Askep Diare.docx

  • Uploaded by: fajri habib
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Diare.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,534
  • Pages: 24
Senin, 17 November 2014 ASKEP DIARE

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori 2.1.1Pengertian Gastroenteritis ( Diare) Diare/ Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam, lebih dari 3 kali sehari, dapat atau disertai darah dan lender, (ASPEN, 1998) Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus. Gastroentritis akut di tandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah-muntah berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz, 2009) Diareakut yaitu diare yang berlansung kurang dari 15 hari atau pendapat lain kurang dari 14 hari dengan jumlah lebih banyak dari normal. Diarekronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.Diare infektif adalah bila penyebabnya infeksi, sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai penyakit kasus tersebut. Diare organic adalah bila ditemukan penyebab anatomi, bakteriologik, hormonal atau toksikologik, sedangkan diare fungsional jika tidak dapat ditemukan penyebab organik, (Diare ditinjau dari Aspek Kesehatan; Jkt, 2009)

2.1.2Etiologi Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor infeksi a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan danmerupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi : 1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, VibrioCholera 2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus 3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, EntamoebaHistolityca b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh laindi luar alatpencernaan, seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis

2. Faktor malabsorbsi •Malabsorbsi karbohidrat •Malabsorbsi lemak •Malabsorbsi protein 3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika 4. Post pembedahan usus 5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan 6. Faktor psikologis

2.1.3 Patofisilogi Penyebab Gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escheria coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardialambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme pathogen inimenyebabkan infeksi pada sel – sel, atau meleka tpada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroentritis bisa melaui fekal-oral dari satu klienkeklien yang lainnya.Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserapakan menyebabkan tekanan osmotic dalamrongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalamroggausus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itumenimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitasusus yang mengakibatkan hiperperistaltik danhipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air danelektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asambasa (asisdosis) metabolic danhipokalemia), gangguangizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia) dan gangguan sirkulasi darah, (Rusmiyatu, Yuni.2007.Gastroenteritis Akut, Jakarta :Fitramaya)

2.1.4 Manifestasi Klinis Tanda – tanda klinis dari diare adalah : 1.

Muntah

2.

Demam

3.

Nyeri abdomen

4.

Membran mukosa lambung dan bibir kering

5.

Ubun-ubuncekung

6.

Kehilangan berat badan

7.

Tidak nafsu makan

8.

Lemah

1. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda – tandanya : a. Buang air besarcair 1 – 2 kali sehari b. Muntah tidak ada c. Haustidakada d. Masih mau makan e. Masih mau bermain

2. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Tanda- tandanya : a. Buang air besarcair 4-9 kali sehari b. Kadang muntah 1-2 kali sehari c. Kadang panas d. Haus e. Tidak mau makan f.

Badan lesu lemas

3. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat : Tanda – tandanya : a. Buang air besarterus – menerus b. Muntahterus - menerus c. Haussekali

d. Mata cekung e. Bibir kering dan biru f.

Tangan dan kaki dingin

g. Sangat lemah h. Tidak mau makan i.

Tidak mau bermain

j.

Tidak kencing 6 jam atau lebih

k. Kadang – kadang dengan kejang dan panas tinggi Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah – muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut.Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa dehidrasi yang adekua tadalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolic yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan merasahaus, berat badan berkurang, matacekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menja diserak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh depresi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HC03) maka perbandingnanya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kusmaul). Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda – tanda denyut nadi cepat (lebih dari 120 x/m), tekanan darah menurun sampa itidak terukur. Pasien mulai gelisah, mukapucat, akral dingin dan kadang – kadang sianosis, karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyakit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut, (Departemen Kesehatan, Jkt ; 2004) 2.1.5 Komplikasi yang Terjadisaat Gastroenteritis a.

Dehiddrasi

b.

Renjatan hipovolemik

c.

Kejang

d.

Bakterimia

e.

Mal nutrisi

f.

Hipoglikemia

g.

Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Dehidrasi ringan Kehilangan cairan 2 – 5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok. b) Dehidrasi sedang Kehilangan cairan 5 -8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulitjelek, suaraserak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. c) Dehidrasi berat Kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda – tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot – otot kaku sampai sianosis.

2.1.6 Tindakan Pengobatan Biasanya satu – satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah minum cairan yang cukup. Pada penderita yang muntah pun, harus minum sedkit demi sedikit untuk mengatasi dehidrasi, yang selanjutnya bisa membantu menghentikan muntahnya. Jika muntah berlangsung terus dan terjadi dehidrasi berat, mungkin diperlukan infuse cairan dan elektrolit. Karena anak – anak lebih lebih cepat jatuh kedalam keadaan dehidrasi, mereka harus diberi larutan garam dan gula. Cairan yang biasa digunakan seperti minuman bersoda, teh, minuman olahraga dan sari buah, tidak tepat diberikan kepada anak – anak dengan diare. Bila muntahnya hebat, biasanya diberikan suntikan atau supositoria (obat yang dimasukan melalui lubang dubur). Jika gejalanya membaik, penderita secara bertahap mendapatkan makanan lunak seperti gandum, pisang, buburnasi, selain apel dan roti panggang. Jika makanan tersebut tidak menghentikan diare setelah 12 – 24 jam dan bila tidak terdapat darah pada tinja,berarti ada infeksi bakteri yang serius, dan diberikan obat – obat seperti difenoksilat, loperamide atau bismuth subsalisiat. Karena antibiotic dapat menyebabkan diare dan merangsang petumbuhan organisme yang reisten terhadap antibiotik, maka antibiotic jarang digunakan meskipun diketahui penyebabnya adalah bakteri. Antibiotik biasadigunakan, tetapi pada infeksi bakteri tertentu, yaitu Campylobacter, Shigelladan Vibrio cholerea. Pemeriksaan kolonoskopi untuk menemukan adanya kelainan tertentu, seperti colitis ulserativa ataupun disentriamuba (amubiasis), (Departement Kesehatan, Yog;2004)

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ( Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC ). 2.2.1 Pengkajian a)

Riwayat kebersihan anak dan lingkungan

b)

Kebiasaan jajan atau makanan yang merangsang

c)

BAB lebih dari empat kali cair

d)

Warna feces berubah, konsistensi cair ( lendir, darah )

e)

Rasa haus, selera makan menurun, berat badab berkurang

f)

Anak menangis terus, gelisah dan insiden paling tinggi adalah golongan umur 6 – 11 bulan.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan 1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. 2. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi usus,mual, muntah. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan. 4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.

2.2.3 Intervensi Keperawatan 1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi Kriteria hasil: Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang

Intervensi : NO

Intervensi

Rasional

1

Observasi tanda – tanda vital.

parameter keadaan umum klien dan deteksi dini adanya kelainan

2

Observasi tanda – tanda dehidrasi.

Tanda-tanda dehidrasi digunakan untuk mengetahui derajad dehidrasi

3

Ukur input dan Output cairan.

Catatan masukan dan pengeluaran membantu mendeteksi dini ketidakseimbangan cairan

4

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan lab elektrolit.

Perawatan bersama akan mempercepat dan mempermudah dalam mengatasi masalah.

2. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi usus,mual, muntah. Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi Kriteria hasil : Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada. Intervensi : NO

Intervensi

Rasional

1

Dorong tirah baring atau pembatasan aktivitas selama fase sakit akut

Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi..

2

Timbang berat badan klien.

Memberikan informasi tentang kebutuhan diet

3

Lakukan oral hygiene

Lakukan oral hygiene

4

Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen

Mencegah serangan akut

5

Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Zat gizi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Dengan gizi seimbang maka tumbuh kembang anak dapat optimal serta dapat mempercepat proses penyembuhan penyakit.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan. Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi Kriteria hasil : Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada Intervensi : NO

Intervensi

Rasional

1

Ganti popok anak jika basah.

Keadaanbersih dan kering mencegah kembangbiaknya mikro organisme.

2

Hindari penggunaan bedak jika lecet

Partikel bedak akan melekat pada kulit dan menambah lecet sehingga menjadi sarang

perkembangbiakan kuman. 3

Cuci tangan sebelum dan sesudah menggant popok

Cuci tangan dapat mencegah penyebaran kuman dan mencegah terjadinya infeksi

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen. Tujuan : Nyeri dapat teratasi Kriteria hasil : Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi : NO

Intervensi

Rasional

1

Observasi tanda-tanda vital.

Dengan mengetahui tanda - tanda vital dapat mengetahui tingkat nyeri

2

Kaji tingkat rasa nyeri.

Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat mengetahui skala nyeri

3

Atur posisi yang nyaman bagi klien.

Dengan mengatur posisi yang benar diharapkan rasa nyeri berkurang

4

Baringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan hangat di atas abdomen .

Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi kram

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan. Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat Kriteria hasil : Keluarga klien mengerti dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi : NO

Intervensi

Rasional

1

Jelaskan tentang diare dan tanda gejalanya

Pemahaman orang tua tentang diare dan tanda gejalanya akan merangsang orang tua untuk kooperatif dalam perawatan upaya penyembuhan

2

Jelaskan diet untuk anak diare yaitu makanan tinggi serat, tinggi lemak, air yang sangat panas, dingin harus dihindari

Makanan ini dapat mengiritasi usus.

2.2.4 Evaluasi 1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan. 2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh. 3. Integritas kulit kembali normal. 4. Rasa nyaman terpenuhi. 5. Pengetahuan kelurga meningkat. 6. Cemas pada klien teratasi.

BAB III TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian

: 10 Mei 2012

No. Rekam Medik

:08.03.73

Jam : 10 : 30 WIB

3.1 Pengkajian 3.1.1 Identitas Pasien dan Penanggung Jawab 1.

Biodata

Identitas Anak Nama

: An “ R ”

Umur

: 11 bulan

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Indonesia

Pendidikan

:-

Pekerjaan

:-

Alamat

:Jln. KH. Wahid Hasyim. Kel 2 Ulu

Tanggalmasuk :9Mei 2012 No medrec

: 08.03.73

Identitas Penanggung jawab Nama Ayah

:Tn “ F “

Umur

: 27 tahun

Agama

: Islam

Suku/Bangsa : Indonesia Pendidikan

: SD

Pekerjaan

:Buruh

Alamat

:Jln. KH. Wahid Hasyim. Kel 2 Ulu

Status

: Orang tua

2.

RiwayatKesehatan

2.1 KeluhanUtama ( Saat Masuk Rumah Sakit ) Ibu klien mengatakan anaknya demam tinggi disertai buang air besar yang berbentuk cair dengan frekuensi lebih dari 10 kali. 2.2 Riwayat Perjalanan Penyakit Ibu klien mengatakan sejak ± 3 hari SMRS yang lalu pasein mengalami BAB cair dengan frekuensi lebihdari10 kali/hari, berwarna hijau, banyaknya ½ gelas,disertai demam tinggi, muntah (+) dan sesak. Pasien tampaklemas,rewel dan nafsu makan berkurang. Kemudian oleh ibu pasien dibawaberobat ke Ru mah Sakit Umum Daerah Palembang Bari. 2.3 Keluhan saat pengkajian Ibu klien mengatakan anaknya masih demam ( suhu : 37,8 0C ), klien tampak lemas, mual dan muntah (+) jika di beri makan, pasien tampak rewel, nafsu makan berkurang ibu klien sering bertanya tentang keadaan anaknya, 2.4 Riwayat Kelahiran Dan Pertumbuhan a.

Neonatal

-

Kelahiranditolong

: Bidan

-

Beratbadanwaktulahir

: 2200 gram

-

Panjangbadan

b.

Pertumbuhan dan Perkembangan

-

Mengangkatkepala : 3bulan

-

Mengangkatbadan

: 46 cm

: 4 bulan

c.

Berat Badan SMRS

: 9 kg

Berat Badan Sekarang

: 8,5 kg

Panjang Badan

: 70 cm

d.

Riwayat Imunisasi dan Penyakit Waktu Balita

Menurut pengakuan ibunya bahwa An “R“ mendapa timunisasilengkap di antaranya Bacillus Calmette Guerin(BCG), Hepatitis B, DipteriPertusis Tetanus (DPT)dan Polio Imunisasi didapatkan di Posyandu tempat mereka tinggal.

2.5 RiwayatKeluarga Dalam keluarga klien tidak pernah ada yang menderita penyakit seperti penyakit yang dialami klien serta tidak ada yang menderita penyakit kronis dan keturunan. 3.

Activity Daily Living (ADL) No

Activity Daily Living (ADL)

Sebelum masuk RS

Selama masuk RS

1.

a. pola nutrisi

3x sehari

3x sehari

·

Jenis

Nasi, lauk pauk, sayur

Bubur

·

Jumlah

·

Pantangan

·

Masalah

1 porsi

-

-

½ porsi

Makanan keras

Kurang dari porsi 1-2 gelas

b.Minum ·

Frekuensi

·

Jenis

·

masalah

4-5 gelas Air putih Tidak ada

Air putih Kurang dari porsi

2.

Pola eliminasi a.

3.

4.

a. BAB

·

frekuensi

1x sehari

5-6x sehari

·

konsintensi

Padat

Cair

·

masalah

Tidak ada

BAB cair lebih dari 4 kali

b.

BAK

·

Frekuensi

3x sehari

·

Warna

Kekuningan

·

Masalah

Tidak ada

3-5x sehari Kekuningan Tidak ada

Personal hygiene ·

mandi

2x sehari

2x sehari

·

gosok gigi

2x sehari

2x sehari

·

cuci rambut

1x sehari

1x sehari

·

masalah

Tidak ada

Tidak ada

Klien dibantu orang tua nya dalam melakukan aktivitasnya

Klien dibantu orang tua nya dalam melakukan aktivitasnya

Pola aktivitas

Tidak ada Tidak ada Masalah

3.1.2 Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran Umum a. Kesadaran

: Apatis

b. Temperatur

:37,80 C

c. Pernafasan

:40 kali/menit

d. Nadi

: 110 kali/ menit

2. Kepala a. Bentuk

:Simetris

b. lesipadakepala

: Tidakada

3. Mata a. Sklera

:Tidakikterus

b. Konjungtiva

:Anemis

c. Penglihatan

: Normal

4. Hidung a. Bentuk

:Simetris

b. Pernafasan

:40 x/ menit

5. Mulut a. BentukBibir :Simetris b. Mukosa

:Kering

c. Lidah

:Putihkotor

6. Telinga a. Bentuk

:Simetris

b. Pendengaran :Baik 7. Leher a. Pergerakan b. Kelenjar

:Kekiridankekanan :Tidakadapembesaran

8. Dada a. Bentuk

:Simetris

b. Pergerakan

:Retraksiinterkosta (-)

9. Abdomen a. Bentuk b. Turgor

:Datar : Tidak elastis

c. Cubit kulit perut

: < 2 detik

10. Kulit a. Warna

:SawoMatang

b. Turgor

:Tidak Elastis

c. Kebersihan

:Bersih

11. Ekstremitas atas dan bawah a. Bentuk

: Simetris

b Eks. Atas

: Tidak ada masalah

c. Eks. Bawah

: Tidak ada masalah

3.1.3 Pemeriksaan Penunjang Data LaboratoriumTanggal 5 Mei 2012 Penderita Jam

: An“ R ”(11 bulan) : 19.20 WIB

Hematologi

Hasil

Nilai Normal

Hemoglobin

7,4

P = 12-14 g/dl L = 14-16 g/dl

Lekosit

5800

5000 – 10.000/ul

Trombosit

623.000

150.000 – 400.000/ul

Hematokit

29

P = 37-43 % L = 40-48 %

Basofil

0

0-1 %

Eosinofil

2

1-3 %

Batang

2

2-6 %

Segmen

36

50-70 %

Limposit

56

20-40 %

Monosit

4

2-8 %

3.1.4 Terapi

Terapi dokter : 1. D5% + NACL 15% 10 cc + BICNAT 7 cc, gtt36 X/M (Makro) 2. Injeksi Ampicilin 3 x 275 mg 3. Zinkkid 1 x 20 mg 4. Oralit 50cc/hari 5. Diet bubur sary 3x/hari 3.2 Analisa Data Nama

: An “R”

Umur

: 11 bulan

Jenis Kelamin

: Laki - laki

No

Data (symptom)

1.

Data subjektif

no. RM

: 08.03.73

Hari/ Tanggal : Kamis/ 10-05-2012

Etiologi

Ibu klien mengatakan Gastroenteritis BAB lebih dari 5kali dalam satu ↓ hari ↑ tekanan osmotik Ibu klien mengatakan dalam rongga usus anaknya demam. ↓ Data objektif

↑ sekresi air dan elektrolit

Keadaan Umum :klien tampak lemah, mata cekung.



-

Tanda – tanda vital

P

: 110 kali/ menit

↑ peristaltic usus ↓

T

: 37,80C

Kehilangan air dan elektrolit dalam jumlah banyak

-

Turgor tidak elastic



-

Mukosa bibir kering

Gangguan keseimbngan cairan

RR : 40 kali/ menit

Feses cair dengan frekuensi 5 - 6 kali/ hari

Masalah (problem)

Gangguan keseimbangan cairan

Data subjektif Ibu klien mengatakan bahwa klien mual dan muntah bila diberi makanan serta tidak ada nafsu makan dengan frekuensi 3 kali/ hari 2.

Gastroenteritis Data objektif Keadaan Umum : Klien tampak lemah -

Tanda – tanda Vital :

P : 110 kali/ menit RR :40 kali/ menit T : 37,80C Klien muntah bila diberi makanan dengan frekuensi 3kali/ hari.



Gangguan nutrisi.

↑ tekanan osmotik dalam usus ↓ ↑ peristaltic usus ↓ ↑ asm basa/ HCL lambung ↓ Gangguan metabolic

Data Subjektif



ibu klien sering bertanya kepada perawat tentang keadaan anaknya.

Mual muntah

Data objektif Keadaan umum : orang tua klien tampak cemas

↓ Anoreksia ↓ Gangguan nutrisi

3.

Ansietas orang tua GE ↓ Kurang pengetahuan

↓ Koping inadekuat ↓ Krisis informasi ↓ Ansietas orang tua

3.3 Diagnosa Keperawatan Nama

: An “R”

Umur

: 11 bulan

Diagnosa : Gastroentritis 1.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.

2.

Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.

3.

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

3.4 Intervensi Keperawatan Nama

: An “R”

Umur

: 11 bulan

Jenis Kelamin

: Laki - laki

NO Tanggal/ Diagnosa Jam

no. RM

: 08.03.73

Hari/ Tanggal : Kamis/ 10-02-2012

Tujuan (SMART)

Intevensi

Rasionalisa

1

10 Mei 2012/ Kamis

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhungan dengan output yang berlebihan.

DS : klien tampak cemas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit klien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil

DO : Apatis Tanda – tanda vital

Intake adekuat

RR : 40kali/menit

-

monitor intake output

- Untuk mengetahui keseimbangan dan kebutuhan cairan dan elektrolit

- Kekurangan cairan dapat menyebabkan keelastisan kulit

Keadaan umum klien baik Turgor elastis

P : 110kali/ menit

monitor Tanda – tanda vital dan keadaan umum

-

monitor turgor kulit klien

anjurkan ibu klien untuk memberi anak banyak minum Tidak terjadi dehidrasi

- Dapat Mencegah dehidrasi

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

T : 37,80C - Mencegah dehidrasi lebih dini

- Membantu Dalam proses penyembuhan 2

Kamis/ 10 Mei 2012

Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan

Setelah dilakukan monitor tanda – tanda vital tindakan dan keadaan umum klien keperawatan dalam waktu 2x24

Nafsu makan klien meningkat

berhubungan dengan mual, muntah.

Ds : ibu klien mengatakan anaknya mual dan muntah

DO : klien muntah dengan frekuensi 3 kali/hari

jam pola nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil Keadaan umum baik Nafsu makan membaik Mual dan muntah hilang

-

kaji makanan yang disukai

Anjurkan ibu klien untuk memberimakan anaknyasedkit tapi sering

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian asupan gizi

Membantu proses pemenuhan nutrisi klien

Agar pemenuhan nutrisi terjaga

KU lemah Berat badan 8,5 kg

3

Kamis/ 10 Mei 2012

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan DS : ibu klien tampak gelisah

DO : Ibu klien sering bertanya tentang kondisi anaknya

Membantu dalam proses penyembuhan Setelah dilakukan tindakan kepererawatan dalam waktu 1x24 jam orang tua klien mengerti tentang kondisi kesehatannya dan tidak cemas lagi

Berikan penjelasan dengan keluarga mengenai penyakit dan tindakan Anjurkan orang tua untuk menceritakan perasaannya

-

Mengurangi tingkat kecemasan orang tua pasien.

Bina hubungan saling percaya

Dapat membantu mengurangi kecemasan orang tua

Tercipta suasana yang nyaman

3.5 Implementasi Keperawatan Nama

: An “R”

Umur

: 11 bulan

KJenis Kelamin

: Laki - laki

no. RM

: 08.03.73

Hari/ Tanggal : Kamis/ 10-05-2012

No

Diagnosa keperawatan

Tgl/ jam

Implementasi

Respon, hasil evaluasi

1

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhungan dengan output yang berlebihan.

10 mei 2012

- Memasang infuse IvFD terpasang D5% +Nacl 15% :10cc

- Klienmenangis kesakitan

10.30

Kcl

: 4cc

Melon : 7cc - Mengobservasi tanda–tandavital

RR : 40kali/mnt P : 110 kali/mnt T : 37,80C

2

Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.

11 mei 2012

- Memberi makan kliensedikit tapi sering

10.30

- Mengkolaborasi dengan tim medis :

- klien tampak tenang - Ibu klien tampak mengikuti anjuran § Oralit: 50/100cc § Injeksi ampicilin 3x 275mg

paraf

3

Ansietas berhungan dengan kurangnya pengetahuan

12 mei 2012 10.30

Mengikut sertakan orang tua dalam tindakan perawatan pasien

- Klien merasa nyaman

3.6 Evaluasi Nama

: An “R”

Umur

: 11 bulan

Jenis Kelamin

: Laki - laki

no. RM

: 08.03.73

Hari/ Tanggal : Kamis/ 10-05-2012

No

Diagnosa

Tgl/ jam

Evaluasi

1

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhungan dengan output yang berlebihan

10 mei 2012

S : ibu klien mengatakan BAB sudah mulai berkurang

10.30

O : k/u : baik Tanda-tanda vital Turgor :elastis Mukusa bibir : lembab P: 120x/mnt RR : 30x/mnt T : 36oc A : masalah teratasi sebagian

paraf

P : intervensi 1, 2,5dilanjutkan

2

Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.

11 Mei 2012 10.30

S : ibu klien mengatakan anaknya sudah mulai mau makan O : k/u : baik Makan habis ½ porsi Tanda-tanda vital P : 110 kali/mnt RR : 30 kali/mnt T : 36,5oc A : masalah teratasi sebagian P : intervensi 1, 3, 4dilanjutkan

3

Ansietas berhungan dengan kurangnya pengetahuan

12 Mei 2012 10.30

S : ibu klien mengatakan sudah mulai mengerti mengenai keadaan anaknya O : ibu klien tampak tenang A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dihentikan

Related Documents

Askep
October 2019 90
Askep
July 2020 51
Askep
May 2020 71
Askep Malaria.docx
April 2020 6
Askep Parkinson.pptx
November 2019 14

More Documents from ""