) Kelurga inti / nuclear family (ayah, ibu dan anak) 2) Pasangan inti (suami dan istri saja) 3) Keluarga dengan orang tua tunggal 4) Kelurga besar yang mencakup tiga generasi 5) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lanjut usia 6) Jaringan keluarga besar b. Non Tradisional 1) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah 2) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah 3) Keluarga homoseksual 4) Keluarga komuni ( keluarga dengan lebih dari 1 pasang monogamy dengan anak – anak secara bersama –sama menggunakan fasilitas serta sumber – sumber yang ada)
8
3. Struktur keluarga Menurut Friedcman (1998), struktur keluarga terdiri dari : a. Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan baik jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan dapat memvalidasi pesan yang diterima b. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal c. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power. d.
Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.
9
4. Peran keluarga Peran
keluarga
menggambarkan
seperangkat
perilaku
interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut : a. Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya. b. Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. c. Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual. 5. Fungsi keluarga Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu : a. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
10
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. b. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. c. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan
kemampuan
individu
meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi : a. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
11
b. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya. c. Fungsi
pendidikan,
yaitu
keluarga
mempunyai
peran
dan
tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya. d. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah. e. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga. f. Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama. g. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah. h. Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
12
i. Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah. Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih,
yaitu
memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga
sehingga
memungkinkan
mereka
tumbun dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. 6. Tugas Kesehatan Keluarga Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi: a. Mengenal masalah kesehatan Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya. Perubahan
13
sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien. b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004). Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada: 1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ? 2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga ? 3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu anggota keluarganya ? 4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
14
5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan? c. Memberikan
perawatan
terhadap
keluarga
yang
sakit
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tangung jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman, 1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah
keluarga
memiliki
kemampuan
dalam
melakukan
pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji yaitu : 1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien 2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan pasien ? 3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang perawatan terhadap pasien) d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga 1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah 2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya. 3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
15
e. Menggunakan pelayanan kesehatan Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun.
Untuk
mengetahui
kemampuan
keluarga
dalam
memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang : 1) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga 2) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan 3) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada 4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga. Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Hambatan yang dapat muncul terutama kamunikasi (Bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalaman yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan dengan petugas kesehatan ketika berhadapan dengan petugas kesehatan. 7. Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap : a. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada
16
tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB. b. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran
dan
tanggungjawab,
adaptasi
pola
hubungan
seksual,
pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua. c. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan
kelahiran
yang
berikutnya
dan
membagi
tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain. d. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga. e. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan
17
keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup. f. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu. g. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial. h. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat
18
B. Konsep Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik atau sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia di atas 50 tahun memastikan hipertensi ( Jamie L.Stockslager, 2008 ).Pada populasi lansia hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg(Smeltzer,2002). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia diatas 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO, 2006). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi pada lansia adalah tekanan darah diastolik atau sistolik yang intermiten atau menetap, dengan tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg. 2. Klasifikasi Hipertensi Pada Lansia Hipertensi pada lansia dibedakan menjadi (Nugroho, 2008): a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
19
3. Etiologi Berdasarkan penyebab pada lansia, hipertensi dibagi menjadi (Azwar, 2010): a. Hipertensi primer (esensial) penyebab penyakit tersebut tidak diketahui. b. Hipertensi sekunder timbul akibat kondisi tertentu, misalnya penyakit atau tumor (feokromositoma dan paraganglioma). c. “Rebound hypertension”. Hipertensi ini terjadi karena penghentian konsumsi obat antihipertensi. Kenaikan TD dapat lebih tinggi dari sebelum diminumnya obat dan hipertensi yang timbul dapat menimbulkan keadaan kedaruratan. Keadaan ini dapat dihindari dengan mengurangi dosis obat secara bertahap, yang bertujuan memberikan kesempatan pada tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan dosis obat tersebut. d. Hipertensi resisten. Usia lanjut dan obesitas merupakan dua faktor resiko yang mengkhawatirkan seperti yang terjadi pada masyarakat. Hipertensi biasanya ditatalaksanakan dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Jika tidak terdapat pada efek pada awal pengobatan, peningkatan dosis atau penambahan obat lain diperlukan atau dengan menggunakan obat pengganti lain. 4. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala hipertensi pada lansia (Jaime L. Stocklager, 2008), anatara lain :
20
a. Tidak ada tanda atau gejala sampai penyakit ditemukan selama evaluasi maslah lainnya. b. Terbangun dengan sakit kepala pada bagian oksipital, yang berkurang secara spontan setelah beberapa jam gejala biasanya terkait dengan hipertensi berat. c. Pusing d. Kehilangan ingatan e. Keletihan f. Perubahan penglihatan g. Kesemutan pada kaki dan tangan h. Perdarahan hidung i. Mual dan muntah j. Nyeri dada dan dispnea. 5. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Hipertensi Menurutut Sutanto (2010), berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi hipertensi antara lain : a. Genetika (Keturunan) Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua maka dugaan terjadinya hipertensi primer pada seseorang cukup besar. Hal ini terjadi karena pewarisan sifat melalui gen. Faktor keturunan memang memiliki peran yang besar terhadap munculnya hipertensi.
21
b. Obesitas. Menurut Rohendi (2008), pada usia pertengahan (50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk lansia. Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti, jantung, dan pembuluh darah hipertensi. c. Stres Lingkungan Jika anda dalam keadan stres maka terjadi respon sel-sel saraf yang mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan natrium. Hubungan anatara stres dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja ketika anda bekativitas) yang dapat meningkatkan
tekanan
darah
seacara
bertahap.
Stes
yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. d. Jenis Kelamin Kaum laki-laki di daerah perkotaan lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dibandingkan kaum perempuan. Namun bila ditinjau dari segi perbandingan antara perempuan dan laki-laki, secara umum kaum perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan kaum laki-laki. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Wanita seringkali mengadopsi prilaku tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan:
22
depresi; dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada kaum pria, hipertensi lebih berkaitan erat dengan pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran. e. Usia Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cendrung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetepi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopose. Peter (2009), mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari kurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. f. Mengkonsumsi garam berlebih Badan kesehatan dunia yaitu world health organization (WHO) merekomnedasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi. kadar sodium yang dirkomendasikan
23
adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4garm sodium atau atau garam natrium (Hananta, 2011). Konsumsi natrium yang berelebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Natrium berfungsi mengatur volume darah, tekanan darah, kadar air dan fungsi sel (Nurahmani, 2012). Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar. Sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi (Wolf,2008). g. Makanan berkolestrol Kolestrol merupakan senyawa penting untuk menjalankan fungsi tubuh, seperti pencernaan, pembuatan hormon, pembentukan dinding sel dan perlindungan ujung-ujung saraf. Kolestrol yang sangat tinggi dapat memblokade arteri, menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung dan stroke. Kolestrol Low Desinty Lipoprotein (LDL) cendrung tersimpan didaerah yang rusak arteri. Kondisi ini berakibat buruk sehingga disebut sebagai kolestrol jahat. Selain itu ada kolestrol lain yaitu High desinty lipoprotein (HDL) yang mengeluarkan LDL dari dalam arteri dan menghilangkannya dari sirkulasi darah. h. Minuman alkohol Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan
24
minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Mariani, 2007). i. Minum kopi Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg. j. Penggunaan kontrasepsi pada wanita Peningkatan ringan tekanan darah biasa ditemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral terutama yang berusia di atas 35 tahun, yang telah menggunakan kontrasepsi selama 5 tahun, atau pada orang obese. Hipertensi ini disebabkan oleh peningkatan volume plasma akibat peningkatan aktivitas renin-angiotensin-aldosteron yang muncul ketika kontrasepsi oral digunakan. Estrogen dan progesteron sintetik yang dipakai sebagai pil kontrasepsi oral menyebabkan retensi natrium. Hali ini merupakan konsekuensi logis dari estrogen yang meningkat sintesis renin oleh hepar, dengan meningkat substrat renin ini maka angiotensin akan dibuat lebih banyak, sebagai akibat dari meningkatnya
kadar
angiotensin
pelepasan
renin
terhambat.
Meningkatnya kadar angiotensin akan merangsang sintesis aldosteron yang akan menimbulkan retensi natrium, pada saat yang sama terjadi pasokontriksi ginjal dan sistemik.hal ini dapat terjadi dengan pacuan angitensin dan aliran ginjal darah yang berkurang. Kelainan ini bersifat masih bisa diperbaiki, namun membutuhkan beberapa waktu
25
minggu
setelah
obat
kontrasepsi
tersebut
berhenti
diminum
(Nurahmani, 2012). 6. Komplikasi Hipertensi Menurut Sustrasni (2006), membiarkan hipertensi membiarkan jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung lebih cepat. Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung dua kali dan meningkat resiko stroke delapan kali dibanding dengan orng yang tidak mengalami hipertensi. a. Stroke Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpejan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak
mengalami
arterosklerosis
dapa
melemah
sehingga
mengakibatkan terbentuknya aneurisma (Elizabeth, 2008). b. Infark Miokard Terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai asupan oksigen ke miokardium atau terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertrofi ventrikel dapat
26
menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan. c. Gagal ginjal Terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit funsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan akan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. d. Ensepalopati (Kerusakan Otak) Kerusakan otak dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna (Hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan tekanan kapiler dan mendorong cairan interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuronneouron disekitarnya kolaps dan terjadi kematian. e. Kejang Terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin memiliki berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat, kemudian tidak dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu mengalami kejang selama atau sebelum proses persalinan. 7. Pencegahan Hipertensi Hipertensi sebagai salah satu penyakit yang banyak dispelekan orang. Terlebih jika mengingat bahwa manusia sebagai mahluk biopsikososiokultural yang memang pada dasarnya memiliki kepentingan,
27
nafsu yang saling berlomba menjadi prioritas untuk segera di beri perhatian, yaitu perhatian pada hipertensi(Nurahmani,2012). Untuk itulah, kita bisa mencegah atau menghindari hal-hal yang bisa memicu terjadinya hipertensi. Menurut Sutanto(2012), Usaha-usaha pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan mencegah faktor pemicunya: a.
Menghindari kegemukan (obesitas) Hindari obesitas dengan diet rendah kolestrol, namun kaya akan serat dan protein. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.
b.
Mengurangi konsumsi garam Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilakukan maka akan jauh lebih baik dilakukan secara bertahap dan tidak digunakan sebagai pengobatan tunggal. Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2gr garam dapur untuk diet setiap hari.
c. Menghindari stress Ciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi pasien penderita hipertensi. perkenalkan berbagai metode relaksasi seperti yoga atau meditasi yang dapat mengkontrol sistem saraf yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. d. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat Penderita hipertensi disarankan untuk melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit, 3-4 kali
28
seminggu. Selain olahraga, penderita hipertensi dianjurkan untuk menghentikan merokok dan mengurangi konsumsi minuman alkohol yang dapat mengurangi tekanan darah. e.
Mengontrol tekanan darah Hipertensi perlu dideteksi lebih dini, yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara dan berkala. Biasanya dokter akan mengecek dua kali atau lebih sebelum menentukan apakah anda terkena tekanan darah tinggi atau tidak.
f.
Mengatur pola makan Diet sehat sangat penting dilakukan dalam usaha mengontrol tekanan darah dan mengurangangi resiko penyakit jantung. Tidak ada peraturan yang ketat. Makanan yang sehat dimulai dan diakhiri dengan keseimbangan dan keragaman.
g.
Mengobati penyakit Jika anda memiliki penyakit-penyakit tertentu yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder maka usaha pencegahannya adalah dengan mengobati penyakit tersebut agar tidak menimbulkan komplikasi hipertensi yang semakin memperburuk kesehatan anda.
8. Penatalaksanaan Tujuan utama penatalaksanaan hipertensi adalah
menurunkan
tekanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi. Untuk mencapai tujuan ini terdapat dua cara yaitu dengan farmakologis dan non farmakologis. Cara farmakologis dilakukan dengan meminum obat-obatan
29
yang diberikan dokter saat memeriksakan diri ke pusat pelayanan, kesehatan, sedangkan cara non farmakologis dapat dilakukan sebagai berikut : a. Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok, minum kopi dan alkohol. b. Mengelola stres dengan baik dengan cara tekhnik relaksasi seperti meditasi dan yoga. c. Melakukan olahraga secara teratur d. Menurunkan kelebihan berat badan karena obesitas merupakan salah satu dari faktor resiko hipertensi yang dapat diubah kecuali faktor hereditas atau riwayat keluarga dan usia. e. Pelaksanaan Diet Bagi Penderita Hipertensi Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Obat penurunan tekanan darah selain memiliki efek samping juga dapat membuat pasiennya menjadi tergantung seterusnya pada obat tersebut. Diet adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami. Hanya saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan. Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar terlarang, misalnya garam penyedap. National Institutes of health telah meneliti bahwa konsumsi makanan dapat berpengaruh terhadap penurunan maupun peningkatan
30
tekanan darah. Jauh sebelumnya kita telah mengetahui bahwa diet dengan kadar sodium (garam) yang rendah dapat membantu menurunkan tekanan darah. Lebih jauh lagi, panduan diet yang menspesifikasikan bahan makanan tertentu telah dianjurkan untuk dapat menurunkan dan dapat mengontroltekanan darah. Menurut Nurahmani, (2012). 1) Diet DASH Natrium DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension). Inti dari program ini adalah memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak untuk menurunkan tekana darah. Dengan begitu, makanan yang dikonsumsi pun lebih kaya akan serat dan mineral yang bermanfaat untuk menurnkan tekanan darah (kalium, magnesium, dan kalsium). Kalium bekerja mengatur keseimbangan jumlah natrium dalam sel. Kalsium dan magnesium bermanfaat secara tidak langsung untuk mengendalikan hipertensi. Hasil penelitian diet DASH-Natrium oleh national heart, lung, and blood institut tahun 2011 menyatakan diet DASH yang dikombinasikan dengan pengurangan konsumsi natrium dapat menurunkan tekanan darah lebih optimal. Dengan membatasi mengkonsumsi natrium dan memperbanyak makanan sehat, hipertensi bisa dikendalikan dan kenaikan tekana darah dapat dicegah. Penderita hipertensi yang membatasi asupan natrium
31
sebanyak 1500 mg per hari dan memperbanyak konsumsi makanan sehat selama 30 hari, mampu menurunkan angka sistolik rata-rata 7,1 mmHg. Diet DASH natrium lebih mudah dilakukan dengan mengikuti prinsip berikut ini. Tabel 2.1 Jenis Makanan dalam Panduan Diet DASH Jenis Makanan dalam Panduan Diet DASH Kelompok Contoh bahan makanan Manfaat makanan Roti gandum, roti, sereal, Gandum dan Sumber utama energi oatmeal, kraker, popcorn produk olahan dan serat tanpa garam Tomat, kentang, wortel, Sumber kalium, Sayuran kacang polong, brokoli, magnesium, dan serat bayam, buncis Pisang, kurma, anggur, Sumber utama jeruk, jus jeruk, jus Buah-buahan potasium, magnesium, anggur, mangga, melon, dan serat nanas, strawberi Susu tanpa lemak atau Susu,produk rendah lemak, yoghurt, Sumber utama kalsium susu rendah atau keju tanpa lemak atau dan protein tanpa lemak rendah lemak Buang lemak atau kulit Daging,unggas pada daging, unggas Sumber kaya protein dan ikan panggang / rebus sebagai dan magnesium pengganti goreng KacangAlmond, kacang tanah, Sumber kaya energi, kacangan dan biji bunga matahari, protein magnesium, biji-bijian kacang polong potasium, serat Margarine rendah lemak, Asupan lemak yang Lemak dan mayonaise rendah lemak, tetap diperlukan oleh minyak minyak sayur (minyak tubuh sebagai sumber zaitun, minyak jagung) kalori Pemanis termasuk Sirup, gula, jelly, selai, Gula bahan makanan yang permen, es krim rendah lemak Sumber: National Heart, Lung, and Blood Institut 2001
32
2) Diet Tinggi Serat Serat merupakan karbohidrat kompleks dan bagian dari tanaman yang tidak bisa dicerna. Ada dua jenis serat yaitu serat kasar (crude fiber) dan serat makanan (dietary fiber). Serat kasar merupakan serat untuk tumbuhan yang tidak larut dalam air. Sementara makanan tetap ada didalam usus besar setelah proses pencernaan, baik yang berbentuk serat larut maupun serat tidak larut dalam air. Yang termasuk serat dalam air yaitu musilase, gums, pektin, hemiselulosa. Serat ini banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayur-mayur, dan sereal. Pola makan tinggi serat terbukti efektif mencegah dan mengobati berbagai penyakit kardiovaskuler, termasuk hipertensi. journal of hypertension edisi Maret memuat hasil penelitian tentang pengaruh serat terhadap tekanan darah tinggi. Kesimpulan yang diambil dari 25 penelitian, penambahan serat dalam pola makan menunjukan penurunan angka sistolik dan diastolik yang signifikan pada penderita tekanan darah tinggi. Hasil tersebut menjadi anjuran bagi penderita tekanan darah tinggi untuk mengkonsumsi makanan berkadar serat tinggi. Bahan makanan yang mengandung serat kasar cukup tinggi bisa diperoleh dari sumber berikut:
33
a) Buah-buahan : jambu biji, belimbing, jambu bol, kdongdong, anggur, nangka masak, markisa, pepaya, mangga, apel, semangka, dan pisang. b) Sayuran : kacang panjang, buncis, tomat, kangkung, wortel, pare, tauge, daun bawang, bawang putih, daun dan kulit melinjo, kecipir, jamur segar, kemangi, dan katuk, lobak, paria, kol, bayam, sawi dan buah kelor. c) Protein nabati : kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan biji-bijian (havermut, beras merah, jagung). d) Makanan lain seperti agar-agar dan rumput laut. 3) Prinsip diet bagi Hipertensi Makanan yang beraneka ragam dan gizi yang seimbang a) Jenis makanan disesuaikan b) Jumlah garam dibatasi c) Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan segar 4) Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari a) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi ( otak, ginjal, paru-paru, minyak, kelapa, gajih) b) Makanan yang berkadar kolesterol tinggi (udang, kepiting kerang, siput, belut) c) Makanan yang diolah menggunakan garam natrium (biskuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin)
34
d) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden,sosis, korned, sayuran, dan buah-buahan dalam kaleng, soft drink). e) Makanan yang diawetkan dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). f) Susu full cream mentega, margarine, keju mayonise, daging merah (sapi/kambing), kulit ayam. g) Makanan cepat saji sarden,mie, kornet,nugget, soft drink. 5) faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan diet hipertensi a) Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk
membentuknya
tindakan
seseorang
(Notoatmodjo,2003). b) Pendidikan Notoatmodjo (1988) mengakan bahwa tingkat pendidikan menentukan
kenapa
pengetahuan
dan
ketepatan
pengambilan
dalam
mengatasi
masalah
keputusan
seseorang
dalam
memanfaatkan pengambilan
kesehatan
yang
dihadapinya. c) Gaya hidupya Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari golongan manusia didalam masyarakat(kamus besar bahasa indonesia). Dalam hal ini gaya hidup yang keliru dalam mengkonsumsi makanan yang tidak dapat ditinggalkan atau dicegah dalam
35
pelaksanaan diet akan mempengaruhi tekanan darah untuk kembali normal. d) Sikap Manifestasi sikap tidak langsung bisa dilihat, tetapi hanya tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup ( Notoatmodjo, 2003). 6) Tujuan Diet Hipertensi a) Mengurangi asupan garam (1) Diet Garam Rendah I (200-400 mg) Diet ini diberikan pada pasien dengan odema, asitesis,
dan
hipertensi
berat.
Pada
pengolahan
makanannya tidak ditambahkan garam dapur, hindari makanan tinggi natrium. (2) Diet Garam Rendah II (600-800 mg) Diet ini berlaku kepada pasien odema, asitesis, dan hipertensi
tidak
terlalu
berat.
Dalam
pengolahan
makanannya boleh menggunakan ½ sendok teh garam dapur (2 gr) (3) Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) Diet ini di berikan pada pasien dengan odema atau hipertensi ringan. Dalam pengolahan makananya boleh menggunakan garam 1 sendok teh (6 gr) garam dapur.
36
Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupan lebih banyak kalsium, magnesium, dan kalium (bila diperlukan untuk kasus tertentu). Puasa garam kasus tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata. Umumnya kita mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan tubuh. Idealnya, kita cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau sekitar 5 gram garam per hari. b) Memperbanyak serat Mengkonsumsi lebih banyak sayur atau makanan rumahan yang mengandung banyak serat akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium. Sebaiknya penderita hipertensi menghindari makanan kaleng dan makanan siap saji dari restoran, yang dikuatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang sehat. Dari penelitian lain di temukan bahwa dengan mengkonsumsi 7 gram serat per hari dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 poin. Konsumsi serat juga dapat memperlancar buang air, menyebabkan makan lebih sedikit dan mengurangi asupan natrium. Serat pun mudah didapat dalam makanan, misalnya semangkuk sereal mengandung 7 gram serat.
37
c) Menghilangkan kebiasaan buruk Menghentikan rokok, kopi, dan alkohol dapat mengurangi beban jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras. Alkohol dapat memacu tekanan darah. Karena itu 90 ml per minggu adalah batas tertinggi yang boleh di konsumsi. Ukuran tersebut sama dengan 6 kaleng bir sama dengan 360 ml atau 6 gelas anggur sama dengan 120 ml. Selain itu, kopi dapat memacu detak jantung. Menghentikan atau mengurangi kopi berarti menyayangi jantung agar tidak terbebani lebih berat. d) Batasi pemasukan Natrium Pembatasan natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah pada beberapa individu dengan hipertensi. Dokter biasanya menentukan kadar pembatasan natrium dengan melihat seberapa berat hipertensinya. Natrium berfungsi mengatur volume darah, tekanan darah, kadar air, dan fungsi sel. Tetapi, konsumsi garam sebaiknya tidak berlebihan. Asupan natrium yang berlebihan terus menerus tentu akan memicu tekanan darah tinggi, sumber natrium antara lain adalah makanan yang diawetkan dengan garam dapur seperti ikan asin, terasi, ebi, udang kering, telur
38
asin, telur pindah, buah kaleng asinan, makanan laut, makanan yang mengandung natrium/pengawet seperti biskuit, sosis, kornet, kecap, petis, tauco, makanan ringan, makanan siap saji, garam.