Bab 1 New.docx

  • Uploaded by: lani
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 New.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 955
  • Pages: 5
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kualitas manusia seyogyanya harus dimulai sedini mungkin sejak janin dalam kandungan dan sangat tergantung kepada kesejahteraan ibu termasuk kesehatan dan keselamatan reproduksinya. Oleh karena itu upaya meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia merupakan salah satu program prioritas. Indonesia merupakan salah satu Negara anggota ASEAN dengan angka kematian bayi yang masih cukup tinggi. ( WHO, 2010). Indonesia merupakan salah satu Negara Anggota ASEAN ( Association Of The South East Asia Nation) dengan angka kematian bayi masih cukup tinggi. Angka kematian bayi di Indonesia menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2012, Berdasarkan klasifikasi Angka Kematian Bayi, menunjukkan pada tahun 2011, Myanmar merupakan negara yang memiliki angka kematian bayi tertinggi di kawasan ASEAN dengan angka 47,9 per 1.000 kelahiran hidup. Empat negara termasuk Indonesia diantara Filipina, Laos dan Kamboja termasuk kelompok sedang. Sedangkan ke lima negara lainnya yaitu Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Vietnam termasuk negara dengan Angka Kematian Bayi rendah. Dari 10 negara anggota ASEAN, tidak ada yang masuk dalam kelompok angka kematian bayi sangat tinggi (>100 per 1.000 kelahiran hidup). Menurut data World Health Organization (WHO) 2003, Angka Kematian Bayi di Indonesia sebagian besar terkait dengan faktor nutrisi yaitu sebesar 53%. Beberapa penyakit yang timbul akibat malnutrisi antara lain pneumonia (20%), diare (15%), dan perinatal (23%). Bukti empiris tentang adanya hubungan antara tingkat fertilitas dengan tingkat kematian anak adalah sangat kuat. Negara-negara

yang memiliki angka kematian bayi kurang dari 20, mempunyai angka rata-rata tingkat fertilitas (Total Fertility Rate) sebesar 1,7 anak. Negara-negara dengan tingkat kematian bayi diatas 100 mempunyai angka rata-rata tingkat fertilitas 6,2 anak (ASEAN, 2012) Menurut WHO (World Healty Organization), setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta kelahiran hidup mengalami asfiksia, hampir 1juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat 1 BBL yang meninggal. Penyebab kematian BBL di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (JNPK-KR, 2008). Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan adanya penurunan AKB dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, angka tersebut masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Data Dinas Kesehatan Provinsi Banten menunjukan bahwa total kematian 1.286 penyebab kematian neonatal kelompokan umur 0-7 hari tertinggi adalah premature dan berat badan lahir rendah 345/1286 kematian (46%), kemudian asfiksia lahir 419/1286, kematian (19%), sedangkan penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari tertinggi adalah 260/2086 kematian (12%). Kematian Bayi di Provinsi Banten di dominasi oleh kejadaian terbesar adalah asfiksia (Dinkes Provinsi Banten 2015). Data dari Kabupaten Serang berdasarkan Data pada Tahun 2015 menunjukan bahwa total kematian neonatal 183 penyebab kematian neonatal dikelompokan menjadi BBLR 65, asfiksia 74, tetanus 7, infeksi 14, masalah laktasi 3, dan lain-lain 20 faktor penyebab kematian neonatal. BBLR adalah faktor penyebab kedua terbesar penyebab kematian neonatal yang ada di kabupaten serang (Dinkes Kabupaten Serang 2015).

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat badan lahir ditimbang saat 1 jam pertama bayi dilahirkan. Beberapa factor penyebab berat badan bayi rendah yaitu factor dari ibu seperti : jarak kehamilan terlalu dekat, usia ibu <20 dan >35 tahun, ibu miskin, mengerjakan pekerjaan fisik yang berat, ibu perokok, kurang gizi, anemia berat, preklamsia, eklamsia kehamilan ganda dll. (Nurseha, 2013) Dari faktor yang telah dijelaskan diatas untuk mencegah ibu melahirkan bayi dengan BBLR dan prematur. Ibu harus memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan dan ibu juga harus memperhatikan pola nutrisi salama kehamilan. Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan dengan menggunakan alat portabel untuk memantau kontraksi uterus dan tafsiran berat janin untuk deteksi dini kegawadaruratan pada janin dalam praktik bidan mandiri dalam menentukan diagnosa sehingga dapat melakukan tindak lanjut/rujukan dengan tepat di Wilayah kerja Puskesmas Ciruas Kabupaten Serang.

1.2 Identifikasi Masalah 1.2.1 Angka Kematian Ibu masih tinggi 1.2.2 Angka Kematian Bayi masih jauh dari taerget Millenium Development Goals (MDGs) 1.2.3 Penanganan yang kurang efisien 1.2.4 Ketidakmampuan seorang bidan untuk mengambil deduksi 1.2.5 Kurangnya pemahaman untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh penggunaan alat untuk memantau kontraksi uterus dengan alat portable dalam mendeteksi kegawatdaruratan dalam praktik bidan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Ciruas kabupaten Serang. 2) Bagaimana pengaruh penggunaan alat untuk memantau tafsiran berat janin dengan alat portable dalam mendeteksi kegawatdaruratan dalam praktik bidan mandiri di Wilayah kerja Puskesmas Ciruas Kabupaten Serang.

1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat portable untuk memantau kontraksi rahim dan tafsiran berat janin dalam mendeteksi kegawatdaruratan dalam praktik bidan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Ciruas Kabupaten Serang. 1.4.2 Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat portable dalam memantau kontraksi Rahim dalam mendeteksi kegawatdaruratan dalam praktik bidan mandiri. 2) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat portabel untuk mengetahui tafsiran berat janin dalam mendeteksi kegawatdaruratan dalam praktik bidan mandiri.

1.5 Manfaat 1.5.1 Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan merupakan pengembangan ilmu berupa alat dalam memantau kontraksi Rahim dan menentukan tafsiran berat janin sebagai deteksi dini kegawatdaruratan dalam praktik kebidanan. 1.5.2 Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan bagi tempat penelitian, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan dan membantu bidan dalam pelayanan kesehatan dengan menggunakan alat yang mudah, dan bersifat portable untuk menentukan kegawatdaruratan dalam praktik mandiri kebidanan.

1.6

Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1.6.1

Tahap Persiapan

: 1 minggu

1.6.2

tahap pelaksanaan

: 1 minggu

1.6.3

Tahap pengelolahan : 2 minggu

1.6.4

tahap pelaporan

: 2 minggu

Related Documents

Bab 1
June 2020 41
Bab 1
May 2020 48
Bab 1
October 2019 61
Bab 1
November 2019 61
Bab 1
July 2020 45
Bab 1
June 2020 31

More Documents from ""

Bab 1 New.docx
July 2020 9
Klinis.docx
April 2020 12
Komunikasi Tugas Kel 2.docx
November 2019 32
Bab Iv V Titin.docx
July 2020 17