MyStudies Minggu, 27 Maret 2016
PENGUJIAN PENGENDALIAN TERHADAP SIKLUS PRODUKSI BAB I PENDAHULUAN Atas dasar fungsi – fungsi pokok di dalam perusahaan manufaktur, biaya digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : biaya produksi, biaya pemasaran, dan diaya administrasi dan umum. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya pemasaran adalah biaya yang dekeluarkan perusahan untuk kegiatan mendapat order penjualan dan memenuhi order penjualan tersebut. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan selain kegiatan produksi dan pemasaran. Audit terhadap siklus produksi mencakup dua pendekatan yaitu pengujian pengendalian dan pengujian substansi. Pengujian pengendalian bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian intern terhadap siklus produksi, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam imlpementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda. Sebelum membahas lebih lanjut siklus produksi ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian siklus produksi yaitu adalah aktivitas yang terkait dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dalam pembahasan ini, sistem sediaan tidak dibahas mengingat keterbatasan ruang lingkup pembahasan.
BAB II PEMBAHASAN
Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus Produksi Siklus produksi yang dibahas dalam bab ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan psanan dari pembeli. Siklus produksi terdiri dari dari dua transaksi: Transaksi manufaktur dan aktivitas penghitungan fisik persediaan . Jaringan prosedur yang membentuk transaksi manufaktur: 1. Prosedur order produksi 2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang 3. Prosedur pemgembalian barang gudang 4. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung 5. Prosedur pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik dan kos produk selesai 6. Prosedur pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik sesungguhnya , biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum. Jaringan prosedur yang membentuk aktivitas penghitungan fisik sediaan adalah: 1. Prosedur penghitungan fisik 2. Prosedur komplikasi 3. Prosedur penentuan kos sediaan 4. Prosedur adjustment kos sediaan
Tujuan Audit terhadap Siklus Produksi Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.Tujuan ditentukan berdasar lima kategori asersi yaitu: Kelompok Asersi
Tujuan Audit terhadap
Tujuan Audit terhadap Saldo
Transaksi
Akun
Transaksi manufaktur yang
Sediaan yang dicantumkan
dicatat mencerminkan bahan
dalam neraca secara fisik ada
baku, tenaga kerja langsung
pada tanggal neraca
dan overhead yang dikonsumsi Keberadaan atau keterjadian
dalam produksi produk selama periode yang diaudit
Kos produk yang dijual mencerminkan kos produk yang dikirimkan kepada customer selama periode yang diaudit
Semua transaksi manufaktur
Sediaan mencakup seluruh
yang terjadi selama periode
bahan baku, produk, dan bahan
yang diaudit telah dicatat
habis pakai yang ada pada tanggal neraca
Kelengkapan Kos produk yang dijual mencakup kos semua produk yang dijual selama periode yang diaudit
Hak dan kewajiban
Entitas memiliki ha katas
Entitas memiliki hak legal atas
sediaan sebagai akibat
sediaan yang ada pada tanggal
transaksi manufaktur yang
neraca
tercatat dalam periode yang diaudit
Penilaian atau alokasi
Semua transaksi manufaktur
Sediaan disajikan semestinya
telah dicatat dalam jurnal,
pada yang terendah diantara
diringkas, dan dipotong ke
kos atau harga pasar pada
dalam akun dengan benar
tanggal neraca Kos produk yang dijual mencerminkan penerapan metode kos yang konsisten
Penyajian dan pengungkapan
Rincian transaksi manufaktur
Sediaan dan kos produkyang
mendukung penyajian akun
dijual telah diidentifikasi dan
yang berkaitan dalam laporan
diklasifikasi dengan semestinya dalam neraca
keuangan, baik klarifikasinya
Penggungkapan memadai telah
maupun penggungkapannya
dibuat berkaitan dengan sediaan
Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus Produksi Rerangka perancangan 1. Pemahaman system informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi: manufaktur dan penghitungan fisik sediaan. 2. Penentuan kemungkinan salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi manufaktur dan penghitungan fisik sediaan. 3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendekteksi dan mencegah salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi: Manufaktur dan penghitungan fisik sediaan. 4. Penentuan prosedur audit untuk mendekteksi efektivitas aktivitas pengendalian. 5. Penyusunan program audit untuk penujian terhadap transaksi.
Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Transaksi Manufaktur Fungsi Yang Terkait: Nama & Unit organisasi pemegang fungsi NO.
Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1
Fungsi penjualan
bagian penjualan
2
Fungsi otorisasi produksi
departemen produksi
3
Fungsi produksi
bagian produksi
Fungsi perencanaan dan
bagian perencanaan dan
pengendalian produksi
pengawasan
5
Fungsi gudang
bagiann gudang
6
Fungsi akuntansi biaya
bagian akuntansi biaya
7
Fungsi akuntansi umum
bagian akuntansi umum
4
Dokumen
Nama Fungsi
Surat order produksi adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen produksi, yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi jangka waktu seperti yang tercantum didalam surat order prokduksi tersebut.
Kartu jam kerja: kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum di dalam surat order produksi.
Buku permintaan dan pengeluaran barang gudang= formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang tercantum di dalam surat order produksi.
Bukti pengembalian barang ke gudang adalah fomulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang.
Bukti memorial adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan depresiasi aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tetap berwujud,amortisasi sewa & aktiva tidak berwujud, dan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan di muka.
Bukti kas keluar adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar lewat kas.
Laporan produk selesai adalah laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan selesainya produksi pesanan tertentu. Catatan akuntansi yang digunakan dalam transaksi manufaktur : 1. Jurnal pemakaian bahan baku 2. Jurnal umum 3. Register bukti kas keluar 4. Kartu kos produk 5. Buku pembantu sediaan 6. Buku pembantu biaya Bagan alir sistem informasi akuntasi manufaktur : Gabungan jaringan prosedur – prosedur bagan alir sistem akuntansi 1. Prosedur order produksi untuk mengkoordinasikan kegiatanpengolahan produk guna memenuhi pesanan pembeli atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu 2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang 3. Prosedur pengembalian barang gudang
4. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung 5. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik 6. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran 7. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register kas keluar dan jurnal umum Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi manufaktur 1.
Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi produksi, fungsi gudang dan fungsi yang menganggarkan biaya Pencatatan yang dilakukan fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi yang menganggarkan biaya harus dipisah dengan pencatatan yang dilakukan fungsi biaya karena apabila semua pecatatan dilakukan oleh keseluruhan fungsi produksi, gudang dan penganggaran biaya maka akan sangat mudah terjadi manipulasi akuntansi dan penyelewengan
2.
Pemisahan fungsi gudang dari fungsi produksi Fungsi gudang dan fungsi produksi perlu dipisah agar terjadi kelancaran proses produksi dan untuk menghindari penyelewengan terhadap sediaaan perusahaan. Dimana fungsi produksi bertanggung jawab untuk memprosen bahan baku menjadi bahan jadi dan fungsi gudang bertanggung jawab atas keamanan sediaan yang disimpan.
3.
Surat order produksi otorisasi oleh kepala fungsi produksi Kepala fungsi produksi adalah pemegang wewenang untuk memerintahkan unit-unti organisasi yang ada dibawahnya dalam pelaksanaan kegiatan produksi, maka surat order produksi perlu diotorisasi oleh kepala fungsi tersebut, sehingga semua dokumen yang dibuat untuk pelaksanaan produksi memiliki dasar yang sah.
4.
Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi Fungsi perencanaan dan pengedalian produksi merupakan staff dari kepala fungsi produksi, setiap dokumen daftar daftar kebutuhan bahan dan kegiatan perlu diotorisasi oleh kepala fungsi sehingga menjadi tolak ukur untuk mengawasi kegiatan produksi
5.
Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan
Dokumen berupa bukti permontaa dan pengeluaran barang gudang digunakan sebagai dasar pencatatan pengurangan sediaan yang dicata di dalam kartu gudang dan kartu sediaan. Agar dokumen tersebut dianggap sah maka harus diotorisasi oleh kepala fungsi produksi. 6.
Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan Bukti kas keluar merupakan dokumen sumber bagi pencatatan biaya produksi dan non produksi yang dikeluarkan lewat kas. Agar bukti kas keluar tersebut merupaka dokumen yang sah maka perlu diotorsasi oleh kepala fungsi pembuat bukti kas keluar, sebagai bukti telah dilakukannnya verfikasi terhadap kesahihan dokumen tersebut.
7.
Penggunaan tarif biaya overhead pabrik untuk membebanan biaya overhead pabrik kepada produk Kartu jam kerja merupakan dokumen sumber sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung kedalam kartu harga pokok tiap-tiap pesanan. Pencatatan kedalam kartu jam kerja diselenggarakan oleh fungsi produksi, diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
8.
Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pembuat bukti kas keluar
9.
Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, Bukti kas keluar,
bukti
memorial,
bernomor
urut
tercetak
dan
penggunaannya
dipertanggungjawabkan Pengendalian terhadap pemakaian berbagai dokumen sumber diatas dapat dilakukan dengan membuat formulir dokumen tersebut dalam bentuk bernomor urut tercetak. Penggunaan
nomor
urut
tercetak
setiapdokumen
sumber
tersebut
harus
dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang berwenang untuk menggunakannya. 10. Penggunaan kartu kas produk untuk mencatat kes produk yang diproduksi Kartu kos produk merupakan buku pembantu biaya yang digunakan untuk mengumpulakan biaya produksi ke produk secara individual. Keakuratan pembebanan kos produk kepada pemesan sangat ditentukan oleh penyelenggaraan kartu kos produk. Selain itu kartu kosproduk juga berfungsi untuk menetukan kos produk yang selesai yang ditransfer dari fungsi produksi ke fungsi gudang. 11. Penggunaan laporan produk selesai untuk penyerahan produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang dan untuk gudang dan untuk dasar pencatatan kos produk jadi dalam buku pembantu sediaan
Laporan produk selesai berfungsi sebagai bukti penyerahan produk jadi dari fungsi produksi ke fungsi gudang dan sebagai dasar bagi fungsi akuntansi biaya untuk mencatat kos produk selesai ke buku pembantu sediaan 12. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan akun kotrol biaya di dalam buku besar Rekonsilisasi digunakan untuk mengecek ketelitian data yang dicatat didalam kartu biaya dan akun kontrol biaya yang bersangkutan di dalam buku besar 13. Penggunaan panduan akun dan pelaporan biaya produk dan pada waktu yang tepat. Keakuratan posting transaksi manufaktur ke dalam buku pembantu biaya ditentukan oleh pemberian kode akun pada dokumen sumber.
Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi manufaktur Prosedur Audit Keberadaan atau Keterjadian 1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi 2. Ambil sampel kartu biaya produk yang produknya telah selesai diproduksi 3. Ambil sampel kartu biaya . Kelengkapan 4.Periksa bukti digunakannya formulir cek bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut 5.Ambil sampel dokumen sumber dan lakukan pengusutan ke catatan akuntansi berikut ini:
Kertas Kerja
Tgl
Pelaksana
a. Persetujuan semestinya untuk setiap transaksi pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan pembebanan biaya overhead pabrik.
b.Pengecekan independen terhadap dokumen sumber
Penjelasan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Transaksi Manufaktur 1.
Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi produksi,
fungsi penyusunan anggaran biaya, dan fungsi penyimpanan gudang Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi operasi dan fungsi penyimpana akan menjamin keandalan data biaya yang dicatat di dalam catatan akuntansi. 2.
Ambil sampel kartu pos produk yang produknya telah selesai produksi
Dalam melaksanakan prosedur pemeriksaan ini, auditor mengambil sampel arsip kartu pos produk untuk produk yang telah selesai diproduksi yang disimpan oleh fungsi akuntansi biaya . Kartu kos produk yang dipilih kemudian diperiksa mengenai: 1. Surat order produksi yang melampirinya 2. Otorisasi yang tercantum di dalam surat order produksi 3. Daftar kebutuhan bahan makanan yang melampirinya 4. Daftar kegiatan produksi yang melampirinya 5. Bukti permintaan dan peamkaian barang untuk pemakaian bahan baku yang bersangkutan 6. kartu jam kerja dan tariff upah yang dipakai 7. Bukti memorial yang bersangkutan dengan pembebanan biaya overhead pabrik 3.
Ambil sampel kartu biaya
Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan dokumen pencatatan biaya overhead pabrik auditor mengambil sampelkartu biaya dari arsip yang diselengarakan oleh fungsi akuntansi biaya. 4.
Periksa bukti digunakannya formulir cek bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawabannya pemakaian formulir tersebut
Auditor memeriksa apakah klien menggunakan formulir bernomor urut cetak pada waktu auditor mengambil sampel bukti-bukti tersebut pada waktu melakukan inspeksi terhadap formulir yang belum dipakai. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting buku dan jurnal
5.
Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi manufaktur, auditor menguji ketelitian posting ringkasan jurnal umum dan register bukti kas keluar ke dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar.
Perncangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian-Aktivita Perhitungan Fisik Sediaan FUNGSI YANG TERKAIT Nama Fungsi dan Unit Organsiasi Pemegang Fungsi NO.
Nama Fungsi
Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1
Fungsi Penghitungan fisik
Tim Penghitungan Fisik Persediaan
2
Fungsi akuntansi biaya
Bagian Akuntasi biaya
3
Fungsi akuntansi umum
Bagian Akuntasi Umum
Tim Penghitungan Fisik Sediaan. Tim yang terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitungan fisik, fungsi penghitung dan fungsi pengecek. Tujuan penghitungan fisik sediaan adalah untuk meminta pertanggungjawaban atas barang yang disimpan oleh fungsi gudang dan pertanggungjawaban atas ketelitian dan keandaalan data sediaan yang dicatat pada kartu sediaan oleh funsgi akuntasi biaya. Fungsi Akuntansi Biaya.Bertanggung jawab untuk mencantumkan kos satuan sediaan yang dihitung dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan (inventory summary sleet). Fungsi Akuntasi Umum.Bertanggung jawab untuk mencatat jurnal adjustment sebagai ahsil penghitungan fisik sediaan ke dalam jurnal umum. Dokumen Dokumen sumber (source documents), yaitu dokumen yang diapkai sebagai dasar pencatatan ke dalam akuntansi, dan dokumen pendukung (corroborating documents atau dokumen penguat), yaitu dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi.
1. Kartu Penghitung Fisik. Dokumen ini digunakana untuk merekam hasil perhitungan fisik sediaan, baik yang dilakukan oleh penghitung (counter) maupun pengecej (checker). 2. Bukti Memorial (Journal Voucher). Sebagai dasar pencatatan depresiasi aktiva tetap berwujud, amotisasi sewa dan aktiva tidak berwujud, dan pembebanan biaya overhead pabtik kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan di muka. 3. Daftar Hasil Penghitungan Fisik Hasil perhitungna fisik sediaan yang telah terkumpul di dalam kartu perhitungan fisik kemudian dicatat di dalam daftar hsil perhitungan fisik untuk ditentukan harga okok satuan dank s total setiap jenis sediaan yang dihitung.
CATATAN AKUNTASI Catatan akuntansi yang digunakan dalam aktivitas penghitungan fisik sediaan adalah: 1. Buku Pembantu Sediaan Salah satu tujuan penghitungan fisik sediaan adalah untuk meng-adjust catatan dalam buku pembantu sediaan berdasarkan hasil penghitungan fisik sediaan. 2. Jurnal Umum dalam penghitungan fisik sediaan, jurnal umum digunakan untuk mencatat adjustment sediaan berdasarkan data yang dikumpulkan dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan.
Aktivitas Pengendalian Yang Diperlukan Dalam Aktivitas Penghitungan Fisik Sediaan 1. Pemisahan penghitung dengan pengecek 2. Penggunaan kartu penghitungan fisik sediaan bernomor urut tercetak 3. Pemegang kartu penghitungan fisik sediaan mempertanggungjawabankan pemakaian kartu tersebut dan pencatatannya ke dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan
4. Pengecekan secara independent pencantuman kos sediaan ke dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan 5. Pengecekan secara independent terhadap perkalian antara kuantitas dan kos per unit dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan 6. Pengecekan secara indepenen posting ke dalam buku pembantu sediaan berdasarkan daftar hasil penghitungan fisik sediaan.