Bab 2

  • Uploaded by: narion
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 3,150
  • Pages: 24
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya yakni: mata, hidung, telinga, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Menurut Rogers (1974) dikutip oleh Notoatmojo (2003), bahwa dalam diri seseorang sebelum menerima suatu obyek terjadi proses yang berurutan yaitu : 1)

Awareness (kesadaran), orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu stimulus (obyek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus (obyek) tersebut. 3)

Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4) Trial, subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adaption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku baru melalui proses seperti di atas yang didasari oleh pengetahuan maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila

7

perilaku tersebut tidak didasari pengetahuan maka perilaku tersebut tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). 2. Tingkatan Pengetahuan Selanjutnya

menurut

Notoatmodjo

(2003),

pengetahuan

mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 1) Tahu (know) Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. 2) Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang

objek

yang

diketahui

dan

dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham

terhadap

objek

atau

materi

harus

dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

8

Aplikasi

di

sini

dapat

diartikan

sebagai

aplikasi

atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain. Misalnya dapat menggunakan prinsipprinsip sekitar pemecahan masalah didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4) Analisis (analysis) Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponene-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

seperti

dapat

menggambarkan,

membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

9

6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

itu

berdasarkan

suatu

kriteria

yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yakni: 1)

Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut Mantra (1994), makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi.

Dengan

pendidikan

tinggi

maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan tnformasi, baik dari orang lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. 2) Pengalaman Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta

10

pengalaman

belajar

selama

bekerja

akan

dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan (Jones dan Beck, 1996). 3) Umur Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup. (1) Semakin

tua

semakin

bijaksana,

semakin

banyak

informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. (2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik dan mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kosakata

kemampuan dan

yang

pengetahuan

lain umum.

seperti

misalnya

Beberapa

teori

berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Malcom dan Steve, 1995).

11

B. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam suatu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing serta mempertahankan suatu budaya (Frieedmen,1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan

bertempat tinggal di

suatu tempat di bawah suatu atap dalam

keadaan saling ketergantungan (Nasrul Effendi,1998). 2.

Fungsi Keluarga 1) Fungsi Afektif Berguna dalam pemenuhan kebutuhan psikososial sehingga terwujud konsep diri yang positif, komponen yang perlu dipengaruhi oleh keluarga antara lain (1) Setiap anggota keluarga harus saling mengasuh memberi cinta hasil dan penghangatan, saling menerima dan mendukung (2) Saling menghargai (3) rentan dan identifikasi (Friedmen,1998). 2) Fungsi sosial budaya Sosial budaya adalah sistem sosial dengan berperan dalam lingkungan sosial antara lain (1) meneruskan nilai-nilai budaya (2) mensosialisasikan dari anak (3) pembentukan norma

12

tingkah laku tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga (Depkes RI, 1988). 3) Fungsi sosial ekonomi Fungsi ekonomi sebagai pemenuhan kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti pengaturan ekonomi / keuangan keluarga (Depkes RI, 1988). 4) Fungsi perawatan keluarga (1) Unit terkecil dalam memecahkan masalah temasuk masalah kesehatan. (2) Keluarga sebagai wadah yang efektif dalam menyampaikan dan mengembangkan usaha. (3) Menciptakan suasana yang sehat. (4) Sebagai penanggulangan masalah kesehatan para anggota (5) Mempertahankan hubungan dengan mengunakan fasilitas kesehatan

masyarakat.

C. Konsep Lanjut Usia 1. Pengertian Lanjut usia adalah penduduk yang mendapat perhatian serta terjadi perubahan fisik seseorang yang sudah mengalami kemunduran hebat disertai penurunan mental atau pengelompokan seseorang dianggap memasuki kelompok lanjut usia di Indonesia terjadi pada umur > 55 tahun (Emma S. Wirokusumo. MSC, 2000).

13

2. Pembagian lanjut usia Menurut (REM. Suling Mr. SS. Palenkahu, 1992) bahwa lanjut usia dikelompokkan atas. 1)

Fase virilitas 40-55 tahun

2)

Fase pratenium 55-65 tahun

3)

Fase senium 65 – akhir hidup

Sedangkan menurut (Emma S. Wirokusumo, 2000) bahwa lanjut usia dibagi atas 3 kelompok: 1) Lanjut usia peralihan awal 50-55 tahun. 2) Lanjut usia peralihan menengah atau memasuki usia senja 5565 tahun. 3) Lanjut usia peralihan akhir umur 60-65 tahun. Menurut (Dr. Oswari, DPH, 1997) bahwa lanjut usia dibagi atas 3 kelompok. 1)

Lanjut usia peralihan 50-55 tahun

2)

Lanjut usia peralihan 55-60 tahun

3)

Peralihan akhir 60-65 tahun

3. Teori proses menua (Wahyudi Nugroho, 1992) 1)

Proses individual (1) Tahapan proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.

14

(2) Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda. (3) Tidak ada suatu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua. 2)

Teori-teori biologi (1) Secara keturunan atau mutasi (somatic mutatie theory) setiap sel akan mengalami mutasi. (2)

Pemakaian dan rusak, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).

(3) Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk sisa. Dan sebagai contohnya adalah pigmen lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu sendiri. (4) Peningkatan jumlah kologen dalam jaringan. (5) Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi. (6) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory) di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi zat khusus ada jaringan tubuh tertentu tidak tahu terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit sebagai contoh : bertambahnya kelenjar timus yang pada

15

usia dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadilah kelainan auto imun. 3) Teori kejiwaan sosial (1)

Aktifitas atau kegiatan a. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung b. Ukuran optimun (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.

(2)

Kepribadian berlanjut yaitu dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.

(3)

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu lainnya.

4. Perubahan-perubahan pada usia lanjut Menurut (Dep Kes RI, 1988) 1) Perubahan sel saraf (1) Lanjut dalam respon dan waktu bereaksi khususnya stress (2) Gangguan keseimbangan dalam melakukan gerak atau kegiatan (3) Sering lupa terutama mengenai kejadian-kejadian yang baru saja terjadi. (4) Sel-sel neuron berkurang dan berubah (5) Kemampuan berfikis menurun

16

2) Perubahan sel (1)

Lebih sedikit jumlahnya

(2)

Berkurangnya jumlah cairan tubuh intraseluler

3) Perubahan penglihatan (1) Memerlukan penerangan yang lebih terang (2) Pupil mata mengecil (3) Barang kelihatan melayang (4) Perubahan lensa mata 4) Perubahan pada pendengaran (1) Mulai dari umur 65 tahun ke atas ± 55% menderita kurang pendengaran. (2) Secara perlahan dan bertahap kurang dapat menangkap nada yang tinggi. 5) Panca indra untuk penciuman kurang fungsinya 6) Daya persepsi dan perasaan arah menjadi kurang tajam 7) Susunan jaringan (1) Kurangnya jaringan lemak subkutan, jaringan kulit kurang kenyal. (2) Persediaan darah ke kulit berkurang urat-urat nadi menjadi tipis. (3) Atropi dari kelenjar keringat kaku menebal dan mudah patah.

17

8) Tulang dan persediaan (1) Secara bertahap kurangnya jaringan otot (2) Tulang menjadi mudah kropos, patah karena mineral kurang pada tulang. 9) Susunan cardiopulmunari (1) Sel urat jantung mengecil kurangnya kekuatan urat jantung dan cardiak out put penumpukan lemak pada jantung bertambah. (2) Klep jantung menjadi kaku dan menebal. (3) Dinding urat nadi menebal menjadi keras dan kurang kenyal. 10)

Perubahan dalam darah Perubahan pada hemoglobin (HB) dan sirkulasi darah

11) Susunan alat pencernaan Perubahan dalam mulut meliputi (1) Turunnya kepekaan (2) Atropi dari kelenjar pengecap (3) Saliva kurang 12)

Ginjal dan kandung kemih

(1) Biasa terjadi pada pria prostatic hypertrophy pada wanita prolapse dari alat-alat kandungan. (2) Kandung kemih kurang baik fungsinya.

18

13)

Susunan endokrin dan alat-alat reproduksi (1) Definisi hormonal dapat menyebabkan (nypothyroidisme) depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi jiwa. (2) Turunnya

produksi

testosteron

pada

pria

dapat

menyebabkan kurang/turunnya nafsu seksual. (3) Turunnya produksi estrogen dan progesteron dapat menyebabkan turunnya fungsi dari ovarium (menopause). 14)

Sistem kulit (1) Keriput akibat kehilangan jaringan lemak (2) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu (3) Berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi (4) Kaku jari menjadi keras dan rapuh.

D. Konsep Activity Daily Living 1. Pengertian ADL mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub kategi atau domain seperti berpakaian, makan minum, toileting/higieni pribadi, mandi, berpakaian, transfer, mobilitas, komunikasi, vokasional, rekreasi, instrumental ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan

19

kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005) Activity daily living adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh seseorang yang meliputi : 1) Mandi merupakan

tindakan

keperawatan

yang

dilakukan

pada

seseorang yang tidak mampu sendiri (A. Aziz Alimul, 2003) (1) Tujuan : a. Kebersihan kulit dan badan dan bau akan tetap terjaga b. Mengurangi infeksi yang diakibatkan kulit kotor. c. Memperlancar sistem peredaran darah. d. Menambah kenyamanan. Alat dan bahan : a. Baskom mandi dua buah terdiri dari: Air dingin dan air hangat b. Pakaian pengganti c. Kain penutup d. Handuk sarung tangan pengusap badan e. Tempat untuk pakaian kotor. f. Sampiran h. Sabun

20

2) Pergi ke toilet (pemenuhan kebutuhan Eliminasi) Kebutuhan eliminasi terdiri dari kebutuhan eliminasi alvi (berhubungan dengan buang air besar), dan kebutuhan eliminasi uri (berhubungan dengan buang air kecil). Dalam memenuhi

kebutuhan

eliminasi

sangat

diperlukan

pengawasan terhadap masalah – masalah yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi seperti obstipasi, inkontinensia, retensi urin dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat mengganggu pola aktifitas sehari-hari. Untuk

memenuhi

kebutuhan

eliminasi,

ada

beberapa

prosedur keperawatan yang dapat dilakukan, diantaranya: (1) Cara menolong buang air besar dengan mengunakan pispot. (2) Cara memberikan huknah rendah. (3) Cara memberikan huknah tinggi. (4) Cara memberikan gliserin. (5) Cara mengeluarkan feses dengan jari. (6) Cara menolong buang air kecil dengan menggunakan urinal. 3) Berpindah Kebutuhan aktifitas merupakan kebutuhan manusia untuk bergerak (beraktifitas) dalam kehidupan sehari-hari, dengan kebutuhan aktifitas seseorang dapat melakukan berbagai

21

kegiatan misalnya: bekerja, berjalan, belajar dan lain-lain dalam melakukan aktifitas. Seseorang yang kondisinya terganggu kebutuhan aktifitasnya maka

tidak

boleh

dibiarkan,

tetapi

harus

dipenuhi

dilakukan

dalam

kebutuhannya dengan cara membantu. Prosedur

keperawatan

yang

dapat

memenuhi kebutuhan aktifitas adalah, cara membantu duduk, cara memindahkan dari tempat tidur dan lain-lain. 4) Makan (pemenuhan nutrisi). Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting, dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktifitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti sehari-hari yang dimakan oleh manusia pada pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat berguna dalam membantu proses tumbuh kembang. Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara sendiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya dengan melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung) atau parenteral.

22

(1) Cara memberikan nutrisi melalui oral. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada seseorang yang tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan / nutrisi melalui oral (mulut). (2) Tujuan : (1) Memenuhi kebutuhan nutrisi. (2) Membangkitkan selera untuk makan. (3) Alat dan bahan : a) b) c)

Piring. Sendok Garpu

d)

Gelas

e)

Serbet

f)

Mangkok cuci tangan

g)

Jenis diet

(4) Prosedur kerja : a) Beri penjelasan. b) Atur posisi yang disuapi c)

Anjurkan untuk berdoa sebelum makan

d)

Bantu untuk melakukan makan dengan cara suapkan makanan sedikit demi sedikit dan beri minum sesudah makan.

23

e) Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar. f) Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makan.

E. Konsep Defisit Activity Daily Living 1. Pengertian Gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau besarnya bantuan yang

diperlukan

dalam

kehidupan

sehari-hari.Pengukuran

kemandirian ADL akan lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif denagn sistem skor yang sudah banyak dikemukakan oleh berbagai penulis ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan

lain

juga

disertakan

kemampuan

mobilitas

(Sugiarto,2005). 2. Jenis perawatan diri (1)

Kurang

perawatan

diri

mandi

adalah

gangguan

kemampuan untuk melakukan aktifitas mandi (2)

Kurang

perawatan

diri

berhias/berpakaian

adalah

gangguan kemampuan berpakaian atau berdandan

24

(3)

Kurang

perawatan

diri

makan

adalah

gangguan

kemampuan untuk menunjukan aktifitas makan (4)

Kurang

perawatan

diri

toileting

adalah

gangguan

kemampuan untuk menunjukan kemampuan toileting sendiri 3. Etiologi (1)

Kelelahan fisik

(2)

Penurunan kesadaran

4. Tanda dan gejala (1) Fisik Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor, mulut bau, penampilan tidak rapi (2) Psikologis Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi sosial, merasa rendah diri. (3) Sosial Interaksi

kurang,

kegiatan

kurang,

tidak

mampu

berperilaku sesuai norma 5. Indeks Kats Indeks katz adalah suatu instrument pengkajian dengan sistem penilaian yang didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasikan

25

kemampuan dan keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan intervensi yang tepat (Maryam, R. Siti, dkk, 2011). Pengkajian ini menggunakan indeks kemandirian Katz untuk aktivitas kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam hal 1) makan, 2) kontinen (BAB atau BAK), 3) berpindah, 4) ke kamar kecil, 5) mandi dan berpakaian (Maryam, R. Siti, dkk, 2011). Tabel 2. Penilaian Indeks Katz menurut Maryam, R. Siti, dkk, 2011. Skore A

Kriteria Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK), berpindah, ke kamar kecil mandi dan berpakaian.

B

Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut.

C

Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.

D

Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.

E

Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan.

F

Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.

G

Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.

Lain – Lain

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F

Keterangan: Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun sebenarnya mampu.

26

1)

Mandi Mandiri: bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstermitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya. Bergantung: bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandsi, serta tidak mandi sendiri.

2)

Berpakaian Mandiri: mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan pakaian, mengancingi atau mengikat pakaian. Tergantung: tidak dapat memakai baju sendiri atau baju hanya sebagian.

3)

Ke Kamar Kecil Mandiri: masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genitalia sendiri. Tergantung: menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot.

4)

Berpindah Mandiri: berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri. Tergantung: bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih berpindah.

27

5)

Kontinen Mandiri: BAK dan BAB seluruh dikontrol sendiri. Tergantung: Inkontinensia parsial atau lokal; penggunaan kateter, pispot, enema, dan pembalut (pampres).

6)

Makan Mandiri: mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri. Bergantung: bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral (NGT).

Tabel 3. Modifikasi Indeks Kemandirian Katz menurut Maryam, R. Siti, dkk, 2011. Mandiri Tergantun No. Aktivitas Nilai (1) g (Nilai 0) 1 Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan, dan mengeringkan badan). 2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan menggunakannya. 3 Memakan makanan yang telah disiapkan. 4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir rambut, mencuci rambut, mengosok gigi, mencukur kumis). 5 Buang air besar di WC (membersihkan dan mengeringkn daerah bokong). 6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja). 7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan mengeringkan daerah kemaluan). 8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih. 9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke luar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat. 10 Menjalankan agama sesuai agama dan kepercayaan yang dianut.

28

11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti: merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan ruangan. 12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga. 13 Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang sendiri). 14 Mengguanakan sarana transfortasi umum untuk berpergian. 15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat). 16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunakan uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan. 17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga dan menyalurkan hobi. JUMLAH POIN MANDIRI Analisi Hasil : Point

: 13 – 17 : Mandiri

Point

: 0 – 12

: Ketergantungan

29

F. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : - Pendidikan - Pengalaman - Umur Faktor yang mempengaruhi sikap : - Pengalaman - Pengaruh orang lain - Kebudayaan - Pendidikan - Faktor emosional

Faktor pre disposisi: - Kepercayaan keluarga - Keyakinan keluarga Pengetahuan Sikap

Faktor pendukung : - Fasilitas, sarana yang dimiliki keluarga

Faktor pendorong : - Sikap dan perilaku masyarak at - Budaya

Perawatan keluarga terhadap lanjut usia yang mengalami defisit Activity Daily Living meliputi: mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah, makan.

Baik Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian.

Cukup

Kurang Baik

Related Documents

Bab 2
June 2020 19
Bab 2
May 2020 26
Bab 2
May 2020 40
Bab 2
June 2020 23
Bab 2
April 2020 32
Bab 2
April 2020 37

More Documents from ""

Patway Bblr.docx
August 2019 34
Kata Penganta1.docx
August 2019 20
Bab 2
August 2019 43
Bab Ii.docx
December 2019 19
Bab 1
August 2019 33
Pneumonia - Copy.docx
August 2019 23