I. KONSEP DASAR TB PARU 1. Pengertian Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2005). Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009). Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycrobacterium tuberculosis (Sallin, 2007) 2. Etiologi Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal 0,3-0,6/μm. Spesies lain dari kuman ini yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium bovis, mycobacterium kansasii, mycobacterium intracellulare. 3. Klasifikasi TB (Tuberculosis) paru dalam Hidayat (2008: 79) dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : a. Tuberculosis paru primer yang sering terjadi pada anak. Proses ini dapat dimulai dari proses yang disebut droplet nuclei yaitu suatu proses terinfeksinya partikel yang mengandung dua atau lebih kuman tuberculosis yang hidup dan terhirup serta diendapkan pada permukaan alveoli. Kemudian terjadi eksudasi dan dilatasi pada kapiler, pembengkakan sel endotel dan alveolar, keluar fibrin, makrofag ke dalam ruang alveolar. b. Tuberculosis pascaprimer, terjadi pada klien yang sebelumnya terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosa. 4. Manifestasi Klinis a. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadangkadang panas badan mencapai 40ºC-41ºC. b. Batuk Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus. c. Sesak Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru. d. Nyeri dada Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. e. Mailase Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam dan lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Bahar, 1998) 5. Patofisiologi Penularan TBC terjadi karena individu rentan yang menghirup udara yang mengandung Mycobacterium tuberculosis. Segera setelah menghirup basil tuberkulosis hidup ke dalam paru-paru, maka terjadi eksudasi dan konsolidasi yang terbatas disebut fokus primer. Basil tuberkulosis akan menyebar, histosit mulai mengangkut organisme tersebut ke kelenjar limpe regional melalui saluran getah bening menuju kelenjar regional sehingga terbentuk komplek primer dan mengadakan reaksi eksudasi terjadi sekitar 2-10 minggu (6-8 minggu) pasca infeksi. Bersamaan
dengan
terbentuknya
kompleks
primer
terjadi
pula
hypersensitivitas terhadap tuberkuloprotein yang dapat diketahui melalui uji tuberkulin. Masa terjadinya infeksi sampai terbentuknya kompleks primer disebut masa inkubasi. Pada anak yang mengalami lesi dalam paru dapat terjadi dimanapun terutama di perifer dekat pleura, tetapi banyak terjadi di lapangan bawah paru dibanding lapangan atas. Juga terdapat pembesaran kelenjar regional serta penyembuhannya mengarah ke kalsifikasi dan penyebarannya lebih banyak terjadi melalui hematogen. Pada reaksi radang dimana lekosit polimorfonuklear tampak pada alveoli dan memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya. Kemudian basil menyebar ke limfe dan sirkulasi. Dalam beberapa minggu limfosit T menjadi sensitif terhadap organisme TB dan membebaskan limfokin yang merubah makrofag atau mengaktifkan makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa nekrosis yang tertinggal, atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang diak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit.
Nekrosis pada bagian sentral memberikan gambaran yang relatif padat pada keju, yang disebut nekrosis kaseosa. Masa keju dapat mencair dan Mycobacterium tuberculosis dapat berkembang biak ekstra selular sehingga dapat meluas di jaringan paru dan terjadi pneumonia, lesi endobronkial, pleuritis atau Tb milier. Juga dapat menyebar secara bertahap menyebabkan lesi di organ-organ lainnya. (Setiawati, dkk., 2012). 6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang untuk TB menurut Sulaifi (2010) adalah sebagai berikut : a. Uji Mantoux atau Tuberkulin Ada 2 macam tuberkulin yaitu Old tuberkulin dan Purified Protein Derivat (PPD). Caranya adalah dengan menyuntikkan 0,1 ml tuberkulin PPD intrakutan di volar lengan bawah. Hasilnya dapat dilihat 48 – 72 jam setelah penyuntikan. Berniai positif jika indurasi lebih dari 10 mm pada anak dengan gizi baik atau lebih dari 5 mm pada anak dengan gizi buruk. b. Reaksi cepat BCG Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat (dalam 3-7 hari) berupa kemerahan lebih dari 5 mm, maka anak dicurigai terinfeksi Mycobaterium tbc. c. Laju Endap Darah Pada TB, terdapat kenaikan Laju Endap Darah (LED). d. Pemeriksaan mikrobiologis Pemeriksaan BTA pada anak dilakukan dari bilasan lambung karena sulitnya menggunakan hasil dahak. e. Pemeriksaan BTA cara baru seperti: PCR (Polymerase Chain Reaction), Bactec, ELISA, PAP dan Mycodots masih belum banyak dipakai dalam klinis praktis f. Pemeriksaan radiologis 1) Gambaram x-foto dada pada TB paru tidak khas 2) Paling mungkin kalau ditemukan pembesaran kelenjar hilus dan kelenjar paratrakeal.
3) Foto lain : milier, atelektasis, infiltrat, bronkiektasis, efusi pleura, konsolidasi, destroyed lung dan lain-lain. 7. Komplikasi Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 588) komplikasi TB mencakup : a. Malnutrisi b. Efek samping terapi obat-obatan : hepatitis, ruam kulit, gangguan gastrointestinal. c. Resistensi banyak obat d. Penyebaran infeksi TB (TB miliaris) 8. Penataaksanaan a. Penatalaksanaan medis Obat harus diminum teratur, setiap hari, dan dalam waktu yang cukup lama. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan. Menurut Setiawati, dkk. (2012) secara garis besar dapat dibagi menjadi tata laksana untuk : 1) TB Paru tidak berat Pada TB paru yang tidak berat cukup diberikan 3 jenis obat anti b tuberkulosis (OAT) dengan jangka waktu terapi 6 bulan. Tahap intensif terdiri dari isoniazid (H), Rifampisin (R) dan Pyrazinamid (Z) selama 2 bulan diberikan setiap hari (2HRZ). Tahap lanjutan terdiri dari Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) selama 4 bulan diberikan setiap hari (4HR). 2) TB paru berat atau TB ekstrapulmonal Pada TB berat (TB milier, meningitis, dan TB tulang) maka juga diberikan Streptomisin atau Etambutol pada permulaan pengobatan. Jadi pada TBC berat biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan, kemudian dilanjutkan dengan Isoniazid dan Rifampisin selama 10 bulan lagi atau lebih, sesuai dengan perkembangan klinisnya. Kalau ada kegagalan karena resistensi obat, maka obat diganti sesuai dengan hasil uji resistensi, atau tambah dan ubah kombinasi OAT. Obat anti Tuberculosis yang digunakan adalah : a) Isoniazid (INH) : selama 6-12 bulan
1. Dosis terapi
: 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari
2. Dosis profilaksis
: 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari
3. Dosis maksimum
: 300 mg/hari
b) Rifampisin ( R ) : selama 6-12 bulan 1. Dosis
: 10-20 mg/kgBB/hari sekali sehari
2. Dosis maksimum
: 600 mg/hari
c) Pirazinamid (Z) : selama 2-3 bulan pertama 1. Dosis
: 25-35 mg/kgBB/hari diberikan 2 kali sehari
2. Dosis maksimum
: 2 gram/hari
d) Etambutol (E) : selama 2-3 bulan pertama 1. Dosis
: 15-20 mg/kgBB/hari diberikan sekali atau
2 kali sehari 2. Dosis maksimum
: 1250 mg/hari
e) Streptomisin (S) : selama 1-2 bulan pertama 1. Dosis
: 15-40 mg/kg/hari diberikan sekali sehari
intra muskular 2. Dosis maksimum
: 1 gram/hari
Kortikosteroid diberikan pada keadaan khusus seperti : Tb milier, meningitis Tb, endobronkial Tb, pleuritis Tb, perikarditis Tb, peritonitis Tb. Boleh diberikan prednison 1-2 mg/kg BB/hari selama 1-2 bulan b. Penatalaksanaan perawatan Penatalaksanaa perawatan untuk klien ditujukan agar : 1) Klien dapat mempertahankan jalan napas dengan mengeluarkan secret tanpa bantuan. 2) Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi 3) Kebutuhan istirahat tidur klien dapat terpenuhi 4) Klien dapat beraktivitas secara efektif/ 5) Klien dapat lebih mendapatkan pengetahuan tentang TB 6) Klien tidak terjadi infeksi terhadap penyebaran penyakitnya ke organ lain.
II.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian 1) Wawancara klien dan keluarga 2) Observasi lingkungan rumah 3) Pemeriksaan fisik semua anggota keluarga 4) Data sekunder: hasil lab, x-ray dsb. Data dasar pengkajian klien TB: a. Aktivitas istirahat
Gejala: -
kelelahan umum dan kelemahan
-
napas pendek karena kerja
-
kesulitan tidur pada malam hari/demam, menggigil, keringat dingin
tanda: -
takikardia, takipnea/dyspnea pada kerja
-
kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut)
b. integritas ego
gejala: -
adanya faktor stress lama
-
masalah keuangan, rumah
-
perasaan tak berdaya/tak ada harapan
tanda: -
menyangkal (khususnya selama tahap dini)
-
ansietas, ketakutan, mudah terangsang
c. makanan / cairan
Gejala : -
kehilangan nafsu makan
-
tak dapat mencerna
-
penurunan berat badan
tanda : -
turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik
-
kehilangan otot/hilang lemak subkutan
d. nyeri/kenyamanan
gejala : nyeri dada meningkat karena batuk berulang
tanda : -
berhati-hati pada area yang sakit
-
perilaku distraksi, gelisah
e. pernapasan
gejala : -
batuk produktif atau tidak produktif
-
napas pendek
-
riwayat tb terpajan pada individu terinfeksi
tanda : -
peningkatan frequensi pernapasan
-
pengembangan pernapasan tak simetri (efusi pleural)
-
perkusi pekak dan penurunan fremitus, bunyi nafas ronkhi
-
karakteristik sputum : hijau / prulen, mucoid kuning, atau bercak darah
f. keamanan
gejala : -
adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker
-
tes HIV positiv
tanda : demam rendah atau sakit panas akut
g. interaksi social akut
gejala : -
perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular
-
perubahan pola kebiasaan dalam tanggung jawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
h. penyuluhan / pembelajaran
gejala : -
riwayat keluarga tb
-
ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk
-
gagal untuk membaik / kambuhnya tb
-
tidak berpartisipasi dalam terapi
Hal - hal yang perlu dikaji dalam keluarga berkenaan dengan penyakit tb paru: 1) data umum 2) riwayat dan perkembangan keluarga 3) faktor biologis keluarga adanya penyakit menular di keluarga yang bisa menular lewat udara, alat makan, mandi, dsb 4) faktor psikologis keluarga kebiasaan buruk seperti merokok, meludah di sembarang tempat dll 5) faktor social ekonomi keluarga 6) faktor lingkungan rumah ruangan yang lembab, ventilasi udara rumah kurang mengakibatkan sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam ruangan, sehingga kuman tb paru dapat hidup 7) pemeriksaan fisik ciri khas penyakit tb paru adalah berat badan turun dan bunyi napas ronkhi 2. Analisa Data Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis keperawatan. Kegiatan menganalisa data ada 3 norma yang harus diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga (Marilyn, doengoes, 2010:21) a. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan 3. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan keluarga di analisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi – fungsi keluarga dan koping keluarga baik yang bersifat actual, resiko , maupun potensial dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama keluarga berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga. (arrita murwati 2008:4)
Diagnose yang mungkin muncul pada keluarga dengan tb paru adalah: 1) Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien dengan tb paru 2) Resiko lamanya proses penyembuhan penyakit tb paru berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal penyakit tb paru 3) Resiko infeksi penularan pada anggota keluarga lain berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyebaran penyakit tb paru 4) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien dengan tb paru 4. Prioritas Masalah Dalam penyusunan prioritas masalah dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Sifat masalah a. Actual b. Resiko c. Potensial 2) Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan 3) Potensial masalah untuk dicegah adalah sifat dan besarnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan 4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya, mendesaknya untuk diatasi melalui intervenes keperawatan dan kesehatan (aritta murwati, 2008:95) Skala Prioritas Bailon dan Maglaya No Kriteria Sifat Masalah : aktual 1
Skala
Skor
Bobot 1
Pembenaran
Aktual: 3 Risiko : 2 Potensial : 1 Kemungkinan masalah dapat diubah: Sebagian Skala 2
2
Mudah : 2 Sebagian : 1 Tidak Dapat : 0 Potensial masalah untuk dicegah: Cukup Skala
3
1
Tinggi : 3 Cukup : 2 Rendah : 1 Menonjolnya masalah: masalah perlu segera ditangani Skala
4
1 Segera : 2 Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0 Jumlah Skoring: a. Tentukan skor untuk setiap kriteria b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot Skor Angka tertinggi
x bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria d. Skor tinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot 5. Intervensi/Perencanaan Rencana tindakan keperawatan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan (suprajitno, 2008:49) 1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai maslah dan kebutuhan kesehatan 2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat 3) Memberikan kepercayaan diri selama merawata anggota keluarga yang sakit 4) Membantu
keluarga
untuk
memelihara
lingkungan
yang
dapar
meningkatkan kesehatan keluarga 5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia Adapun intervensi yang muncul dari setiap diagnose yang sudah diprioritaskan diatas adalah sebagai berikut: Diagnose 1 : gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien tb paru Intervensi
Rasional
1. Kaji fungsi pernapasan, misalnya Ronkhi bunyi nafas
menunjukkan
adanya
akumulasi secret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas
2. Berikan pasien posisi semi fowler
Posisi memaksimalkan ekspansi paru
3. Bantu ajarkan untuk latihan nafas Meningkatkan gerakan secret ke dalam dan batuk efektif 4. Berikan
pendidikan
jalan napas untuk dikeluarkan kesehatan Pemahaman terhadap manfaat
mengenai manfaat batuk efektif
dan
membantu
memotivasi
untuk melakukan batuk efektif
Diagnose 2 : gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakmamuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Intervensi
Rasional
1. Kaji dyspnea, menurunnya bunyi Tb paru menyebabkan efek lung nafas
di paru
2. Tingkatkan tirah baring dan batasi Menurunkan konsumsi oksigen aktifitas
atau kebutuhan selama periode penurunan
pernafasan
dapat
menurunkan beratnya gejala Diagnose 3 : resiko penularan infeksi pada anggota keluarga lain berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyebaran penyakit tb paru Intervensi
Rasional
1. Potensial penyebaran infeksi melalui Pemahaman bagaimana penyakit udara selama batuk, bersin dan lain- disebarkan, lain
mengambil
membantu langkah
untuk
mencegah infeksi ke orang lain 2. Identifikasi orang lain yang berisiko Orang-orang terpajan ini melalui yaitu anggota keluarga
program
terapi
obat
untuk
mencegah penyebaran 3. Berikan
pendidikan
kesehatan Pemahaman terhadap penyakit
mengenai penyakit tb paru, cara dapat penularan dan teknik isolasi 4. Berikan mengenai
pendidikan rumah dan
sehat
membantu
mecegah
penyebaran kesehatan Lingkungan kembab dan kotor
lingkungan berisiko
terhadap
penyebaran
infeksi
Diagnose 4 : gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien yang sakit Intervensi
Rasional
1. Kaji pemasukan dan berat badan Berguna secara periodik
untuk
keefektifan nutrisi
mengukur
2. Dorong makan sedikit tapi sering
Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa
kelemahan
dan
menurunkan irigasi gaster 3. Berikan
pendidikan
kesehatan Membantu
mengenai diit tktp tapi sering
kebutuhan
pemenuhan energy
dan
pemahaman keluarga 4. Ajarkan cara pengolahan makanan Mengurangi zat makanan yang yang benar
terbuang
saat
pengolahan
makanan 5. Implementasi Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan kepada rencan asuhan keperawatan yang disusun (aritta marwati, 2008:107). Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1) Sumber daya keluarga 2) Tingkat pendidikan keluarga 3) Adat istiadat yang berlaku 4) Respon dan penerimaan keluarga 5) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga 6. Evaluasi Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan sumatif dan formatif 1) Evaluasi berjalan (sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP. 2) Evaluasi akhir (formatif) Evaluasi ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bailon dan Malagya.2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC.
Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I. Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta.
Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.
Intan,S. 2008. Asuhan Keperawatan TB Paru. Jakarta. Pustaka Medika.
Kelvi,N. 2009. Penyakit Pada Saluran Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Suprajitno. 2006. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC.
Wahab, Samik. 2008. Pedoman Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
III. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Biodata keluarga Kepala keluarga : Tn. J Umur : 59 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan :Pendidikan : STM Alamat : Kalijaga RW 02/03 a. Komposisi anggota keluarga No Nama JK Umur Pendidikan Imunisasi 1. Tn. J L 59 STM 2. Ny. E P 54 SMA b. Genogram
k
Keterangan : = perempuan
= laki-laki
= tinggal serumah
K
= klien
KB -
c. Tipe keluarga Keluarga ini tergolong dalam Dyad family karena dalam satu rumah tangga hanya ada suami istri tanpa anak, sehingga akan mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga menderita penyakit yang dapat menular. d. Suku bangsa Keluarga ini terdiri dari suami yang berasal dari suku jawa sedangkan istri dari suku sunda. e. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan Menurut Ny bahwa penyakit adalah takdir yang digariskan oleh yang maha kuasa dan akan selalu mengupayakan kesembuhan. Tidak ada nilai-nilai keyakinan yang bertentnagan denagn kesehatan. f. Status social ekonomi keluarga Menurut Ny pendapatan keluarga cukup untuk membiyai kebutuhan sehari-hari. Walaupun suaminya tidak bekerja, Ny E mendapatkan upah dari hasil pekerjaanya menjadi pembantu rumah tangga. Kebutuhan meliputi pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pengobatan, lostrik dan air. Keluarga hanya memiliki telivisi g. Aktivitas rekreasi keluarga Biasanya keluarga melihat tv bersama, kadang-kadang pergi bersama. 2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a. Tahap perkembangan keluarga tahap saat ini Anak tertua berusia 33 tahun sudah bisa rumah tangga dan memiliki keluarga sendiri b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tahap yang belum adalah cucu Tn J akan beranjak sekolah sehingga harus siap 3. Riwayat kesehatan keluarga inti a. Riwayat keluarga sebelumnya - Riawayat keluarga dari pihak suami: Tn J mengtakan ayahnya pernah menderita penyakit yang sama dengan beliau (Tb paru) - Riwayat keluarga dari pihak istri : Ny E mengatakan orang tuanya pernah menderita hipertensi b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga N Nama U B Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang o m B Kesehatan Kesehatan telah dilakukan u r 1 Tn. J 5 4 TBC Tidak tahu Mendatangi 9 6 akan yankes penyakit 2 Ny. E 5 6 Hipertensi Tidak tahu Mendatangi
4
5
akan penyakit
yankes
c. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan Jika saat keluarga tn J pergi puskesmas atau Rs 4. Pengkajian lingkungan a. karakteristik rumah 1) gambaran tipe tempat tinggal status rumah yang sedang ditinggali adalah suda milik sendiri 2) denah rumah 4 2 3
1
3)
4)
5)
6)
Keterangan: 1. Ruang Tamu 2. Kamar Tidur 3. Dapur 4. Kamar Mandi Gambar kondisi rumah Rumah terdiri dari ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur dan kamar mandi.penataan perabotan dalam rumah terkesan tidak rapih dan sempit, ventilasi kurang penerangan cukup, lantai dan keramik, tembok permanen kuat dan dapat melindungi dari dingi maupun gangguan keamanan. Dapur Dapur terkesan kurang rapih dan cukup sempit, sumberbair bersih dari pam, alat masak lengkap dan bersih karena setiap selesai dipakai selalu dicuci, tidak terdapat alat untuk kebakaran. Kamar mandi Peralatan mandi cukup lengkap namun pengguanaanya secara bersamaan, bak mandi dikuras jika dirasa kotor Mengakaji pengaturan tidur didalam rumah Tempat tidur maksimal 2 orang, privasi kurang karena pint masuk kamar selalu terbuka.
7) Mengakaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumayh Tidak ada binatang peliharaan, saat pengakajian tidak ada serangga yang berkeliaran. 8) Mengkaji perasaan subjektif keluarag tergadap rumah Keluarga mengatakan merasa beruntung memiliki rumah karena dapat melakukan istirahat atau kegiatan dengan leluasa 9) Evaluasi adekuasi pembuangan sampah Sampah rumah tangga dibuang ke TPS, keluarga merasa tidak ada masalah dengan pembuangan sampah 10) Pengaturan atau penataan rumah Anggota keluarga merasa puas dengan penataan rumah karena menyadari rumahnya sempit b. Karakteristik keluarga dan komunitas RW Tetangga sebelah kanan dan kiri selalu memperhatikan kesehatan Tn. J dengan selalu menjenguk dan kadang memberikan biaya berobat c. Mobilitas geografis keluarga Keluarga adalah penduduk pendatang tetapi saat ini sudah menetap di RW 02 sejak 4 tahun yang lalu d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Tn. J mengikuti kegiatan pro lanis yang diadakan setiap bulannya e. Sistem pendukung keluarga Saat ini keluarga mampu mencukupi biaya berobat namun jika sewaktu-waktu kekurangan biaya, keluarga mendapat bantuan dari tetangga, kakak Ny. E dan anaknya yang sudah bekerja 5. Struktur keluarga a. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi dilakukan secara terbuka dan Bahasa yang digunakan setiap harinya adalah Bahasa Indonesia b. Struktur keluarga Pengendali keluarga adalah Tn. J sebagai kepala keluarga, keputusan diambil oleh kepala keluarga melalui musyawarah dengan anggota keluarga c. Struktur peran Peran pencari nafkah diambil oleh Ny. E karena kondisi Tn. J yang lemah d. Nilai atau norma budaya Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada anggota keluarga yang sakit diperiksakan ke yankes. Keluarga menjalani hidup berdasarkan tuntunan agama islam. 6. Fungsi keluarga a. Fungsi afektif Sikap dan hubungan antar anggota keluarga dan menurut Ny. E keluarga mengembangkan rasa saling menghargai b. Fungsi sosialisasi Interaksi keluarga baik dan keluarga bersikap baik kepada tetangga dan RW 02
N
c. Fungsi perawatan kesehatan keluarga - Kemampuan mengenal masalah kesehatan yaitu sudah mengenali masalah kesehatan Tn. J dan Ny. E - Keluarga mengambil keputusan apabila adamaslah kesehatan harus dirundingkan - Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan - Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah, pada saat kunjungan cukup bersih walau agak berantakan - Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, bila sakit diperiksa ke puskesmas atau rumah sakit d. Fungsi reproduksi Memiliki satau orang anak laki-laki dan satu orang cucu e. Fungsi ekonomi Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari 7. Stress dan koping keluarga a. Stressor jangka panjang dan pendek Ny. E mengatakan Tn. J dalam masa pengobatan tb paru dan diabetes b. Keluarga berespon terhadap masalah Bila ada masalah secepatnya dibawa ke puskesmas atau rumah sakit c. Strategi koping Jika ada masalah selalu dimusyawarahkan 8. Harapan keluarga a. Terhadap maslah kesehatan Keluarga berharap penyakit yang diderita segera sembuh b. Terhadap petugas kesehatan yang ada Keluarga berharap pelayanan yang ada lebih ditingkatkan 9. Data tambahan KEGIATAN Ny e Tn J
O 1.
NUTRISI Frekuensi makan
3x sehari
2x sehari dalam ½ porsi
Nasi + lauk pauk
Nasi + lauk pauk
6 gelas
6 gelas
Air putih , Teh
Air putih , Teh
Jenis makanan Frekuensi minum Jenis minuman
2.
Eliminasi Frekuensi BAK Warna BAK
5x/ hari
10x/ hari
Kuning jernih
Kuning jernih
Bau khas
Bau khas
-
-
1x/ hari
2x/ hari
Kuning bau khas berbentuk
Kuning bau khas dan
Bau BAK Apakah ada
berbentuk
kesulitan Frekuensi BAB Warna BAB dan Konsistens i BAB 3.
Istirahat Tidur Waktu tidur Durasi tidur
/ 20.00-05.00
20.00-05.00
9 jam
9 jam
Nyenyak
Kadang nyenyak
Kadang – kadang
Sering
Tidak ada
Sering dimalam hari
Mandi
Mandi
Kualitas tidur Bangun malam hari Gangguan dalam tidur 4.
Aktivitas
Bekerja
sehari hari
5.
Merokok
Makan
-
-
10. Pemeriksaan fisik NO
DAERAH
Ny E
TN J
TD
180/90mmHg
100/70mmHg
N
80x/ menit
70x/ menit
S
37,2 C
37,0 C
R
22x / menit
24x / menit
Kepala
Pada
Pada pemerikasaan
rambut
pemerikasaan
kepala tidak ada
PF 1
2.
TTV
kepala
tidak benjolan
ada benjolan / tidak
/
ada
nyeri
lesi tidak ada tekan, nyeritekan,
lesi
warna
rambut agak putih
warna rambut , kulit bersih agak
putih
,
kulit bersih 3.
Mata
Bentuk
mata Bentuk
mata
simetris,
simetris, juling ,
penglihatan
penglihatan
kurang
jelas, konjungtiva
konjungtiva ananemis
baik,
ananemis
dan
dan sklera ikterik
sklera ikterik 4.
Hidung
Bentuk hidung Bentuk
hidung
simetris , tidak simetris , tidak ada ada nyeri tekan nyeri
tekan
,
,
penciuman penciuman baik
baik 5.
Telingga
Bentuk
Bentuk simetris ,
simetris
, pendengaran baik,
pendengaran
tidak ada lesi atau
baik, tidak ada serumen lesi
atau
serumen 6.
Mulut
Bentuk
bibir Bentuk
lembab,
bibir
lembab,
menelan baik, baik, tidak
menelan
tidak
ada
ada pembengkakan
pembengkakan
tonsil
tonsil 7.
Leher
Tidak
ada Tidak
pembesaran
ada
pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid dan dan tidak ada tidak
8.
Dada
ada
nyeri
nyeri tekan
tekan
Bentuk
Bentuk simetris ,
simetris , tidak tidak ada
ada
suara
suara tambahan
tambahan 9.
Abdomen
Tidak
ada Tidak ada nyeri
nyeri
tekan, tekan, tidak ada
tidak
ada pembesaran hepar
pembesaran hepar nafsu baik
dan nafsu makan dan baik
makan
10.
11.
Ektrmitas
Tidak
atas
keluhan
Ektrmitas
Tidak
bawah
keluhan
ada Tidak ada keluhan
ada Tidak ada keluhan di kaki
11. Data pengakajian individu yang sakit a. Pengkajian 1) Identitas Nama
: Tn J
Umur
: 59 Thn
Jenis kelamin
:L
Alamat
: Kedungwunggu RT 03/RW 02
Pekerjaan
:-
Suku bangsa
: Jawa
b. Keluhan utama Tn J mengatakan bahwa dirinya sesak nafas batuk berdahak dan lemah letih lusa lunglai. c. Riwayat kesehtan 1) Riwayat kesehatan sekarang Tn J mengatakan sudah bulan yang lalu terdiagnosa Tb paru sejak beberapa bulan yang lalu. 2) Riwayat kesehatan sebelumnya Tn j mengatakan sebelumnya tidak ada penyakit ini sebelumnya 3) Riwayat kesehatan keluarga Tn J mempunyai riwayat penyakit yang menular yang sanagt cepat melalui udara.
d. Kebiasaan sehari hari Tn J kebiasaan nya adalah istrihat tidur dirumah e. Biologis 1) Pola makan Tn J mengatakan pola makan dalam keluarganya 2-3x sehari kadang kadang tidak habis. 2) Pola mimum Ny U mengatkan dalam sehari hari kira kitra 6-8 gelas / hari 3) Pola tidur Pola tidur tidak terartur , tidur malam pukul 20.00-05.00 wib. Dengan kualitas tidur kadang kadang nyenyak lama tidur 10 jam /hari. 4) Pola eliminasi Menurut Ny U pola BAB 2x / hari dengan konsistensi lembek , dan berbentuk, baunya khas sedangkan pola BAK 9-10 / hari dengan warna kuning dan bau khas. f. Aktivitas sehari hari Tn J aktivitasnya hanya menonton tv dan diam dirumah g. Psikologis Saat dilakukan pengkajian Tn J dan NY E sangat kooperatif Sosial 1) Hubungan antar keluarga Tn J Menurut Tn J hubungan anatar anggota keluarga saling menyayangi 2) Hubungan dengan orang lain TN J hubungan
dengan orang lain atau tetangganya sangat
harmonis dan saling bertegur sapa dam kumpul bareng. h. Spiritual 1) Pelaksanaan ibadah Ny J rajin melaksanakan ibadah dan selalu berdoa kepada allah swt untuk memohon kesembuhan yang sedang dialaminya , dan Ny J
juga mengakui bahwa pengakuannya ini merupakan ujiam dari allah swt. 2) Keyakinan tentang penyakitnya Ny J mengatakan bahwa penyakitnya akan sembuh bila diobati i. Pemeriksaan fisik 1) Tanda tanda vital Keadaan umum Kesadaran
: comphosmethis atau sadar penuh
Tinggi badan
: 170 cm
Berat badan
: 46 kg
Nadi
: 70x/ meint
Suhu
: 37,5 C
Pernafasaan
:24x/ menit
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
2) Pemeriksaan fisik dan kebersihan perorangan a) Kepala rambut Pada pemerikasaan kepala tidak ada benjolan / lesi tidak ada nyeri tekan, warna rambut agak putih , kulit bersih b) Mata Bentuk mata simetris, penglihatan baik, konjungtiva ananemis dan sklera ikterik, juling c) Hidung Bentuk hidung simetris , tidak ada nyeri tekan , penciuman baik d) Telingga Bentuk simetris , pendengaran baik, tidak ada lesi atau serumen e) Mulut Bentuk bibir lembab, menelan baik, tidak ada pembengkakan tonsil f) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan
g) Dada Bentuk simetris , tidak ada suara tambahan h) Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan nafsu makan baik i) Ektremitas atas Tidak ada keluhan j) Ektrmitas bawah Tidak ada keluhan. B. Analisa data NO 1.
DATA FOKUS
Penyebab
DS
Ketidakmampuan
J keluarga
Tn
anggotan
mengatakan sesak terutama
Problem Gangguan
pola
merawat nafas tidak efektif keluarga pada
TN
J
nafas yang sakit dengan tb berhubungan dengan saat paru
Ketidakmampuan
beraktivitas.
keluarga
merawat
Tn J mengtakan
anggotan
keluarga
sering
yang sakit
batuk
berdahak DO
TN J terlihat susah bernafas
RR: 24x/menit
TN J terlihat lemah
2.
DS
Risiko
Tn J mengatakan Ketidak batuknya berdahak
keluarga
tahuan pada
penularan anggota
tentang keluarga yang lain
Tn J mengatakan penularan tidak
penyakit pada
mengetahui Tb paru
Tn
j
bd
Ketidak
tahuan
penyakit nya dapat
keluarga
tentang
menular
penularan
penyakit
Tn j mengatakan
Tb paru
terkadang mebuang dahak
di
sembarang tempat DO Klien diam ketika ditanyakan masalah penyakitnya Tn
J
dahak
membuang di
sapu
tangan 3.
DS Ny
E
mengatak Ketidakmampuan
sering sakit kepala
keluarga
Gangguan rasa aman
merawat nyeri pada Ny e bd
DO
anggota yang sakit Ketidakmampuan
TD : 180/90
dengan hipertensi
keluarga
merawat
N : 80x/menit
anggota yang sakit
RR : 20xmenit
dengan hipertensi
C. Prioritas masalah / skoring 1. Gangguan pola nafas tidak efektif pada TN J berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggotan keluarga yang sakit tb paru No
Kriteria
Nilai Bobot Skor
Pembenaran
1
Sifat
masalah
3/3 x 1= 1
aktual
Keadaan
Tn
J
sakit tb paru
Kurang
3
1
sehat-sakit Acaman
2
Keadaan
1
sejahtra 2
Kemungkinan masalah
2/2 x 2= 2
dapat
pelayanan
diatasi
3
Mudah
2
Sebagaian
1
Tidak dapat
0
kesehatan
2
terjangkau
3/3x1=1 dapat
dicegah
3
Tinggi
2
Sedang
1
dan
rutin kontrol
Potensi masalah
Fasilitas
1
Tn J rajin kontrol tidak
merokok,
dan
menuruti
saran
tenaga
kesehatan
Rendah 4
Menonjolnya masalah
2/2x1=1
perlu
Masalah harus
segera ditangani
2
Segera
1
ditangani
1
diatasai Tidak perlu 0 segera Tidak diatasi Jumlah skor
5
berat segera
2. Risiko penularan pada anggota keluarga yang lain pada Tn j bd Ketidak tahuan keluarga tentang penularan penyakit Tb paru No
Kriteria
1
Sifat
Nilai Bobot Skor masalah
2/3 x 1= 2/3
aktual
Pembenaran Angota keluarga ada
Kurang
3
1
yang
menderita
sehat-sakit
penyakit menular
Acaman
2
Keadaan
1
tb paru
sejahtra 2
Kemungkinan masalah
2/2 x 2= 2
dapat
diatasi
3
Mudah
2
Sebagaian
1
Tidak dapat
0
masalah
dapat
menuruti
saran
dari
2
Potensi
Keluarga
tenaga
kesehatan
1/3x1=1/3 dapat
Tn J satu rumah dengan Ny. E dan
dicegah
3
Tinggi
2
Sedang
1
masih
1
dalam
masa pengobatan
Rendah 4
Menonjolnya masalah
2/2x1=1
perlu
harus
segera ditangani
2
Segera
1
diatasai Tidak perlu 0 segera
Masalah
1
ditangani
berat segera
Tidak diatasi
Jumlah skor
4
3. Gangguan rasa aman nyeri pada Ny e bd Ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit dengan hipertensi No
Kriteria
1
Sifat
Nilai Bobot Skor masalah
3/3 x 1= 1
aktual Kurang
3
1
sehat-sakit
Pembenaran Ny.
E
sering
merasa
sakit
kepala
yang
mengganggu
Acaman
2
Keadaan
1
aktivitas
sejahtra 2
Kemungkinan masalah
1/2 x 2= 1
dapat
Mudah
2
Sebagaian
1
Tidak dapat
0
dilarang
yang namun
kadang lupa
2/3x1=2/3 dapat
Masalah
yang
dapat
dicegah
3
Tinggi
2
Sedang
1
Rendah
dapat
makanan
2
Potensi masalah
E
memilah
diatasi
3
Ny.
1
menimbulkan stress dan tidak terkontrol
4
Menonjolnya masalah
1/2x1=1/2
Keluarga merasa
perlu
tidak segera perlu
segera ditangani
2
Segera
1
ditangani karena
1
bukan
penyakit
menular
diatasai Tidak perlu 0 segera Tidak diatasi Jumlah skor
3 1/6
D. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas 1. Gangguan pola nafas tidak efektif pada TN J berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggotan keluarga yang sakit tb paru 2. Risiko penularan pada anggota keluarga yang lain pada Tn j bd Ketidak tahuan keluarga tentang penularan penyakit Tb paru 3. Gangguan rasa aman nyeri pada Ny e bd Ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit dengan hipertensi E. Intervensi keperwatan No Tujuan Dx 1
TUM
TUK
Setelah
Selama
melakukan
menit
tindakan
kunjungan
keperawatan
kelurga
selamat
Evaluasi Kriteria
Rencana tindakan
Standar
1x60
3x mampu:
kunjungan,
1. Mengenal
gangguan pola
masalah
nafas terpenuhi
menjelaska n relaksasi
Verbal
Pengertian
Berikan
penkes
2. Mengambil
relaksasi
Menyebutkan Diskusikan
kepetusan untuk
manfaat dari
merawata
relaksasi
keluarga
Mengatasi
3. Merwat
jendela
Dapat
Beritahuakn
keluarga
membuka
manfaat
yang sakit
jendela setiap
membuka
dan
hari
jendela
menyebutk an
Klien
cara
berobat
perawatnya
yankes
4. Memodifik asi lingkungan menyebutk an
cara
memodifik asi libgkungan yang baik 5. Memenfaat kan yankes menyebutk an manfaat yankes Setelah dilakan Setelah tindakan
verbal
dilakukan
untuk
membuka
kecemasan
anggota
teknik
relaksasi Anjarkan
sesak nafas
yang sakit
manfaat relaksasi Ajarkan
Menghindari
anggota
2
tentang relaksasi
mau Berikan ke
penkes
tentang penyakit tb paru
keperawtan selama
selama
1. Klien
3x 1x60menit
dapat
1. Ajarkan
untuk mencegah
kognitif
klasur
penularan
rumah
kunjungan
minimal
anggota
keluarga
keluarga
1x1minggu
keluarga
mampu
mampu
mengenal
Menyebutk an
2. Klien
cara
penularan
j
menjemur
kunjungan
nutrisi
Tn
mau
berobat secara teratur
ke
yang
lain 2. Ajarkan untuk
tn
J
buang
dahak 3. Ajarkan keluarga untuk memeriksa
Ny
E seacara teratur
3
Setelah
Setelah
dilakukan
dilakukan
tindakan
kunjungan
keperawatan
1x60mneit
selama kunjungan
3x keluarga mampu
rumah keluarga
1. Mengenal ttg
diit hipertensi
masalah manajemen nyeri Mendomonst
2. Mengambil kepetusan
Kongitif
rasikan cara Berikan
untuk
mengurangi
penjelasan pada
kelurga
nyeri
keluarga tentang
yang sakit
mencegah
cara mengurangi
nyeri dengan
atau
anggota
benar dengan
terjadinya nyeri
keluarga
teknik
yang sakit
relaksasi
penjelasan pada
tahu
kompres
keluarga tentang
manjemen
dingin bagian
diit yang sesuai
nyeri
kepela
denagan
belakang
penderita
menghindari
hipertensi
perubahan
diit
rendah
posisi secara
garam,
rendah
mendadak
lemak,
dan
dan
kolesterol
3. Merawat
cara Kongitif
dan
pengobatan secara teratur
mencegah
Berikan
yaitu
Anjurkan keluarga
untuk
memeriksakan Ny
E
teratur
secara
F. Implementasi No
Jam/ tanggal
Tindakan keperawatan
Diagnosa 1
Minggu
T : memberikan penkes tentang relaksasi, penyakit tb
24-09-2017
paru, tanda dan gejala, serta penyebabnya R : keluarga dapat menjelaskan tentang tb paru tanda dan gejala serta penyebabnya T : memberikan penkes tentang cara penularan dan car pencegahanya R : keluarga mengetahui tentang cara penularan tb paru dan pencegahannya T : memberikan penkes tentang pengobatan tb paru dan dampaknya R : keluarga menuruti saran rutin minum obat
2
Minggu
T : menganjurkan pentingnya buang dahak ke tempat
24-09-2017
khusus R : keluarga menyiapkan tempat khusus buang dahak untuk Tn. J yang nantinya sebelum dibuang harus direndam di air sabun T : mengajarkan batuk efektif dan aman R : Tn. J melakukan batuk efektif T : menganjurkan Tn. J untuk rutin minum obat dan kontrol ke puskesmas R : Tn. J mengatakan baru kontrol kemarin dan sudah diberi obat
3
Minggu
T : memberikan penjelasan kepada keluarga untuk
24-09-2017
mencegah nyeri R : Ny. E bisa melakukan teknik relaksasi T : memberikan penjelasan tentang diet hipertensi R : Ny. E melakukan diet hipertensi dengan diet rendah
Paraf
garam G. Evaluasi keperawatan No Dx Jam/tanggal
1
Catatan perkembangan
Paraf
Senin
S : Tn. J mengatakan sesak napas
25-09-2017
berkurang O : bunyi nafas vesikuler RR 24x/menit A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi -
Anjurkan teknik postural drainase
dan
menghindari
untuk faktor
penyebab
2
S : Tn. Jmengatakan buang dahak pada tempatnya O : dahak tertampung di tempat khusus A : Masalah teratasi sebagian P : pertahankan intervensi -
Anjurkan membuang tempat
teknik dahak khusus
membuangnya
pada dan setelah
direndam dengan air sabun
3
S : Ny. E mengatakan sudah tahu
cara mengurangi nyeri O : keluarga dapat melakukan teknik relaksasi A : Maslah teratasi sebagian P : pertahankan intervensi -
Anjurkan untuk melakukan teknik
relaksasi,
hipertensi
dan
melakukan posisi mendadak
diet jangan
perubahan
SATUAN ACARA PENYULUHAN TB PARU
Judul
:
TB Paru
Hari/tanggal
:
Senin, 25 September 2017
Tempat
:
rumah Tn. J
Lama
:
30 menit
Penyaji
:
Muhammad Danial
Audiens
:
Keluarga Tn. J
A. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan dapat mengerti tentang penyakit TB Paru
klien
/
keluarga
B. Tujuan Instruksional Khusus 1. Menjelaskan pengertian TB Paru 2. Menjelaskan tentang penyebab TB Paru 3. Menjelaskan tentang bagaimana penularan TB Paru 4. Menjelaskan tentang tanda dan gejala TB Paru 5. Menjelaskan tentang pengobatan TB Paru 6. Menjelaskan tentang pencegahan TB Paru C. Sasaran Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien Tn. J D. Materi (terlampir) 1. Pengertian TB Paru 2. Penyebab TB Paru 3. Penularan TB Paru 4. Tanda dan gejala TB Paru 5. Pengobatan TB paru 6. Pencegahan TB Paru E. Alat Bantu : Menggunakan alat bantu flipchart F. Metode 1. Ceramah dan tanya jawab. 2. Leaflet G. Kegiatan Penyuluhan
NO
WAKTU
1.
5 menit
Pembukaan : Mengucapkan salam. Menjelaskan nama dan akademi Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyebutkan materi yang diberikan. 5. Menanyakan kesiapan peserta 10 menit Pelaksanaan : 1. Penyampaian materi a. Menjelaskan pengertian TB paru b. Menjelaskan penyebab TB Paru c. Menjelaskan bagaimana penularan TB Paru d. Menjelaskan tanda dan gejala TB paru e. Menjelaskan pengobatan TB Paru f. Menjelaskan pencegahan TB Paru 2. Tanya jawab a. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya 10 menit Evaluasi: 1. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan mengenai TB Paru 2. Meminta CI dan CT untuk memberikan masukan dan saran pada penyuluhan yang sudah dilakukan 5 menit Penutup : 1. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas 2. Memberikan salam penutup 1. 2. 3. 4.
2.
3.
4.
KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA Menjawab salam Mendengarkan Mendengarkan
Mendengarkan
Bertanya
Menjawab Menjelaskan Memperhatikan
Mendengarkan Menjawab salam
H. Evaluasi : 1. 2. 3.
Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan Penilaian
TB PARU
A. Apakah TBC Paru itu dan bagaimana cara penularannya
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
Kuman disebarkan kepada orang lain melalui batuk, bersin, meludah disembarang tempat dari orang yang menderita penyakit TBC
Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru
Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja.
B. Apa saja tanda dan gejala penyakit TBC Paru
Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih
Demam tanpa sebab lebih dari 1 bulan
Keringat malam tanpa kegiatan
Penurunan berat badan dan kurang nafsu makan
Perasaan tidak enak dan badan terasa lemah
Sesak napas dan nteri dada
Pernah batuk bercampur bercak darah
C. Apa yang harus dilakukan bila ada tanda dan gejala penyakit TBC Paru tersebut
Segera periksa ke puskesmas / RS
Lakukan pemeriksaan dahak untuk memastikan adanya kuman TBC didalam tubuh
Pemeriksaan foto rontgen dada
Test Mantoux untuk anak-anak
D. Apakah penyakit TBC Paru dapat disembuhkan Penyakit TBC “DAPAT” disembuhkan, bila berobat dengan teratur dan benar sampai tuntas selama 6-8 bulan
E. Berbahayakah penyakit TBC paru itu
Di Indonesia TBC adalah penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit jantung dan pembuluh darah
Indonesia adalah negara ke-3 di dunia yang banyak menderita penyakit TBC setelah Cina dan India
Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal
Setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.
Di seluruh dunia terdapat sekitar 2-3 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahunnya
Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada sekitar 10-15 orang
F.
Bila tidak diobati, 50 % penderita akan meninggal dunia
Kapan penderita TBC Paru dinyatakan sembuh
Setelah minum obat secara teratur dan benar, akan dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada akhir bulan ke 2,5 dan 6 pengobatan
Bila hasilnya kuman TBC sudah negatif atau hasil rontgen paru baik, maka penderita dinyatakan ”SEMBUH”
G. Apakah penyakit TBC Paru bisa kambuh
”BISA”...Apabila orang yang sudah sembuh dari TBC masih tetap kontak
dengan penderita TBC positif lainnya
Jika daya tahan tubuh lemah bisa ketularan dari penderita yang kuman TBCnya positif
Oleh karena itu, setiap orang yang mempunyai gejala TBC dilingkungannya (keluarga, teman, rekan kerja) harus memeriksakan dirinya ke puskesmas/RS untuk menghindari penularan.
H. Bagaimana cara mencegah penularan penyakit TBC Paru 1.
Untuk Penderita TBC Paru
Minum obat secara teratur sampai selesai.
Menutup mulut waktu bersin atau batuk.
Tidak meludah di sembarang tempat.
Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang diisi sabun atau karbol
Makan makanan yang bergizi
Berhenti merokok, minum alkohol, narkoba dan sering begadang
2.
Untuk keluarga
Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur,
Buka jendela lebar-lebar agar udara segar & sinar matahari dapat masuk, karena kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
I.
Vaksin BCG untuk bayi baru lahir.
Apa obat TBC Paru
ISONIAZID
RIFAMPICIN
PYRAZINAMIDE
ETHAMBUTOL
STREPTOMYCIN
J.
Bagaimana cara minumnya 1.
Tahap Intensif
Selama 2 bulan
Obat diminum setiap hari
Obat diminum pagi hari, sebelum makan/saat perut kosong
2.
Tahap Lanjutan
Selama 4 bulan
Obat diminum 3 x seminggu
Obat diminum pagi hari, sebelum makan/saat perut kosong
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, A. 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem pernapasan, Salemba Medika. Jakarta Hal: 72-82 Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI