Survailance Anemia.docx

  • Uploaded by: lani
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Survailance Anemia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,617
  • Pages: 16
Surveilans Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ngoresan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Kejadian anemia merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkit lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 35%. Pada tahun 2007 WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi di Filiphina berkisar 55%, Thailand 45%, Malaysia 30% dan Singapura 7%. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Sebaran kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 dan 780 dalam 100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang intensif dan dibarengi dengan makin menurunnya angka kematian ibu dan bayi disetiap rumah sakit, kematian ibu di Indonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup. Sedangkan kematian bayi sekitar 56/10.000 persalinan hidup (Manuaba, 2010). Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil adalah anemia dalam kehamilan. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11 g% sebagai dasarnya (Manuaba, 2010). Di Indonesia pada tahun 2010 angka kejadian anemia masih cukup tinggi yaitu sekitar 50-70 juta jiwa, anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kurang zat besi) mencapai 20%-33%. Parahnya lagi 40,1% anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah 11 gr/dl Berdasarkan Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun 2010 di 440 kota/kabupaten di 33 provinsi di Indonesia oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Depkes RI mengungkapkan bahwa secara nasional prevalensi anemia di perkotaan mencapai 14,8%. Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Di Jawa Tengah pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia adalah 57,7%. Masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9% (Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, 2009). Pada tahun 2008 jumlah ibu hamil di kota Semarang berjumlah 29.261 orang. Ibu hamil yang diukur kadar Hb kurang dari 10 gr% ada 20,79%. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008). Angka kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009 adalah 9.39%. Tercatat bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 yang mengalami anemia kehamilan (Dinkes, 2010). B. Tujuan 1. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat 2. Mengetahui angka kejadian anemia pada ibu hamil 3. Mengetahui distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil menurut umur. 4. Mengetahui distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil menurut waktu. 5. Mengetahui distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil menurut tempat. C. Manfaat 1. Sebagai ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penyusun dan pembaca 2. Dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan surveilans anemia pada ibu hamil 3. Dapat melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap anemia pada ibu hamil.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A.

Konsep dasar kehamilan Kehamilan secara alami dapat terjadi dengan terpenuhinya beberapa persyaratan mutlak, antara lain : sperma suami yang normal, mulut rahim dan rongga rahim yang normal,

saluran telur (tubafallopi) yang intak (bebas dan tidak buntu), indung telur (ovarium) normal, serta pertemuan sel sperma dan sel telur (ovum) pada saat yang tepat (masa subur) (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 19). Fertilisasi merupakan proses terjadinya pembuahan yaitu saat sel sperma dan sel telur bertemu. Proses ini adalah salah satu proses biologis yang sangat penting, diawali dengan pelepasan sel telur (ovulasi) oleh indung telur pada puncak masa subur. Pembuahan dapat terjadi dalam waktu beberapa jam setelah ovulasi, proses ini terjadi di saluran telur (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 20). Tiga pembagian waktu kehamilan yaitu trimester pertama apabila kehamilan masih berumur 0-12 minggu. Trimester kedua, apabila umur kehamilan lebih dari 12-28 minggu, serta trimester ketiga apabila umur kehamilan lebih dari 28-40 minggu (Siswosuharjo, Suwignyo, dkk, 2010 : 43). B. Anemia Pada Ibu Hamil 1. Definisi Anemia Pada ibu Hamil Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30). Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal (Rukiyah, dkk, 2010 : 114). Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30). Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009 : 101).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan, jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya (Proverawati, 2011 : 129). Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009 : 101). 2. Tanda dan gejala anemia pada Ibu Hamil Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu: a.

Normal > 11gr%

b. Ringan 8-11gr% c.

Berat <8gr% (Rukiyah, dkk, 2010 : 114) Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal (Feryanto, Achmad, 2011 : 37). Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi:

a.

Merasa lelah atau lemah

b. Kulit pucat progresif c.

Denyut jantung cepat

d.

Sesak napas

e.

Konsentrasi terganggu

3. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil Menurut Tarwoto,dkk, (2007:13) penyebab anemia secara umum adalah:

a.

Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, misalnya faktor kemiskinan.

b. Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare. c.

Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak, perdarahan akibat luka. Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekuangan zat besi. Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb. Oleh karena itu disebut “Anemia Gizi Besi”. Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:

a.

Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.

b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi. c.

Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. (Feryanto, Achmad, 2011 : 37-38)

4. Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada pada bulan ke-9, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 115). 5. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan Klasifikasi Anemia Dalam kehamilan menurut Tarwoto,dkk, (2007 : 42-56) adalah sebagai berikut: a.

Anemia Defesiensi Besi Anemia defesiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak didunia, yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh.

b. Anemia Megaloblastik Anemia yang disebabkan karena defesiensi vitamin B12 dan asam folat. c.

Anemia Aplastik

Terjadi akibat ketidaksanggupan sumsum tulang membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan kerusakan primer sistem sel yang mengakibatkan anemia. d.

Anemia Hemolitik Anemia Hemolitik disebabkan karena terjadi peningkatan hemolisis dari eritrosit, sehingga usianya lebih pendek.

e.

Anemia Sel Sabit Anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat dan pembesaran limpa akibat molekul Hb.

6.

Diagnosis Anemia pada kehamilan Pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli, yaitu membandingkan secara visual warna darah dengan alat standar.

A. Alat dan bahan 1. Lancet/jarum penusuk 2. Kapas alkohol dalam tempatnya 3.

Bengkok

4. Kapas kering 5. Hb meter 6. Alat pengaduk 7. Aquadest 8.

HCl 0,1

B. Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur ynga dilakukan 2. Cuci tangan 3. Berikan HCl 0,1 n pada tabung Hb meter sebanyak 5 tetes 4. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan penusukan pada kapiler di jari tangan atau tungkai. 5. Lakukan penusukan dengan lancet atau jarum pada daerah perifer seperti jari tangan. 6. Setelah darah keluar, usap dengan kapas kering 7. Kemudian ambil darah dengan pengisap pipet sampai garis yang ditentukan 8.

Masukkan ke dalam tabung Hb meter dan encerkan dengan aquadest hingga warna sesuai dengan pembanding Hb meter

9. Baca hasil tunggu 5 menit dengan g % ml darah 10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan (Hidayat, A.Azis, dkk, 2005 : 269-271)

Setelah dilakukan pengukuran Hb menggunakan Hb Sahli, WHO menetapkan 3 kategori anemia pada ibu hamil yaitu: a.

Normal > 11 gr%

b. Ringan 8-11 gr% c.

Berat < 8 gr% (Rukiyah, 2010 : 114)

7. Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut WHO Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu hamil adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut WHO Jenis Kelamin

13.5-18.5

Hb Anemia Kurang Dari (gr/dl) 13.5

12.0-15.0

12.0

Hb Normal

Lahir (aterm) Perempuan dewasa tidak hamil

Perempuan dewasa hamil: Trimester Pertama : 012 minggu Trimester Kedua : 1328 minggu Trimester ketiga : 29 aterm (Tarwoto, 2007:64)

11.0-14.0

11.0

10.5-14.5

10.5

11.0-14.0

11.0

8. Faktor Resiko Anemia Dalam Kehamilan Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan jika : a.

Mengalami dua kehamilan yang berdekatan

b. Hamil dengan lebih dari satu anak c.

Sering mual dan muntah

d. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi e.

Hamil saat masih remaja

f.

Kehilangan banyak darah (misalnya dari cedera atau selama operasi) (Proverawati, Atikah, 2011 : 134)

9. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Zat besi terutama sangat diperlukan di trimester tiga kehamilan. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga, karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir (Sinsin, Lis, 2008 : 65 ). Tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat. Pengaruh anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (Abortus, partus prematurus), gangguan proses persalinan (atonia uteri, partus lama), gangguan pada masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah) dan gangguan pada janin (abortus, mikrosomia, BBLR, kematian perinatal) (Rukiyah, dkk, 2010 : 114-115). 10. Pencegahan Anemia Kehamilan Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaunan hijau, daging merah dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup zat besi dan folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat setiap hari. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil diperiksa pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, Atikah, 2011 : 137). 11. Pengobatan Anemia Kehamilan

a.

Pemberian tablet Fe untuk meningkatkan kadar HB dengan dosis 1 x sehari selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.

b. Pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat. c.

Pemberian parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC (Setiawan Y, 2006) . Transfusi darah biasanya dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah (Proverawati, Atikah, 2011 : 136).

BAB III METODELOGI SURVEILANS

A. Metode Surveilans Pada Surveilans ini metode yang digunakan ialah prevalence targeted, alasanya karena baik kasus baru maupun kasus lama yang terjaring dalam surveilans akan dibahas, maka seolah-olah angka prevalansinya lebih tinggi dibandingkan insidensi, survey ini berfokus pada ibu hamil yang mengalami anemia.

B. Definisi operasional Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%.

C. Sumber dan analisa data Sumber data pada surveilans ini ialah data sekunder dengan cara melihat catatan yang sudah ada di puskesmas.

D. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi pada surveilans ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan diri ke puskesmas ngoresan. 2. Sampel Sampel yang gunakan pada surveilans ini seluruh ibu hamil yang memeriksakan diri ke puskesmas ngoresan dengan kadar hemoglobinnya < 11 gr % dalam kurun waktu januari – november 2013. Metode yang di gunakan yaitu total sampling.

E. Waktu dan Tempat 1. Waktu Surveilans anemia pada ibu hamil ini di laksanakan pada tanggal 01 Desember sampai dengan 14 Desember 2013.

2. Tempat a. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan praktik dilaksanakan di Puskesmas Ngoresan Kecamatan Jebres Surakarta. Puskesmas Ngoresan berada di jalan kartika RT 03 RW 18 No.2 Surakarta Puskesmas ini sudah berstandar ISO 90001 pada tahun 2008. Adapun gambaran umum dari puskesmas Ngoresan adalah sebagai berikut : 1) Kondisi Geografis Puskesmas Ngoresan adalah puskesmas yang terdapat di wilayah kecamatan Jebres dan memegang satu wilayah kelurahan saja yaitu kelurahan Jebres. Kelurahan Jebres merupakan kelurahan yang cukup besar sebagai gerbang timur kota Solo dan mempunyai morfologi alam berupa kontur tanah yang berbukit-bukit. Luas wilayah kelurahan jebres 3,170 km2. Batasbatas wilayahnya adalah sebagai berikut : a) Sebelah Utara : Kelurahan Mojosongo b) Sebelah Timur

: Sungai Bengawan solo

c) Sebelah Barat : Kelurahan Tegalharjo d) Sebelah Selatan

: Kelurahan Pucang Sawit Iklim dan Curah Hujan

Menurut klasifikasi iklim Koppen, Surakarta memiliki iklim muson tropis. Sama seperti kotakota lain di Indonesia, musim hujan di Solo dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim

kemarau bulan April hingga September. Rata-rata curah hujan di Solo adalah 2.200 mm, dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember, Januari, dan Februari. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius. Suhu udara tertinggi adalah 32,5 derajat Celsius, sedangkan terenda adalah 21,0 derajat Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajat. Sumber: http://www.weatherbase.com 2) Kondisi Demografis Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Ngoresan adalah 36.469 jiwa dengan total Kepala Keluarga (KK) 8.866. Laju pertumbuhan penduduk kecamatan Jebres paling tinggi bila dibandingkan dengan kecamatan lain yaitu 0,88. Dan jumlah penduduk kecamatan Jebres ini berada peringkat 2 besar di Surakarta setelah kecamatan Banjarsari. (Sensus, 2010) Kelurahan Jebres adalah salah satu diantara 11 kelurahan yang ada di kecamatan Jebres. Kelurahan Jebres memiliki wilayah yang cukup luas, membentang dari perempatan Panggung hingga Taman Satwa Taru Jurug. Wilayahnya terdiri dari 36 Rukun Warga (RW) dan 137 Rukun Tetangga (RT). Adapun ciri-ciri kependudukan dari kelurahan Jebres ini adalah : a) Kepadatan Penduduk Kelurahan Jebres memiliki kepadatan penduduk sebesar 9.583/km2 b) Sex Ratio Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan jumlah perempuan pada Kelurahan Jebres adalah 93. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak memiliki jenjang yang terlalu jauh.

BAB IV HASIL SURVEILANS

A. Kejadian Anemia Pada Ibu Tabel 4.1 Distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu di puskesmas Ngoresan pada tahun 2013 ( januari – november 2013)

No

Bulan

Jumlah Ibu

Jumlah Ibu

hamil dengan

hamil

Persentase

Anemia

1

Januari

26

18

69,23

2

Februari

25

19

76

3

Maret

24

11

45,83

4

April

22

17

77,27

5

Mei

23

14

60,87

6

Juni

22

18

81,82

7

Juli

17

8

47,06

8

Agustus

11

4

36,36

9

September

5

4

80

10

Oktober

17

9

52,94

11

November

10

4

40

Jumlah

202

126

62,38

Dari tabel di atas di dapatkan jumlah ibu hamil periode januari – november 2013 sebanyak 202 orang, dari 202 orang tersebut terdapat 126 (62,38%) orang yang mengalami anemia dalam kehamilan. B. Usia Ibu Hasil surveilans anemia pada ibu hamil menurut usia ibu yang di bagi dalam tiga kategorik usia ibu < 20 tahun, 20-30 tahun dan > 30 tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil menurut usia ibu di puskesmas Ngoresan pada tahun 2013 ( januari – november 2013)

No

Usia Ibu

frekuensi

Persentase

1

< 20 tahun

15

11.9

2

20 – 30 tahun

76

60.3

3

>30 tahun

35

27.8

126

100

Jumlah

Berdasarkan tabel di atas, kejadian tertinggi anemia terdapat pada usia 20 – 30 tahun yaitu sebanyak 76 kasus, kemudian terdapat 35 kasus pada usia > 30 tahun dan kejadian terendah terdapat pada usia < 20tahun 2013. C. Waktu Hasil surveilans anemia pada ibu hamil menurut waktu yang di lihat dari peningkatan kejadian anemia dari bulan ke bulan ( januari sampai dengan november 2013) adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil menurut waktu di puskesmas Ngoresan pada tahun 2013 ( januari – november 2013) No

Bulan

frekuensi

Persentase

1

Januari

18

14,3

2

Februari

19

15,1

3

Maret

11

8,73

4

April

17

13,5

5

Mei

14

11,1

6

Juni

18

14,3

7

Juli

8

6,35

8

Agustus

4

3,17

9

September

4

3,17

10

Oktober

9

7,14

11

November

4

3,17 100

Jumlah

126

Berdasarkan tabel di atas, terjadinya penurunan angka kejadian anemia pada ibu hamil dari bulan januari sampai bulan september tetapi, kemudian meningkat lagi pada bulan oktober sebanyak 9 kasus, kemudian menurun lagi pada bulan selanjutnya, yaitu terdapat 4 kasus di bulan november 2013.

D. Tempat

Distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil menurut tempat yaitu di puskesmas Ngoresan pada tahun 2013 ( januari – november 2013) sebanyak 126 kasus (62,38%) dari 202 kasus.

BAB V PEMBAHASAN

A. Kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Ngoresan Surakarta Berdasarkan hasil surveilans yang telah dilakukan, di dapatkan hasil bahwa : a.

Jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri di puskesmas Ngoresan periode januari – november 2013 sebanyak 202 orang dengan jumlah anemia sebanyak 126 orang (62.38%).

b. Angka kejadian tertinggi anemia pada ibu hamil menurut usia ibu terdapat pada usia 20–30 tahun sebanyak 76 kasus (60,3%) dan 50 kasus (39.7%) di usia resiko tinggi ( usia <20tahun dan >30 tahun) yang merupakan anemia ringan dan sedang, dan ada 2 kasus yang merupakan anemia berat yaitu dengan kadar hemoglobinya di bawah 8 gr%, pada surveilans ini kejadian tertinggi

terdapat pada usia reproduksi yaitu 20 – 30 tahun hal ini di sebabkan oleh

rendahnya pengetahuan, dalam surveilans ini tenaga kesehatan terus melakukan pencegahan dan penatalaksaan dengan pemberian konseling pada ibu hamil baik itu tentang makan bergizi, bahaya anemia pada kehamilan serta pemberian tablet Fe. c.

Angka kejadian anemia menurut waktu, terjadinya penurunan angka kejadian anemia pada ibu hamil dari bulan januari sampai bulan september tetapi, kemudian meningkat lagi pada bulan oktober sebanyak 9 kasus, kemudian pada bulan november terjadi penurunan lagi yaitu sebanyak 4 kasus, pada surveilans ini kejadian anemia terus menurun hal ini terjadi karena pencegahan dan penatalaksaan yang baik oleh tenaga kesehatan di puskesmas Ngoresan, hal ini menunjukan adanya kerja sama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien.

d.

Angka kejadian anemia menurut tempat, kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Ngoresan surakarta sebanyak 126 kasus, terus mengalami penurunan dari bulan ke bulan, ini menunjukan sudah meningkatnya derajat kesehatan di wilayah kerja puskesmas Ngoresan.

B. Upaya pencegahan 1. ANC rutin sesuai dengan jadwal.

2.

KIE tentang makan bergizi : anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan bergizi dan banyak mengandung zat besi, vitamin seperti sayuran hijau, ikan, telur, daging serta buah-buahan seperi jeruk, melon.

3. Pemberian tablet Fe 4. Pemeriksaan laboratorium setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya di puskesmas untuk skrining adanya anemia.

C. Penatalaksaan 1. Pemberian tablet Fe untuk meningkatkan kadar HB dengan dosis 1 x sehari selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan. 2. Pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat. 3. Pemberian parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC (Setiawan Y, 2006)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Dari hasil surveilans di atas, dapat di simpulkan bahwa angka kejadian anemia bisa diturunkan melalui pencegahan dan penatalaksanaan dengan baik saat ANC, melalui konseling seperti makanan bergizi, istirahat cukup, tanda bahaya anemia pada kehamilan, dan dengan penatalaksanaan dengan baik dengan pemberian tablet Fe yang di konsumsi secara rutin sesuai dengan dosis yang telah diberikan, penurunan angka kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Ngoresan membuktikan bahwa anemia itu bisa di cegah.

B. Saran 1. Puskesmas Ngoresan Surakarta

Terus tingkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan indonesia sehat 2020, peningkatan mutu pelayanan khususnya pada ibu hamil dengan anemia merupakan suatu usaha untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI). 2. Universitas Sebelas Maret khusunya jurusan D IV Bidan pendidik Diharapkan dapat meningkatkan sumber – sumber bacaan seperti buku-buku, majalah – majalah kesehatan terkini tentang surveilans terdahulu yang dapat digunakan untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta dapat digunakan untuk melengkapi referensi kepustakaan yang akan menunjaung surveilans selanjutnya. 3. Peneliti Diharapkan agar dapat melakukan surveilans yang lebih bervariasi dan mencakup surveilans yang lebih luas dengan metode surveilans yang berbeda terutama yang berhubungan dengan surveilans anemia pada ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI. 2010. Depkes RI. Profil Kesehatan JATENG. Jakarta : Depkes RI. 2008.

Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008 Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun 2010 Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2010. Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka. 2002. Prawihardjo, Sarwono. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Riset

http://www.weatherbase.com

Related Documents

Survailance Dewi.docx
November 2019 2

More Documents from "lani"

Bab 1 New.docx
July 2020 9
Klinis.docx
April 2020 12
Komunikasi Tugas Kel 2.docx
November 2019 32
Bab Iv V Titin.docx
July 2020 17