Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Diphtheria

  • Uploaded by: Robert gunawan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Diphtheria as PDF for free.

More details

  • Words: 645
  • Pages: 16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK DENGAN DIPHTHERIA

Pengertian • Diphtheri adalah penyakit infeksi toksik

akut yang sangat menular disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae dengan ditandai dengan pembentukan pseudomembran pada kulit dan mukosa.

KLASIFIKASI • Diphtheria Hidung • Diphtheria Tonsil dan Faring • Diphthreia Laring • Diphtheria Kulit

Etiologi Corynebacterium diphtheriae trdpt 3 jenis basil yaitu grafis, mitis,& intermedius. Basil dapat membentuk : ♥ pseudomembran yg sukar diangkat, mudah berdarah & b’warna putih keabu-abuan, terdiri dari fibrin, leukosit, jaringan nekrotik dan basil. ♥ Eksotoksin yg sangat ganas & dpt meracuni jaringan stlah beberapa jam diabsorbsi & m’beri’an gambaran perubahan jaringan yg khas terutama pada otot jantung, ginjal & jaringan saraf.

Manifestasi klinis • Diphtheria Hidung : •

- pilek dengan sekret bercampur darah. - gejala konstitusi ringan. Diphtheria Faring dan Tonsil : - radang akut tenggorokan - takikardi - demam sampai 38.5°C - tampak lemah - timbul pembengkakan kelenjar regional(bull neck) - nafas berbau - membran dpt b’warna putih,abu-abu kotor/abu-abu k’hijauan.bila membran diangkat timbul p’darahan

• Diphtheria Laring. - Jenis terberat, terdapat afonia. - Sesak - stridor inspirasi - Demam sampai 40°C - Sangat lemah - sianosis - Bull neck

Penatalaksanaan • Isolasi dan Karantina. Penderita diisolasi sampai biakan negatif 3x berturut-turut stlah masa akut t’lampaui. Kontak penderita diisolasi sampai tindakan-tindakan berikut terlaksana : a. biakan hidung & tenggorokan b. dilakukan tes schick (tes k’rentan’an thd diphtheria) c. gejala klinis tiap hari sampai masa tunas t’lewati anak yg tlh m’dapat imunisasi dpt diberikan booster dgn toksoid diphtheria.

2.

bila kultur (-)/ schick test (-) : bebas isolasi bila kultur (+)/ schick test (-) : penobatan carrier bila kultur (+)/schick test (+)/ gejala(-) : anti toksin diphtheria + bila kultur (-)/schick test ( ) : toksoid (imunisasi aktif ) pengobatan. a. Secara Umum. b. secara Khusus - Antitoksin. - Anti mikrobial.

Pengkajian - Keadaan umum : kesadaran, GCS, Observasi TTV - Mata : lesi pd konjungtiva berupa k’merah’n membran - Telinga - Hidung

- Faring - Laring

pd konjungtiva palpebra. : adanya OME dgn skret purulen & berbau. : common cold, keluar sekret makro purulen membran putih pd daerah septum nasi lecet pd nares & bibir. : gejala anoreksia, malaise, demam ringan, nyeri telan. : gejala obstruksi saluran nafas atas nafas berbunyi

-

stridor progresif suara parau, batuk kering. retraksi. Leher : adanya bull neck. Integumen : kebersihan kehangatan warna turgor kulit kelembapan kelainan pd kulit ( papula, vesikel, kusta )

Riwayat imunisasi Usia yang dianjurkan untuk imunisasi 2 bulan 4 bulan 6 bulan 12 bulan

: DTP, OPV, HBC, HBV : DTP, OPV, HBC, HBV : DTP, HBC, HBV : tes tuberkulin (tergantung resiko pemajanan, dpt diberikan tiap thn/2 thn sekali sesudah usia ini) 15 bulan : MMR, HBC 15-18 bulan : DTP, OPV, HBC

4-6 tahun : DTP, OPV 10-14 tahun : MMR 14-16 tahun : Toksoid tetenus dewasa (diulang setiap 10 tahun seumur hidup)

Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pola nafas s/d obstruksi jalan nafas 2. Peningkatan suhu tubuh : hipertermi s/d Proses Inflamasi 3. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d anoreksia : yg ditandai dgn nyeri telan 4. Resiko tinggi infeksi s/d proses penularan penyakit 5. Isolasi ruangan s/d proses penularan penyakit 6. Resiko infeksi s/d lecet pd nares & bibir atas

Intervensi 1. Gangguan pola nafas s/d obstruksi jalan nafas a. Posisikan anak pd kesejajaran tubuh yg tetap. b. Hisap sekresi jalan nafas sesuai kebutuhan. c. Hindari pemeriksaan & kultur tenggorokan pd pasien dgn kecurigaan epligotitis 2. Peningkatan suhu tubuh/hipertermi s/d proses inflamasi a. Pantau suhu pasien. b. Berikan kompres hangat. c. anjurkan ibu untuk m’berikan pakaian tipis & meresap kringat

d. Berikan cairan yang adekuat e. Kolaborasi dengan tim medis, memberikan anti piretik. 3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan s/d anoreksia yang ditandai dengan nyeri telan. a.Anjurkan makan sedikit tapi sering. b.Kaji keluhan anoreksia. c. Menjelaskan manfaat makanan bagi pasien d.sajikan makanan selagi masih hangat

WES BAR !! MATUR NUWON..

Related Documents


More Documents from "Anonymous KUuLddnO98"

Bab 2 Motivasi.docx
June 2020 24
Katarak 2.doc
June 2020 21
Katarak.doc
June 2020 27
Cedera Kepala.doc
June 2020 24
Bab 123.doc
June 2020 25