Bab 1 Dan Embryogenesis.docx

  • Uploaded by: windhi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 Dan Embryogenesis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 626
  • Pages: 5
BAB 1 Latar Belakang Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung, bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 jutatahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga. Pembuahan yang terjadi pada tanaman gymnospermae dinamakan pembuahan tunggal karena semua inti sperma bersatu dengan ovum yang kemudian berkembang menjadi embrio. Siklus hidup pada Gymnospermae dimulai dari penyerbukan hingga pembuahan. Daur hidup gymnospermae terdiri dari dua fase, yaitu fase gametofit dan fase sporofit. Salah satu komponen yang terlibat dalam fase ini adalah megagametogenesis. Megagametogenesis merupakan fase pembentukan gamet betina. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai proses polinasi, fertilisasi dan embryogenesis pada gymnospermae. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses terjadinya polinasi pada Gymnospermae? 2. Bagaimana proses terjadinya fertilisasi pada Gymnospermae? 3. Bagaimana proses terjadinya embryogenesis pada Gymnospermae? Tujuan 1. Untuk mengetahui proses terjadinya polinasi pada Gymnospermae 2. Untuk mengetahui proses terjadinya fertilisasi pada Gymnospermae 3. Untuk mengetahui proses terjadinya embryogenesis pada Gymnospermae

Manfaat Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami proses polinasi, fertilisasi, dan embryogenesis yang terjadi pada Gymnospermae.

Embriogenesis pada Gymnospermae Setelah fertilisasi, zigot segera berkecambah untuk melakukan pembelahan untuk membentuk proembrio. Sebelum mulai pembelahan, inti zigot yang berada ditengah akan membelah dua kali membentuk empat inti (Gambar 4. A). Ke-empat inti ini bermigrasi ke ujung kalaza dari archegonium (Gambar 4.B), kemudian membelah 1 kali membentuk 8 inti. Kedelapan inti ini, membentuk dinding sehingga terbentuk 8 sel tersusun dalam 2 deret, masingmasing 4 sel (Gambar 4.C). Sel pada deret yang paling bawah membelah lagi membentuk 3 deret yang masing-masing 4 sel. Deret sel ke-4 paling atas dibentuk dengan 4 inti bebas yang terpisah dengan didnding tidak sempurna. Enam belas sel (16) yang simetris disebut proembrio Sel paling bawah, yang terjauh dari ujung mikropil disebut deret embrio (Kusdianti. 2011). Masing-masing sel akan berkembang menjadi satu embrio. Se-sel diatas sel embrional disebut deret suspensor. Deret ketiga dari bawah disebut deret rosset.

Gb 4. Embriogenesis pada Pinus (Proembrio). A. inti zigot membelah menjadi empat inti. B. inti bermigrasi ke ujung kalaza dari arkegonium. C-F. pembelahan inti zigot. G. proembrio terdiri dari 16 sel.

Sel suspensor memanjang dan mendorong sel embrional keluar dari archegonium dan masuk kedalam jaringan pada prothallus betina, untuk selanjutnya melakukan pertumbuhan. Keempat sel suspensor membelah memanjang sehingga terpisah satu dengan lainnya. Masingmasing sel suspensor memiliki satu sel embrional pada ujungnya.yang membelah cepat (Gambar 5 B).

Gb 5. Perkembangan lanjut. A-C. sel proembrio di bawah puncak memanjang beberapa kali ukuran semula, membentuk suspensor. D-E. pemanjangan suspensor yang akhirnya menjadi berkelok-kelok

Pemanjangan suspensor, yang akhirnya menjadi berkelok-kelok, mendorong embrio yang belu matang menuju ke jaringan gametofit betina, dan sementara itu rongga menjadi terbentuk akibat aktivitas enzim (Sutarmi,2010). Sel-sel ujung proembrio akan membelah diri dan masingmasing sel akan berkembang menjadi embrio. Embrio Pinus antara lain pucuk lembaga (plumula), kotiledon, hipokotil, dan akar lembaga (radikula). Ujung embrio mengarah ke dalam menjauhi kutup mikropil dari gametofit. Karena itu perkembangan embrio pada Gymnospermae adalah secara endoskopik dengan suspensor. (Moertolo, 2004) Selama perkembabgan embrio, peristiwa poliembrioni bias saja terjadi karena di dalam bakal buah terdapat lebih dari satu arkegonium, tetapi pada akhirnya hanya ada sebuah embrio yang tumbuh sempurna, karena sisanya tersisihkan dan lenyap akibat persaingan yang terjadi di dalam gametofit betina (Tjitrosoemo, 1986). Tipe poliembrio yang terjadi pada Pinus adalah poliembrioni belahan. Hal ini dikarenakan ada satu zigot yang membentuk empat embrio namun nantinya hanya ada satu embrio yang mampu bertahan. Antar enbrio ini ada suatu persaingan agar mampu bertahan dan dapat mencapai gametofit betina.

Related Documents

Bab 1 Dan Embryogenesis.docx
December 2019 14
Bab 1 Dan Bab 2.docx
October 2019 26
Revisi Bab 1 Dan Bab 2.docx
October 2019 17
Bab 1 Dan 2.docx
May 2020 8

More Documents from "Arief Rahmatullah"