ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN OSTEOSARCOMA
KEPERAWATAN ANAK
oleh: Kelompok 18 Kelas B-2016 Tania Lestari
NIM 162310101090
Wulan Dinni K
NIM 162310101
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2018
BAB I. STUDI KASUS
1.1 Analisis Studi Kasus: Osteosarcoma Anak perempuan usia 10 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan benjolan pada lutut kiri. Benjolan dirasakan sejak 7 bulan yang lalu, awalnya benjolan seperti telur puyuh kemudian makin lama makin membesar. Benjolan terasa nyeri yang dirasakan terus menerus, ketika nyeri pasien hanya bisa menggosok-gosok. Sejak 2 bulan ini pasien mengeluh tidak bisa berjalan dan menghabiskan waktu di tempat tidur. Pemeriksaan TTV N : 116x/mnt, TD 90/50 mmHg, RR 20x/mnt, t 36,50C. Pada cruris sinistra terdapat massa. Pemeriksaan Lab. Hb 5,8g/dl, RBC 2,68x106/uL, HCT 19,8%, BC 10,26x103/uL, PLT 257x103/uL. Diagnosa Medis Osteosarcoma proximal tibia fibula sinistra. Pasien di indikasikan operasi amputasi lutut atas 1.2 Informasi Kata Sulit 1. Osteosarkoma : 2. Cruris sinistra : 1.3 Indentifikasi Data Abnormal 1. Klien datang dengan keluhan benjolan pada lutut kiri, awalnya benjolan seperti telur puyuh kemudian semakin lama semakin membesar 2. Klien merasakan nyeri terus menerus pada benjolan 3. Sejak 2 bulan yang lalu pasien tidak bisa berjalan dan menghabiskan waktu di tempat tidur 4.
BAB II. KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1 Definisi Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah neoplasma tulang primer yang ganas. Tumor ini biasanya tumbuh di metafisis, bagian ujung tulang panjang terutama lutut biasanya adalah tempat yang paling sering terserang (Price, 1998) Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang biasanya dipaling sering dijumpai pada anak – anak. Osteosarkoma adalah suatu lesi yang ganas pada seel mesenkim yang berkemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur.
1.2 Patofisiologi Penyebab dari osteosarkoma ini merupakan adanya tumor yang menginvasi jaringan lunak pada tulang. Setelah itu timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses penghancuran tulang dan respon osteoblastik yaitu pembentukan tulang. Pada proses osteoblastik, karen adanya tumor akan terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru, sehingga mengakibatkan pertumbuhan tulang yang abortif. Pada bagian metafisis tulang panjang biasanya tumor ini tumbuh, ditemukan di ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Tumor ini terdiri dari massa sel – sel kumparan atau bulat yang berdiferensiasi jelek. Sementara itu tumor ini memcah melalui dindin periosteum dan menyebar ke jaringan lunak disekitarnya. Penyebab pasti dari osteosarkoma atau tumor ganas masih belum diketahui. Namun ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan osteosarkoma yaitu sel yang berdiferensiasi abnormal dan dengan cepat. Penampakan luar osteosarkoma bervariasi. Yaitu: 1.Osteolitik, tulang mengalami perusakan dan jaringan di invasi oleh tumor 2.Osteoblastik, akibat pembentukan tulang sklerotik Reaksi tulang normal dengan respon osteolitik dapat bermestastaase ke paru – paru keadaan ini diketahui ketika pasien pertama kali berobat. Jika
belum menyebar ke patu – paru, maka angka haraan hidup mencapai 60%. Namun, jika sudah tersebar, merupakan angka mortalitas tinggi. Tumor ini dapat menyababkan lemah, selain itu tumor ini dapat mengakibatkan fraktur patologis. Dan dapat mengakibatkan pembengkakan, dimana tumor akan teraba dan memerah (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
1.3 Manifestasi Klinis 1. Nyeri pada ektremitas yang terkena tumor 2. Pembekakan pada tulang atas atau persendian 3. Keterbatasan gerak 4. Berat badan menurun 5. Massa tulang teraba , nyeri tekan 6. Kelelahan, anemia, dan anoreksia 7. Lesi primer
1.4 Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Radiologi, biasanya radiogram dapat menggambarkan keganasan dari tumor. Pemeriksaan ini juga membant menegakkan diagnosis melalui foto sinar-x pada lokasi lesi. Misalnya, Pemindaian radiologi, CT-scan, MRI. 2. Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ini tambahan / penunjang juga membantu dalam menegakkan diagnosis tumor. Biasanya pemeriksaan meliputi darah dan urine. 3. Biopsi, pemeriksaan ini membanu untuk menetapkan grading tumor
2.5 Pathway
Infeksi virus atau bakteri Inflamasi berkepanjangan Kerusakan pada duktus bilier ekstrahepatik
Obstruksi sal.bilier ekstrahepatik Obstruksi aliran normal empedu dari hati ke kantong empedu dan usus
Gangguan penyerapan lemak dan vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K)
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Obstruksi total aliran getah empedu
Cairan asam empedu balik ke hati
Atresia Bilier
Hepatomegali
Mual Muntah
Distensi abdomen Menekan diafragma
Nafsu makan menurun Kekurangan Volume Cairan
Peningkatan komplain paru-paru Kebutuhan oksigen meningkat
Frekuensi napas meningkat
Pola Nafas tidak efektif
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Analisa Data Tanggal
Data
Etiologi
Masalah
Nama & paraf
25
Sel
DO:
Oktober -
Klien
2018
menggosok-
berdiferensiasi Ns. D
abnormal
gosok
lutut
ketika
nyeri
muncul -
Nyeri Akut
Muncul neoplasma
Terdapat benjolan
tumor ganas (invasi jaringan lunak)
DS: -
Klien mengeluh merasa
nyeri
Nyeri akut
terus menerus 25
sel tumor
DO:
Oktober -
Pasien
di
2018
indikasikan
penimbunan
operasi
periosteum
amputasi lutut
-
Klien mengeluh ada
Klien
tubuh (benjolan)
Gangguan Citra Tubuh
mengatakan benjolan makin lama
tulang pada lesi
benjolan
pada lutut kiri -
Tubuh
perubahan bentu
DS:
makin
Gangguan Citra Ns. D
membesar 25
DO:
Oktober 2018
Kerusakan
Hambatan
jaringan
Mobilitas Fisik Ns. D
DS: -
Klien mengeluh tidak
bisa
Gangguan muskuloskeletal
berjalan -
klien mengeluh menghabiskan
penurunan kekuatan otot
waktu ditempat tidur
Hambatan Mobilitas Fisik
3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d agens cedera fisik d.d klien mengeluh nyeri terus menerus pada daerah benjolan 2. Gangguan Citra Tubuh b.d perubahan fungsi tubuh d.d klien mengeluhkan adanya benjolan dilutut kiri yang semakin lama makin membesar 3. Hambatan Mobilitas Fisik b.d gangguan muskuloskeletal d.d klien mengeluh tidak bisa berjalan dan klien menghabiskan waktu ditempat tidur
3.3 Intervensi Keperawatan No
Hari/tanggal/
Diagnosa
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
Rasional
Nama
jam
& paraf dilakukan 1. Lakukan
Nyeri akut b.d Setelah cedera tindakan
agens
keperawatan
pengkajian 1. Untuk
nyeri
secara
fisik d.d klien selama 3 x 24jam pasien
komprehensif termasuk
mengeluh nyeri mampu mengontrol nyeri
lokasi,
karakteristik,
terus
menerus
durasi,
frekuensi,
pada
daerah
benjolan
kriteria hasil:
mengetahui
sumber nyeris berasal dan Ns. W
penanganannya
kualitas dan faktor
1. Menggambarkan faktor 2. Observasi reaksi non 2. Untuk penyebab nyeri
verbal
dan
pencegahan
3. Gunakan komunikasi
3. Melaporkan perubahan
untuk
terhadap gejala nyeri
pengalaman
pada
pasien
profesiona
ketidaknyaman
yang
dirasakan klien
ketidaknyamanan 2. Menggunakan tindakan
mengetahui
strategi 3. Agar
perawat
dapat
teraputik
memberikan saran untuk
mengetahui
mengurangi rasa nyeri yang
nyeri
dialami
4. Pilih
kesehatan 4. Melaporkan nyeri yang terkontrol
lalukan 4. Agar tingkat nyeri yang
dan
implementasi
dialami
penanganan nyeri non-
berkurang
farmakologi
klien
dapat
maupun
farmakologi lingkungan 5. untuk mencegah terjadinya
5. Kontrol yang
dapat
faktor penyebab nyeri
mempengaruhi nyeri
dilakukan 1. bantu
Gangguan Citra Setelah b.d tindakan
Tubuh
selama 2 x 24jam pasien
perubahan fungsi d.d
tubuh menunjukkan citra tubuh klien
mengeluh benjolan lutut
keperawatan
kriteria hasil:
klien 1. Agar klien tidak merasa
mendiskusikan
terasingkan
perubahan – perubahan
perubahan yang dialami,
bagian
serta
tubuh
akibat
klien
karena
mampu
penyakit atau adanya
memahami
pencehagan
pencegahan
yang dapat dilakukan
pada 1. gambaran internal diri 2.
kiri 2. sikap
terhadap
bantu
klien
untuk
mengidentifikasi bagian
2. Membantu
klien
Ns. W
semakin
lama
penggunaan
makin
untuk
membesar
penampilan
strategi
meningkatkan
dari
tubuhnya
memiliki
yang
menemukan bagian tubuh
presepsi
yang
positif terkait dengan
masih
berfungsi
dengan baik
tubuhnya 3. kepuasaan
dengan klien 3. Agar klien memiliki rasa percaya diri terhadap mengidentifikasi tubuhnya dan menerima tindakan yang dapat
fungsi tubuh
Hambatan
b.d
keperawatan
gangguan selama 3 x 24jam pasien
muskuloskeletal menunjukkan melakukan d.d klien tidak pergerakan bisa
menghabiskan
segala perubahan yang
penampilan
ada dengan 1. agar klien mendapatkan
fisioterapis
dalam
kriteria hasil: 1. Gerakan otot
perawatan dengan tenaga
mengembangkan
kesehatan
mekanika tubuh
dibidang tersebut
2. edukasi
klien
untuk
mencegah
kelelahan dan injuri 3. edukasikan
yang
ahli Ns. W
tentang
petingnya postur tubuh
berjalan
dan
meningkatkan
dilakukan 1. kolaborasi
Setelah
Mobilitas Fisik tindakan
3. Bantu
tempat
2.
agar
klien
mampu
mengetahui cara agar tidak merasa lelah dan mencegah injuri
waktunya
tidur/matras yang lembut 3. agar klien merasa nyaman
2. Gerakan sendi
4. bantu
ditempat tidur 3. Bergerak mudah
dengan
untuk
4.
agar mencegah klien tidak
mendemonstrasikan
merasa lelah dan mencegah
posisi tidur yang tepat
resiko
5. bantu pasien melakukan latihan
fleksi
memfasilitasi
untuk
5.
agar klien tidak mengalami resiko dekubitus atau iritasi
moilisasi
punggung 6. monitor
perbaikan 6. untuk
postur/ mekanika tubuh
mengetahui
sejauh
mana peningkatan mekanika tubuh klien
DAFTAR PUSTAKA Craft-Rosernberg, Martha & Smith, Kelly. 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan. Yogyakarta: Digna Pustaka Price., Sylvia dan Loiraine M., Wilson. 1998. Patofisiologis Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC Smeltzer, dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Jakarta : EGC