ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D UMUR 30 TH DI BPM “S” Disusun oleh : Wardhatillah
Tempat dan Waktu Waktu pengambilan kasus dimulai dari tanggal 17 Mei 2016, pada saat pasien melakukan Antenatal Care. Kem udian persalinan yang dimulai tanggal 01 Juli 2016. Asu han ini diberikan meliputi pemeriksaan Antenatal Care, Pertolongan Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir serta konseling KB. Tempat pengambilan dan pelaksanaan Asuhan Ko mprehensif yaitu di Bidan Praktik Mandiri (BPM) S yang beralamat di Jl. Mendawai Lurus No. 028 Palangka Raya . Di BPM ini sudah melaksanakan asuhan secara kompr ehensif sehingga penulis tertarik untuk melakukan asuh an kebidanan komprehensif di BPM S ini.
Gambaran Kasus 1. Kehamilan ANC : 8 x selama hamil (kunjungan ke 5 oleh penulis pada tanggal 17 Mei 2016). GIIPIA0 hamil 33 minggu dengan HPHT t anggal 25 September 2015, tidak ada dit emukan kelainan dalam kehamilan. TT 1 : 17 Maret 2016 TT 2 : 18 April 2016
Pembahasan Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada kunj ungan tanggal 17 Mei 2016, didapat data pada masa kehamila n Ny. D yaitu tidak ditemukan kesenjangan dengan teori yang ada, pada saat penulis melakukan pengkajian ibu sudah 4 kali melakukan pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan dilakukan pada trimester I, II dan III. Ny. D juga sudah mendapatkan imu nisasi Tetanus Toxoid sebanyak 2 kali hal ini sudah sesuai deng an program yang ada. Umur ibu pada saat hamil adalah 30 ta hun dan hamil anak kedua. Menurut Ika (2012), standar pelayanan dan asuhan pad a masa kehamilan terdiri dari 14 T. Dari 14 T tersebut hanya 1 0 yang didapat Ny. D pada masa kehamilannya. Maka dari itu didapat kesenjangan dengan teori yang ada.
Gambaran Kasus 2.
Persalinan Tanggal 01 Juli 2016 pukul 04.00 WIB ibu datang denga n keluhan yang sesuai dengan tanda-tanda persalinan, k eadaannya normal. Pukul 04.00 WIB VT 7 cm, penurunan hodge III, porsio ti pis, ketuban utuh. Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit la manya 40 detik. Kala II : pukul 05.30 WIB tanda gejala kala II, pembukaan 10 cm, porsio tidak teraba, ketuban negatif, penurunan k epala hodge IV, UUK kiri depan. Pukul 05.50 WIB bayi la hir spontan, JK perempuan, segera menangis kuat, gerak an aktif, kulit kemerahan, langsung dikeringkan dan Inisi asi Menyusu Dini (IMD). Setelah bayi lahir dilakukan manajemen aktif kala III, dal am 10 menit plasenta lahir spontan dan lengkap, tidak a da kelainan. Perdarahan normal, tidak ada rupture, kontr aksi uterus baik.
Pembahasan Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis ditemu kan proses persalinan tidak terjadi gangguan his dan kont raksi uterus. Pada Ny. D kala I berlangsung selama 7 jam 30 menit, kala II berlangsung selama 20 menit. Kemudian dilakukan manajemen aktif kala III. Pada saat kala III plase nta lahir spontan, kotiledon lengkap, selaput utuh. Selama kala IV petugas memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pa da jam kedua setelah persalinan. Tidak ada terdapat kesenjangan dengan teori pada proses persalinan Ny. D semua sudah sesuai dengan teori.
Gambaran Kasus 3. Nifas Masa nifas berlangsung 8 jam di BPM S, selain itu i bu diperbolehkan pulang dan melanjutkan asuhan dirumah. Pengawasan dilakukan oleh penulis, meliputi keadaa n umum, TTV, kontraksi uterus dan perdarahan. Ibu dan bayinya dirawat gabung dalam ruang perawata n. Selain perawatan 8 jam di BPM S ibu diperbolehkan pulang dan melanjutkan asuhan dirumahnya sendiri.
Pembahasan Terdapat kesenjangan dengan teori pada kunjunga n masa nifas yang seharusnya dilakukan 4 kali kunjungan yaitu 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan , 2 minggu setelah persalinan dan 6 minggu setelah pers alinan. Tapi justru hanya dilakukan pada waktu 2 jam sete lah persalinan, 6 jam setelah persalinan, 4 hari setelah pe rsalinan dan 6 hari setelah persalinan. Hal ini terjadi kare na keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis. Namun, penulis sudah mengkonfirmasi ke BPM S untuk kelanjuta n kunjungan pada ibu masa nifas.
Gambaran Kasus 4. BBL 01 Juli 2016, pukul 05.50 WIB lahir bayi perempuan secara spontan, segera menangis, IMD segera dilak ukan setelah bayi lahir. BB 3100 gram, PB 51 cm, ke adaan sehat. Terapi yang diberikan kepada bayi yaitu dengan me mberikan suntikan Neo K sebanyak 0,5 ml secara I M dipaha kiri 1 jam setelah bayi lahir atau setelah I MD, dan pemberian salep mata oxytetrasiklin untuk pencegahan penyakit menular seksual yang kemung kinan diderita ibu. Sedangkan imunisasi HB0 diberik an secara IM dipaha kanan bayi satu jam setelah pe nyuntikan Neo K.
Pembahasan Dari hasil pengkajian yang dilakukan, didapat penanga nan bayi baru lahir dimulai setelah bayi lahir dengan menghan gatkan dan melakukan boonding attachment diteruskan IMD. Bayi Ny. D dilahirkan dalam kondisi normal dengan BB 3100 gr am dan PB 51 cm. Setelah melakukan IMD, bayi juga diberikan asuhan sep erti pemberian salep mata, injeksi Neo K, imunisasi HB0. dan p erawatan tali pusat hanya dengan kassa steril tanpa dibubuhk an apapun. Penulis juga memberikan dukungan kepada ibu un tuk selalu memberikan ASI sampai usia bayi 6 bulan tanpa ta mbahan makanan apapun (ASI Eksklusif). Semua asuhan yang dilakukan pada bayi baru lahir sud ah berdasarkan teori dan tidak ada kesenjangan.
Gambaran Kasus 5. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah dilakukan penulis saat ibu sudah pulang yaitu dimulai pada tanggal 02 Juli 2016. Pada saat kunjungan rumah penulis melakukan asu han pada ibu nifas dan juga asuhan pada bayi baru lahir. Ibu nifas : K/U, keluhan, TTV, ASI?, BAB/BAK? BBL : memandikan bayi, perawatan tali pusat dan u paya menjaga kehangatan tubuh bayi. Penulis mena nyakan apakah bayinya menyusu dengan kuat, dan bagaimana pola eliminasinya.
Pembahasan Kunjungan rumah dilakukan penulis selama 6 hari meliputi asuh an nifas pada ibu dan asuhan pada bayi baru lahir dirumah. Nifas : Terdapat kesenjangan dengan teori pada kunjungan masa nifas yaitu penulis hanya melakukan kunjungan pada w aktu 2 jam PP, 6 jam PP, 4 hari PP dan 6 hari PP. Hal ini terjad i karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis. Namu n, penulis sudah mengkonfirmasi ke BPM S untuk kelanjutan kunjungan pada ibu masa nifas. BBL : Pada bayi baru lahir dilakukan kunjungan pada hari per tama sampai kelima dengan memandikan bayi, melakukan p erawatan tali pusat sampai tali pusat puput dihari kelima dan konseling kepada ibu tentang perawatan bayi baru lahir. Selama kunjungan rumah pada masa nifas dan bayi baru lahir, t idak ditemukan masalah atau komplikasi yang menyertai.
Gambaran Kasus 6. KB Konseling KB dilakukan saat kunjungan rum ah tanggal 07 Juli 2016 dirumah ibu. Konseling KB meliputi penyuluhan yang dila kukan penulis kepada ibu tentang macam-m acam metode kontrasepsi. Penulis juga mem berikan arahan tentang metode kontrasepsi yang cocok untuk ibu yang aktif menyusui.
Pembahasan Konseling KB dilakukan pada kunjungan rumah har i keenam. Penulis melakukan konseling dengan memberi kan penjelasan tentang macam-macam alat kontrasepsi s erta keuntungan dan efek sampingnya. Ny. D memilih m etode kontrasepsi suntik 3 bulan. Menurut penulis kontra sepsi yang dipilih Ny. D cukup baik karena metode kontr asepsi yang dipilih ibu tersebut tidak mempengaruhi pro duksi ASI ibu karena ibu sedang aktif menyusui bayinya dan berencana untuk memberikan ASI eksklusif pada bay inya sampai usia 6 bulan.
TERIMA KASIH