Makalah Meningitis.docx

  • Uploaded by: fajri habib
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Meningitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,758
  • Pages: 35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Meningitis adalah radang membrane pelindung system saraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit yang sangat serius karena berada dekat dengan otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian.

Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diantaranya adalah meningitis purulenta yang juga merupakan penyakit infeksi yang perlu kita perhatikan.

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, arakhnoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. Sedangkan yang dimaksud meningitis purulenta adalah infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan reaksi purulen pada cairan otak. Penyakit ini lebih sering terdapat pada anak dibanding dengan orang dewasa. Untuk itu, dalam kesempatan ini saya akan membuat makalah yang berjudul “ Meningitis”.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Meningitis? 2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem persyarafan? 3. Apa etiolgi dari Meningitis? 4. Bagaimana patofisiologi dari Meningitis? 5. Bagaimana manifestasi klinik dari klien dengan Meningitis? 6. Bagaimana cara pencegahan Meningitis ? 7. Apa saja komplikasi dari Meningitis? 8. Apa saja penatalaksanaan medis untuk Meningitis? 9. Bagaimana pemeriksaan diagnostik untuk Meningitis? 1

10. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan Meningitis?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Meningitis 2. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi sistem persyarafan 3. Untuk mengetahui penyebab dari Meningitis 4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Meningitis 5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari klien dengan Meningitis 6. Untuk mengetahui cara pencegahan Meningitis 7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari Meningitis 8. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan medis untuk Meningitis 9. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik untuk Meningitis 10. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan klien dengan Meningitis

D. Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka yaitu, metode yang dilakukan dengan

mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang

berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar belakang dari penulisan

makalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode

penulisan dan sistematika penulisan makalah. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan teoritis, yang membahas materi atau pokok bahasan dari makalah ini. Bab III yaitu tentang “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Meningitis”. Bab IV merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

2

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. (Smeltzer, 2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus). (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001).

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996) . Meningitis adalah suatu peradangan pada selaput otak mengenai sebagian dan seluruh atau seluruh selaput otak (meningen) yang melapisi otak dan medula spinalis, yang ditandai dengan adanya sel darah putih cairan serebrospinal. (Suriadi : 2001 : 201).

Meningitis adalah peradangan pada mengingen, cairan serebrosoinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. (Suriadi : 2001 : 1). Meningitis adalah radang selaput otak (araknoid dan piameter). (Ilmu Kesehatan Anaka : 1994 : 558). 3

B. Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak

Selaput otak terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam yaitu Durameter, Aranoid, Piameter.

Durameter terdiri dari lapisan yang berfungsi kecuali didalam tulang tengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat sinus venosus. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang

memisahkan kedua hemisfer

serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal dari Durameter yang memisahkan lobus oksipitalis dari serebelum.

Araknoid merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan parameter, diantaranya terdapat ruang subarnoid dimana terdapat arteri dan vena serebral dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal. Sisterna magna adalah bagian terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah diantara serebelum dan medulla oblongata.

Piamater merupakan membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil yang mensuplai darah keotak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah lapisan yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh medula spinalis. Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi, tetapi ada tiga tipe utama yakni: 1. Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza. 2. Tuberkulosis,

yang

disebabkan

oleh

basil

tuberkel

(Mycobacterium

tuberculose). 3. Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat bervariasi. 4

C. Etiologi Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa. 1. Meningitis Bakteri Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis diantaranya : a. Haemophillus influenzae (Tipe B) b. Nesseria meningitides (meningococcal) c.

Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)

d. Streptococcus (grup A) e.

Streptococcus haemolyticuss

f.

Streptococcus pneumonia

g.

Staphylococcus aureus

h. Escherichia coli i.

Klebsiella

j. Pseudomonas aeruginosa, dan k. Mycobacterium tuberculosa. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark. 2. Meningitis Virus Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya bersifat “self-limitting”, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan penyembuhan bersifat sempurna. Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; a. Virus herpes, baik herpes simplek maupun herpes zoster, 5

b. Arbo virus, c. Campak dan varicela, d. Toxoplasma gondhii, dan e.

Ricketsia

Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat. 3. Meningitis jamur : Meningitis jamur yang paling sering adalah Cryptococcal akibat Cryptoccus Neoformaris. Jenis jamur lain yang sering dijumpai adalah spesies

Hitoplasma Capsulatum, Coccidioides Immitis, Blastromyces

Dermatitidis dan Candida 4. Protozoa. 5. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita. 6. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan. 7. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin, anak yang mendapat obat – obatan imunosupresi. 8. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem persarafan.

6

D. Patofisiologi

7

E. Manisfestasi Klinis Kasus meningitis harus ditangani secepatnya karena dianggap sebagai kondisi medis darurat. Meningitis bisa menyebabkan septikema dan ini bisa berujung pada kematian. 1. Gejala Meningitis Bakterialis Pada Remaja dan Orang Dewasa Jika Anda dicurigai mengidap meningitis bakterialis, Anda harus segera menghubungi rumah sakit terdekat atau segera menuju ke rumah sakit secepatnya. Ada tanda-tanda awal yang mungkin Anda lihat sebelum gejalagejala yang lain muncul. Meningitis bakterialis memiliki gejala yang muncul secara tiba-tiba dan bisa memburuk dengan cepat.

Jika terjadi demam tinggi disertai dengan pertanda awal di bawah ini, harap segera menghubungi dokter atau langsung menunju rumah sakit terdekat. Sekali lagi, ini merupakan kondisi medis darurat. Tanda-tanda awalnya adalah: a. Nyeri pada otot dan persendian, misalnya pada tangan dan kaki b. Tangan dan kaki akan kedinginan atau bahkan menggigil c. Kulit pucat atau muncul bintik-bintik merah yang tersebar d. Bibir terlihat biru Gejala awal dari meningitis bakterialis sangat umum dan mirip dengan penyakit lain, di antaranya demam, sakit kepala parah, badan merasa tidak enak, mual, muntah-muntah.

Demam berarti suhu tubuh mencapai 38° Celcius atau lebih, hal ini bisa terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Tanda demam lainnya adalah wajah akan terasa panas saat disentuh dan kulit akan terlihat memerah.

Saat meningitis bakterialis bertambah parah, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa hal seperti berikut ini : 1) Bernapas cepat 2) Bingung 3) Mengantuk 4) Leher kaku, meski hal ini jarang terjadi pada anak kecil

8

5) Ruam merah terang yang tidak memudar atau berubah warna saat gelas ditekan di atas ruam itu. Tapi gejala ini tidak selalu ada pada setiap orang 6) Sensitif terhadap cahaya (fotofobia), hal ini jarang terjadi pada anak kecil 7) Kejang-kejang Perlu diingat bahwa tanda dan gejala penderita meningitis bisa berbeda-beda. Sebagian besar hanya mengalami sebagian gejala-gejala di atas.

2. Gejala Meningitis Bakterialis Pada Anak Kecil dan Bayi Anak kecil dan bayi memiliki gejala-gejala meningitis bakterialis berbeda. Ada kemungkinan terjadi pembengkakan pada bagian ubun-ubun pada sebagian bayi yang mengidap meningitis. Gejala-gejala yang mungkin terjadi di antaranya: a. Terus menerus menangis tanpa alasan b. Mudah marah dan tidak mau digendong c. Kehilangan selera makan d. Muntah-muntah e. Pucat dan muncul bintik-bintik merah f. Sangat mengantuk dan tidak ingin bangun g. Lunglai dan tidak responsif. Pergerakan yang kaku dan patah-patah h. Tatapan kosong

3. Gejala Meningitis Virus Gejala-gejala flu ringan akan muncul pada kebanyakan orang yang mengidap meningitis virus seperti demam, sakit kepala, dan badan merasa tidak sehat. Meningitis virus biasanya tidak berlanjut menjadi septikemia atau infeksi darah, berbeda halnya dengan meningitis bakterialis yang berpotensi terjadi komplikasi. Tapi pada kasus yang lebih parah, gejala-gejala meningitis virus dapat berupa : a. Diare b. Mual dan muntah-muntah c. Leher kaku d. Nyeri otot atau persendian e. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya (fotofobia)

9

F. Pencegahan Meningitis adalah hasil dari infeksi yang menjalar. Bakteri atau virus yang menyebabkan meningitis bisa tersebar melalui batuk, bersin, ciuman, atau berbagi peralatan. Beberapa langkah awal untuk mencegah terjangkit meningitis adalah: 1. Mencuci tangan 2. Berlatih hidup higienis 3. Pola hidup sehat 4. Menutup mulut saat bersin atau batuk 5. Jika sedang hamil, berhati-hati dalam memilih makanan

Banyak kasus meningitis virus dan bakteri bisa dicegah dengan berbagai macam vaksin. Bicarakan dengan dokter jika Anda tidak yakin apakah vaksinasi Anda yang terbaru atau tidak. Vaksin yang sudah tersedia antara lain: 1. Vaksin MMR (campak, gondongan dan campak Jerman): Dapat diberikan pada umur 12 bulan, vaksin ulangan umur 5-7 tahun 2. Vaksin pneumokokus (PCV): Usia di bawah 1 tahun diberikan setiap dua bulan sekali, di atas dua tahun cukup diberikan sekali 3. Vaksinasi

DTaP/IPV/Hib:

Perlindungan

pada

bakteri

Hib,

difteri, batuk, tetanus dan virus polio

Vaksin meningitis belum termasuk jadwal imunisasi anak tetapi dapat didapatkan di Indonesia. Konsultasikanlah dengan dokter Anda jika menginginkan vaksin tersebut. 1. Penerapan Vaksin Meningitis Untuk Perjalanan Bakteri Neisseria meningitidis (meningokokus) jarang ditemukan di Indonesia. Sehingga banyak orang Indonesia yang tidak memiliki kekebalan terhadap bakteri tersebut. Vaksinasi sangat dianjurkan bagi orang Indonesia yang bepergian ke wilayah berisiko tinggi. Daerah yang berisiko tinggi atau daerah asal bakteri ini adalah Arab Saudi dan sebagian Negara-negara di Afrika. Calon peserta Umroh diwajibkan untuk menerima vaksin meningitis sebelum berangkat untuk mencegah terkena meningitis.

10

2. Mengunjungi Tempat Dengan Risiko Tinggi Terjangkit Meningitis Sangat disarankan untuk melakukan vaksinasi terhadap meningitis grup A, C, Y dan W135, jika bepergian ke daerah berisiko tinggi. Terutama jika Anda membuat rencana seperti di bawah ini: a.

Tinggal dengan warga setempat di area padat untuk mengikuti ibadah Haji

b.

atau Umroh di Arab Saudi

Melakukan aktivitas berlebih di area Haji di Arab Saudi, menjadi pekerja musiman atau sebagai TKI

c.

Tinggal lebih lama dari sebulan sebagai wisatawan beransel

3. Pemberian Vaksinasi Untuk bayi yang berusia antara dua bulan hingga dua tahun, dosis awal vaksin harus diikuti dengan dosis kedua tiga bulan berikutnya. Vaksin meningitis tidak cocok untuk bayi yang berusia kurang dari dua bulan.

Saat mereka pertama kali vaksinasi untuk anak di bawah lima tahun, vaksin memberi perlindungan selama dua hingga tiga tahun. Satu dosis vaksin akan memberi perlindungan sekitar lima tahun bagi orang dewasa dan anak-anak berusia di atas lima tahun.

Untuk melindungi Anda dari meningitis grup A, C, Y, dan W135 dibutuhkan vaksinasi meningokokus ACYW135. Vaksinasi harus diberikan dua hingga empat minggu sebelum Anda bepergian sekitar. 4. Efek Samping dari vaksinasi Satu dari sepuluh orang yang disuntik vaksin ACWY akan mendapatkan rasa sakit dan ruam di sekitar luka suntikan. Biasanya efek samping ini akan bertahan selama satu sampai dua hari. Reaksi yang gawat jarang sekali terjadi, tapi demam ringan bisa muncul. Kondisi ini lebih sering dijumpai pada anakanak daripada orang dewasa.

11

G. Komplikasi 1. Hidrosefalus obstruktif 2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia) 3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral) 4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone ) 5. Efusi subdural 6. Kejang 7. Edema dan herniasi serebral 8. Cerebral palsy 9. Gangguan mental 10. Gangguan belajar 11. Attention deficit disorder 12. Abses otak 13. Koma 14. Kehilangan fungsi saraf 15. Kehilangan pendengaran dan penglihatan 16. Syok 17. KID (Kongesti Intravaskuler Diseminata) 18. Henti nafas 19. Kematian

H. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai

bahan

kolaborasi

dengan

tim

medis.

Secara

ringkas

penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan. 1. Penanganan farmakologi a. Meningitis bakterial, umur <2 bulan :

12

Cephalosporin Generasi ke 3, atau Kombinasi Ampicilin 150-200 mg (400 mg)/KgBB/hari IV dibagi dalam 4-6 kali dosis sehari dan Chloramphenicol 50 mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis b. Meningitis bakterial, umur >2 bulan: Kombinasi Ampicilin 150-200 mg (400 mg)/KgBB/hari IV dibagi dalam 4-6 kali dosis sehari danChloramphenicol 50 mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis, atau Sefalosporin Generasi ke 3 Dexamethasone dosis awal 0,5 mg/KgBB IV dilanjutkan dengan dosis rumatan 0,5 mg/KgBB IV dibagi dalam 3 dosis, selama 3 hari. Diberikan 30 menit sebelum pemberian antibiotika c. Antimikroba Agen Agen ini digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi yang disebabkan oleh patogen paling mungkin dicurigai atau diidentifikasi seperti Ceftriaxone (Rocephin), Sefotaksim (Claforan) d. AntivirusAgen Agen ini mengganggu replikasi virus, mereka melemahkan atau meniadakan aktivitas virus. Seperti Acyclovir (Zovirax), Gansiklovir (Cytovene) e. Antijamur Agen ini digunakan dalam pengelolaan penyakit menular yang disebabkan oleh jamur. Nama obat : Flukonazol (Diflucan), Flusitosin (Ancobon) f. Antitubercular Agen untuk Meningitis Tuberkulosa Agen ini digunakan dalam pengelolaan penyakit mikobakteri dalam kombinasi dengan agen antitubercular lainnya. Nama obat : Isoniazid , Rifampicin g. Kortikosteroid Penggunaan steroid telah terbukti meningkatkan hasil keseluruhan dari pasien dengan beberapa jenis meningitis bakteri, seperti H influenzae, tuberkulosis, dan meningitis pneumokokus. Jika steroid diberikan, mereka harus diberikan sebelum atau selama pemberian terapi antimikroba. Nama obat : Deksametason h. DiuretikAgen Agen ini digunakan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan mengobati edema otak. Nama Obat : manitol i. Menghentikan kejang 13

Diazepam 0,2-0,5 mg/KgBB/dosis IV atau 0,4-0,6 mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA, kemudian dilanjutkan dengan: Phenytoin 5 mg/KgBB/hari IV/PO dibagi dalam 3 dosis atau Phenobarbital 5-7 mg/Kg/hari IM/PO dibagi dalam 3 dosis j. Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO diberikan 3-4 kali sehari

2. Penanganan non-farmakologi a. Konsumsi cairan sebanyak mungkin b. Istirahat secara total c. Diet makanan d. Mandi air hangat

I. Pemeriksaan Diagnostik 1. Analisis CSS dari fungsi lumbal : a. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri. b. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus. 2. Glukosa serum : meningkat (meningitis) 3. LDH serum : meningkat (meningitis bakteri) 4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri) 5. Elektrolit darah : Abnormal. 6. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi. 7. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor. 8. Rontgen dada/kepala/ sinus : mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial

14

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “Y” DENGAN MENINGITIS

KASUS Pada tanggal 3 desember 2017 An.Y datang ke rumah sakit bersama dengan kedua orang tuanya dengan keluhan klien mengeluh nyeri kepala berdenyut hebat , tubuh terasa panas , dan kaku diseluruh tubuh bahkan kejang, hingga klien dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit TTV pasien suhu 400C , RR 29x/mnt , nadi 96x/mnt , BB 21kg. Klien tampak meringis kesakitan dan menangis karena nyeri dan merasa tidak nyaman. Orang tua klien mengatakan anak tidak nafsu makan,merasa mual dan muntah , klien juga merasa nyeri ditenggorokan , klien tampak lemas dan pucat BB turun 1 kg selama 3 hari Kulit klien tampak kemerahan dan kering, turgor kulit jelek,akral teraba hangat,klien mengatakkan sesak. Orang tua klien mengatakan belum pernah mempunyai penyakit TBC tetapi klien pernah menderita influenza. Klien juga pernah jatuh dari tempat tidur setinggi 1M, tetapi tanpa trauma serius.Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti ini. Pengkajian dilakukan tanggal : 03-12-2017 Jam 13.00 wib I.

Identiitas data A. Data pribadi Nama

: An. Y

Alamat

: Jl. Benteng Kecamatan Tanjung Batu

TTL

: Bogor, 10-12-2005

Agama

: Islam

Usia

: 10 tahun

Jenis kelamin

: Laki – laki

Pekerjaan

: Pelajar

Status

: Belum Menikah

Suku bangsa

: WNI

15

B. Identitas penanggung jawab

II.

Nama

: Tn. R

Umur

: 35 Tahun

Alamat

: Jl. Benteng Kecamatan Tanjung Batu

Riwayat kesehatan a.

Keluhan utama klien mengeluh nyeri kepala berdenyut hebat

b.

Riwayat Penyakit sekarang Menurut keluarga Sejak 1 minggu yang lalu klien sering menangis karena nyeri kepala yang berdenyut hebat, tubuh terasa panas hingga 400 C , RR 24x/mnt , nadi 96x/mnt , BB 21kg dan kaku diseluruh tubuh. Klien belum diperiksakan ke dokter. Sejak kemarin disertai mual ,muntah bahkan kejang, hingga klien dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit ini.

c.

Riwayat Penyakit Dahulu Menurut keluarganya Klien belum pernah mempunyai penyakit TBC tetapi klien pernah menderita influenza. Klien juga pernah jatuh dari tempat tidur setinggi 1M, tetapi tanpa trauma serius.

d.

Riwayat penyakit keluarga Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti ini

III.

Pemeriksaan fisik a.

Tanda-tanda Vital Keadaan umum

: Tampak sakit

Kesadaran

: Composmentis

Nadi

: 96 x/mnt

Suhu

: 40oC

Pernafasan

: 29x/menit

Tinggi badan

: 130 cm

Berat badan

: 21 Kg

16

b.

Kepala Rambut -

Keadaan rambut dan hygiene kepala baik,Warna rambut hitam ,Tidak mudah rontok, Kebersihan rambut bersih.

-

Tidak teraba adanya massa yang abnormal, Tidak ada nyeri tekan.

Muka -

Muka simetris kiri dan kanan,Bentuk wajah lonjong, Ekspresi wajah murung, tampak kesakitan dan gelisah, mukosa bibir kering

-

Tidak teraba adanya massa abnormal, Tidak ada nyeri tekan.

Mata -

Tidak ada oedema dan tanda-tanda radang. Sklera tidak ikterik, reflek pupil normal, konjungtiva anemis.

Telinga -

telinga terlihat bersih tidak ada serumen

Hidung -

Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,Tidak ada sekret pada hidung, Tidak ada sumbatan pada hidung,adanya halusinasi penciuman.

c.

d.

Tidak ada nyeri tekan pada hidung.

Leher -

tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka maupun bekas operasi

-

tidak teraba hipertiroidisme

Dada -

Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pengembangan dada simetri, Frekwensi pernafasan 20x/menit

e.

f.

Abdomen -

abdomen simetris kiri dan kanan

-

nyeri tekan pada abdomen

Kulit -

kulit teraba hangat dan tampak kemerahan, kulit kering dan kurang elastis,turgor kulit jelek

g.

Ekstremitas atas -

h.

Terpassang infus RL 60 tpm micro di lengan kiri

Ekstremitas bawah -

klien mempunyai keterbatasan gerak pada ekstremitas bawah 17

IV.

Pengkajian saat ini a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Klien mengatakan kesehatan merupakan hal yang menyenangkan. Saat sakit klien merasa sedih. Klien bellum pernah merasakan sakit yang sama. Jika klien sakit biasanya hanya dibelikan abat warung. Klien mampu menerapkan hidup sehat karena klien sudah rajin menerapkan cuci tangan sebelum atau sesudah beraktivitas b. Pola Nutrisi / metabolik - Sebelum sakit : Keluarga mengatakan sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan jumlah 1 porsi setiap kali makan dengan jenis nasi, sayur dan lauk. Minum 6-7 gelas sehari. - Saat sakit Keluarga mengatakan selama sakit klien tidak mempunyai nafsu makan karena merasa mual saat melihat makanan, bahkan sampai muntah. Klien juga merasakan nyeri di tenggorokan sehingga tidak enak untuk makan. Klien mengalami penurunan berat badan sebanyak 1kg selama 3 hari. c. Pola Eliminasi - Sebelum sakit Saat belum merasakan sakit seperti sekarang ini klien BAK sehari 5-6x dengan warna kuning jernih dan lancar, BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek. - Saat sakit saat sudah merasakan sakit klien BAK 5-6x sehari dengan warna kuning jernih. Klien BAB 3x konsistensinya cair, berlendir tanpa darah. d. Pola Aktivitas dan tidur Sebelum sakit klien selalu bermain dengan teman – temannya, tidur malam juga tepat waktu, tetapi selama sakit klien hanya dirumah beristirahat, dan selalu tidur terlambat karena klien sering menangis karena sakit kepala dan rasa tidak nyaman karena sakitnya. e. Pola Persepsi / Cognition Keluarga mengatakan tidak mengatahui penyabab sakit yang diderita anaknya. Tetapi keluarga ingin mengetahui penyebab penyakitnya dan cara penanggulangannya, sehingga keluarga dapat melakukan pencegahan penyakit ini pada waktu yang akan datang.

18

f. Pola persepsi Diri Klien selalu menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi dengan keluarganya. g. Pola peran hubungan Hubungan klien dengan keluarga baik, begitu juga hubungan dengan tetangga, teman – temannya dan petugas di Rumah Sakit. h. Pola Seksualitas dan Reproduksi Klien adalah seorang anak laki – laki berusia 10 tahun yang usianya belum produktif dan juga belum menikah. i. Pola Managemen koping-stress Saat merasa sakit klien selalu bercerita kepada ibu maupun ayahnya. Klien juga hanya dibelikan obat warung saat merasa sakit.. j. Pola Prinsip Kehidupan Klien percaya adanya Tuhan. Klien juga sudah rajin melakukan ibadah shalat 5 waktu dan puasa Ramadhan walaupun hanya setengah hari. Jadi klien selalu berdoa agar diberi kesembuhan oleh Allah. k. Pola Keselamatan / Perlindungan Klien tampak terpasang infus RL di lengan sinistra, terdapat pengaman ditepi tempat tidur dan klien tidak selalu memakai selimut saat berbaring di tempat tidur karena klien merasa badannya panas dan demam. l. Pola kenyamanan Klien selalu merasa nyeri kepala dan badan terasa panas sehingga klien sering menangis karena perasaan tidak nyaman pada tubuhnya. Klien juga tampak gelisah. m. Pola Pertumbuhan / pengembangan Klien masih dalam masa pertumbuhan tetapi klien tidak mempunyai gangguan pertumbuhan. Berat badan mengalami penurunan 1 kg selama 3 hari

19

V.

Analisa data No 1

Data

Etiologi

Masalah

Proses infeksi

Nyeri akut

Intake yang tidak adekuat

Ketidak seimbangan

DS: Klien mengatakan nyeri kepala yang berdenyut hebat P : Nyeri karena adanya infeksi virus pada selaput otaknya R : nyeri kepala Q : terasa berdenyutdenyut S : skala nyeri 5 T : nyeri setiap saat,

DO: Klien tampak meringis kesakitan dan menangis karena nyeri,. 2

DS : Klien mengatakan tidak

nutrisi kurang dari

ada nafsu makan,merasa

kebutuhan tubuh

mual dan muntah saat melihat makanan. Klien juga merasa nyeri ditenggorokan DO : Klien tampak lemas dan pucat Berat badan turun 1 kg selama 3 hari

20

3

DS :

Proses infeksi

Hipertermi

Kejang (peningkatan suhu

Resiko cidera

Klien mengatakan badan merasa tidak nyaman DO : Kulit kemerahan, turgor kulit jelek,akral teraba hangat 4

DS : Orang tua klien

tubuh/infeksi)

mengatakkan suhu anak terasa panas DO : TTV : -

Suhu : 400C

-

RR : 29x/mnt

-

Nadi : 96x/mnt

-

BB : 21kg turun menjadi 21kg

5

DS :

Gangguan muskuloskeletal

Klien mengatakkan sesak

Ketidak efektifan pola nafas

dan merasa tidak nyaman. DO : Hasil RR : 29x/mnt

21

Diagnosa keperawatan No

Diagnosa keperawatan

1

Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi

2

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat

3

Hipertermi b/d proses infeksi

4

Resiko cidera b/d kejang (peningkatan suhu tubuh/infeksi

5

Ketidak efektifan pola nafas b/d gangguan muskuloskeletal

Perencanaan keperawatan No

1

Diagnosa

Noc

Nic

keperawatan

(Tujuan dan kriteria)

(intervensi) -

Nyeri akut

Setelah dilakukan tindakan

berhubungan

keperawatan selama 3x24 jam

adanya infeksi virus

dengan proses

diharapkan nyeri akut dapat

pada selaput

infeksi

berkurang dengan krteria hasil

otaknya

: -

Mampu mengontrol

-

R : nyeri kepala

-

Q : terasa

nyeri (tahu penyebab

berdenyut-denyut

nyeri, mampu

-

S : skala nyeri 5

menggunakan tekhnik

-

T : nyeri setiap saat

nonfarmologi untuk

-

Kaji jenis dan

mengurangi nyeri, mencari banuan) -

-

tingkat nyeri klien -

Kontrol lingkungan

Melaporkan bahwa

yang dapat

nyeri berkurang dengan

mempengaruhi

menggunakan

nyeri seperti suhu

manajemen nyeri

ruangan,

Mampu mengenali

pencahayaan dan

skala nyeri ( skala,

kebisingan

intensitas, frekuensi

-

P : Nyeri karena

-

Bantu klien untuk

dan anda nyeri )

mendapatkan posisi

Menyatakan rasa

yang nyaman

22

nyaman setelah nyeri

-

Tingkatkan istirahat

berkurang

-

Ajarkan klien teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri

-

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

-

Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri idak berhasil

2

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan

-

Kaji adanya alergi

nutrisi kurang dari

keperawatan selama 3x24 jam

kebutuhan tubuh

diharapkan ketidakseimbangan

b/d intake yang

nutrisi kurang dari kebutuhan

ahli gizi untuk

tidak adekuat

tubuh dapat teratasi dengan

menentukan jumlah

krteria hasil:

kalori dan nutrisi

-

-

-

Kolaborasi dengan

yang dibutuhkan

berat badan sesuai

pasien -

Anjurkan pasien

Berat badan ideal

untuk

sesuai dengan tinggi

meningkatkan

bdan

protein dan vitamin

Mampu

C

mengidentifikasi

-

-

Adanya peningkatan

dengan tujuan -

makanan

-

Berikan makanan

kebuuhan nutrisi

yang terpilih (

Tidak ada tanda-tanda

sudah

malnutrisi

dikonsultasikan

Menunjukan

dengan ahli gizi )

peningkatan fungsi

23

-

Monitor jumlah

-

pengecapan dari

nutrisi dan

menelan

kandungan kalori

Tidak terjaddi

-

Berikan informasi

penurunan berat badan

tentang kebutuhan

yang berari

nutrisi -

Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

3

Hipertermi b/d

Setelah dilakukan tindakan

proses infeksi

keperawatan selama 2x24 jam diharapkan hipertermi dapat

-

sesering mungkin -

teratasi dengan krteria hasil: -

Suhu tubuh dalam

-

-

-

-

Monitor nadi dan RR

-

keseimbangan cairan

Monitor intake dan output

tetap stabil

-

Berikan atipiretik

Nadi dan RR dalam

-

Lakukan tapid

rentang normal -

Monitor warna dan suhu kulit

rentang normal 36370C

Monitor suhu

Tidak ada perubahan

sponge -

Kompres pasien

warna kulit dan tidak

pada lipat paha dan

ada pusing

aksila

Kejang dapat tertangani

-

Monitor suhu minimal 2 jam

24

4

-

Resiko cidera b/d

Setelah dilakukan tindakan

kejang

keperawatan selama 2x24 jam

lingkungan yang

(peningkatan suhu

diharapkan hipertermi dapat

aman untuk pasien

tubuh/infeksi)

teratasi dengan krteria hasil:

-

Sediakan

Identifikasi

-

Klien bebas dari cidera

kebutuhan

-

Klien mampu

keamanan pasien,

menjelaskan

sesuai dengan

cara/metode untuk

kondisi fisik dan

mencegah injury/cedera

fungsi kognitif

Klien mampu

pasien dan riwayat

menjelaskan factor

terdahulu pasien

-

resiko dari

-

-

-

lingkungan/perilaku

lingkungan yang

personal

berbahaya (

Mampu memodifikasi

misalnya

gaya hidup untuk

memindahkan

mencegah injury

perabotan )

Menggunakan fasilitas

-

kesehatan -

Menghindarkan

Mampu mengenali

Memasang side rail tempat tidur

-

Menyediakan

perubahan status

tempat tidur yang

kesehatan

nyaman dan bersih -

Membaasi pengunjung

-

Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

-

Mengontrol lingkungan dari kebisingan

-

Memindahkan barang-barang yang dapat

25

membahayakan -

Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan satus kesehatan dan penyebab penyakit

5

-

Ketidak efektifan

Setelah dilakukan tindakan

pola nafas b.d

keperawatan selama 2x24 jam

gunakan teknik clin

gangguan

diharapkan hipertermi dapat

lift atau jaw thrust

muskuloskeletal

teratasi dengan krteria hasil:

bila perlu

-

Mendemonstrasikan

-

untuk

nafas yang bersih ,

memaksimalkan

tidak ada sianosis dan

ventilasi -

Identifikasi pasien

mengeluarkan

perlunya

seputum,mampu

pemasangan alat

barnafas dengan

jalan nafas buatan

mudah, tidak ada

-

pursed lips) Menunjukan jalan nafas

merasa tercekik, irama

Pasang mayo bila perlu

-

yang paten ( klien tidak

Lakukan fisioterapi bila perlu

-

Keluarkan sekret

nafas, frekuensi

dengan batuk atau

pernafasan dalam

suction

rentan normal, tidak

-

Posiskan pasien

batuk efektif dan suara

dyspeneu (mampu

-

Buka jalan nafas,

-

Auskultasi suara

ada suara nafas

nafas, catat adanya

abnormal)

suara nafas

Tanda-tanda vital

tambahan

dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,

26

-

Lakukan suction pada mayo

pernafasan)

-

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

-

Monitor respirasi dan status O2 Oxygen therapy

-

Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

-

Pertahankan jalan nafas yang paten

-

Atur peralatan oksigen

-

Monitor aliran oksigen

-

Pertahankan posisi pasien

-

Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi

-

Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

27

Implementasi No 1

Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan

Implementasi -

P : Nyeri karena adanya infeksi virus pada

dengan proses infeksi

selaput otaknya -

R : nyeri kepala

-

Q : terasa berdenyut-denyut

-

S : skala nyeri 5

-

T : nyeri setiap saat

-

mengkaji jenis dan tingkat nyeri klien

-

mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

-

membantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman

-

meningkatkan istirahat

-

mengajarkan klien teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri

-

berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

-

berkolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri idak berhasil

2

Ketidakseimbangan

-

mengkaji adanya alergi makanan

nutrisi kurang dari

-

mengkaji kemampuan pasien untuk

kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat

mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan -

menganjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

-

memberikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi )

-

memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

-

memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

-

berkolaborasi dengan ahli gizi untuk

28

menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 3

Hipertermi b/d proses

-

memonitor suhu sesering mungkin

infeksi

-

memonitor warna dan suhu kulit

-

memonitor Nadi dan RR

-

memonitor intake dan output

-

memberikan atipiretik

-

melakukan tapid sponge

-

mengompres pasien pada lipat paha dan aksila

4

Resiko cidera b/d kejang

-

memonitor suhu minimal 2 jam

-

menyediakan lingkungan yang aman untuk

(peningkatan suhu tubuh/infeksi)

pasien -

mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat terdahulu pasien

-

Menghindarkan lingkungan yang berbahaya ( misalnya memindahkan perabotan )

-

Memasang side rail tempat tidur

-

Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

-

Membatasi pengunjung

-

Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

-

Mengontrol lingkungan dari kebisingan

-

Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

-

memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan satus kesehatan dan penyebab penyakit

29

5

Ketidak efektifan pola

-

membuka jalan nafas, gunakan teknik clin

nafas b/d gangguan muskuloskeletal

lift atau jaw thrust bila perlu -

memposiskan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

-

mengidentifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

-

memasang mayo bila perlu

-

melakukan fisioterapi bila perlu

-

mengeluarkan sekret dengan batuk atau suction

-

mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan

-

melakukan suction pada mayo

-

mengatur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

-

memonitor respirasi dan status O2 Oxygen therapy

-

membersihkan mulut, hidung dan secret trakea

-

mempertahankan jalan nafas yang paten

-

mengatur peralatan oksigen

-

memonitor aliran oksigen

-

mempertahankan posisi pasien

-

mengobservasi adanya tanda-tanda hipoventilasi

-

memonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

30

Evaluasi No 1

Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan

Evaluasi S: -

dengan proses infeksi

Klien mengatakan nyeri kepala yang berdenyut hebat

-

P : Nyeri karena adanya infeksi virus pada selaput otaknya

-

R : nyeri kepala

-

Q : terasa berdenyut-denyut

-

S : skala nyeri 5

-

T : nyeri setiap saat

-

Klien tampak meringis kesakitan dan

O:

menangis karena nyeri, A: -

masalah belum teratasi

-

lanjutkan intervensi

-

Mengajarkan teknik relaksasi dan pemberian

P:

annalgesik 2

Ketidakseimbangan

S: -

nutrisi kurang dari

Klien mengatakan tidak ada nafsu

kebutuhan tubuh b/d

makan,merasa mual dan muntah saat melihat

intake yang tidak adekuat

makanan. Klien juga merasa nyeri ditenggorokan O: -

Klien tampak lemas dan pucat

-

Berat badan turun 1 kg selama 3 hari

-

masalah nutrisi belum teratasi

-

lanjutkan intervensi

-

Timbang BB setiap hari

A:

P:

31

3

Hipertermi b/d proses

-

berikan makanan yang disukai

-

Klien mengatakan badan panas,

S:

infeksi

demam,merasa tidak nyaman O: -

Kulit kemerahan, turgor kulit jelek,akral teraba hangat.

S: -

Suhu 400C

-

masalah belum teratasi

-

lanjutkan intervensi

-

berikan kompres hangat seluruh tubuh

-

berikan obat antipiretik

-

orang tua klien mengatakan suhu anak sudah

A:

P:

4

Resiko cidera b/d kejang

S:

(peningkatan suhu tubuh/infeksi)

turun O: -

Suhu : 380C

-

RR : 21x/mnt

-

Nadi : 90x/mnt

-

BB : 20 kg

-

masalah teratasi

-

Intervensi dihentikan

A:

P:

32

5

S: -

Klien mengatakkan nafas sudah normal

-

Klien tampak lebih rilex dan nafas normal

-

Masalah teratasi

-

Intervensi dihentikkan

O:

A:

P:

33

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater, araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial. Disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu meningitis purulenta dan meningitis serosa.

B. Saran Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada dapat memahami konsep patofisiologis Meningitis dengan baik serta hubungannya dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni.

Hal

tersebut

ditujukan

agar

mahasiswa

Program

Studi

S1

Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada dapat memiliki kompetensi yang tinggi dalam perawatan terhadap Meningitis. Serta mampu untuk menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan ataupun komunitas.

34

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2003).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 7. Jakarta : EGC; 2004. Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 2006. -.2010.Askep meningitis. Di unduh di http://wadung.wordpress.com/2010/03/22/laporanpendahuluan-meningitis/ tanggal 25 maret 2013 jam 13.30 Yanuar.2008.Askep

Pasien

dengan

Meningitis.

Di

unduh

di

http://keperawatangun.wordpress.com/2008/04/13/asuhan-keperawatan-pada-pasien-denganmeningitis/ tanggal 25 maret 2013 14.00 id.pdfcoke.com/doc/84882440/Makalah-askep-Meningitis http://naylatsarina.blogspot.com/2014/03/askep-meningitis.html# Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Assuha Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Mediaction Jogja

35

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""