Bab Ii.docx

  • Uploaded by: narion
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,718
  • Pages: 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1

KONSEP DASAR KELUARGA 1. Definisi a.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1998).

b. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungakan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, mempertahankan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota (Duvall, 1997). c.

Keluarga adalah satu atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta memperthankan kebudayaan (Bailon dan Moglaya,1989).

d. Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individual yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998). e.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anakanya. (Menurut, UU no 10 tahun1992).

2. Struktur keluarga Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantarannya adalah : a.

Patrineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak sedarah dalam beberapa generasi. Dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b.

Matrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c.

Matrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d.

Patrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e.

Keluarga kawinan Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

3. Tipe / bentuk keluarga a.

Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu, dan anak-anak.

b.

Kaluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponaan, saudara sepupu, bibi, paman dan sebagainya.

c.

Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali merupakan satu keluarga inti.

d.

Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena adanya perceraian atau kematian.

e.

Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersamaan.

f.

Keluarga kabitas (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk satu keluarga.

4. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga menurut WHO 1978 : a.

Fungsi biologi : reproduksi, memelihara dan membesarkan anak, memberikan makan, mempertahankan kesehatan, rekreasi.

b. Fungsi ekonomi : ada sumber penghasilan, menjamin keamanan financial anggoata keluarga, menentukan alokasi sumber c.

Fungsi psikologi : menyediakan lingkungan yang dapat menaikan perkembangan kepribadian secara alami, memberikan kasih saying dan rasa aman, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan perlindunganpsikologis yang optimum

d. Fungsi eduksi : menyekolakan anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa. e.

Fungsi sosiokultural : transfer nilai yang berhubungan dengan prilaku, tradisi, bahasa.

Fungsi keluarga (Friedman, 1998) dalam suprajitno (2004) : a.

Fungsi efektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

b.

Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c.

Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d.

Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kenutuhan keluarga secara ekonomi dan tepat untuk mengembangkan kemampuan individu menigkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e.

Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi.

Menurut friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas : a.

Pola dan proses komunikasi Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hai ini biasa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan receiver.

b.

Struktur peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat. Misyalnya status sebagai istri/suami atau anak. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pencari rasa aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari limgkungannya. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangan, baik fisik, memtal sosial dan spiritual.

5. Tugas Keluarga Dibidang Kesehatan Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi : a.

Mengenal masalah kesehatan keluarga

b.

Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

c.

Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan keluarga.

d.

Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

e.

Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar bagi keluarga.

6. Prinsip-Prinsip Perawatam Keluarga a.

Berkerja sama dengan keluarga secara kolektif

b.

Dimulai dari sisi kemauan keluarga

c.

Nursing care planning disesuaikan dengan tahap perkembangan keluarga

d.

Menekankan pada kemampuan keluarga

7. Tumbuh Kembang Keluarga Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall : a. Pasangan baru menikah (keluarga baru) Pasangan yang belim mempunyai anak 1) Membina hubungan dan kepuasan bersama 2) Menetapkan tujuan besama 3) Merencanakan jumlah anak dan penggunakan KB 4) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial. 5) Prenatal care b. Child bearing (menanti kelahiran anak pertama) Keluarga yang mempunyai anak kurang dari 30 bulan 1) Membagi peran dan tanggung jawab 2) Menata ruang untuk anak 3) Menyediakan dana 4) Bertangguang jawab merawat anak 5) Mengadakan kebiasaan kaagamaan secara rutin 6) Menfasilitasi learning anggota keluarga c. Keluarga dengan anak pra-sekolah Keluarga yang mempunyai anak usia 30 bulan sampai 6 tahun 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi dan keamanan. 2) Mensosialisasikna anak 3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak lain 4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan diluar keluarga d. Keluarga dengan anak sekolah Keluarga dengan anak usia 6-13 tahun.

1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan 2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin menaik termasuk kebutuhan untuk menaikkan anggaran kebutuhan kesehatan keluarga. e. Keluarga dengana anak remaja Keluarga mempunyai anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 5-7 kemudian yaitu saat anak meninggalkan rumah orang tuannya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan member tangguang jawab serta kebebasan yang besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. 1) Memberi kebiasaan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan remaja yang sudah berpositif dewasa dan menaikan otonominya. 2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua 4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. f.

Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat yang terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tuanya. 1) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 2) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar 3) Mempertahankan keintiman pasangan. 4) Menantu orang tua suami istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua 5) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

g. Keluarga dengan usia petengahan Tahap ini di mulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. 1)

Mempertahankan kesehatan

2)

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

3)

Menaikan keakraban pasangan

h. Keluarga dengan usia lanjut Tahap ini dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal atau keduanya meninggal. 1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan 3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat 4) Mempertahankan dengan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life review 1.2

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbenyuk pelayanan bio psiko sosial spiritual yang komprehensif, ditujukan kepeda individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencangkup seluruh proses kehidupan manusia. Asuhan keperawatan keluarga adalah rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan ini untuk menyelsaikan masalah keperawatan yang dialami keluarga dengan mengunakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum tujuan askep keluarga adalah ditingkatkanya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah secara mandiri, tujuan khususnya yang ingin di capai kemampuan keluarga : a.

Mengenal masalah keluarga

b.

Mengutuskan tindakan yang tepat untuk masalah kesehatan keluarga.

c.

Melakukan tindakan keperawatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit

d.

Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga

e.

Memanfaat sumber daya yang ada di masyarakat (misyalnya, puskesmas, postu, posyandu dan sarana kesehatan yang lain) untuk memperoleh pelayanan kesehatan keluarga.

Sasararan asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga – keluarga yang rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko atas timbulnya masalah kesehatan. 1. Pengkajian Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang di binanya. Dalam pengkajian, data yang perlu diperoleh dari perawat yaitu data yang berhubungan dengan keluarga. a.

Identitas yang terdiri dari : 1) Nama kepala keluarga 2) Alamat

3) Kompisisi keluarga (nama, jenis kelamin, hubungan keluarga, tempat tanggal lahir, pendidikan, dan perkerjaan) 4) Tipe keluarga 5) Suku/budaya yang dianut keluarga 6) Agama 7) Status sosial 8) Aktifitas kelaurga b.

Riwayat dan tahapan-tahapan perkembangan yang terdiri dari : 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini 2) Tugas perkembangan saat ini 3) Tahap perkembangan yang sudah dilakukan 4) Riwayat keluarga inti 5) Riwarat keluarga suami istri 6) Lingkungan 7) Karaktristik rumah 8) Karakteristik lingkungan 9) Mobilisasi keluarga 10) Hubungan keluarga dengan lingkungan 11) Sitem sosial yang mendukung

c.

Struktur keluarga 1) Pola komunikasi 2) Pengambilan keputusan 3) Peran anggota keluarga 4) Nilai-nilai yang berlaku di keluarga

d.

Fungsi keluarga

e.

Penyebab masalah kelaurga dan koping yang dilakukan keluarga

f.

Keaadan gizi kelaurga

g.

Pemeriksaan fisik

h.

Harapan keluarga

2. Diagnosa dan Intervensi Perumusan diagnose keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati terdiri dari : a. Problem (masalah) adalah suatu pernyatan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga

b. Penyebab (etilogi) adalah suatu peryataan yang menyebabkan masalah dengan mengacu kepada tugas-tugas keluarga c. Tanda (sign) adalah sekumpulan data objektif dan sunbjektif Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. b. Diagnosis resiko adalah masalah keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapatkan bantuan perawat. c. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan. d. Dilakukan skiring untuk menentukan diagnose yang di prioritaskan. Adapun foermat yang digunakan yakni menurut bailon dan magiya (1978) : No 1

Kriteria Sifat masalah Skala : tidak / kurang sehat

2

Skor

Bobot 1

3

Ancaman kesehatan

2

Keadaan sejahtera

1

Kemungkinan masalah dapat diubah

2

Skala : mudah Sebagian

2

Tidak dapat

1 0

3

Potensial masalah yang dicegah Skala : tinggi

4

1 3

Sebagian

2

Rendah

1

Menonjolnya masalah

1

Skala : masalah berat harus segera ditangani

2

Ada masalah tapi tidak perlu ditangani

1

Masalah tidak dirasakan

0

Pembenaran

3. Rencana Asuhan Keperawatan Pertama-tama perencanaan meliputi perumusan tujuan yang beroientasi pada klien. Penyusunan tujuan bersama tersebut terdiri atas kemungkinan sumber-sumber, mengambarkan pendekatan alternative untuk memenuhi tujuan-tujuan, menyeleksi intervensi –intervensi keperawatan yang spesifik, memobilisasi sumber-sumber dan mengoprasionalkan perencanaan. a.

Tingkatan intervensi keperawatan keluarga Wright dan leahey (1984) membagi intervensi keperawatan menjadi dua tingkatan intervensi yaitu : 1)

Intervensi keluarga tingkat dasar : intervensi yang bersifat suportif dan mendidik serta langsung kea rah sasaran.

2) Intervensi yang telah maju : meliputi sejumlah intervensi, tetapi keluarga yang bersifat psiko sosial yang tidak langsung. b. Tipologi intervensi keperawatan keluarga Freeman (1970) mengklasifikasi intervensi sebagai berikut : 1) Suplemental : perawat berlaku sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervesi bidang-bidang yang keluarga tidak bisa melakukanya 2) Fasilitatif : perawat kelaurga menyingkirkan halangan-halangan terhadap pelayananpelayanan yang diperlukan. 3) Perkembangan : perawata membantu keluarga memenfaatkan sumber-sumber perawatan kesehatan pribadi seperti system dukungan sosial internal maupun eksternal. 4. Implementasi Tindakan keprawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini : 1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. 2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan 3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemostrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan. 4. Membantu keluarga untuk menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan sekeluarga dan melakukan perubahan lingkungan keliarga seoptimal mungkin.

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas keehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk memelihara keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagaian, perlu disusunrencana keperawatan yang baru. Evaluasi yang di susun dengan menggunakan SOAP yang oprasional yang pengetian S adalah ungkapan perasaan atau keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. O adalah subjektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang subjektif setelah implementasi keperawatan. A adalah analisis kepeerawatan setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang membandingkan dengan criteria dan standar yang telah ditentukan mengacau pada tujuan pada rencana keperawatan keluarga. Sedangkan P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawatan melakukan analisis. Ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implemtasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan dan evaluasi sumatif yang bertujuan menilai secara keselurauan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan apakah

rencana diteruskan ,

diteruskan sebagian dengan perubahan intervensi atau dihentikan. 1.3. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal 1. Pengertian Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006). 2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2008 hal. 16 pada tahap ini adalah : 1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar 2. Mempertahankan keintiman pasangan 3. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak 5. Menata kembali fasilitas dan sumbe ryang ada pada keluarga 6. Berperan suami/istri kakek/nenek 7. Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1998, Duvall dan Miller, 1985 tugas perkemabangan keluarga meliputi: 1.Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak 2. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan. 3. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri 3. Permasalahan Kesehatan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda 1) Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka perlu ditingkatkan. 2) Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri. 3) Masalah perawatan orang tua lanjut usia. 4) Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik (kolestrol tinggi, obesitas/kegemukan, tekanan darah tinggi). 5) Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian antara lain, kebiasaan minum alkohol, merokok, makan dan lain-lain. 4. Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah menopause di kalangan wanita umum terjadi. Efek-efek dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet semakin jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa (Friedman, 1998 hal. 129). Menurut Ali, 1999 hal. 48 1) Memberikan pendidikan konseling pada keluarga. 2) Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya. 3)Mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginnya.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Patway Bblr.docx
August 2019 34
Kata Penganta1.docx
August 2019 20
Bab 2
August 2019 43
Bab Ii.docx
December 2019 19
Bab 1
August 2019 33
Pneumonia - Copy.docx
August 2019 23