BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini demografi di dunia sedang mengalami perubahan, seiring dengan meningkatnya pembangunan bidang kesehatan, yaitu meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan proporsi populasi yang berusia > 60 tahun juga bertambah. Usia harapan hidup dan jumlah lanjut usia (lansia) yang meningkat memang mencerminkan perbaikan kesehatan, akan tetapi menjadi tantangan di masa mendatang karena menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan ekonomi (Yusharmen, 2013). PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) memprediksikan jumlah lanjut usia tahun 2010 mencapai 600 juta jiwa di seluruh dunia, atau setara dengan 8% total populasi penduduk dunia dan terus meningkat hingga 1,1 miliar atau 13% di tahun 2035 (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2012, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,56% dari total penduduk). Pada tahun 2013, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014). Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan menetapkan pada 2014 Usia Harapan Hidup masyarakat Indonesia rata-rata mencapai 72 tahun (Sufa, 2013). Peningkatan Usia Harapan Hidup ini menyebabkan bertambahnya populasi penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2014 yang berjumlah 18,57 juta jiwa akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Dengan demikian, pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan sekitar 34,22 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2013). Untuk Sulawesi Selatan, jumlah penduduk lansia yang tersebar di beberapa kabupaten/kota sebesar 712.400 jiwa di mana data yang diambil adalah kelompok usia 60 tahun ke atas. Kota Makassar sendiri yang merupakan penduduk terpadat di Sulawesi Selatan memiliki jumlah lansia
1
sebesar 75.743 jiwa atau 5,5% dari total penduduk Makassar 1.369.606 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2013). Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunkan daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008). Pertambahan umur seseorang berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh setelah mencapai puncak kematangan usia dewasa fungsi organ tubuh mengalami penurunan. Penurunan tersebut karena penyusutan jaringan tubuh secara bertahap yaitu meliputi jaringan otot, system saraf, dan oragan-organ vital termasuk ginjal (Nugroho, 2008). Penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif, dan lain-lain (Profil Kesehatan Kota Makassar, 2014). Populasi Geriatri adalah populasi terbanyak yang mengalami gagal ginjal. Di Amerika Serikat, rata-rata insidensi penyakit gagal ginjal terjadi pada usia lebih dari 65 tahun. Di samping diabetes mellitus dan hipertensi, usia adalah faktor resiko utama penyakit ginjal kronik (Kusuma, 2010). Angka kematian akibat gagal ginjal kronis terus meningkat di banyak negara termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Prevalensi gagal ginjal kronik
berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia
sebesar 0,2%
dengan prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing 0,4%. Sementara Propinsi Sulawesi Selatan memiliki angka prevalensi sebesar 0,3% (Riskesdas, 2013). Kunjungan pasien akibat gagal ginjal
kronis di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo, sebanyak 858 kunjungan pada tahun 2012, 638 kunjungan pada tahun 2013, dan meningkat sebanyak 1181 kunjungan pada tahun 2014 (Gabriellyn, 2016).
2
Kejadian penyakit gagal ginjal kronik berhubungan dengan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya hipertensi dan diabetes melitus. Hipertensi dapat meningkatkan risiko dari penyakit ginjal, gagal jantung, stroke dan retinopati (Azizah, 2011). Menurut Steven dan Levey (2005), 47% penderita gagal ginjal kronis yang berusia lebih dari 60 tahun lebih banyak disebabkan oleh hipertensi dan diabetes mellitus. Lansia dengan gagal ginjal kronik memiliki permasalahan yang kompleks terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual pasien. Selain itu, lansia dengan gagal ginjal kronik juga membutuhkan kemampuan dalam perawatan dirinya sendiri (self-care). Saat ini kemampuan self-care lansia telah menjadi perhatian dunia seiring dengan peningkatan kejadian penyakit kronis di dunia (Taylor & Renpenning, 2011). Upaya meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna, pelayanan kesehatan dituntut untuk dapat memfasilitasi lansia agar mendapatkan kehidupan yang berkualitas, bahagia dan berdaya guna. Perawat sebagai bagian integral dari tim pelayanan kesehatan sangat berperan penting dalam mengupayakan terwujudnya kehidupan yang berkualitas bagi lansia dengan penyakit CKD dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang bersifat komprehensif dan holistic
dalam
kehidupan
keluarga
dan
masyarakat
sesuai
dengan
keberdayaannya (Margareth, 2012). Oleh karena itu, peran perawat dan tenaga kesehatan sangatlah diperlukan terutama dalam bentuk promotif, preventif, diagnosis, kuratif dan rehabilitasi ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna, khususnya
pada
pelayanan
keperawatan
lansia,
perawat
berperan
memperbaiki kualitas hidup dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut pada lansia dengan gagal ginjal kronis. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Geriatrik Pada Klien Tn. H dengan Chronic Kidney Disease?” sebagai kasus pada seminar kali ini.
3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka kami merumuskan permasalahan bagaimana asuhan keperawatan geriatrik pada Tn. H dengan Chronic Kidney Disease?
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu
mengidentifikasikan
seluruh
masalah
yang
terjadi
sehubungan dengan geriatri. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan dalam pengumpulan data dengan teknik komunikasi teraupetik dalam asuhan keperawatan lansia dengan Chronic Kidney Disease (CKD) b. Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan dalam menganalisa data dan merumuskan masalah keperawatan lansia dengan Chronic Kidney Disease (CKD) c. Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan untuk menyusun diagnosa keperawatan serta mampu merencanakanan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan Chronic Kidney Disease (CKD) d. Mahasiswa
mampu
melakukanan
implementasi
dan
evaluasi
keperawatan lansia dengan Chronic Kidney Disease (CKD.
D. Manfaat 1. Manfaat teoritis Menambah kepustakaan dan memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
4
Memberi
pengetahuan
dan
pengalaman
dalam
melakukan
pembuatan laporan kasus serta mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya Chronic Kidney Disease (CKD) pada lansia dan mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien khususnya pada lansia dengan Chronic Kidney Disease (CKD),
serta mampu melakukan asuhan
keperawatan kepada lansia sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. b. Bagi Institusi Pendidikan keperawatan Laporan kasus ini diharapkan akan menjadi bahan bacaan yang menarik dan berguna bagi instansi pendidikan. c. Bagi Rumah Sakit Sebagai data dasar bagi pengelola rumah sakit dan perawat sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama pada lansia yanf dapat meningkatkan kualitas hidupnya baik secara biologis, fisik, psikologis maupun spiritual.
E. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu : 1. Metode kepustakaan Metode penulisan dengan menggunakan beberapa literatur sebagai sumber. 2. Metode wawancara Data diperoleh dengan wawancara langsung kepada pasien dan petugas. 3. Metode observasi Dengan mengobservasi langsung pasien dan lingkungan sekitar.
F. Sistematika Penulisan Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi
5
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Metode Penulisan Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORI Konsep Teori Lansia Definisi Menua Batasan Lanjut Usia Teori- Teori Proses Menua Tipe Lansia Tipe Kepribadian Lansia Perubahan- Perubahan Pada Lansia Tugas Perkembangan Lansia Konsep Dasar Medis Chronic Kidney Disease Definisi Klasifikasi Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Komplikasi Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan Medis Hubungan Diabetes Melitus dengan CKD Hubungan Hipertensi dengan CKD Prognosis Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pengkajian Diagnosa Keperawatan
6
Intervensi Keperawatan BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Data Demografi Identitas Klien Pengkajian Fisik Psikologis Sosial Ekonomi Spiritual Pengkajian Geriatrik Pengkajian Status Fungsional Pengkajian Satuts Kognitif dan Afektif Skala Depresi Geriatrik Yesav Age Pengkajian status Mental Pengkajian Resiko Jatuh Pengkajian Indeks Barthel (IB) Pengkajian MMSE Klasifikasi Data Analisa Data Intervensi Implementasi BAB IV PEMBAHASAN Pengkajian Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan Implementasi keperawatan BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
7