Bab Iv V Titin.docx

  • Uploaded by: lani
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv V Titin.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,466
  • Pages: 9
BAB IV HASIL DAN EVALUASI

4.1 Gambaran Umum Objek yang di Evaluasi 4.1.1 Objek dari Gambaran Umum Puskesmas Ciwaruga memiliki luas wilayah 960,56 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 51.204 jiwa terdiri dari 25.643 jiwa (50,08 %) adalah perempuan dan 25.561 jiwa (49,91%) adalah laki-laki. Wilayah kerja Puskesmas Ciwaruga memiliki 3 desa yaitu Desa Ciwaruga, Desa Sariwangi dan Desa Cigugur Girang. Secara geografis, Puskesmas Ciwaruga berbatasan dengan : a.

Sebelah Timur

: Desa Cihideung dan Kota Bandung

b.

Sebelah Utara

: Desa Karyawangi

c.

Sebelah Barat

: Desa Cihanjuang dan Kota Cimahi

d.

Sebelah Selatan

: Kota Bandung dan Kota Cimahi

4.1.2 Visi, Misi dan Tata Nilai a. Visi Visi Puskesmas Ciwaruga adalah “ Tercapainya masyarakat wilayah Ciwaruga yang sehat dan mandiri 2019 “ b. Misi  Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehat.  Melaksanakan setiap program kesehatan dengan bersumber data.

 Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan pelayanan prima yang berkualitas dan terjangkau  Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungan.  Pengembangan fungsi dan peran puskesmas dalam melaksanakan kemitraan dengan berbagai pihak terkait dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan pemberdayaan masyarakat c. Tata Nilai  Disiplin dan tanggung jawab:  Keteladanan  Konsisten  Kerjasama  Keterpaduan program  Antisipatif  Komitmen  Komunikatif  Kemitraan  Lingkungan yang bersih  Asri  Nyaman  Mutu Pelayanan  Efektif  Responsif  Akhlak

4.2 Hasil Evaluasi 4.2.1 Contect Program penyakit tidak menular (PTM) khususnya kejadian overweigth dan obesitas di Puskesmas Ciwaruga sudah berjalan namun program PTM pada pemeriksaan obesitas merupakan program baru sehingga dalam operasional kegiatan masih belum menunjukkan aktifitas yang optimal, di Puskesmas Ciwaruga terdapat Pos Binaan Terpadu (POSBINDU)

yaitu

kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM. Posbindu belum terkoordinasi dengan baik khususnya pada masalah overweigth dan obesitas, serta belum tertata dengan baik sistem pencatatan dan pelaporan sehingga perlu mengkaji lebih dalam data data yang terlaporkan. 4.2.2 Input a. Pasien dan Masalah Berat Badan Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi yang telah dilakukan oleh evaluator diketahui bahwa kendala pasien dalam penurunan berat badan dikarenakan kurangnya motivasi, dukungan, niat dalam menurunkan berat badan dan pasien sering bosan karena sudah melakukan diet secara ketat tapi penurunan berat badan tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan. b. Petugas Kesehatan Jika dilihat dari kualitasnya, petugas kesehatan belum mencapai tujuan dari program PTM yaitu penurunan berat badan, dukungan hanya diberikan saat pasien berkunjung ke Puskesmas maupun Posbindu tanpa melakukan pemantauan ulang atau kunjungan rumah.

c. Ketersediaan Alat Sarana pra sarana, SDM, alat yang digunakan dalam pelaksanaan program PTM pemeriksaan overweigth dan obesitas di Puskesmas Ciwaruga, sudah tersedia dibuktikan dengan adanya alat pengukuran tinggi badan dan timbangan berat badan yang digunakan pada saat pasien datang berkunjung ke Puskesmas Ciwaruga maupun Posbindu. 4.2.3 Proses a. Prosedur Pelaksanaan Penurunan Berat Badan Setelah di lakukannya observasi dan wawancara dengan petugas puskesmas diketahui bahwa petugas puskesmas telah memberikan pendidikan kesehatan, menginformasikan dan menganjurkan untuk hidup sehat, diet, dan olahraga. Namun, petugas puskesmas hanya memberikan pendidikan kesehatan saat diketahui bahwa pasien tersebut mengalami overweigth atau obesitas

tanpa

melakukan

pemantauan

berkelanjutan.

Belum

ada

penyuluhan yang dilakukan puskesmas untuk menurunkan berat badan. Pasien yang sudah dideteksi overweigth dan obesitas tidak lagi memeriksakan diri ke Puskesmas maupun Posbindu. Petugas puskesmas hanya menunggu saja pasien melakukan pemeriksaan tanpa melakukan pendataan dengan cara kunjungan rumah, sehingga angka kejadian obesitas tetap banyak karena petugas tidak melakukan pendataan. b. Tenaga Medis Berdasarkan observasi dilapangan dan wawancara dengan pasien, bahwa tenaga medis sudah memberikan konseling, pendidikan kesehatan serta menganjurkan untuk diet dan melakukan aktivitas fisik untuk menurunkan

berat badan. Namun, kegiatan itu hanya dilakukan saat pasien mengunjungi puskesmas dan tidak ada kelanjutan untuk pemantauan penurunan berat badan. c. Penggunaan Alat Penggunaan alat yaitu ukuran tinggi badan, timbangan sudah tersedia dan layak pakai, serta informasi mengenai cara menghitung index massa tubuh (IMT) juga telah dijelaskan kepada pasien. Dan pasien telah mengerti cara menghitung IMT. 4.2.4 Product Hasil pencapaian program penurunan berat badan pada pemeriksaan overweigth dan obesitas di Puskesmas Ciwaruga belum sesuai dengan tujuan, deteksi dini hanya dilakukan jika ada pasien yang berkunjung ke Puskesmas maupun Posbindu, tenaga kesehatan tidak melakukan pemantauan ulang serta kunjungan rumah mengenai kejadian overweigth dan obesitas yang telah di deteksi, tenaga kesehatan tidak pernah melakukan penyuluhan terkhusus pada pasien dengan overweigth dan obesitas. Kurangnya peranan petugas kesehatan untuk mendukung penurunan berat badan.

4.3 Pembahasan Pada bagian ini merupakan pembahasan tentang hasil evaluasi dengan melakukan wawancara yang telah dijelaskan sebelumnya. Pembahasan terhadap hasil evaluasi ini merupakan upaya untuk menjelaskan hasil analisis dan menjawab rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimanakah evaluasi terhadap context, input, process dan product (CIPP) dari pelaksanaan program penurunan berat badan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di Puskesmas Ciwaruga terkait kejadian overweigth dan obesitas didapatkan hasil bahwa program tersebut belum berjalan secara maksimal. Karena petugas kesehatan hanya memberikan pendidikan kesehatan, informasi dan dukungan saat pasien datang ke puskesmas maupun posbindu. Petugas puskesmas belum pernah melakukan penyuluhan mengenai bahaya dan resiko overweigth dan obesitas. Petugas puskesmas tidak melakukan pemantauan berkelanjutan seperti kunjungan rumah pada pasien yang mengalami overweigth dan obesitas untuk melihat perkembangan penurunan berat badan pasien tersebut. Petugas puskesmas juga tidak terjun langsung ke rumah-rumah untuk mendeteksi dini siapa saja yang mengalami overweigth dan obesitas . Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien yang mengalami obesitas didapatkan hasil bahwa petugas puskesmas hanya memberikan dukungan, motivasi serta pendidikan kesehatan saat pasien datang pertama kali ke puskesmas dan petugas puskesmas tidak pernah melakukan pemantauan berkelanjutan maupun memberikan atau menganjurkan program penurunan berat badan. Kendala yang sering dialami pasien dalam penurunan berat badan yaitu kurangnya dukungan, motivasi, niat yang kuat serta pasien sering bosan jika telah melakukan program diet tetapi penurunannya tidak sesuai dengan apa yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa program penatalaksanaan penurunan berat badan belum berjalan secara optimal, baik dari petugas kesehatan maupun dari pasien.

BAB V KESIMPULAN, DEFINISI MASALAH DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan 5.1.1 Contect Dari hasil pengamatan Program penyakit tidak menular (PTM) khususnya kejadian overweigth dan obesitas di Puskesmas Ciwaruga sudah berjalan namun program PTM pada pemeriksaan obesitas merupakan program baru sehingga dalam operasional kegiatan masih belum menunjukkan aktifitas yang optimal. 5.1.2 Input Pada kendala pasien dalam penurunan berat badan dikarenakan kurangnya motivasi, dukungan, niat dalam menurunkan berat badan dan pasien sering bosan karena sudah melakukan diet secara ketat. Petugas memberikan dukungan hanya saat pasien berkunjung ke Puskesmas maupun Posbindu tanpa melakukan pemantauan ulang atau kunjungan rumah. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan overweigth dan obesitas, sudah tersedia dibuktikan dengan adanya alat pengukuran tinggi badan dan timbangan berat badan yang digunakan pada saat pasien datang. 5.1.3 Proses Adanya hambatan yang ditemukan dalam program penurunan berat badan di puskesmas yaitu petugas puskesmas hanya memberikan pendidikan kesehatan saat diketahui bahwa pasien tersebut mengalami overweigth atau obesitas tanpa

melakukan pemantauan berkelanjutan. Belum ada penyuluhan yang dilakukan puskesmas untuk menurunkan berat badan. Pasien yang sudah dideteksi overweigth dan obesitas tidak lagi memeriksakan diri ke Puskesmas maupun Posbindu. Petugas puskesmas hanya menunggu saja pasien melakukan pemeriksaan tanpa melakukan pendataan dengan cara kunjungan rumah, sehingga angka kejadian obesitas tetap banyak karena petugas tidak melakukan pendataan. 5.1.4 Produk Hasil pencapaian program penurunan berat badan pada pemeriksaan overweigth dan obesitas di Puskesmas Ciwaruga belum sesuai dengan tujuan, deteksi dini hanya dilakukan jika ada pasien yang berkunjung ke Puskesmas maupun Posbindu, tenaga kesehatan tidak melakukan pemantauan ulang serta kunjungan rumah mengenai kejadian overweigth dan obesitas yang telah di deteksi, tenaga kesehatan tidak pernah melakukan penyuluhan terkhusus pada pasien dengan overweigth dan obesitas. Kurangnya peranan petugas kesehatan untuk mendukung penurunan berat badan. 5.2 Definisi Masalah Definisi masalah merupakan pernyataan singkat mengenai permasalahan overweigth dan obesitas. Berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi yang telah dilakukan dapat didefinisikan permasalahan overweigth dan obesitas di wilayah kerja Puskesmas Ciwaruga adalah: a. Kurangnya niat, motivasi, dukungan pada pasien dalam menurunkan berat badan b. Kurangnya peranan petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan, menginformasikan dan menganjurkan untuk hidup sehat, diet, dan olahraga.

c. Belum ada penyuluhan yang dilakukan puskesmas untuk menurunkan berat badan. d. Kurangnya deteksi dini pada pasien, petugas puskesmas hanya menunggu saja pasien melakukan pemeriksaan tanpa melakukan pendataan dengan cara kunjungan rumah, sehingga angka kejadian obesitas tetap banyak karena petugas tidak melakukan pendataan. 5.3 Rekomendasi Hasil dari definisi masalah di bab sebelumnya, menunjukan bahwa adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada program penurunan berat badan, sehingga diperlukan pengembangan alat penurunan berat badan yang efektif dan efesien dalam menurunkan berat badan, meskipun pasien sibuk bekerja, tidak sempat olahraga dan hanya bisa mengatur pola makan saja. Alat penurunan berat badan yang dimaksud adalah sauna portable. Sauna portable adalah terapi pemaparan uap panas yang dilakukan di dalam ruangan. Sauna portable yaitu terbuat dari bahan katun serta dapat dipompa pada saat ingin melakukan terapi sauna, perancangan ruangan sedemikian rupa agar bisa memompakan uap panas yang berasal dari air. Selanjutnya seseoang yang mengalami overweigth dan obesitas masuk kedalam ruangan tersebut dan berdiam diri selama 5-20 menit, dengan suhu 40-80̊ C.

Related Documents

Bab Iv V Titin.docx
July 2020 17
Bab Iv Dan Bab V
May 2020 29
Bab Iv Dan V
October 2019 44
Bab Iv Dan Bab V
June 2020 24

More Documents from "restu"

Bab 1 New.docx
July 2020 9
Klinis.docx
April 2020 12
Komunikasi Tugas Kel 2.docx
November 2019 32
Bab Iv V Titin.docx
July 2020 17