Bab 1

  • Uploaded by: novia anggraeni
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 960
  • Pages: 5
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Bayi dengan berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan yang sering

dialami pada sebagian masyarakat. Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Amru, 2012). Sebagian kurang bulan belum siap hidup diluar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk memulai bernapas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat (Yulianti, 2010). Kejadian bayi dengan berat badan yang rendah masih sangat tinggi dinegara berkembang ini, dan merupakan akibat rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat. Bayi dengan berat lahir rendah tidak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menahan produksi panas dikarenakan pertumbuhan otot-otot yang belum memadai dan sedikitnya lemak tubuh serta sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipotermi. Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan kematian (Departemen Kesehatan RI, 2007). Hal ini memerlukan perawatan dan pengawaan ketat (intensif) serta kecepatan dan ketepatan tindakan sangat diperlukan agar kondisi resiko tinggi pada bayi tidak menimbulkan keadaan yang lebih buruk. Akibat buruk dari hipotermi karena suhu lingkungan yang rendah atau dingin harus dilakukan upaya untuk merawat bayi dalam suhu lingkungan yang netral yang diperlukan agar konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Suhu

1

2

lingkungan yang netral yaitu melalui tindakan pemasukan inkubator. Dengan demikian diharapkan bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya dalam batas normal. Berdasarkan survey dilapangan, bayi dengan tindakan inkubator tidak semuanya berhasil, ada beberapa bayi yang mengalami kegagalan dalam mempertahankan suhu tubuh, dikarenakan organ bayi masih belum siap untuk kesanggupan menahan memproduksi panas, itu diakibatkan sedikitnya lemak pada tubuh. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan morbiditas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupan dimasa depan. Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR. Di Indonesia sendiri persentase BBLR tahun 2013 mencapai 10,2% (Balitbangkes dan Kemenkes, 2013). Artinya satu dari sepuluh bayi di Indonesia dilahirkan dengan berat bayi lahir rendah. Di Jawa Timur terdapat peningkatan angka kejadian BBLR yaitu 10% pada tahun 2010 dan mencapai 11% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Data yang diperoleh dari rekam medis terdapat 48 kasus (20,87%) BBLR pada tahun 2014 di RSUD Bangil, sedangkan pada tahun 2015 terdapat 49 kasus (24,75%) BBLR di RSUD Bangil. Sehingga terjadi peningkatan angka kejadian BBLR di RSUD Bangil khususnya di ruang Perinatology. Penyebab utama kelahiran BBLR adalah terutama pada ibu dengan mengonsumsi gizi yang salah sehingga dapat menyebabkan volume darah pada tubuh menurun. Volume darah yang menurun bisa menjadikan cardiac output

3

tidak cukup sehingga mengakibatkan menurunnya darah ke plasenta lebih kecil. Plasenta yang berukuran kecil mengakibatkan bayi tumbuh prematur, dimana fungsi-fungsi organ belum baik diantaranya ginjal, usus, hati, otak, mata kulit dan paru-paru. Bayi dengan berat lahir rendah tidak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menahan produksi panas dikarenakan pertumbuhan otot-otot yang belum memadai dan sedikitnya lemak tubuh serta sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang. Respon bayi baru lahir terhadap bertambahnya kehilangan panas adalah dengan meningkatkan konsumsi oksigen serta penghasilan panas untuk mempertahankan suhu tubuhnya, respon ini tidak berjalan baik pada bayi sakit, dengan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipotermi (Rudolph, 2006). Jika masalah tersebut tidak ditangani akan menimbulkan komplikasi, seperti asfiksia bahkan dapat terjadi kematian. Ada beberapa upaya untuk menurunkan angka kematian pada penderita BBLR dengan masalah hipotermi pada bayi dirumah sakit yaitu bayi dihangatkan dalam inkubator, mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal (36,5-37,50C). Jika bayi sudah membaik bisa dilakukan perawatan dengan metode kanguru di rumah, mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal, selimuti bayi dengan kain yang lembut dan kering. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang diatas penulis sepakat mengambil kasus asuhan keperawatan anak dengan judul “Asuhan Keperawatan Hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatology RSUD Bangil”.

4

1.2.

Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada “Asuhan Keperawatan Hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatology RSUD Bangil”.

1.3.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatology RSUD Bangil?

1.4.

Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan keperawatan hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatology RSUD Bangil. 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatology RSUD Bangil. 2. Menetapkan diagnosa asuhan keperawatan hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatology RSUD Bangil. 3. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatology RSUD Bangil. 4. Melaksanakan implementasi asuhan keperawatan hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatology RSUD Bangil. 5. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan hipotermi pada bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatology RSUD Bangil.

5

1.5.

Manfaat Penelitian

1.5.1. Teoritis Sebagai kerangka pikir ilmiah dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama di Keperawatan Anak dalam memberikan asuhan keperawatan. 1.5.2. Praktis 1.5.2.1. Bagi Perawat Manfaat praktis bagi perawat yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang metode terkini dalam asuhan keperawatan hipotermi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). 1.5.2.2. Bagi Rumah Sakit Manfaat praktis bagi rumah sakit yaitu untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta sebagai acuan dalam mempertahankan dalam asuhan keperawatan hipotermi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). 1.5.2.3. Bagi Insitusi Pendidikan Manfaat praktis bagi institusi pendidikan yaitu dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan ilmu tentang dalam asuhan keperawatan hipotermi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). 1.5.2.4. Bagi Klien dan Keluarga Manfaat praktis bagi klien dan keluarga yaitu keluarga termotivasi untuk menerapkan tehnik dan metode perawatan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Related Documents

Bab 1
June 2020 41
Bab 1
May 2020 48
Bab 1
October 2019 61
Bab 1
November 2019 61
Bab 1
July 2020 45
Bab 1
June 2020 31

More Documents from ""

Bab 1
October 2019 43
Ppt Bblr
October 2019 44
Sel
November 2019 64
Bab 3
August 2019 65
Novia Zahroh G41161108.docx
December 2019 48
Asuhan Keperawatan.docx
October 2019 64