ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS DAN GAWAT DARURAT PADA TN. A DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI ICU RSUD KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2019
Oleh Piola
MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN TAHUN 2019
i
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Nama Mahasiswa
: Piola
NPM
:
Ruang/RS
: ICU (Intensive Care Unit)/RSU Kab. Tangerang
Tgl/Jam Pengkajian
: 08 Februari 2019
I. Identitas A. Identitas Klien 1
Initial klien
: Tn. A
2
Usia
: 66 Tahun
3
Jenis kelamin
: Laki-laki
4
Status perkawinan
: Menikah
5
Pekerjaaan
: Buruh
6
Pendidikan terakhir
: SLTP
7
Alamat
: Kp. Gaga Kecil RT 01 / 07 Kecamatan Sepatan Timur
8
Diagnose medis
: Penurunan Kesadaran CVD SNH
9
Hari rawat
: Ke 4
B. Identitas penanggung jawab 1
Initial keluarga
: Ny. L
2
Usia
: 29 Tahun
3
Status perkawinan
: Menikah
4
Hub. dengan klien
: Anak
5
Pekerjaan
: IRT
6
Pendidikan terakhir
: SMK
7
Alamat
: Kp. Gaga Kecil RT 01 / 07 Kecamatan Sepatan Timur
1
II. Keluhan Utama dan Riwayat Penyakit A. Keluhan utama/alasan klien dirawat di HCU/ICU Klien saat dikaji tidak bisa dinilai karena penurunan kesadaran B. Riwayat penyakit sekarang P : Keluarga mengatakan klien ditemukan dalam keadaaan tengkurap oleh keluarga dengan kesadaran yang terus menurun Q : Keluarga mengatakan klien lemah saat di panggil tidak bisa menjawab, dan tidak ada tahanan/kekuatan dari badan maupun ekstremitas R : Lemah pada seluruh badan terutama bagian ektremitas sinistra S : Penurunan kesadaran klien saat ini on sedasi E2 M4 V1 T : Penurunan kesadaran dirumah sejak pukul 18.30 tanggal 31 desember 2018 sebelum masuk rumah sakit C. Riwayat penyakit dahulu Klien pernah megalami penyakit stroke sebelumnya pada tahun 2010. Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Klien dengan riwayat penyakit diabetes melitus. Keluarga klien mengatakan biasanya klien bicara tidak jelas dan katakatanya susah dimengerti semenjak terkena stroke pada tahun 2010. D. Riwayat penyakit keluarga Anak klien mengatakan bahwa keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang berhubungan dengan kondisi klien sekarang.
III. Pengkajian Primer A. Airway Jalan nafas klien tidak paten, terdapat secret berwarna kuning. Klien terpasang ETT. B. Breathing Gerakan dada klien tampak simetris, irama reguler, RR=25x/menit, klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan 2
peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio2 = 350, saturasi oksigen = 97%. Pada saat auskultasi terdapat bunyi suara tambahan terdengar ronchi dan penggunaan otot bantu pernafasan. C. Circulation TD 110/67 mmHg, N 97x/mnt, S 37°C, nadi teraba kuat dan reguler. Kulit dan akral ekstremitas atas dan bawah hangat, CRT >2 detik, conjungtiva ananemis. D. Disability Kesadaran klien on sedasi E2 M4 V1, pupil refleks terhadap cahaya +/+ ukuran 2/2 mm. Kekuatan otot ekstremitas bawah 0/0 dan ekstremitas atas 0/0. E. Eksposure Tidak terdapat luka tekan pada anggota tubuh klien, tidak terdapat balutan maupun perdarahan, dan klien tidak terpasang alat seperti drainase atau yang lainnya pada anggota tubuhnya. IV. Pengkajian Sekunder A. Keadaan saat ini 1. Keadaan umum: sakit berat 2. Kesadaran: coma, on sedasi E2 M4 V1 3. BB/TB : 45 kg/155 cm 4. TTV Tgl/jam
TD (mmHg)
Nadi (x/mnt)
Pernafasan (x/mnt)
Suhu (0C)
GCS
Saturasi O2 (%)
07.00
135/59
99
25
38,5
E2M4
98%
08.00
143/67
101
26
39.0
E2M4
97%
09.00
122/59
93
27
37.0
E2M4
97%
10.00
132/59
95
24
37.0
E2M4
97%
11.00
127/58
93
24
37.2
E2M4
97%
12.00
125/58
99
24
36.8
E2M4
97%
13.00
128/56
99
23
37.2
E2M4
98%
14.00
124/55
97
23
37.0
E2M4
97%
3
B. Review of system 1. Sistem kardiovaskuler Warna kulit normal kulit tampak kering, denyut nadi teratur, akral hangat, CRT <2 detik. Konjungtiva anemis, mukosa mulut anemis, sklera tidak ikterik. Bunyi jantung lup-dup. 2. Sistem Respirasi Jalan nafas klien tidak paten, terdapat secret berwarna kuning. Klien terpasang ETT. RR=25x/menit, klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio2 = 350, saturasi oksigen = 97%. Pada saat auskultasi terdapat bunyi suara tambahan terdengar ronchi dan penggunaan otot bantu pernafasan. 3. Sistem Gastrointestinal Mulut klien tampak simetris, pucat dan mukosa bibir kering. Terdapat caries pada gigi tetapi tidak ada kelainan pada gigi maupun lidah. Abdomen supel dan saat di perkusi terdengar timpani. 4. Sistem Neurologi Kesadaran klien coma, GCS 7 (E2 (membuka mata dengan nyeri) M4 (menarik area yang nyeri) V1 (tidak berespon)). Pemeriksaan nervus cranial Nervus I (Alfaktorius) Klien tidak berespon pada bau yang diberikan Nervus II (Optikus) Klien dengan penurunan kesadaran tidak mampu melihat dan membaca tulisan, lapang pandang tidak diketahui, klien membuka mata pada saat diberi rangsang nyeri. Nervus III, IV, VI (Occulomotorius, Trochlearis, Abducen) Pupil refleks terhadap cahaya +/+ ukuran 2/2 mm. Bola mata tidak bergerak. Nervus V (Trigeminus) Klien tidak mampu mengunyah, tidak mampu membuka mulut dan menggerakan rahang. Nervus VII (Fasialis) 4
Wajah klien simetris tidak ada otot wajah yang tertarik ke arah tertentu, klien mengangkat alis saat diberikan rangsang nyeri. Nervus VIII (Akustikus) Klien tidak berespon pada suara peletekkan jari yang di dekatkan ke telinga klien. Keseimbangan klien terganggu dengan kelemahan pada anggota gerak tubuh. Nervus IX, X (Glasofharingeus, Vagus) Reflek menelan klien tidak bagus dan tidak bisa membuka mulut Nervus XI (Aksesorius) Klien tidak bisa menggerakan anggota tubuh, berespon saat diberikan nyeri Nervus XII (Hipoglosus) Klien tidak bisa menjulurkan lidah. Motorik Kelemahan pada seluruh tubuh, kekuatan otot ekstremitas atas 0/0 dan bawah 0/0 (0 = tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot / lumpuh total). Sensorik Berkurangnya ketajaman sensasi pada anggota tubuh Reflek Reflek pada anggota tubuh berkurang, berespon dengan menarik area yang nyeri. tidak terdapat gerakan abnormal dan tidak terdapat rangsang meningeal. 5. Sistem muskuloskletal Kekuatan otot ekstremitas atas 0/0 dan bawah 0/0 6. Kebutuhan istirahat/tidur Klien tampak tertidur, dan dalam pengaruh obat. 7. Nutrisi Klien terpasang NGT dengan residu berwarna putih kekuningan. Klien diberikan makanan cair per 4 jam 150 cc 8. Sistem Integumen Warna kulit klien normal, turgor kulit kering.
5
9. Proteksi Klien dalam pengaruh obat, tidak ada respon. 10. Eliminasi Klien terpasang selang kateter, warna urine pekat.
07.00 08.00 INTAKE Infus: macam: 1. Nacl 0,96/24jam 2. Tramal 3ampul 24/jam 3. Milos 3ampul + Nacl 15 (2mg) 4. Nonepinerprin (2g) 0,1mg Rate: 1 21 21 2 2,1 2,1 3 4 4 4 1,8 1,8
1 Jam Cum OUTPUT Urine 1 Jam Cum Balance Cairan Balance Diuresis
28,9/ 28,9
09.00
10.00
100 2,1 4 1,8
28,9/ 57,8
28,9/ 86,7
21 2,1 4 1,8 MC: 150cc AP: 30cc Obat: 10cc 218,9/ 305,6
50 50/ 50
11.00
12.00
21 2,1 4 1,8
21 2,1 4 1,8
28,9/ 334,5
28,9/ 363,4
Tanggal: 3 Januari 2019 13.00 14.00
21 2,1 4 1,8
21 2,1 4 1,8
28,9/ 392,3
MC: 150cc AP: 30cc Obat: 10cc 218,9/ 611,2
50 50/100
BC:
BC:
BD: cckgbb/jam
BD:
11. Sistem Reproduksi Klien berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada masalah seksual/reproduksi yang dialami oleh klien. 12. Kebutuhan komunikasi Klien terpasang ETT. Klien tidak sadar. 13. Spiritual Klien beragama islam 14. Sistem sosial Istri klien mengatakan klien berhubungan baik dengan semua orang.
6
V. Pengkajian Tersier A. Temuan hasil laboratorium Nama Pemeriksaan
Nilai
Nilai Normal
GAS DARAH pH (T)
7.586
(7.350-7.450) mg/dl
PCO2 (T)
39.30
(35.00-45.20) mmHg
PO2 (T) HCO3 - act TCO2 BE (vt) BE (vv) O2 Saturasi HEMATOLOGI Hemoglobin Leukosit Hematokrit Trombosit ELEKTROLIT Natrium (Na) Kalium (K) Chloride (CI)
77.4 36.2 37.4 13.7 14.7 96.5
(80.0-104.0) mmHg (22.0-26.0) mmHg 23.0-27.0 mmol/L -2.5-2.5 mmol/L -2.5-2.5 mmol/L 100 %
11.9 55.53 34 282
(11.7-15.5) g/dl (3.60-11.00) x10 3/µl) (35-74) % (140-440) x10 3/µl)
141 3.0 98
(135-147) mEq/L (3.5-5.0) mEq/L (96-105) mEq/L
B. Temuan hasil radiologi 08/02/19 09.35.04. WIB Lab No. 1902080048. Hasil Pemeriksaan CT Scan kepala: Deskripsi: Kortikal sulci dan gyri relatif baik. Tampak lesi hipodens lobus temporoparietooksipital kanan dan pons sisi kanan. Tak tampak pergeseran garis tengah. Sistem ventrikel dan sisterna tidak melebar. Sella dan parasella tak tampak lesi. CPA dan cerebellum tak tampak kelainan Kedua orbita, sinus paranasal dan mastoid tak tampak kelainan. Tulang-tulang kesan intak. Kesan: Infark lobus temporoparietooksipital kanan dan pons sisi kanan
C. Therapy Nama Obat Paracetamol K/p
Kegunaan/Indikasi Adalah obat yang digunakan untuk mengobati rasa nyeri ringan hingga sedang, dan bisa juga digunakan untuk meredakan demam. 7
Meropenem 3x1gr
Levofloxacin 1x750mg
Citicolin 2x500mg
Ranitidin 2x1 ampul
Lasix 2x1 ampul
Digoxin 1x1 (siang)
Atorvastatin 1x40mg (malam)
Ambroxol 3x1 tab Clopidogrel (CPG) 1x75mg
KSR 3x600mg
Inhalasi (Ventolin) 3x/hari
Obat dengan fungsi untuk menangani penyebaran berbagai variasi infeksi bakteri. Obat ini tergolong ke kelas obat yang bernama carbapenem-type antibiotic. Obat ini berkerja untuk menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Levofloxacin termasuk antibiotic quinolone yang digunakan untuk mengobati sinusitis, pneumonia, tuberculosis, bronchitis. Obat ini juga bisa dipakai untuk mengobati infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin menular. Citicolin adalah obat yang bekerja dengan cara meninkatkan senyawa kimia di otak yang memiliki efek untuk melindungi otak, mempertahankan fungsi otak secara normal, serta mengurangi jaringan otak yang rusak akibat cedera, mempercepat masa pemulihan akibat sroke. Obat untuk mengobati dan mencegah berbagai macam penyakit perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung. Obat yang berfungsi sebagai diuretic. Diuretic merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi cairan di dalam tubuh dan membuangnya melalui saluran kemih. Obat untuk menurunkan ketegangan jantung dan membantu agar denyut jantung tetap normal, teratur, dan kuat. Obat untuk menurunkan kolesterol dan lemak jahat (seperti LDL, triglyceride) serta meningkatkan kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Obat ini berfungsi untuk mengencerkan dahak. Obat untuk mencegah serangan jantung pada orang yang baru terkena penyakit jantung, stroke, atau penyakit sirkulasi darah. Obat suplemen mineral dengan fungsi untuk mengobati atau mencegah jumlah kalium yang rendah dalam darah. Adalah obat inhalasi yang dapat digunakan untuk mengatasi sesak nafas akibat brokospasme (penyempitan bronkus) akut.
8
2.
Analisa Data
NO 1.
DATA DS: DO:
ETIOLOGI
MASALAH
ETT
Bersihan jalan nafas tidak
↓
efektif
Akumulasi secret pada jalan nafas
Jalan nafas klien tidak paten, terdapat
meningkat
secret kental berwarna kuning. Klien
↓
terpasang
ETT.
terdengar
suara
Ronchi
Jalan nafas terganggu ↓ Bersihan jalan nafas tidak efektip
2.
DS: DO:
Menurunnya kemampuan untuk
Pola nafas tidak efektif
meningkatkan O2 ↓
Klien terpasang Ventilator jenis Simv
Penurunan konsentrsi O2 yang diinspirasi
peeps psimv 12 dengan setingan
↓
peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal
Nafas cepat
Volume = 12, Fio2 = 350, saturasi
↓
oksigen = 97%. Pada saat auskultasi
Pola nafas tidak efektif
terdapat bunyi suara tambahan dan penggunaan otot bantu pernafasan, nafas dalam dan dangkal. 1.
3.
DS: DO: Kekuatan otot ekstremitas bawah 0/0 dan ekstremitas atas 0/0. Kesadaran klien coma, on sedasi E2 M4 V1 Reflek pada anggota tubuh berkurang Klien dengan riwayat stroke Klien terpasang ETT on ventilator.
Stroke Non Hemoragik
Gangguan mobilitas
↓
Fisik
Sumbatan aliran darah dan 02 serebral ↓ Infark jaringan serebral ↓ Hemisfer kira atau kanan ↓ Hemiplagi kiri atau kanan ↓ Kelemahan fisik ↓ Gangguan mobilitas fisik
2.
4
DS: DO: TD 110/67 mmHg, N 97x/mnt, S
Klien terpasang Ventilator
Resiko Disfungsi Respon
↓
Penyapihan Ventilator
Klien tidak sadar ↓ 9
37°C.
Ketergantungan pada ventilator
Klien tidak sadar
↓
GCS E2 M4 V1
Resiko disfungsi penyapihan ventilator
Klien terpasang ETT on vebtilator 3.
5
DS: DO: TD 110/67 mmHg, N 97x/mnt, S 37°C. CRT > 2 detik GCS E2 M4 V1
Trombus / emboli di cerebral
Gangguan Perfusi
↓
Jaringan Cerebral
Sumbatan CSS (cairan serebrospinal) ↓ TIK meningkat ↓ Gangguan perfusi jaringan cerebral
Klien dengan penurunan kesaran Klien dengan riwayat stroke Kelumpuhan pada ekstremitas Perubahan reaksi pupil Penurunan pada motorik, sensorik, dan reflek klien.
pH (T) 7.586 (7.350-7.450) mg/dl PO2 (T) 77.4 (80.0-104.0) mmHg HCO3 – act 36.2 (22.0-26.0) mmHg TCO2 37.4 (23.0-27.0) mmol/L BE (vt) 13.7 (-2.5-2.5) mmol/L BE (vv) 14.7 (-2.5-2.5) mmol/L 4.
6
DS:
Stroke Non Hemoragik
Resiko Gangguan
Keluarga klien mengatakan biasanya
↓
Komunikasi Vebal
klien bicara tidak jelas dan kata-
Kerusakan Neuromoskuler
katanya susah dimengerti semenjak
↓
terkena stroke pada tahun 2010. DO: Klien terpasang ETT
Afasia ↓ Gangguan komunikasi verbal
Kesadaran coma GCS E2 M4 V1 Klien dengan riwayat stroke
Terpasangnya ETT ↓ Membuka saluran baru yang dilalui udara sebelum pita suara ↓ Suara yang dihasilkan tidak sampai menggetarkan pita suara 10
↓ Suara tidak keluar ↓ Gangguan komunikasi verbal
3.
Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan terpasangnya ETT, ditandai dengan penumpukan secret. 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan ditandai dengan terpasangnya alat bantu ventilator. 3. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d suplai darah ke jaringan serebral tidak adekuat d.d AGD tidak dalam batas normal 4. Gangguan mobilitan fisik berhungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan kelemahan pada ekstremitas. 5. Resiko gangguan komunikasi verbal d.d terpasangnya ETT, klien dengan riwayat stoke dan riwayat afasia. 6. Resiko gangguan penyapihan ventilator ditandai dengan ketidak mampuan untuk penyapihan
11
4.
Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
1
Bersihan
jalan
Perencanaan
Tujuan Setelah
Intervensi
dilakukan
1. Pertahankan
Rasional
jalan
napas, 1.
Mempertahankan jalan nafas yang
napas tidak efektif
tindakan
posisi kepala dalam keadaan
adekuat agar manajeman air way
berhubungan
keperawatan
posisi netral, tinggikan sedikti
dapat terpenuhi
dengan
diharapkan bersihan
kepala tempat tidur jika dapat 2.
Lakukan
terpasangnya
jalan
ditoleransi pasien : gunakan
melancarkan jalan nafas
ETT,
teratasi dengan KH:
tambahan / beri jalan napas 3.
Melakukan teknik nafsa dalam
dengan
Tidak
buatan jika ada indikasi.
untuk memebantu agar pasien
penumpukan
pada jalan nafas
secret.
Ronchi
ditandai
nafas
ada
wheezing terdengar
dapat
secret
2. Lakukan dan
tidak
penghisapan
bila
untuk
dapat mengkonpensasi kebutuhan
perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik sekresi.
saksien
O2 secara adekuat 4.
3. Kaji fungsi pernapasan dengan
Observasi suara nafas dan catat pengembanagan paru
menginstruksikan pasien untuk 5.
Mencatat
melakukan napas dalam. Catat
efektifitas dari fungsi batuk agar
adanya / tidak ada pernapasan
pasien dapat bernafas sepontan
spontan, contoh pernapasan 6.
Memeberikan batuk efektif agar
labored,
pasien dapt membersihkan jalan
menggunakan
otot
aksesori.
reflek
batuk
dan
nafs secara mandiri
4. Auskultasi suara napas. Catat 7.
Melihat wrana kulit apakah ada
bagian – bagian paru yang
tanda kebiruan atau sianosis
bunyinya menurun atau tidak 8.
Melihat apakah adanya pengunaan
ada atau adanya suara napas
otot bntu
adventisius
(ronkhi,
mengi,
krakles). 5. Catat kemampuan ( kekuatan ) dan / atau keefektifan dari fungsi batuk. 6. Bantu pasien untuk batuk (jika diperlukan)
dengan
meletakkan tangan di bawah diafragma dan mendorong ke atas
sewaktu
pasien
melakukan ekspirasi. 7. Observasi warna kulit : adanya sianosis, keabu – abuan. 8. Kaji adanya distensi abdomen
12
dan spasme otot. 2
Pola napas tidak
Setelah
efektif
tindakan
frekuensi
berhubungan
keperawatan
pernafasan spontan dan nafas
dengan
diharapkan
depresi
dilakukan
pola
1. Observasi pola nafas. Catat 1. pasien dengan ventilator dapat ,
jarak
antara
ventilator
mengalami
hiperventilasi/
hipoventilasi.
2. peninggian kepala pasien atau
pusat pernapasan
nafas tidak efektif
2. Tinggikan kepala tempat tidur
turun dari tempat tidur sementara
ditandai
dapat
3. Periksa selang trakeostomi
masih pada ventilator
dengan
teratasi
terpasangnya alat
dengan KH:
bantu ventilator.
Nafas sesuai dengan
terhadap
irama ventilator Volume
nafas
adekuat Alarm
tidak
obstruksi,
misal
fisik
dan
secara psikologik
menguntungkan.
terlipat.
4. Bantu pasien dalam control 3. lipatan
selang
mencegah
pernafasan di samping tempat
pengiriman volume adekuat dan
tidur dan ventilasi manual
meningkatkan
kapanpun diindikasikan.
nafas.
berbunyi
tekanan
jalan
4. Melatih pasien nafas lambat, lebih
dalam,
praktik
nafas
abdomen 3
Gangguan perfusi
Setelah
jaringan serebral
tindakan
b.d suplai darah
keperawatan
ke
diharapkan
perfusi
3. Monitor CRT tiap 2-3 jam
jaringan
keotak
4. Beri posisi kepala lebih tinggi
adekuat d.d AGD
dapat
teratasi
15-30 dengan letak jantung
tidak dalam batas
dengan
kriteria
normal
hasil:
jaringan
serebral
tidak
dilakukan
1. Monitor keadaan umum dan GCS klien
klien
2. Monitor TTV
5. Ciptakan
2. Untuk
lingkungan
TTV dalam batas
mengetahui
perubahan
yang terjadi pada klien 3. Untuk mengetahui 4. Mengurangi tekanan darah arteri dan
tenang
Nilai GCS naik
1. Untuk mengetahui keadaan umum
dengan meningkatkan drainage vena dan memperbaiki sirkulasi
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi
serebral 5. Agar klien merasa nyaman
normal
6. Untuk mengetahui terapi apa saja
AGD dalam batas
yang didapatkan klien
normal 4
Gangguan
Setelah
mobilitan
dilakukan
1. kaji
secara
teratur
fungsi
fisik
asuhan keperawatan
berhungan dengan
diharapkan masalah
gangguan
gangguan mobilitas
ekstremitas dan sendi, pakailah
neuromuskular
fisik dapat teratasi
gerakan perlahan dan lembut.
ditandai
dengan
dengan
kelemahan ekstremitas.
pada
keriteria
hasil Tidak
motorik 2. latihan
kontraktur sendi Bertambahnya
sejauh
mana
fungsi
motorik yang tergangu rom
pada
semua
3. Gantilah posisi secara periodik walaupun
terjadi
1. Meliahat
dalam
keadaan
tidur/duduk. 4. Gunakan ganjalan pada daerah
2. Melatih
gerak
pasien
dengan
ROM pasif 3. Meminimalisir
tekanan
yang
dapat memperlebar dekubitus 4. Meminimalisir dekubitus 5. Mengganjal bagian yang lunak agar tidak terjadi dekubitus
posterior dan usahakan lutut
13
kekuatan otot klien
dalam posisi ekstensi secara penuh,
amankan
daerah
posteror dengan perban yang elastis. 5. Gunakan
bantalan
daerah
trochanter mulai dari krista iliaka sampai pertengahan paha untuk
mencegah
eksternal
rotasi pada sendi paha jika dalam posisi dorsal. 5
Resiko gangguan
Setelah
komunikasi
tindakan
klien untuk pola komunikasi
komunikasi yang memungkinkan
keperawatan selama
pengganti.
untuk klien.
verbal
d.d
terpasangnya ETT, dengan
dilakukan
2x24 jam diharpkan klien
riwayat
gangguan
1. Kaji kemampuan komunikasi 1. Membantu
2. Kembangkan
metode
komunikasi yang cocok untuk
komunikasi
verbal
klien;
pertanyaan
tertutup,
stoke dan riwayat
dpat teratasi dengan
clipboard dengan kertas dan
afasia.
KH:
pensil, gambar-gambar untuk
Klien
mampu
berkomunikasi. Interaksi berkembang,
mempertahankan metode komunikasi diinginkan
sesuai
alfabet,
dari
komunikasi
yang
diinginkan. dapat
yang
daftar
kontak mata, dan validasi arti klien
Klien
komunikasi,
dengan
kebutuhan.
menentukan
pola
2. Membantu menginterpretasikan kebutuhan klien
3. Melihat
ada
tidaknya
perkembangan bicara klien.
4. Gerak
non
verbal
mengintepretasikan
perasaan
klien
5. Untuk mengetahui apa saja yang akan di diminta klien
3. Pantau kondisi klien 4. Amati gerak non verbal klien 5. Memberikan
klien
mengungkapkan
untuk
apa
yang
klien butuhkan walau pun cara pengungkapannya mengguankan
hanya komunikasi
nonverbal 6
Resiko gangguan
Setelah
penyapihan
tindakan
ventilator ditandai
keperawatan pasien
2. Tentukan persipan psikologis.
peningkatan kebutuhan oksigen 7
dengan
ketidak
mampu aktip untuk
3. Jelaskan tehnik penyapihan
%,
untuk
berpartisipasi dalam
4. Berikan periode istirahat tanpa
menandai jantung kerja keras
mampuan penyapihan
dilakukan
proses penyapihan, dengan KH: Tanda gagal ada
nafas tidak
1. Kaji faktor fisik dalam proses 1. Penyapihan adalah kerja keras, penyapihan : vital sign.
5. Catat kemajuan pasien. terhadap
dan
bekerja
indikasi
hipertensi
sehingga
penyapihan tidak diperbolehkan, stres
respons
suhu
takikardia
dalam
gangguan.
6. Awasi
peningkatan
dalam
mengurangi
stamina
penyapihan sehingga
aktivitas. 14
daya tahan tubuh menurun.
7. Kaji foto dada dan analisa gas
2. Penyapihan menimbulkan stress.
darah
3. Membantu pasien untuk siap mengadapi penyapihan.
4. Memaksimalkan energi untuk proses penyapihan.
5. Untuk mengetahui perkembangan dalam proses penyapihan.
6. Kebutuhan oksigen berlebih bila aktifitas berlebih.
7. Saturasi
oksigen
harus
memuaskan dengan cek analisa gas darah, FIO2 < 40 %
5.
Dx 1
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tanggal/
Implementasi
Waktu
Evaluasi
08/02/2019
Paraf
08/02/2019 (13.30)
Piola
(Shift Pagi)
(08.30)
(09.00)
1. Mencatat
jenis
dan
karakteristik
sekresi.
-
EF/ Terdapat secret kental berwarna
Obyektif
kuning.
Terdapat
2. Mengauskultasi suara napas. EF/ Terdengar suara Ronchi
(09.30)
3. Mengobservasi warna kulit EF/ Tidak ada sianosis
(10.00)
Subyektif
4. Mengkaji adanya spasme otot.
secret
kental
berwarna
kuning. Terdengar suara Ronchi. Ada
penggunaan
pernafasan.
Dafas
otot dalam
bantu dan
dangkal.
EF/ Ada penggunaan otot bantu
Assessment
pernafasan. Dafas dalam dan dangkal.
Masalah teratasi sebagian Planning Lanjutkan intervensi 1.
Pertahankan jalan napas, posisi kepala dalam keadaan posisi netral, tinggikan sedikti kepala tempat
tidur
jika
dapat
15
ditoleransi pasien. 2.
Auskultasi suara napas. Catat bagian-bagian
paru
yang
bunyinya menurun atau tidak ada atau
adanya
adventisius
suara
(ronkhi,
napas mengi,
krakles). 2
08/02/2019
08/02/2019 (13.35)
Piola
(Shift Pagi)
(10.20)
1.
Mengobservasi pola nafas. Mencatat
Subyektif
frekuensi , jarak antara pernafasan
-
spontan dan nafas ventilator
Obyektif
EF/ Klien terpasang Ventilator jenis
Klien terpasang Ventilator jenis Simv
Simv
dengan
peeps psimv 12 dengan setingan
setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12,
peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal
Tidal Volume = 12, Fio2 = 350,
Volume = 12, Fio2 = 350, saturasi
saturasi oksigen = 97%.
oksigen = 97%.
peeps
psimv
12
Assessment Masalah belum teratasi Planning Lanjutkan intervensi
1. Observasi pola nafas. Catat frekuensi
,
jarak
antara
pernafasan spontan dan nafas ventilator 3
08/02/2019
08/02/2019 (13.40)
Piola
(Shift Pagi)
(10.20)
(10.25)
(10.30)
1.
2.
3.
Memonitor keadaan umum dan GCS
Subyektif
klien
-
EF/ GCS E2 M4 V1, kesadaran klien
Obyektif
coma in sedasi.
Klien tidak sadar
Memonitor TTV
GCS E2 M4 V1
EF/ TD 110/67 mmHg, N 97x/mnt, S
TD 128/58 mmHg, N 99 x/mnt, S
37°C, RR 25 x/menit.
37,8 °C, RR 23 x/menit
Memonitor CRT
CRT > 2 detik
EF/ CRT > 2 detik
Assessment Masalah belum teratasi Planning 16
Lanjutkan intervensi 1.
Monitor keadaan umum dan GCS klien
2.
Monitor TTV
3.
Monitor CRT
4.
Kolaborasi
dalam
pemberian
terapi 4
08/02/2019
08/02/2019 (13.40)
Piola
(Shift Pagi)
(10.40)
1.
Mengkaji fungsi motorik
Subyektif
EF/
-
Kekuatan otot ekstremitas
bawah 0/0 dan ekstremitas atas 0/0.
Obyektif
Reflek pada anggota tubuh berkurang
Kekuatan otot ekstremitas bawah 0/0 dan ekstremitas atas 0/0. Reflek pada anggota tubuh berkurang Assessment Masalah belum teratasi Planning Lanjutkan intervensi 1.
Kaji
secara
teratur
fungsi
motorik 2.
Gantilah posisi secara periodik walaupun dalam keadaan tidur.
5
08/02/2019
08/02/2019 (13.45)
Piola
(Shift Pagi)
(10.45)
1. Mengkaji kemampuan komunikasi Subyektif -
klien EF/
(10.50)
Klien
tidak
mampu
Obyektif
berkomunikasi baik secara verbal
Klien tidak mampu berkomunikasi
ataupun non verbal.
baik secara verbal ataupun non
2. Mengamati gerak non verbal klien
verbal.
EF/ Klien tidak bereaksi dengan
Klien tidak bereaksi dengan respon
respon suara, klien bereaksi dengan
suara, klien bereaksi dengan rangsang
rangsang nyeri.
nyeri. Assessment Masalah belum teratasi Planning Lanjutkan intervensi 17
1. Pantau kondisi klien 2. Amati gerak non verbal klien 6
08/02/2019
08/02/2019 (13.50)
Piola
(Shift Pagi)
(11.00)
1.
Mengkaji foto analisa gas darah
Subyektif
EF/ pH (T) 7.586 (7.350-7.450)
-
mg/dl, PO2 (T) 77.4 (80.0-104.0)
Obyektif
mmHg, HCO3 – act 36.2 (22.0-26.0)
Klien tidak sadar
mmHg,
GCS E2 M4 V1
TCO2
37.4
(23.0-27.0)
mmol/L, BE (vt) 13.7 (-2.5-2.5)
TD 128/58 mmHg, N 99 x/mnt, S
mmol/L, BE (vv) 14.7 (-2.5-2.5)
37,8 °C, RR 23 x/menit
mmol/L
Assessment Masalah belum teratasi Planning Lanjutkan intervensi
1. Kaji faktor fisik dalam proses penyapihan : vital sign.
2. Catat kemajuan pasien.
18
6.
No
Catatatan Perkembangan 1
Tanggal / jam
Catatan
Paraf
Dx 1
09/02/2019
Subyektif
(Shift Pagi)
-
Piola
Obyektif Terdapat secret kental berwarna kuning. Terdengar suara Ronchi Ada penggunaan otot bantu pernafasan. Nafas dalam dan dangkal. Assessment: Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Pertahankan jalan napas, posisi kepala dalam keadaan posisi netral, tinggikan sedikti kepala tempat tidur jika dapat ditoleransi pasien.
2.
Auskultasi suara napas. Catat bagian-bagian paru yang bunyinya menurun atau tidak ada atau adanya suara napas adventisius (ronkhi, mengi, krakles).
Implementasi : (08.00)
1.
Memertahankan jalan napas, posisi kepala dalam keadaan posisi netral, tinggikan sedikti kepala tempat tidur EF/ Klien terlihat bernafas lebih rileks
(08.30)
2.
Mengauskultasi suara napas. EF/ Terdengar suara rinchi
(13.30)
Evaluasi : Subyektif Obyektif Secret kental berwarna kuning. Terdengar suara ronchi Assessment: Masalah bersihan jalan nafas sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Auskultasi suara napas. Catat bagian-bagian paru yang bunyinya menurun atau tidak ada atau adanya suara napas adventisius (ronkhi, mengi, krakles).
Reassesment : -
19
2
09/02/2019
Subyektif:
(Shift Pagi)
-
Piola
Obyektif: Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 23 x/menit. Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Observasi pola nafas. Catat frekuensi , jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator
Immplementasi : (10.00)
1.
Mengobservasi pola nafas. Catat frekuensi , jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator EF/ Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 23 x/menit.
(13.35)
Evaluasi Subyektif Obyektif Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 23 x/menit. Assessment Masalah belum teratasi. Planning Lanjutkan intervensi 1.
Observasi pola nafas. Catat frekuensi , jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator
Reassesment : 3
09/02/2019
Subyektif:
(Shift Pagi)
-
Piola
Obyektif: Klien tidak sadar GCS E2 M4 V1 TD 128/58 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,8 °C, RR 23 x/menit CRT > 2 detik Assessment: 20
Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Monitor keadaan umum dan GCS klien
2.
Monitor TTV
3.
Monitor CRT
4.
Kolaborasi dalam pemberian terapi
Implementasi : (10.45)
1.
Memonitor keadaan umum dan GCS klien EF/ GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi.
(10.50)
2.
Memonitor TTV EF/ TD 123/62 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,6 °C, RR 26 x/menit
(11.00)
3.
Memonitor CRT EF/ CRT > 2 detik
(10.00)
4.
Memberikan obat (kolaborasi) EF/ Obat Citicolin 500mg masuk
(13.40)
Evaluasi : Subyektif: Obyektif: GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi. TD 133/52 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,5 °C, RR 25 x/menit CRT > 2 detik Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Monitor keadaan umum dan GCS klien
2.
Monitor TTV
3.
Monitor CRT
4.
Kolaborasi dalam pemberian terapi
Reassesment :-
21
7.
No
Catatan Perkembangan 2
Tanggal / jam
Catatan
Paraf
Dx 1
10/02/2019
Subyektif
(Shift Siang)
-
Piola
Obyektif Terdapat secret kental berwarna kuning. Terdengar suara Ronchi Assessment: Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Auskultasi suara napas. Catat bagian-bagian paru yang bunyinya menurun atau tidak ada atau adanya suara napas adventisius (ronkhi, mengi, krakles).
Implementasi : (15.00)
1.
Mengauskultasi suara napas. EF/ Terdengar suara rinchi
(20.30)
Evaluasi : Subyektif Obyektif Secret kental berwarna kuning. Terdengar suara ronchi Assessment: Masalah bersihan jalan nafas sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Auskultasi suara napas. Catat bagian-bagian paru yang bunyinya menurun atau tidak ada atau adanya suara napas adventisius (ronkhi, mengi, krakles).
Reassesment : 2
10/02/2019
Subyektif:
(Shift Siang)
-
Piola
Obyektif: Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 26 x/menit.
22
Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Observasi pola nafas. Catat frekuensi , jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator
Immplementasi : (15.05)
1.
Mengobservasi pola nafas. Catat frekuensi, jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator EF/ Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 22 x/menit.
(20.35)
Evaluasi Subyektif Obyektif Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 23 x/menit. Assessment Masalah belum teratasi. Planning Lanjutkan intervensi 1.
Observasi pola nafas. Catat frekuensi , jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator
Reassesment : 3
10/02/2019
Subyektif:
(Shift Siang)
-
Piola
Obyektif: GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi. TD 133/52 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,5 °C, RR 25 x/menit CRT > 2 detik Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Monitor keadaan umum dan GCS klien
2.
Monitor TTV
3.
Monitor CRT
4.
Kolaborasi dalam pemberian terapi 23
Implementasi : (15.45)
1.
Memonitor keadaan umum dan GCS klien EF/ GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi.
(15.50)
2.
Memonitor TTV EF/ TD 119/60 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,6 °C, RR 22 x/menit
(16.00)
3.
Memonitor CRT EF/ CRT > 2 detik
(15.00)
4.
Memberikan obat (kolaborasi) EF/ Obat Citicolin 500mg masuk
(20.40)
Evaluasi : Subyektif: Obyektif: GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi. TD 130/58 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,6 °C, RR 24 x/menit CRT > 2 detik Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Monitor keadaan umum dan GCS klien
2.
Monitor TTV
3.
Monitor CRT
Reassesment :-
24
8.
No
Catatan Perkembangan 3
Tanggal / jam
Catatan
Paraf
Dx 1
11/02/2019 (Shift Malam)
Subyektif
Piola
Obyektif Terdapat secret kental berwarna kuning. Terdengar suara Ronchi Assessment: Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Auskultasi suara napas. Catat bagian-bagian paru yang bunyinya menurun atau tidak ada atau adanya suara napas adventisius (ronkhi, mengi, krakles).
Implementasi : (21.10)
1.
Mengauskultasi suara napas. EF/ Terdengar suara rinchi
(0630)
Evaluasi : Subyektif Obyektif Secret kental berwarna kuning. Terdengar suara ronchi Assessment: Masalah bersihan jalan nafas sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Auskultasi suara napas. Catat bagian-bagian paru yang bunyinya menurun atau tidak ada atau adanya suara napas adventisius (ronkhi, mengi, krakles).
Reassesment : 2
11/02/2019 (Shift Malam)
Subyektif:
Piola
Obyektif: Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 23 x/menit.
25
Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Observasi pola nafas. Catat frekuensi , jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator
Immplementasi : (21.10)
1.
Mengobservasi pola nafas. Catat frekuensi, jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator EF/ Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 24 x/menit.
(06.35)
Evaluasi Subyektif Obyektif Klien terpasang Ventilator jenis Simv peeps psimv 12 dengan setingan peep/CPAP = 5, Rate = 12, Tidal Volume = 12, Fio 2 = 350, saturasi oksigen = 97%, RR 22 x/menit. Assessment Masalah belum teratasi. Planning Lanjutkan intervensi 1.
Observasi pola nafas. Catat frekuensi , jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator
Reassesment : 3
11/02/2019 (Shift Malam)
Subyektif:
Piola
Obyektif: GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi. TD 133/52 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,5 °C, RR 24 x/menit CRT > 2 detik Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Monitor keadaan umum dan GCS klien
2.
Monitor TTV
3.
Monitor CRT
Implementasi : 26
(21.45)
1.
Memonitor keadaan umum dan GCS klien EF/ GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi.
(21.50)
2.
Memonitor TTV EF/ TD 119/60 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,6 °C, RR 22 x/menit
(22.00)
3.
Memonitor CRT EF/ CRT > 2 detik
(06.40)
Evaluasi : Subyektif: Obyektif: GCS E2 M4 V1, kesadaran klien coma in sedasi. TD 130/58 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,6 °C, RR 22 x/menit CRT > 2 detik Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Monitor keadaan umum dan GCS klien
2.
Monitor TTV
3.
Monitor CRT
4.
Kolaborasi dalam pemberian terapi
Reassesment :4
11/02/2019 (Shift Malam)
Subyektif:
Piola
Obyektif: Kekuatan otot ekstremitas bawah 0/0 dan ekstremitas atas 0/0. Reflek pada anggota tubuh berkurang Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Kaji secara teratur fungsi motorik
2.
Gantilah posisi secara periodik walaupun dalam keadaan tidur
Implementasi : (21.45)
1.
Mengkaji fungsi motorik EF/ Kekuatan otot ekstremitas bawah 0/0 dan ekstremitas atas 0/0. Reflek pada anggota tubuh berkurang
(21.50)
2.
Mengganti posisi klien EF/ Klien diubah posisi tidurnya
(06.50)
Evaluasi : 27
Subyektif: Obyektif: Kekuatan otot ekstremitas bawah 0/0 dan ekstremitas atas 0/0. Reflek pada anggota tubuh berkurang Assessment: Masalah sebagian teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi 1.
Kaji secara teratur fungsi motorik
2.
Gantilah posisi secara periodik walaupun dalam keadaan tidur.
Reassesment :-
28