Katarak 2.doc

  • Uploaded by: Robert gunawan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Katarak 2.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,153
  • Pages: 9
KATARAK I. DEFINISI KATARAK Katarak berasal dari bahasa Yunani katarakhies, ( inggris cataract ) dan dalam bahasa latin Cataracta yang artinya air terjun. Dalam bahasa Indnesia dikenal dengan istilah bular , yang artinya penglihatan seperti tertutup air terjun. Sekarang katarak didefinisikan sebagai segala keadaan yang ditandai oleh kekeruhan pada lensa mata yang dapat terjadi karena proses hidrasi ( penambahan air pada lensa mata ), denaturasi protein lensa mata atau karena kombinasi kedua sebab tersebut. Umumnya katarak merupakan penyakit yang terjadi pada usia lanjut, namun tidak menutup kemungkinan, katarak muncul pada usia dini ( katarak kongenital ) dan katarak pada dewasa muda yang muncul sebagai akibat dari gangguan metabolik ( DM ). Katarak juga dapat muncul sebagai akibat komplikasi dari penyakit mata, seperti uveitis, glaukoma, ablasi, retinitis pigmentosa dan proses perjalanan penyakit intraokuler lainnya. Disamping itu ada beberapa pengrtian katarak menurut para ahli diantaranya : 

Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa akibat hidrasi atau penambahan cairan pada lensa , denaturasi protein lensa atau akibat kedua - duanya , biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif ( Kapita Selekta, 1999 . 62 dan 63 )



Katarak adalah adanya suatu kekeruhan pada lensa mata . Hal ini dapat terjadi akibat hidrasi atau penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua - duanya ( Illvas , 2002 . 207 )



Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa , umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun. Katarak sering tarjadi secara bilateral, tetapi tiap katarak mengalami kamajuan secara independent ( Doenges , 1999 : 412 )



Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi biasanya berkaitan dengan katarak senilis ( Oftalmologi umum , 2000 : 175 dan 177 ).

 Klasifikasi Katarak . Berdasarkan usia atau waktu menculnya ( onset ), katarak dibedakan menjadi : 

Katarak kongenital, katarak yang muncul segera setelah lahir atau sampai usia dibawah satu tahun.



Katarak juvenilis, katarak yang muncul pada individu yang berusia diatas 1 th.



Katarak senilis , katarak yang muncul pada individu yang berusia lebih dari 50 th.

☺ Katarak Kongenital. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama pada penderita yang kurang mendapatkan perawatan yang tepat. Katarak ini mencakup kekeruhan lensa yang timbul sebagai akibat kejadian primer atau berhubungan dengan penyakit ibu dan janin baik lokal maupun umum yang terjadi selama masa kehamilan. Katarak kongenital dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu :  Kapsulolentikular , dimana dalam golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak polaris.  Katarak lentikular , termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau nukleus lensa. Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital perlu dilakukan pengkajian riwayat prenatal , seperti infeksi rubella pada ibu hamil trimester pertama serta penggunaan obat - obatan oleh ibu selama kehamilan. Katarak kongenital lebih sering ditemukan pada bayi prematur gangguan sistem seperti retardasi mental . selain itu pemeriksaan darah pada katarak kongenital menjadi hal yang sangat perlu dilakukan karena katarak jenis ini mempunyai hubungan yang erat dengan kejadian DM dan gangguan keseimbangan kalsium dan fosfor. Sedangkan faktor pencetus dari ibu yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

katarak

kongenital

adalah

ibu

yang

menderita

penyakit

hipoparatiroidisme, DM , galaktosemia , infeksi kehamilan oleh rubella , hemosistein uria , toksoplasmosis, inclusi sitomegalik, dan histoplasmosis. Sedangkan penyakit yang menyertai katarak kongenital kebanyakan berupa penyakit herediter, diantaranya mikroftalmus, aniridia , kolobomairis, teratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik, displasia retina dan megalo kornea. Penanganan katarak kongenital adalah dengan pembedahan ( operasi ). Adapun jenis tindakan pembedahan yang umum dikenal adalah disisio lensa, ekstraksi linier , dan ekstraksi dengan aspirasi. Dimana pembedahan yang dilakukan bergantung kepada :  Katarak total bilateral , sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera setelah katarak terlihat.

 Katarak total unilateral, biasanya terjadi akibat trauma, pembedahan dilakukan 6 bulan setelah terlihat atau segera sebelum munculnya gejala juling, kedua katarak total mempunyai prognosis yang buruk karena sangat mudah menimbulkan ambliopia, sehingga sebaiknya pembedahan harus dilakukan sedini mungkin dan diberikan kacamata segera dengan latihan bebat mata.  Katarak parsial unilateral dan bilateral biasanya pengobtan dilakukan dengan lebih konservatif seperti penggunaan kacamata dan pemberian midriatik, namun bila gejala berjalan progresif dengan kekeruhan yang meningkat terjadi juling dan ambliopia, maka dilakukan pembedahan.

☺ Katarak Rubella Terdapat dua bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara dan kekeruhan diluar nukleus yaitu korteks anterior dan posterior ataupun total. Mekanisme terjadinya katarak jenis ini beluim diketahui secara pasti namun diketahui rubella dapat dengan mudah menembus barier plasenta. Virus ini daoat masuk atau terjepit dalam vesikel dan bertahan didalam lensa selama 3 th.

☺ Katarak Juvenil Merupakan katarak yang terjadi pada individu dengan usia lebih dari 3 bulan dan kurang dari 9 tahun, kebanyakan merupakan proses kelanjutan katarak kongenital. Katarak juvenil sering muncul sebagai akibat komplikasi penyakit lain seperti :  Katarak metabolik : 1. Katarak diabetik dan galaktosemia ( gula ) 2. Katarak hipokalsemik 3. Katarak defisiensi gizi 4. Katarak aminoasiduria 5. Penyakit wilson 6. Katarak karena gangguan metabolik lainnya.  Gangguan otot : Distropi miotonik ( 20 sampai 30 tahun )  Katarak traumatik  Katarak komplikata.

1. Kelainan kongenital dan herediter ( siklopia, koloboma, mikroftalmi, anirida, pembuluh hiaoloid persisten, heterokromia iridis ). 2. Katarak degeneratif ( dengan miopi dan distropi viteoretina, seperti wagner dan retinitis pigmentosa dan neoplasma ). 3. Toksik, kortikosterid sistemik atau topikal, ergot, naftalein, dinitrofenol, triparanol ( MER - 29 ), anti kholinesterase, khlorpromasin, miotik, besi. 4. Kelainan kongenital lainnya, sindrom tertentu yang disertai kelainan kulit ( sinder matik ), tulang ( disostosis kranio vasial, osteogenesis, impervekta, kondrodistrovia kalsivikans kongenital pungtata ) dan kelainan kromosom. 5. Katarak radiasi

☺ Katarak senil Kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun, dan sebagaimana penyakit lainnya , penyebab pasti dari katarak jenis ini belum diketahui . Namun ada beberapa asumsi berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada lensa mata seiring dengan proses penuaan yaitu:  Kapsul : 1. Menebal dan kurang elastis ( 1/4 dibanding pada usia anak ). 2. Mulai memunculkan gejala presbiopi. 3. terlihat bahan granular.  Epitel : 1. Semakin tipis. 2. Sel epitel germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat. 3. Bengkok dan vaskuolisasi mitokondria yang nyata.  Serat Lensa : 1. Lebih irreguler. 2. Pada korteks terlihat lebih jelas kerusakan serat sel. 3. Brown sklerotik nukleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus lensa ( histidin, triptopan, metionin, sistein dan tiriosin ) sedang warna colkat lensa nukleus mengandung sedikit histidin dan triptophan dibandingkan lensa normal. 4. Korteks tidak berwarna karena :

- kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi. - sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Katarak senilis secara klinik terbagi kedalam empat stadium :  insipiens  imatur  matur  hipermatur ( morgagni ) dan brunesen. Insipiens Kekeruhan Ringan Cairan mata Normal Iris Normal Bilik mata Normal

Imatur Sebagian Bertambah Terdorong Dangkal

Matur Seluruh Normal Normal Normal

Hipermatur Masif Berkurang Tremulans Dalam

depan Sudut

Sempit

Normal

Terbuka

Positif Glaukoma

Negatif -

pseudopos Uveitis +

bilik Normal

mata Shadow test Penyulit

Normal -

glaukoma Katarak Insipiens. Pada Stadium ini akan terlihat kekeruhan yang bermula dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal). Katarak subkapsuler posterior , kekeruhan mulai dari bagian depan area posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif ( benda morgagni ). Kekeruhan ini dapat menimbulkan polioplia dan karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa , katarak jenis ini dapat menetap untuk waktu yang lama. Katarak Intumesens. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa sebagai akibat penyerapan air oleh lensa degeneratif. Selain menyebabkan pembengkakan, masuknya air kedalam lensa akan mendorong iris sehingga bilik mata depan menjadi dangkal dibandingkan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan memunculkan salah satu penyulit berupa glaukoma. Katarak intumesens biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan menyebabkan miopia rentikuler. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga lensa makin cembung dan terjadi miopisasi. Pada pemeriksaan slitelamp terlihat vakuola pada lensa yang disertai peregangan jarak lamel serat lensa. Katarak Matur. Kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini salah satunya disebabkan deposisi ion Ca yang menyeluruh.

Tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif. Katarak Hipermatur. Merupakan katarak matur yang mengalami degenerasi lanjut , dapat menjadi keras, jinak maupun mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan adanya lipatan kapsul lensa. Kadang pengerutan berjalan terus sehingga hubungan zonula sinii menjadi kendur. Bila katarak berjalan lebih lnjut disertai kapsul yang tebal maka korteks berdegenerasi dan cairan tidak dapat keluar maka korteks akan terlihat seperti kantung susu disertai nukl;eus yang terbenam dalm korteks lensa karena lebih berat , keadaan ini disebut Katarak Morgagni. Katarak Brunesens. Katarak yang berwarna coklat sampai hitam ( nigra ) terutama pada nukleus lensa. Katarak ini dapat terjadi pada penderita DM dan miopia yang tinggi. Visus kadang lebih baik daripada dugaan semula dan biasanya terdapat pada orang usia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior. Beberapa tindakan kolaboratif alternatif penanganan katarak senil yang pernah digunakan selama ini adalah :  Iodium tetes, salep, injeksi .  Calsium sistein  Imunisasi dengan memperbaiki cacat metabolisme lensa  Dipakai lentokain dan katarak tolisin dari lensa ikan.  vitamin dosis tinggi .

☺Katarak Komplikata Merupakan katarak yang disebabkan oleh penyakit mata yang lain seperti infeksi atau proses degeneratif seperti ablasi retina, retinitis, pigmentosa, glaukoma, tumor intraokuler , nekrosis anterior segmen, buftalmos,

ataupun

kerusakan

akibat

trauma

serta

akibat

proses

pembedahan. Katarak ini juga dapat disebabkan oleh penyakit metabolik sistemik ( DM, hipertirod , galaktosemia, dan miotonia distropi ) dan keracunan obat ( Tiotepa IV, steroid lokal lama, steroid sistemikoral kontraseptik dan miotika anti kolinesterase ). Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana katarak selamanya bermula pada lapis korteks atau dibawah kapsul kemudian menuju kedaerah sentral, kekeruhan

yang ditimbulkannya dapat berupa divus, pungtata atau linier dan biasanya ditemukan adanya vakuola atau lubang. Ada dua bentuk katarak komplikata yaitu : 1. Kelainan pada polus posterior mata . Terjadi akibat koroiditis , retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina, dan miopia tinggi yang mengakibatkan kelainan pada badan kaca. Biasanya berjllan aksial yang biasanya berjalan lambat dalam nukleus, sehingga sering terlihat nukleus lensa tetap jernih. Khusus pada katarak yang disebabkan oleh ablasi retina dan miopia tinggi memberikan gambaran yang berbeda. 2. Kelainan pada polus anterior. Biasanya akibat kelinan kornea berat, iridosiklitis, kelainan neoplasma dan glaukoma. Pada iridosiklitis akan menyebabkan katarak subkapsularis anterior, sedangkan pada katarak akibat glaukoma akan terlihat katarak disimenata pungtata subkapsuler anterior ( Katarak vogt ). Katarak Komplikata yang disebabkan oleh hipokalsemia berhubungan dengan hipoparatiroidisme, tetani infentil , dan kretinisme. Lensa terlihat keruh pada titik subkapsuler yang sewaktu - waktu dapat berubah menjadi katarak lamelar.

☺Katarak Diabetik Merupakan katarak yang terjadi sebagai akibat adanya penyakit DM. Beberapa

pendapat

menyatakan

bahwa

kekeruhan

terjadi

akibat

penumpukan sorbitok dan fruktosa pada lensa mata. Sedangakan pada bayi galaktosemia

yang

tinggi

mengakibatkan

kekeruhan

anterior

dan

subkapsuler posterior. Katarak diabetik dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu : 1) Penderita dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemi nyata ; pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis sebagai akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi berlangsung lama akan terjadi kekeruhan lensa yang akan hilang bila dilakukan rehidrasi dan penanganan kadar glukosa sehingga kembali kekondisi normal. 2) Penderita diabetes juvenil atau tua tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata dalam waktu 48 jam. Kekeruhan yang terbentuk dapat berupa snow flek atau bentuk piring subkapsuler.

3) Katarak pada penderita diabetes dewasa dimana gambaran secara histologik dan biokimia sama dengan katarak nondiabetik.

☺ Katarak sekunder Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal saat pembedahan. Keadaan ini paling cepat terlihat 2 hari EKEK. Bentuk lain yang merupakan bentuk proliferasi epitel lensa pada katarak sekunder berupa cincin soemering dan mutiara alsching. Jaringan fibrin terbentuk setelah diawali terjadinya peradangan dan hasil degenerasi lensa yang tertinggal sesudah operasi katarak ekstra kapsuler atau setelah terjadinya suatu trauma yang mencegah lensa. Cincin soemering terjadi akibat kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir sehingga melekat pada kapsul posterior meninggalkan daerah yang jernih ditengah dan membentuk gambran cincin . Pada pinggir cincin ini tertimbun epitel yang terus berploriferasi . Mutiara eslching terbentuk dari epitel subkapsuler yang membesar sehingga tampak seperti busa sabun atau telur katak. Penanganan katarak sekunder adalah tindakan pembedahan seperti disisio katarak sekunder, kapsulotomi, membranektomi, atau mengeluarkan seluruh membran keruh.

II. ETIOLOGI  Proses penuaan  Kelinan kongenital  Trauma benda tumpul / penetrasi  Penggunaan kortikosteroid jangka panjang  Penyakit sistemik seperti DM, Hipoparatiroidisme.  Pemajanan terhadap cahaya radiasi  Pemajanan terhadap sinar ultraviolet terlalu lama.  Kelainan mata lainnya.

IV. MANIFESTASI KLINIS  Penurunan ketajaman penglihatan , ketidakmampuan untuk membelalak , penglihatan menjadi redup atau kabur dengan penyimpangan gambar, penglihatan malam hari memburuk.

 Pupil mata dapat terlihat kekuningan , abu - abu. atau putih; terjadi secara bertahap selama periode tahunan , dan sejalan dengan memburuknya katarak, maka kacamata yang paling kuat sekalipun tidak akan dapat menolong lagi.  Tidak ada rasa nyeri.

Related Documents

Katarak
April 2020 27
Katarak
April 2020 24
Katarak Edit.docx
October 2019 42
Katarak Traumatika
May 2020 23
Katarak Jurnal.doc
April 2020 30

More Documents from "Icha Loebis"

Bab 2 Motivasi.docx
June 2020 24
Katarak 2.doc
June 2020 21
Katarak.doc
June 2020 27
Cedera Kepala.doc
June 2020 24
Bab 123.doc
June 2020 25