Bab Ii.docx

  • Uploaded by: windhi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 859
  • Pages: 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA Lestari (2013), menyatakan bahwa dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada. Salah metode analisis vegetasi yaitu metode Point Centere Quarter. Metode point centere quarter yaitu metode yang penentuan titiktitik terlebih dahulu ditentukan disep anjang garis transek. Jarak satu titik dengan lainnya dapat ditentukan secara acak atau sistematis. Masing-masing titik dianggap sebagai pusat dari arah kompas, sehingga setiap titik didapat empat buah kuadran. Pada masing-masing kuadran inilah dilakukan pengukuran luas penutupan satu pohon yang terdekat dengan pusat titik kuadran. Selain itu diukur pula jarak antara pohon terdekat dengan titik pusat kuadran karena metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam suatu kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon, maka pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud, tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut Analisis vegetasi merupakan cara pendeskripsian suatu tipe vegetasi berdasarkan komposisi floristik vegetasi yaitu dengan membuat daftar jenis suatu komunitas (Martono, 2012). Metode Point-Centered Quarter Method merupakan salah satu metode jarak (Distance Method). Metode ini tidak menggunakan petak contoh (plotless) dan umunya digunakan dalam analisis vegetasi tingkat pohon atau tiang (pole). Namun dapat pula dilengkapi dengan tingkat pancang (saling atau belta) dan anakan pohon (seedling) jika ingin mengamati struktur vegetasi pohon. Pohon adalah tumbuhan berdiameter =30 cm, diameter 10-20 cm adalah pancang, diameter < 10 cm dan tinggi pohon > 2,5 m adalah pancang, serta tinggi pohon < 2,5 m adalah anakan. Syarat penerapan metode

kuadran adalah

distribusi pohon atau tiang yang akan dianalisis harus acak dan tidak mengelompok atau seragam (Arief, 2001). Dengan metode jarak dapat ditentukan tiga parameter sekaligus yaitu frekuensi, kerapatan dan penutupan/ dominansi. Jumlah individu dalam suatu stand/ area dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara individu, atau jarak antara titik sampling

dengan individu tumbuhan. Hasil pengukuran jarak tersebut dikonversikan ke dalam unit dua dimensi/ area dengan cara mengkuadratkan jarak tersebut. Metode point centered quarter (PCQ) adalah salah satu metode tanpa plot. Keuntungan menggunakan metode tanpa plot daripada berbasis tekhnik plot yang standar adalah bahwa metode point centered quarter (PCQ) cenderung lebih efisien. Metode tanpa plot lebih cepat untuk dilakukan, membutuhkan peralatan yang relatif sedikit, sehingga hanya membutuhkan sedikti pekerja (Mitchell, 2010). Metode no-floristik merupakan metode yang menggambarkan penyebaran vegetasi berdasarkan penutupannya, dan juga masukan bagi disiplin ilmu yang lainnya (Syafei,2009). Kajian komunitas tumbuhan atau vegetasi merupakan bagian kajian ekologi tumbuhan. Secara garis besar metode analisis dalam ilmu vegetasi dapat dikelompokkan dalam dua hal yaitu metode destruktif dan metode non-destruktif. Untuk metode destruktif, dilakukan guna memahami materi organik yang dihasilkan, sedangkan untuk metode nondestruktif dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan floristik dan non-floristik (Syafei, 2009). Metode pendekatan non-floristik merupakan salah satu metode analisis, vegetasi dengan mengamati penampakan luar atau gambaran umum dari vegetasi atau tumbuhan dengan tanpa memperhatikan taksonominya (Syafei, 2009). Metode non-floristiak membagi dunia tumbuhan berdasarkan berbagai hal, yaitu bentuk hidup, ukuran, fungsi daun, bentuk dan ukuran daun, tekstur daun, dan penutupan. Untuk setiap karakteristika di bagi-bagi lagi dalam sifat yang lebih rinci, yang pengungkapannya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf dan gambar. Metodeini biasanya dipergunakan dalam pembuatan peta vegetasi dengan skala kecil sampai sedang dengan tujuan untuk menggambarkan penyebaran vegetasi berdasarkan penutupannya, dan juga masukan bagi disiplin ilmu yang lainnya (Syafei,2009). Metode pendekatan non-floristik merupakan salah satu metode analisis vegetasi dengan mengamati penampakan luar atau gambaran umum dari vegetasi atau tumbuhan dengan tanpa memperhatikan taksonominya (Syafei, 2009). Dalam metode analisis vegetasi non-floristik setiap karakteristik tumbuhan terbagi menjadi sifat-sifat yang lebih rinci yang dinyatakan melalui simbol, gambar dan huruf (Syafei, 2009). Karakteristik dan formasi vegetasi akan berbeda jika berada pada habitat yang berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan mikroklimat yang berlaku di suatu habitat tertentu. Oleh karena itu pengukuran faktor lingkungan penting juga dilakukan untuk mengkaji suatu vegetasi

yang hidup di habitat tertentu. Kekhususan bentang alam sangat mempengaruhi tipe-tipe vegetasi dia atasnya seperti adanya hutan hujan tropika, savana, praire, kaktus di padang pasir, dan sebagainya (Syafei, 2009). Karakteristik bentang alam juga mempengaruhi bentuk hidup yang berbeda. Tumbuhan dapat hidup dengan baik di lingkungan tertentu jika lingkungan itu mampu menyediakan berbagai keperluan untuk pertumbuhan dan melengkapi daur hidupnya. Faktor lingkungan tersebut sangat banyak dan beranekaragam, semua itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Menurut Marsono (2010), menyatakan bahwa keberadaan faktor-faktor lingkungan itu dapat mempengaruhi kesuburan, keberhasilan tanaman untuk hidup serta berbagai bentuk pertumbuhan lainnya melalui berbagai komponen penyusunnya. Faktor abiotic seperti kelembaban udara, suhu tanah, pH tanah, dan tingkat pencahayaan juga berpengaruh pada kondisi suatu vegetasi disuatu tempat. DAFTAR RUJUKAN Lestari. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan. Malang: Universitas Muhammadiyah. Marsono, 2010 Diskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. Martono. 2012. Pengantar ekologi. Bandung: CV Remaja Karya. Mitchell, Kevin. 2010. Quantitative Analysis by the Point-Centered Quarter Method. NewYork : Hobart and William Smith Colleges. Syafei, Eden Surasana. 2009. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"