Askeb Bunda Ratna.docx

  • Uploaded by: shopi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askeb Bunda Ratna.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 30,269
  • Pages: 189
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH PEMBAHASAN Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu: A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH): Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat. Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif). a) Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. b) Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi c) Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon

pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan. d) Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus. e) Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. KRITERIA POLA ASUH ANAK Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005): 1. Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando. 2. Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan keinginannya. 3. Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik atau buruk.

4. Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari. 5. Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak berperilaku semaunya dirumah. 6. Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan secara keras. B. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH): Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara: a)

menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,

b) diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan dipaksa) dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman). C. Kebutuhan Stimulasi (ASAH): Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:

Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps). Semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mentalpsikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan. PENCEGAHAN INFEKSI Pencegahan infeksi merupakan bagian yang terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna (Sudarti dan Endang, 2010) Menurut laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994, dari 8,1 jutakematian bayi di dunia, 48% diantaranya adalah kematian neonatal. Sekitar 60% diantarnya merupakan kematian bayi berumur kurang dari 7 hari serta kematian bayi berumur lebih dari 7 hari akibat gangguan

prinatal. Sekitar 42% kematian neonatal disebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonatrum, sepsis, meningitis, pneumonia dandiare. Pada kematian neonatal disebabkan oleh karena infeksi, dua pertiganya dengan proses persalinan. Pencegahan infeksi merupakan penata laksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut : 1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak denganabayi. 2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum di mandikan. 3. Memastikan semua peralatan, termasuk klem, gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksikan tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi. 4. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih. 5. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan) 6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari ( puting susu tidak boleh disabun) 7. Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan gunakan sabun setiap hari.

8. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya. Upaya ini yang dilakukan untuk pencegahan terjadinya infeksi pada bayi baru lahir diantaranya adalah : 1. Pencegahan infeksi pada tali pusat Upaya ini di lakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakan disebelah bawah tali pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalair dengan sabun, segera di keringkan dengan kain kasa kering dan di bungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain kulit seklitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus / nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan ke dokter jika pada tali pusat di temukan perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk. 1. Pencegahan infeksi pada kulit Beberapa cara yang di ketahui yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadi kolonisaimikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi dengan mikroorganisme ibu yang

cendrung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu. 1. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlabih dahulu, membersihkan kedua mata segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah di bersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatrum (tetrasklin 1%, Eritrosmin 0,5% atau Nitras Argensi 1%), biarkan obat tetap pada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan. Setelah selesai merawat mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep mata, misalnya bayi baru lahir diberi saleb mata setelah 1 jam setelah lahir, merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir. 1. Imunisasi Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus di berikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosisi pertama tetesan polio di anjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal. Imunisai Hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun pelaksanaanya di lakukan secara bertahap. Pada daerah resiko tinggi, pemberian imunisai Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir. RAWAT GABUNG 1. Pengertian rawat Gabung

Rawat gabung adalah cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Dengan kata lain rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya. Pembagian Rawat Gabung Menurut sifatnya, rawat gabung dibedakan menjadidua yaitu:  

Rawat gabung kontinu, yaitu bayi berada disamping ibu terus menerus. Rawat gabung intermitten, yaitu bayi hanya sewaktu waktu saja bersama ibu, misalnya pada saat akan menetek saja.

Tujuan rawat gabung secara umum    

Membina hubungan emosional antara ibu dan bayi Meningkatkan penggunaan ASI Pencegahan infeksi dan Pendidikan kesehatan bagi ibu.

Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar yang dilakukan oleh petugas. Adapun Syarat dilakukannya rawat gabung antara lain yaitu : 

Bayi lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong

   

    

Apabila bayi lahir dengan tindakan, rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat Refleks menghisap baik. Tidak ada tanda tanda infeksi dll. Apabila bayi lahir dengan seksio sesarea dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk. ,4-6 jam setelah operasi usai. Nilai APGAR >7 Umur kehamilan ≥37 minggu Berat lahir ≥2.500 gram Tidak terdapat tanda tanda infeksi intrapartum Bayi dan ibu dalam keadaan sehat.

Kontraindikasi Rawat Gabung Dari ibu:   

Kardiorespirasi tidak normal ( ibu ibu dengan Compensatio cordis tingkat III tidak dianjurkann menyusui) Pascaeklamsi kesadaran belum baik. Infeksi akut(tuberkulosis aktif), Hepatitis, HIV/AIDS, citomegalovirus (CMV), herpes, kanker payudara, dan psikosis.

Dari bayi:    

Bayi kejang/ kesadaran menurun Penyakit jantung/paru berat Bayi yang memerlukan perawatan khusus/pengawasan intensif Bayi dengan cacat bawaan tidak mampu menetek

Manfaat rawat gabung antara lain :

1. Aspek fisik   

Mengurangi kemungkinan infeksi silang dari pasien lain atau petugas. Dengan menyusui dini kolostrum dapat memberikan kekebalan. Ibu dengan mudah dapat mengetahui perubahan perubahan yang terjadi pada bayinya karena setiap saat dapat melihat bayinya.

1. Aspek Fisiologis  

Terjalin proses lekat akibat sentuhan badaniah antar ibu dan bayinya Bayi merasa terlindungi

1. Aspek edukatif Ibu mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya. 1. Aspek ekonomi Penghematan anggaran dan pengeluaran untuk pembelian susu buatan. 1. Aspek medis Menurunkan terjadinya infeksi nosokominal juga menurunkan angka morbiditas dan mortalitas(Muslihatun, 2010).

KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) 1.

Definisi Pendidikan Usia Dini (PAUD)

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini ( Adalilla, S, 2010) PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi, dan social (Hasan, 2009). Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan melibatkan seluruh anak mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan

social anak. Pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak (Santrock, 2007). 1. Tujuan PAUD Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan. 1. Fungsi PAUD Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah : 1) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak 2) Mengenalkan anak pada dunia sekitar 3) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik 4) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi 5) Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak 6) Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya. 1. Jenis Pelayanan PAUD

Dibanding dengang perkembangan model dan jenis PAUD di berbagai negara maju dan berkembang lainnya, PAUD di Indonesia memiliki keunikan khusus yang agak berbeda dengan di luar negeri. Karena di luar negeri PAUD pada umumnya hanya dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu Kindergarden atau Play Group dan Day Care, sedang di Indonesia menjadi 4 (empat) macam yaitu : 1) Taman Kanak-Kanak (Kindergarten) 2) Kelompok Bermain (Play Group) 3) Taman Penitipan Anak (Day Care) 4) PAUD sejenis (Similar with Play Group) E. Sistem Penyelenggaraan PAUD Penyelenggaraan PAUD di negara lain semata-mata hanya menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan pengasuhan terhadap anak, karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya meliputi kecerdasan intelektual, emosional, estetika, dan social serta pengasuhan. Sedang di Indonesia potensi kecerdasan tersebut diberikan juga pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual yang dilaksanakan melalui pendekatan olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Di samping itu, juga diberikan pengetahuan dan pembinaan terhadap kondisi kesehatan dan gizi peserta didik. Oleh karena itu, penyelenggaraan PAUD di Indonesia disebut penyelenggaran PAUD secara “Holistik dan Integratif” 1. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini, hendaknya menggunakan prinsip-prinsip berikut : 1)

Berorientasi pada kebutuhan anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi disemua aspek perkembangan baik fisik, intelektual, bahasa, motorik, dan sosioemosional. Berorientasi pada kebutuhan anak membuat pendidikan begitu menyenangkan. Anak akan menjadikan belajar sebagai kebutuhan pokoknya. 2)

Belajar melalui bermain

Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Mulai bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpilan mengenai benda di sekitarnya. Dengan bermain anak berusaha memahami karakter teman-temannya, termasuk karakteristik orang dewasa disekitarnya. Bermain dan permainan bagi anak menjadi semacam air kehidupan yang begitu penting bagi kehidupan anak. 3)

Lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain. Pasalnya lingkungan yang kondusif akan mengajak anak untuk bisa memosisikan dirinya secara proporsional. Dia akan berusaha menjadi bagian dari teman-temanya.

4)

Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu bisa dikatakan sama dengan pembelajaran yang sesuai dengaan potensi dan bakat anak. Oleh karenanya, pendidikan dengan model pengelompokkan anak-anak yang dianggap pandai dalam ruangan tertentu membuat anak tidak bisa berkembang maksimal, khususnya pada aspek social emosional. 5)

Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

Mengembangkan keterampilan hidup dapat dialkukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab, serta memiliki disiplin diri. Mengembangkan berbagai kecakan hidup juga akan mengajak anak untuk senantiasa kreatif dalam setiap langkah yang dipilih atau masalah yang menghadang. 6)

Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik atau guru. Renik-renik disekitar kita bisa dijadikan bahan ajar yang begitu mempesona anak-anak didik. Hal ini karena renik-renik tersebut juga dekat dengan dunia anak, sehingga anak akan menikmati sumber belajar itu. 7)

Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar

konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya disajikan secara berulang. Kebertahapan dalam pendidikan membuat anak bisa menangkap makna atas apa yang diberikan. Pengulangan yang dilakukan membuat anak kianmelakukan kristalisasi atas pelajaran dan transfer ilmu serta nilai yang dilakukan. KONSEP BERMAIN 1. PENGERTIAN Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anka dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berprilaku dewasa. Sebagai suatu aktivitas yang memberikan stimulasi dalam kemapuan keterampilan, kognitif, dan afektif maka sepatutnya diperlukan suatu bimbingan, mengingat bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya sebagaimana kebtuhan lainnya seperti kebutuhan makan, kaebuthan rasa aman, kebutuhan kasih sayang dan lain-lain. Sebagai kebutuhan sebaiknya juga perlu diperhatikan secara cermat bukan hanya dijadikan mengisi kesibukan atau mengisi waktu luang. Perhatian selama proses bermain pada anak-anak sangat penting mengingat dalam proses bermain dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreativitas anak, perkembangan mental dan emosi yang harus diarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan. Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dgn ling, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara .(Wong, 2000).

Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya .(Miller dan Keong, 1983). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dengan keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.(Foster, 1989). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak. FUNGSI BERMAIN 1. Perkembangan sensorik motorik Pada saat melakukan permainan, aktifitas motorik mrpk komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. 2. Perkembangan intelektual Anak melakukan ekplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain anak akan melatih diri dan memecahkan masalah. 3. Perkembangan sosial.

Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut.Anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada kelompok. 4. Perkembangan kreatifitas Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkan ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya. 5. Perkembangan kesadaran diri. Anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. Anak akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkan dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran baru dan mengetahui dampak tingkah laku terhadap orang lain. 6. Perkembangan moral Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungan, terutama dari orang tua dan guru. Anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai sehingga dapat diterima di lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang ada dikelompoknya. Anak belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang akan dilakukan. 7. Terapi Pada saat dirawat di RS anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan

nyeri, sehingga anak –anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya dalam bentuk permainan. TUJUAN BERMAIN a)

Untuk melanjutkan tukem yang normal pada saat sakit .

b) Mengekspresikan perasaan , keinginan, dan fantasi serta ideidenya. c) Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. d) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan di rawat di RS. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN 1.Tahap perkembangan anak Perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. 1. Status kesehatan anak Perawat harus mengetahui kondisi anak pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prisnsip bermain pada anak yang sedang dirawat di RS. 1. Jenis kelamin

Dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedaskan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ada pendapat yang diyakini bahwa permainan adalah salah satu alat mengenal identitas dirinya. 1. Lingkungan yang mendukung Ling yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup ruang untuk bermain. 1. Alat dan jenis permainan yg cocok Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tukem anak Alat permaianan tidak selalu harus dibeli ditoko dan harus mahal. KLASIFIKASI BERMAIN a. Menurut isinya     

Sosial affective play : hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan orang lain (EX : ciluk-baa). Sense of pleasure play : permaianan yang sifatnya memberikan kesenangan pada anak (EX : main air dan pasir). Skiil play : permainan yang sifatnya memberikan keterampilan pada anak (EX: naik sepeda). Dramatik Role play : anak bermain imajinasi/fantasi (EX : dokter dan perawat). Games : permaianan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor (EX : ular tangga).



Un occupied behaviour: anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada disekelilingnya , yang digunakan sebagai alat permainan(EX : jinjit-jinjit, bungkukbungkuk, memainkan kursi, meja dsb).

b. Karakter sosial 









Onlooker play : anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisifasi dalam permainan(EX : Congklak). Solitary play : anak tampak berada dalam kelompok permaianan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya. Parallel play : anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengann lainya tidak ada sosialisasi. Associative play : permeianna ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (EX bermain boneka,masak-masak). Cooperative play : aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permaiann jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (EX : main sepak bola).

KECENDERUNGAN UMUM SELAMA ANAK-ANAK Usia : Bayi Karakter sosial bermain : Soliter (sendiri) Isi bermain : Afektif-sosial

Tipe paling lazim dari bermain : sensorimotor Karakteristik aktivitas spontan : kesenangan Tujuan bermain dramatik : identitas diri Perkembangan rasa etik : – Usia : Todler Karakter sosial bermain : Paralel Isi bermain : imitatif Tipe paling lazim dari bermain : gerakan tubuh Karakteristik aktivitas spontan : penilaian intuitif Tujuan bermain dramatik : mempelajari peran jender Perkembangan rasa etik : memulai nilai-nilai moral Usia : Pra-sekolah Karakter sosial bermain : Asosiatif Isi bermain : Imajinatif Tipe paling lazim dari bermain : Fantasi, permainan informal Karakteristik aktivitas spontan : Pembentukan konsep, Ide konstan yang beralasan

Tujuan bermain dramatik : meniru kehidupan social, mempelajari peran sosial Perkembangan rasa etik : mengembangkan perhatian pada teman-teman bermain, belajar untuk berbagi dan bekerja sama Usia : usia sekolah Karakter sosial bermain : kooperatif Isi bermain : permainan kompetitif dan kontes , fantasi Tipe paling lazim dari bermain : aktivitas fisik, aktivitas kelompok, permainan formal, bermain peran Karakteristik aktivitas spontan : menguji situasi konkrit dan pemecahan masalah, menambahkan informasi baru Tujuan bermain dramatik : penguasaan pengalaman orang lain Perkembangan rasa etik : loyalitas sebaya, bermain dengan aturan, kepahlawanan Usia : Remaja Karakter sosial bermain : kerjasama Isi bermain : permainan kompetitif dan kontes, mimpi siang hari Tipe paling lazim dari bermain : interaksi sosial Karakteristik aktivitas spontan : pemecahan masalah abstrak

Tujuan bermain dramatik : menunjukkan ide-ide Perkembangan rasa etik : penyebab dan proyek. REFERENSI Anonim, 2011. http://kkyazid.blogspot.com. Nanny Lia Dewi,Vivian.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Salemba Medika. K.M. Rahmah, dkk.2012.Asuhan Neonatus, Bayi & Balita.Jakarta,EGC Dahliana. 2012.Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita.Jakarta,EGC.

midwife science The science of midwife         

Blog About Kasus Askeb Lanjut II (Problem Based Learning) Hasil Pembahasan Kasus Askeb Lanjut II (PBL) KASUS ASKEB GAWAT DARURAT OBSTETRI PEMBAHASAN KASUS ASKEB GAWAT DARURAT OBSTETRI KERANGKA ACUAN PRAKTIK KLINIK II PRODI D4 KEBIDANAN KLINIK WABAH INVESTIGASI WABAH

« ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN TUGAS MK ASKEB LANJUT I : ASKEB PADA BAYI DAN BALITA SEHAT »

Askeb bayi dan balita sehat Published February 18, 2013 Materi kuliah Leave a Comment

HAND OUT

Mata Kuliah Anak Balita, dan Anak Prasekolah Topik / Sub Topik balita, dan anak prasekolah

:

:

Asuhan Neonatus, Bayi dan

Kebutuhan Dasar neonatus, bayi,

1. Asih: ikatan kasih sayang dan sibling rivalry 2. Asuh : pemenuhan nutrisi, konsep imunologi dan imunisasi, perawatan sehari-hari (memandikan, memberi minum/menyusui,menyendawakan dan pijat bayi). 3. Asah (deteksi dan stimulasi) Waktu Dosen

: :

10 x 50 menit Ni Wayan Armini, M. Keb.

Objektif dari Silabus (Terminal Objective)

:

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan Bonding Attachment dengan benar. 2. Menjelaskan tentang bagaimana Respon Ayah dan Keluarga terhadap Bayi Baru Lahir dengan benar. 3. Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan Sibling Rivally dengan benar. 4. Menganalisis kebutuhan asuh pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah meliputi nutrisi, imunisasi, perawatan seharihari, minum/menyusui, menyendawakan dan memijat bayi) 5. Menganalisis kebutuhan asah pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah meliputi deteksi dini dan stimulasi.

Sumber Pustaka

:

1. Mirriamstoppard, complete baby and child care, 1995 2. Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal. 623-625 3. Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco California. Hal. 330-335 4. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum. Hal. 30-37 5. Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. 6. Jakarta : Salemba MedikaHasni. (2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita “imunisasi” . [ 12 Novemver 2012]. 1. Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka 2. Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat. Yogyakarta: Pustaka Salomon 3. Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset 4. Tumbuh Kembang anak 5. Modul MTBS dan MTBM A. PENDAHULUAN Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi

genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan. Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi, sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema pada anak. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang baik dan benar berkaitan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. B.

URAIAN MATERI/EXPLANATION 1. Asih

Asih (kebutuhan emosional) adalah kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik maupun mental. 1.

Ikatan Kasih Sayang 1. a.

Pada Neonatus

Cara untuk melakukan Bounding Attachment pada neonates:

1)

Pemberian ASI ekslusif

Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2)

Rawat gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

3)

Kontak mata (Eye to Eye Contact)

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali

dalam posisi bertatapan.Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya. Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera.Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.

4)

Suara (Voice)

Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.

5)

Aroma / Odor (Bau Badan)

Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran

dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.

6)

Gaya bahasa (Entrainment)

Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerakgerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara. Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.

7)

Bioritme (Biorhythmicity)

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten

dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.

8)

Inisiasi Dini

Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera. Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini : a) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat. b) Reflek menghisap dilakukan dini. c) Pembentukkan kekebalan aktif dimulai. d) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

1. b.

Pada Bayi

Tahap-tahap bonding attachment adalah sebagai berikut:

1) Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, memberikan sentuhan, mengajak berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya 2)

Keterikatan (bonding)

3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain

Elemen-elemen bonding attachment dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)

Sentuhan

Sentuhan atau indera peraba dipakai secara inkstensif oleh orang tua sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Gerakan dilakukan untuk menenangkan bayi. 2)

Kontak mata

Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua, dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.

3)

Suara

Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dengan bayinya juga penting dilakukan. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.

4)

Aroma

Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap aroma/bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwasetiap anak memiliki aroma yang unik, sementara itu bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.

5)

Hiburan

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kakinya. Hiburan terjadi saat anak mulai bicara. Irama ini berfungsi memberi umpan baik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.

6)

Bioritme

Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu

proses ini dengan member kasih saying yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan prilakuk responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.

7)

Kontak dini

Keuntungan fisiologis yang diperoleh dari kontak dini yaitu: 1. 2. 3. 4.

Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat Refleks mengisap dilakukan sedini mungkin Pembentukan kekebalan aktif dimulai Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak melalui kehangatan tubuh, waktu pemberian kasih sayang dan memberikan stimulasi hormonal

Prinsip-prinsip dan upaya bonding attachment : 1)

Bonding attachment dilakukan dimenit pertama dan jam pertama

2)

Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali

3)

Adanya ikatan yang baik dan sistematis

4)

Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan

5)

Persiapan (perinatal care)

6)

Cepat melakukan proses adaptasi

7) Kontak sedini mungkin sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman. 8)

Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama

9)

Penekanan pada hal-hal positif

10) Adanya perawat maternitas khusus (bidan) 11) Libatkan anggota keluarga lainnya 12) Pemberian informasi bertahap mengenai bonding attachment

Dampak positif bonding attachment adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi. Hambatan yang biasa ditemui adalah kurangnya system dukungan, ibu dan bayi yang beresiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

Gambar 1. Ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi

1. c.

Pada Balita

Untuk dapat menjalin ikatan emosi yang erat dengan anak kita, berikut ini ada beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman bagi orangtua atau orang yang dekat dengan anak dalam melakukan interaksi dengan balita : 1) Berikan rangsangan positif kepada balita. Misalnya dengan belaian/ sentuhan /pijatan–pijatan lembut, ucapan-ucapan lembut/bisikan-bisikan mesra, kecupan, dan suara-suara yang menenangkan bayi. 2)

Tanggap terhadap kebutuhan balita.

3) Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya dengan main “ciluk ba”, menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau menunjukkan wajahwajah ganjil (memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara yang dilebih-lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak. 4) Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja. Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga. 5) Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan hubungan orangtua-anak menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya. 6) Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap balita karena balita juga bisa merasakan ketidaknyamanan ini

dan merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat orangtua menjadi “jauh” terhadap anak.

Peran bidan dalam hal ini adalah : 1) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran. 2) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan. 3) Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba perutnya yang semakin membesar 4) Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi 5) Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan 6) Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya. Pada kasus bayi atau ibu dengan risiko, ibu dapat tetap

melakukan bonding attachment ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal.

1. d.

Pada Anak Prasekolah

Ikatan emosi dan kaish sayang yang erat antara ibu/orangtua sangatlah penting, karena berguna untuk menentukan prilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar.Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi : 1) Kasih sayang orangtua Orangtua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak merasa aman dan senang. 2) Rasa aman Adanya interaksi yang harmonis antara orangtua dan anak akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehariharinya. 3) Harga Diri Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak diacuhkan, maka hal ini akan menyebabkan frustasi

4) Dukungan/dorongan Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari lingkungannya. Apabila orangtua sering melarang aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orangtua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi. 5) Mandiri Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan. 6) Rasa memiliki Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barangbarang yang dimilikinya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya. 7) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orangtua memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ikatan kasih sayang :

1) Berikan rangsangan positif. Misalnya dengan belaian/ sentuhan / pijatan – pijatan lembut, ucapan-ucapan lembut, kecupan, dan suarasuara yang menenangkan. 2) Tanggap terhadap kebutuhan anak. Misalnya bila anak menangis, segera cari tahu apa yang menyebabkannya untuk kemudian segera mengatasinya. 3) Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya dengan main “ciluk ba”, menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau menunjukkan wajahwajah ganjil (memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara yang di lebih-lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak. 4) Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja. Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga. 5) Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan hubungan orangtua-anak menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya. 6) Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap anak karena anak bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat orangtua menjadi “jauh” terhadap anak.

1. 2. 2. a.

Sibling Rivalry Pengertian

Sibling rivarly adalah bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya, terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya. Perilaku ini biasanya ditunjukan untuk menarik perhatian ibu dan biasanya muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan. Gambar 2. Sibling rivalry, bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru

1. b. Faktor-Faktof yang Dapat Menimbulkan Sibling Rivalry dan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Menurut Boyle, pencetus timbulnya sibling rivalry ada dua yaitu: 1) Usia Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan adanya sibling rivalry. Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang paling mengancam terutama bila kakak masih sangat muda dan belum memahami situasi. Sibling rivalry muncul umumnya pada anak usia prasekolah yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 tahun. 2) Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang menimbulkan persaingan dibanding anak yang memiliki jenis kelamin

yang sama. Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih menunjukan hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki jenis kelamin sama.

Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry diantaranya: 1)

Peran orang tua

2)

Besarnya keluarga

Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2-3 anak dari pada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima perhatian lebih besar dari orang tua. 3)

Umur

Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry. 4)

Jenis kelamin

Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan timbulnya sibling rivalry dibanding yang berjenis kelamin sama 5)

Posisi anak

Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak kedua dibanding dengan anak terakhir.

Hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain: 1)

Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.

2)

Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.

3)

Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.

4) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain. 5) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi. 6) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain. 7) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda. 8) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang. 9) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri. 10) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tandatanda akan kekerasan fisik.

11) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anakanak, bukan untuk anak-anak. 12) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain. 13) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak. 14) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.

1. c.

Tanda-Tanda Sibling Rivalry

Anda dapat mengeksploitasikan perasaan cemburu dengan berbagai cara yang kreatif, yaitu : 1) Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti memukul adik atau kakaknya, mendorong anak lain dari pangkuan ibunya, memahami secara verbal atau melakukan penghinaan. 2) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku perkembangan sebelumnya misal, kembali mengompol atau meminta botol susu 3) Displacement, anak mengalami perubahan penampilan disekolah misalnya menunjukan perilaku yang buruk disekolah. 4) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola tidurnya

5) Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan perpisahan.

1. d.

Dampak Sibling Rivalry

Pengaruh dari sibling rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan masyarakat secara tidak langsung. Efek dari perilaku ini merupakan dampak jangka lama pada anak maupun masyarakat saat anak menjadi bagian dalam masyarakat antara lain : 1)

Anak

Dampak pada anak ada dua hal yang utama. Pertama, anak dapat tumbuh sangat agresif, karena perilaku persaingan yang agresif yang berlangsung lama pada awal masa kanak-kanak dimana pada tahap ini konsep diri mulai terbentuk. Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu anak menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini terjadi secara berulang-ulang anak dapat merasa kecewa dan hilang kepercayaan diri. Anak tumbuh menjadi individu yang sulit beradaptasi terhadap krisis yang ditemui pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama pada masa penuh krisis seperti pada masa adolence 2)

Orangtua

Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah laku yang ditunjukan anak-anak dengan sibling rivalry 3)

Masyarakat

Anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadian yang terbentuk dari dampak negatif sibling rivalry yaitu, perilaku psikologis yang merusak yang dapat berupa perilaku agresif atau perilaku kriminal tertentu yang mengganggu masyarakat.

1. e. Sibling Rivalry pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah 1)

Pada Neonatus

Pada Neonatus dengan sibling rivalry cara mengatasinya : a) Orang tua jangan campur tangan langsung, campur tangan langsung diperlukan saat terdapat tanda-tanda akan terjadinya kekerasan fisik. b) Pisahkan keduanya hingga masing-masing tenang, lalu suruh mereka kembali dengan sedikitnya satu ide tentang cara menyelesaikan masalah hingga tidak akan terulang lagi. c) Tidak penting yang memulai siapa yang memulai masalah, karena orang tua tak mungkin menemukan anak mana yang bersalah, karena tak satupun dari mereka yang 100% benar ataupun salah. d) Jika anak-anak selalu memperebutkan benda yang sama, misalnya mereka rebutan TV, ajaklah mereka dan ajari membuat jadwal daftar TV.

e) Bantu anak-anak mengembangkan ketrampilan dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa kekerasan. f) Ajari mereka bagaimana cara berkompromi, menghormati orang lain dan memutuskan sesuatu secara adil. g) Jangan berteriak-teriak pada anak-anak. h) Ajaklah setiap anak untuk mengungkapkan perasaan mereka tentang saudaranya, misalnya rasa marah dan kecewa. Hal ini akan membantu mereka untuk mengenali emosi negatif dan mengatasinya dikemudian hari i) Belajarlah mengatur kemarahan agar anak-anak bisa belajar untuk tidak mudah marah sehingga tidak ada pertengkaran. Tidak perlu berargumen bahwa orang tua sudah bersikap adil, karena sebesar apapun usaha orang tua, anak-anak tetap menemukan ketidakadilan dari perlakuan orang tua.

2)

Pada Bayi

Sibling rivalry adalah bentuk prilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya., terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya. Prilaku ini biasanya ditunjukkan untuk

menarik perhatian ibu dan biasa muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan.

3)

Pada Balita

Sibling rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung. Persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak karena merasa ada ancaman gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan adanya saudara baru. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini agar tidak terjadinya sibling rivalry antara lain: a) Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran. b) Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak balitanya dengan menanyakan perasaannya terhadap kehadiran anggota baru. c) Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh anaknya. d)

4)

Memperkuat kasih-sayang terhadap anaknnya.

Pada Anak Pra Sekolah

Pada usia anak prasekolah biasanya orang tua sudah akan kembali melahirkan. Itu berarti seorang anak akan memiliki seorang adik. Hal ini menciptakan suatu keaadaan yang disebut Sibling Rivalry. Ini dikarenakan anak tersebut merasa kasih sayang orang tuanya berpindah pada adiknya. Sibling rivairy adalah perselisihan yang terjadi pada anak atau perselisihan antara kakak dan adik. Sibling rivairy adalah semangat kecemburuan atau kemarahan antar kakak dan adik yang dimulai sejak kelahiran adik dalam keluraga. Faktor penyebab sibling rivairy yakni; a)

Jenis kelamin antara saudara kandung

Jenis kelamin yang sama dari anak dapat meningkatkan timbulnya sibling rivairy dibandingkan dengan jenis kelamin yang berbeda. Hal ini dikarenakan jenis kelamin yang sama antara saudara kandung dapat memicu terjadinya iri hati yang dikarenakan kebutuhan dan karakteristik yang sama. b)

Perbedaan usia antara saudara kandung

Sibling rivairy muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak dari orangtua c)

Sikap orang tua

Sikap orangtua yang membagi perhatian dengan orang lain, mengidolakan anak tertentu, perasaan kesal orangtua, dan membandingbandingkan anak dapat memicu terjadinya sibling rivairy pada anak. Hal ini dapat mengakibatkan anak merasa mendapatkan perlakuan dan perhatian yang tidak sama dari orangtuanya. d)

Jumlah keluarga

Cemburu lebih umum terjadi pada keluarga kecil dengan 2-3 anak daripada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima perhatian lebih besar dari prang tua. Hal ini dikarenakan bila hanya terdapat 2 atau 3 saudara dalam keluarga akan cenderung sering berinteraksi dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak.

1. f.

Mengatasi Sibling Rivalry

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, yaitu : 1)

Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.

2)

Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.

3)

Menyukai bakat dan keberhasilan anak–anak Anda.

4) Membuat anak–anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain. 5) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi. 6) Mengajarkan anak–anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain. 7) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.

8) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang. 9) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri. 10) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tandatanda akan kekerasan fisik. 11) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak–anak, bukan untuk anak–anak. 12) Orang tua dalam memisahkan anak–anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain. 13) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak. 14) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak–anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus 1. g.

Peran Bidan

Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain: 1) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran. 2) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.

1. B. 2. 1.

Asuh Pemenuhan Nutrisi 1. a. Pemenuhan nutrisi pada neonatus

Bagi neonatus, ASI merupakan satu-satunya sumber makanan dan minuman yang utama dengan nutrisi yang sebagian besar terkandung di dalamnya. ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim dan zat kekebalan. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya. ASI merupakan nutrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Komposisi ASI berubah sesuai masa kehamilan dan usia pasca natal (melahirkan). Komposisi ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ke 4-7 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari 7-10 sampai hari ke 14 (ASI transisi) dan ASI selanjutnya (ASI matur). Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing bayi baru lahir. Komposisi ASI juga berbeda berdasarkan lamanya waktu menyusui. Pada permulaan menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk, mengandung kadar protein yang tinggi. ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui (setelah 15-20 menit) disebut hindmilk, mengandung kadar lemak yang tinggi. Karena itu, para ibu harus menyusui bayinya sampai tuntas pada satu payudara, baru kemudian dapat berpindah ke payudara yang lain, agar bayi mendapatkan keseluruhan kandungan ASI yang dibutuhkan. Setelah bayi lahir, cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan

kalori, protein dan antibodi. Ini berlangsung selama 1 sampai 4 atau 7 hari pascapersalinan. Bayi baru lahir akan diberi ASI sesuai dengan kapasitas lambung antara 30-90 ml. Setelah hari ke tujuh hingga usia 28 hari, ASI akan menjadi ASI transisi, kemudian ASI matur. Tidak ada cara yang mudah untuk mengukur seberapa banyak ASI yang dikonsumsi oleh bayi baru lahir, tetapi bukan berarti kita tidak bisa tahu apakah bayi kita cukup mendapatkan ASI. Hal yang harus dipastikan adalah posisi badan bayi pada saat sedang menyusu, serta pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar sehingga bayi dapat minum ASI dan bukan hanya ngempeng. Bayi BAK minimal 5-6 kali dalam sehari, dan selesai sendiri menyusunya dengan cara melepaskan sendiri dari payudara ibu. Bayi tampak, tenang, kenyang dan tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setiap bulan ada kenaikan BB bayi yang wajar. Kebutuhan minum pada neonatus yaitu : 1)

Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari

2)

Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari

3)

Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

4)

Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari.

1. b.

Pemenuhan nutrisi pada bayi

Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan bayi adalah dengan membantu bayi mulai menyusu melalui pemberian ASI ekslusif. Prinsip umum menyusui secara dini dan ekslusif adalah sebagai berikut: 1) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama) dan melanjutkannya selama 6 bulan pertama kehidupan. 2)

Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang

3) Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya tidak boleh member makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut. 4) Bayi harus disusui kapan saja ia mau,siang atau malam (on demand) yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat. Untuk mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seorang ibi perlu menjaga kesehatannya sebaik mungkin. Ia perlu minum dalam jumlah cukup, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Oleh sebab itu, bidan harus mengingatkan hal ini pada ibu. Jumlah rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu pertama sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam. Selama 2 minggu pertama, bayi baru lahir hendaknya dibangunkan untuk makan paling tidak setiap 4 jam. Sesudah itu, jika bayu sudah bertambah berat badannya, bayi boleh tidur dalam periode yang lebih lama (terutama malam hari). Untuk meyakinkan bahwa bayimendapat cukup makanan, ibu harus mengamati dan mencatat secerapa sering bayi berkemih. Berkemih

paling sedikit 6 kali selama 2-7 hari setelah lahir, ini menunjukkan asupan cairannya adekuat. Situasi tertentu yang mempengaruhi proses menyusui: 1)

Bayi kembar

Proses dan teknikmenyusui bayi kembar sama dengan menyusui bayi tunggal. Untuk mendapat ASI yang cukup untuk bayi kembarnya, ibu harus minum dalam jumlah yang cukup, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Semakin sering ibu menyusui, semakin banyak susu yang diproduksi. 2) Ibu yang bekerja jauh dari rumah atau bayi yang tidak dapat minum seluruh ASI Jika ibu bekerja jauh dari rumah dan tidak dapat membawa bayinya, payudara ibu akan menjadi penuh dan akan memproduksi ASI dalam jumlah sedikit. Untuk menjaga agar payudara tetap memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup, ibu dapat mencoba dengan mengeluarkan susunya selama satu hari. 3)

Situasi ketika ibu tidak dapat menyusui bayinya

a) Jika ibu menderita penyakit yang serius atau dalam keadaan dehidrasi sebab menyusui dapat memperburuk kesehatan ibu. b) Jika ibu menderita AIDS atau infeksi HIV, penyakit ini dapt ditularkan melalui ASI. Dalam keadaan ini, ibu sebaiknya mendapat bantuan untuk mencari alternative lain dalam memberi makan pada anaknya.

Memulai pemberian ASI dengan langkah permulaan baik 1)

Satukan bayi baru lahir dengan ibunya segera setelah lahir

2)

Bantu ibu memberikan ASI pertama

3) Bayi hendaknya tidur di samping ibu, pada tempat tidur yang sama 4)

Beri bayi makan sesering mungkin

5)

Beri hanya kolostrum dan ASI

6)

Hindari penggunaan botol

7) Posisi bayi yang benar pada puting susu ibu sewaktu menyusui akan membantu keberhasilan pemberian ASI.

1. c.

Pemenuhan nutrisi pada balita

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang mencukupi pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa balita dan

prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/ kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/ kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat pelarut vitamin A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi. Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepungtepungan, gula, dan serat makanan. Serat makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat pencernaan. Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan karbohidrat. Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, seperti coklat, permen, kue-kue manis karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan porsi makanan terlalu banyak.

Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut. 1) Balita usia 1-3 tahun. Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini biasanya adalah makanan yang manis-manis, seperti cokelat, permen, es krim, dll. Pada anak usia ini sebaiknya makanan yang banyak mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang (caries). Pada usia ini, biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada mata, sedangkan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak. 2) Anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan tentang nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan pada mereka. Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Sehingga akhirnya anak dapat memilih menyukai makanan yang bergizi. Di bawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita. 1) Makanan pendamping untuk balita dapat berupa bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air 2) Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang dihaluskan dengan blender, seperti buah papaya, pisang, apel, melon, dan alpukat.

3) Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan pendamping balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender. Sebaiknya, ketika diblender, bahan makanan pendamping balita ini ditambah dengan kaldu atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacang-kacangan tersebut adalah kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning, dan kacang hijau. 4) Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak mengandung lemak dan diblender. 5) Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu ikan yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara). Penyebab status nutrisi kurang pada anak : 1) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif 2)

Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang

3) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi 4) Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi makanan tidak adekuat.

1. d.

Pemenuhan nutrisi pada anak pra sekolah

Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Penurunan normal dalam nafsu makan di usia ini sering menimbulkan kecemasan tentang nutrisi. Sebagian terbesar, orang tua dapat diyakinkan bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak adalah cukup. Biasanya, orang tua bertanggung jawab untuk memberi kesehatan, makanan pada usia yang cocok dan penentuan waktu dan tempat; anak bertanggung jawab menentukan jumlah masukan makanan. Anak – anak biasanya mengatur jumlah makanannya untuk menyesuaikan kebutuhan tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang. Masukan setiap hari bervariasi, kadang – kadan luas, akan tetapi masukan selama periode 1 minggu relative stabil. Upaya orang tua untuk mengatur masukan anak mengganggu mekanisme pengaturan diri ini karena anak harus menyetujui atau berontak melawan tekanan. Akibatnya adalah kelebihan atau kekurangan makanan. Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan yang cukup mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan. Gizi lengkap dan seimbang harus mengandung: 1) Bahan makanan sumber tenaga yang berfungsi untuk beraktifitas. Contoh : beras, roti, kentang, mie. 2) Bahan makanan sumber zat pembangun, berfungsi untuk pembentukan, pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Contoh: daging, ikan, telur (protein hewani) tempe, tahu (protein nabati) 3) Bahan makanan sumber zat pengatur berfungsi untuk mengatur proses metabolisme. Contoh : sayuran: bayam, buncis, wortel, tomat, buah-buahan: pisang, pepaya, jeruk, apel

Pada anak usia prasekolah: 1)

Nafsu makan berkurang

2) Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan 3)

Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru

4) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan 5)

Bersosialisasi dengan keluarga

Cara mengatasi kesulitan makan : 1)

Berikan makan pada saat anak tidak lelah

2)

Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, kecil tapi sering

3)

Jadwal disesuaikan

4)

Tunggu anak lapar

5)

Beri kasih sayang

6)

Variasikan makanan

7)

Berikan bersama makanan kesukaannya

8)

Ajak makan dengan keluarga

9)

Berikan makan sambil bermain

10)

Biarkan anak belajar makan sendiri

11)

Tempatkan makanan pada wadah yang menarik

12)

Beri pujian bila anak menghabiskan porsinya

13)

Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak

14)

Ibu harus rileks

15)

Merayu anak untuk makan makanan yang sudah disediakan

Kebutuhan nutrisi anak bisa dipenuhi dengan memberikan makanan dari keempat kelompok makanan penting, yaitu : 1)

Nasi dan alternative.

Makanan ini memberikan energi yang baik, sedikit vitamin dan mineral. Pilihan lain yang meliputi : bubur ayam, mie atau bubur kacang ijo. 2)

Buah-buahan.

Buah-buahan adalah sumber serat yang baik, khususnya vitamin A, C dan mineral seperti kalium. Lebih sering memberikan buah-buahan yang mengandung citrun dan buah-buahan yang isinya berwarna kuning. 3) Sayur-sayuran. Merupakan sumber serat dan mineral yang baik seperti kalium, juga

memberikan vitamin A, C dan asam folik. Berikan sayuran berwarna hijau atau sayuran berwarna kuning kehijauan 4)

Daging dan alternative

Kelompok ini meliputi tempe, tahu, ikan, susu, telur yang memberikan protein penting, lemak, vitamin dan mineral. Berikan ikan paling sedikit 3 kali dalam seminggu dan berikan sebanyak 5 telur dalam seminggu. Tips Memberi Makan pada Anak Pra Sekolah 1)

Tetap memberikan susu.

Anak perlu minum susu 2-3 cangkir susu sehari. Susu memberikan kalsium dan pospor yang penting untuk menguatkan tulang dan gigi 2)

Menciptakan makanan yang diinginkan.

Melibatkan anak dalam memilih makanan dan merencanakan menu. Ajaklah dia ke pasar dan terangkan mengenai fungsi dari jenis makanan yang berbeda. Ceritakan kepadanya bahwa makan telur bisa menjadikan otot kuat dan makan wortel bisa menjadikan mata sehat untuk melihat, kesemuanya akan membantu anak untuk memahami mengapa orang tua memberikan makanan ini. 3)

Menyiapkan makanan yang menarik.

Di samping aneka dan sajian makanan, penting juga untuk menarik minat dan perhatian anak. Memotong sayur-sayuran dalam bentuk yang menarik. Anak diberikan sayuran dengan warna dan bentuk yang berbeda seperti wortel, buncis, bayam, jagung. Selain itu atur buahbuahan dalam bentuk yang menarik karena anak akan lebih berselera

untuk menikmati rasa buah tersebut. Yang tidak kalah penting adalah jangan mencampur makanan ke dalam satu mangkok. Pisahkan jenis makanan yang berbeda dengan mempergunakan piring yang berbeda. 4)

Menghindari anak makan yang berlebihan.

Kegemukan pada anak-anak merupakan suatu kekuatiran. Anak yang kegemukan bisa mempunyai problema kesehatan dalam kehidupannya di kemudian hari. Untuk mencegah anak kegemukan orang bisa membantu dengan membentuk kebiasaan makan makanan yang baik ketika masih muda. Misalnya hindari menggunakan makanan sebagai bentuk hadiah atau bujukan, memberi makanan kecil yang menyehatkan serta jangan makan yang berlebihan. 5)

Memberi makanan kecil yang sesuai

Anak usia pra sekolah karena dengan ukuran tubuhnya dan seleranya kecil, sangat baik dengan pemberian makanan yang tidak terlalu banyak, yang diberikan empat – enam kali dalam sehari. Oleh karena itu makanan kecil sama pentingnya dengan makanan pokok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak selama sehari. Makanan kecil yang baik seperti sop kacang merah, kue yang berisi daging, buah-buahan segar, susu, jus buah, susu kedelai, roti, singkong rebus, ubi rebus.

1. 2.

Konsep Imunologi dan Imunisasi ( Dasar/Anjuran ) 1. a. Pengertian Sistem Imun

Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinf eksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang

bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat. 1. b. 1)

Penggolongan Antibodi, Peran dan Karakteristik

IgS

Antibodi yang paling banyak (85% dari antibodi dalam sirkulasi), ditemukan di darah dan semua kompartemen cairan termasuk cairan serebrospinalis. Di produksi dalam jumlah yang besar pada respon adaptip sekunder sehingga mencerminkan riwayat pajanan terhadap patogen. Bertahan lama. Dapat berdif usi keluar dari aliran darah ke tempat inf eksi akut dan dapat menembus plasenta. Bekerja sebagai opsonin kuat yang menjembatani f agosit dan sel sasaran. Penting dalam pertahanan terhadap bakteri dan pengaktifan sistem komplemen melalui jalur klasik. 2)

IgM

Molekul IgM bergabung dalam kelompok lima “pentamer IgM” sehingga cenderung menggumpalkan antigen yang menjadi sasaran fagosit dan sel NK. Merupakan molekul besar sehingga tidak dapat berdif usi keluar aliran darah. Merupakan aktivator kuat sistem komplemen, penting dalam respon imun terhadap bakteri. Antibodi pertama yang diproduksi daat tubuh menghadapi suatu antigen baru. 3)

IgA

Sebagian besar dalam sekresi, misalnya air liur, air mata, keringat, dan air susu terutama kolostrum. Menyatu dalam kelompok yang terdiri atas

dua atau tiga molekul. Melindungi tubuh dengan melekat ke patogen dan mencegah perlekatan patogen ke rongga tubuh. Tidak dapat mengaktif kan komplemen atau menembus plasenta. 4)

IgE

Ekornya berlekatan dengan reseptor di sel mast sehingga berperan dalam peradangan akut, respon alergi dan hipersensitivitas. Tempat pengikatan untuk antigen di parasit yang lebih besar, misalnya cacing dan flukes. Sebagian orang memiliki IgE untuk protein lingkungan yang tidak berbahaya misalnya serbuk sari, kutu debu rumah, dan penisilin. 5)

IgD

Jarang disintesis, hanya sedikit yang diketahui tentang fungsinya. Berukuran besar, hanya dapat ditemukan di darah. Mungkin terlibat dalam stimulasi sel B oleh antigen.

1. c.

Perkembangan Imunologi Janin

Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin terpajan dengan mikroorganisme

baru. Candida albicans, gonococcus dan herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang diketahui, pelahiran pervaginam tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil. Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknik-teknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting. 1. d.

Sistem Imun Pasif pada Janin

Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier placenta. Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk. Proses penyaluran imun pasif dari maternal: Sistem imun janin diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesifik untuk berbagai kelas imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia gestasi 20

minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34 minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui dengan menghasilkan IgG, yang dapat melewati plasenta. Bahkan kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta. Hal ini berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang dan menghasilkan sendiri antibodi 1. e.

Reaksi Antigen-Antibodi

Dalam bidang imunologi, kuman tau racun (toksik) disebut sebagai antigen. Secara khusus, antigen tersebut merupakan protein dari kuman atau protein racunnya. Bila antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen tersebut kuman, zat anti yang dibentuk disebut antibodi. Berhasil atau tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman bergantung pada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antigen/antitoksim terhadap antigen tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai ”pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi ke-2 dan ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai dalam membetuk zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-antibody, tubuh anak dengan dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman. Dengan dasar reaksi antigen tubuh anak akan memberikan perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak akan terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuhpun akan menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak tersebut harus mendapatkan suntikan/ imunisasi ulang.

1. f.

Imunisasi pada Neonatus

Imunisasi berasal dari kata Imun, kebal atau resistan. Imunisasi berarti pemberian kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tujuan dari pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu, bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat dan kematian Imunisasi yang diberikan pada neonatus adalah: 1)

BCG

Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCG diberikan pada semua bayi baru lahir (neonatus) sampai usia kurang dari 2 bulan. Penyuntikan biasanya dilakukan di bagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbul setelah penyuntikan adalah kemerah-merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan,dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di daerah ketiak). Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari, tidak boleh beku, dan harus disimpan pada suhu 2-8 oC . vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 8 jam. Vaksin BCG diberikan pada anak ketika umur ≤ 2 bulan dan sebaiknya dilakukan uji Mantoux terlebih dahulu. 

Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI)

Penyuntikan BCG secara IC yang benar akan menimbulkan ulkus local superficial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus akan sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm tergantung pada dosis yang diberikan, dan apabila penyuntikan dilakukan terlalu dalam maka parut akan tertarik ke dalam (retracted).

Limfadentitis supuratif di aksila atau leher juga kadang dapat dijumpai tergantung pada umur anak, dosis, dan galur yang dipakai yang akan sembuh dengan sendirinya. Tidak perlu diberikan antituberkulosis sistemik karena hasilnya tidak efektif. BCG-it is desiminasi jarang terjadi, biasanya berhubungna dengan imunosefisiensi berat. Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritasi, lupus vulgaris, dan osteomelitis. Komplikasi ini haru diobati dengan kombinasi obat antituberkulosis. 

Kontraindikasi

Tidak dianjurkan untuk melakukan imunisasi BCG, jika ditemukan halhal berikut : –

Reaksi uji tuberculin > 5 mm

– Terinfeksi HIV dan atau resiko tinggi HIV, imunokompromais akibat pengobatan sortikosteroid, obat imunosupresif , sedang menjalani terapi radiasi, serta menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau system limfe. –

Anak menderita gizi buruk



Anak menderita demam tinggi



Anak menderita ifeksi kulit yang luas



Anak pernah menderita tuberculosis



Kehamilan 

Rekomendasi



Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bulan.

– Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB, dan melalui pemeriksaan sputum BTA (+3) maka sebaiknya diberikan INH profilaksis terlebih dahulu dan jika kontak sudah tenang dapat diberi BCG – Jangan lakukan imunisasi BCG pda bayi atau anak dengan imunodefisiensi misalnya HIV, gizi buruk, dan lain-lain. 2)

Hepatitis B

Hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Pada masa neonatus, imunisasi ini hanya diberikan saat bayi berusia 12 jam setelah lahir. ini diberikan dengan satukali suntikan dosis 0,5 ml. Pemberian imunisasai hepatitis B harus berdasarkan status HbsAg ibu dan pada saat melahirkan, sebagai berikut: 





Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg tidak diketaui. Diberikan vaksin rekombinan (HB vax-II 15 atau engerik B 10 ) IM dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan. Apabila pemeriksaan selajutnya diketahui HbsAg-nya negative, segera berikan 0,5 mL HBIG (sebelum 1 minggu) Bayi lahir dari ibu HbsAg positif. Dalam kurun waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan, erikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan, im disisi tubuh yang berlainan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan sesudahnya dan dosis ke tiga pada usia 6 bulan. Bayi lahir dari ibu dengan HbsAg negative. Diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara IM pada umur 2-

6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama . Dari hasil riset membuktikan bahwa bayi yang sudah mendapatkan vaksin sebanyak 3x , pada umur 5 tahun masih terdapat titer antibody nti HBsAg protektif (> 10 mlU/ml) itu artinya vaksin hepatitis B tidak perlu dilakukan kecuali titer anti HbsAg < 10 lU/ml. namun bila sampai anak berumur 5 tahun belum mendapat vaksin, maka secepatnya berikan. Ulangan imunisasi hepatitis B (hep B-4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun.



KIPI

Efek samping yang terjadi pascaimunisasi hepatitis B pada umumnya ringan , hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot. 

Kontraindikasi

Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontraindikasi absolute terhadap pemberian imunisasi hepatitis B, kecuali pada ibu hamil. 

Hiporesponder dan Nonresponder

Tanggap kebal pascaimunisasi dapat terjadi oleh hal-hal berikut: –

Usia tua



Pemberian vaksin di daerah bokong



Pada anak gemuk



Pasien hemodialisis/ transplantasi



Pasien yang menadapatkan obat-obatan imunosupresif



Pasien leukemia dan penyakit keganasan lainnya



Pasien DM dengan insulin dependent



Infeksi HIV



Pecandu alcohol

Pada keadaan diatas imunisasi perlu diulangi dengan meningkatkan dosis (2x) 3)

Polio

Untuk imunisasi dasar (polio 1,2,3) vaksin diberikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Karena Indonesia merupakan daerah endemic polio, maka PPI menambahkan imunisasi polio segera setelah lahir ( polio-0 pada kunjungan 1) dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Polio-0 diberikan saat bayi akan pulang ke rumahnya. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun). Vaksin peroral harus disimpan tertutup pada suhu 2-8 oC, jangan tempatkan pada saat terbuka. Dapat pula disimpan beku pada temperature 20 oC dapat dipakai 2 tahun dapat dicairkan dengan cara ditematkan pada telapak tangan dan digulir-gilirkan, jaga agar warna tidak berubah, dan tanggal kadaluarsa tidak terlampaui, hal ini dapat juga dapat berlaku pada vaksin yang telah terpakai.



Kontraindikasi

– Mengalami peyakit akut atau demam (> 38,5 oC), imunisasi harus ditunda –

Muntah atau diare, imunisasi harus ditunda

– Dalam masa pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif oral maupun suntikan juga pengobatan radiasi umum – Keganasan, dan anak dengan mekanisme imunolohis yang terganggu –

Menderita infeksi HIV



Pemberian bersamaan dengan vaksin tifoid oral 1. g.

Imunisasi pada bayi

1)

Imunisasi Hepatitis B

a)

Vaksin berisi HbsAg murni.

b) Diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9% hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko transmisi maternal kurang lebih sebesar 45%. c)

Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml.

d)

Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C.

e) Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B. Dosis kedua 1 bulan berikutnya. Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan). f) Bayi lahir dari ibu HBsAg (-) diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara IM, pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama. g) Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui. Diberikan vaksin rekombinan (HB Vax-II 5 mcgatau Engerix B 10 mcg) atau vaksin plasma derived 10 mcg, IM dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan. h)

Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml.

i) Apabila sampai 5 tahun anak belum pernah mendapatkan imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan. j) Ulangan pemberian imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. 

KIPI

Efek samping yang terjadi pascaimunisasi hepatitis B pada umumnya ringan , hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot. 

Kontraindikasi

Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontraindikasi absolute terhadap pemberian imunisasi hepatitis B, kecuali pada ibu hamil.

2)

Imunisasi Polio

a) Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan fenol merah b) Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet. c) Diberikan sesegera mungkin saat bayi akan dipulangkan dari rumah sakit atau rumah bersalin. d) Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml). Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu dan imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI e) Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C.



Kontraindikasi

– Mengalami peyakit akut atau demam (> 38,5 oC), imunisasi harus ditunda –

Muntah atau diare, imunisasi harus ditunda

– Dalam masa pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif oral maupun suntikan juga pengobatan radiasi umum – Keganasan, dan anak dengan mekanisme imunolohis yang terganggu –

Menderita infeksi HIV



Pemberian bersamaan dengan vaksin tifoid oral

3)

Imunisasi DPT

a)

Terdiri dari   

toxoid difteri adalah racun yang dilemahkan Bordittela pertusis adalah bakteri yang dilemahkan toxoid tetanus adalah racun yang dilemahkan (+) aluminium fosfat dan mertiolat

– Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut, endapan putih didasarnya. – Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil. –

Dosis 0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha.



Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 minggu.

– Vaksin mengandung Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat. –

Reaksi pasca imunisasi:

– Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari ® diberikan anafilatik + antipiretik – Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi ® demam > 40°C, kejang, syok ® imunisasi selanjutnya diganti dengan DT atau DpaT 



Efek samping Panas

Kebanyakan terjadi pada sore hari setelah mendapatkan suntikan DPT, tetapi akan sembuh dalam 1-2 hari. Namun bila terjadi panas lebih dari 1 hari setelah imunisasi maka itu bukanlah disebabkan vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang harus di teliti lebih lanjut. Berikan 1/4 tablet antipiuretik untuk mengatasi efek samping tersebut bila panas lebih dari 39 oC , anjurkan agar anak tidak dibungkus dengan baju tebal dan mandikan anak dengan cara membasuh. –

Rasa sakit di daerah suntikan

Sebagian anak merasakan nyeri, sakit, kemerahan, dan bengkak di tempat suntikan. Hal ini tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan. –

Peradangan

Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih sesudah vaksin, maka hal itu mungkin disebabkan oleh peradangan yang mungkin disebabkan

oleh beberapa factor berikut: jarum suntik tidak steril, penyuntikan kurang dalam. –

Kejang-kejang

Reaksi ini jarang terjadi, tapi perlu diketahui oleh petugas. Reaksi ini disebabkan oleh komponen pertusis dari DPT. Oleh karena efek samping ini cukup berat, maka anak yang pernah mendapat reaksi ini tidak boleh mendapatkan vaksin DPT lagi, tapi diganti menjadi vaksin DT saja. 4)

Imunisasi Campak

Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik membrane) yang dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquades. – Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari ibu. –

Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri.



Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat celsius



Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8°C

– Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian – Efek samping: demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 – 12 hari pasca imunisasi. Kejadian encefalitis lebih jarang.



KIPI

Reaksi KIPI campak banyak dijumpai pada imunisasi ulang dengan vaksin campak dari virus yang dimatikan. Sedangkan untuk vaksin dengan virus yang dilemahkan kejadian KIPI telah menurun. Gejala KIPI campak berupa demam tinggi lebih dari 39,5 oC yang terjadi 5-15 % kasus yang mulai dijumpai pada hari ke-5 dan ke-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien pada hari ke-7 dan ke-10 sesudah imunisasi selama 2-4 hari. Reaksi KIPI berat terjadi juka diteukan gangguan fungsi system saraf pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi. 

Imunisasi Ulang

Dianjurkan pemberian campak ulangan pada saat masuk sekolah dasar (5-6 tahun) guna mempertinggi serokonversi. Atau dalam situasi seperti berikut: apabila terdapat kejadian luar biasa peningkatan kasus campak maka anak SD,SMP,SMA dapat diberikan imunisasi ulang; setiap orang yang sudah imunisasi campak yang virusnya dimatikan; setiap orang yang sudah pernah mendapatkan immunoglobulin; setiap orang yang tidak dapat menunjukkan catatan imunisasinya. 

Kontraindikasi

Kontraindikasi campak berlaku bagi mereka yang sedang menderita demam tinggi, memperoleh pengobatan immunoglobulin atau kontak dengan darah, hamil, memiliki riwayat alergi, dan sedang memperoleh pengobatan imunosupresan. 5)

Imunisasi Hib

– Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza tipe B – Diberikan MULAI umur 2-4 bulan, pada anak > 1 tahun diberikan 1 kali –

Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 ml pelarut dalam semprit.



Dosis 0,5 ml diberikan IM



Disimpan pada suhu 2-8°C



Ulangan vaksin diberikan pada umur 18 bulan.

– Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, vaksin Hib hanya diberikan sekali.

Jadwal imunisasi yang wajib diberikan kepada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah seperti tabel dibawah ini: Sedangkan untuk imunisasi yang sifatnya “dianjurkan”, jadwalnya seperti tabel berikut ini:

1. h.

Imunisasi pada balita

Tujuan pemberian imunisasi pada bayi dan balita adalah untuk mencegah penyakit pada bayi dan balita yang pada akhirnya akan menghilangkan penyakit tersebut. Terdapat 2 jenis imunisasi, yaitu a)

Imunisasi Aktif

Tubuh akan memproduksi sendiri zat anti setelah adanya rangsangan antigen (virus yang telah dilemahkan) dari luar tubuh. Tubuh yang terpapar antigen akan membentuk zat anti terhadap antigen tersebut. Keberhasilan pemusnahan antigen tersebut tergantung pada jumlah antigen yang berhasil dibentuk atau dimiliki oleh tubuh. Jumlah zat anti yang cukup tinggi biasanya diperoleh setelah tubuh mengalami reaksi kedua, ketiga dan seterusnya. Pembentukan zat anti akibat paparan kembali antigen yang sama pada tubuh akan berlangsung lebih cepat. Titer antibodi yang terbentuk akibat rangsangan antigen pada tubuh untuk pertama kalinya tidak tinggi dan kadarnya cepat menurun. Oleh sebab itu, pemberian imunisasi ulang (boster) perlu dilakukan untuk mempertahankan jumlah zat anti yang tetap tinggi di dalam tubuh. b)

Imunisasi Pasif

Tubuh anak tidak memproduksi antibodi sendiri, melainkan kekebalan tersebut didapatkan dari luar dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti, atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan, setelah memperoleh zat penolak, prosesnya cepat, tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif terdapat 2 cara: 



Kekebalan pasif alamiah yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya dan tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir). Misalnya difteri, tetanus,dan morbili. Kekebalan pasif buatan yaitu kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya, vaksinasi ATS.

Jadi dapat disimpulkan, perbedaan antara imunisasi aktif dan imunisasi pasif bahwa pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang lebih lama untuk membuat zat anti dibandingkan imunisasi pasif. Kekebalan yang

didapat dari imunisasi aktif bertahan lama, sedangkan imunisasi pasif berlangsung hanya beberapa bulan. Yang termasuk imunisasi wajib, yaitu BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak, DT, TT. Sedangkan yang termasuk imunisasi yang hanya dianjurkan pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemic atau untuk kepentingan tertentu. Imunisasi anjuran pemerintah, yaitu MMR, tifus, HiB, hepatitis A, dan varisela. Selanjutnya, akan dibahas imunisasi anjuran pemerintah. 1)

Imunisasi MMR

Kebanyakan anak mendapatkan imunisasi measles (campak), mumpus (gelondongan), dan Rubella (campak jerman) sekaligus dalam satu suntikan yaitu MMR. Ketiga vaksin ini bekerja dengan baik, dan akan melindungi sebagian besar anak seumur hidupnya. Terutama bagi anak perempuan, vaksinasi MMR sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya rubela pada saat hamil. Sementara pada anak lelaki, nantinya vaksin MMR mencegah agar tak terserang rubela dan menulari sang istri yang mungkin sedang hamil. Penting diketahui, rubela dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Anak sebaiknya mendapatkan 2 kali vaksin MMR. Dosis pertama diberikan diantara usia 12-15 bulan, sedang dosis kedua dapat diberikan pada usia 4-6 tahun sebelum anak masuk SD. Apabila ketika terjadi wabah, vaksin MMR dapat diberikan sebelum berusia 1 tahun. Ini diberikan sebagai pencegahan jangka pendek saja, nantinya tetap harus diberikan 2 dosis vaksin ini pada jadwal seperti disebutkan diatas. Efek samping imunisasi MMR dapat berupa demam dan bercak kemerahan yang timbul sekitar 1-2 minggu setelah imunisasi. Reaksi ini akan menghilang dalam beberapa hari. Kejang demam kadang dapat

terjadi pada anak yang diberikan imunisasi MMR. Anak yang diketahui alergi berat terhadap gelatin atau neomycin antibiotik tidak boleh diberikan imunisasi MMR. Demikian juga anak yang mempunyai reaksi alergi berat setelah vaksin MMR tidak boleh diberikan vaksin MMR ulangan. Anak yang kekebalan tubuhnya ditekan (karena mempunyai penyakit seperti kanker atau infeksi HIV, atau pengobatan semacam steroid) sebaiknya dievaluasi oleh dokter sebelum diberikan vaksin MMR. Anak yang baru mandapatkan transfusi atau produk darah lainnya sebaiknya menunggu beberapa bulan sebelum mendapatkan MMR. 2)

Imunisasi Tifoid

Demam tifoid merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi. Penyakit ini menyebabkan demam tinggi, lemas, sakit perut, sakit kepala, kurang nafsu makan dan kadang bercak kemerahan. Jika tidak diobati dapat menyebabkan kematian pada 30% penderita. Pada umumnya penyakit ini menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Saat ini ada dua macam imunisasi yang dapat digunakan untuk mencegah demam tifoid. Yang pertama diberikan dengan suntikan (kuman mati) dan yang kedua diberikan dengan kapsul (kuman hidup dilemahkan). Imunisasi suntikan dapat diberikan pada anak berusia 2 tahun atau lebih. Satu dosis dapat diberikan setiap 2-3 tahun. Imunisasi oral dapat diberikan pada saat anak berusia 6 tahun atau lebih. Diberikan 4 dosis dengan jarak setiap 2 hari. Dapat diulang tiap 5 tahun. Pada vaksin suntikan dapat timbul reaksi ringan seperti demam, sakit kepala, kemerahan dan nyeri pada tempat suntikan. Vaksin tifoid oral

jangan diberikan bersamaan dengan antibiotika. Beri jarak waktu lebihdari 24 jam dengan antibiotika terakhir. Dapat timbul demam, sakit kepala, mual muntah. Jika terdapat kejadian serius atau tidak biasa seteah pemberian vaksin ini segera hubungi dokter. 3)

Imunisasi Hib

Vaksin Hib ini merupakan vaksin berisi kuman dimatikan, dan dibuat hanya dari sebagian kuman Haemophilus influenza b. Anak sebaiknya mendapatkan 3-4 kali dosis vaksin ini, tergantung dari produsen pembuat vaksin yang digunakan oleh dokter. Dosis penguat diberikan pada usia antara 12 – 15 bulan. Anak yang telah berusia 5 tahun atau lebih tidak perlu diimunisasi dengan vaksin Hib. Vaksin Hib dapat dikombinasikan dengan vaksin DTap atau dengan vaksin hepatitis B. vaksin ini bekerja sama baiknya dan sama amannya dengan vaksin yang diberikan secara terpisah. Hib merupakan imunisasi yang sangat aman. Vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit atau meningitis akibat Hib dan biasanya tidak menyebabkan efek samping serius. Sebagian kecil anak yang mendapatkan imunisasi ini akan mengalami kemerahan, bengkak pada lokasi suntikan atau demam. Reaksi ini biasanya timbul dalam 24 jam pertama setelah suntikan dan akan menghilang dalam 2-3 hari. Bayi yang berusia kurang dari 4 minggu sebaiknya tidak diberikan imunisasi karena daya imunitas yang ditimbulkan masih belum baik. 4)

Imunisasi Hepatitis A

Hepatitis A adalah penyakit hati berat yang ditimbulkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV dapat ditemukan pada tinja penderita hepatitis A dan biasana menular jika diminum atau makan sesuatu yang tercemar

dengan virus ini. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti flu, kuning pada mata dan kulit, mencret dan sakit perut. Imunisasi Hepatitis A dapat mencegah penyakit ini, dan sangat dianjurkan bagi anak berusia 12 bulan atau lebih terutama didaerah endemis. Diperlukan 2 dosis untuk dapat memberikan kekebalan seumur hidup. Dosis ini diberikan dengan jarak waktu minimal 6 bulan. 5)

Imunisasi Varicella

Vaksin varicella merupakan vaksin yang berisi virus hidup. Vaksin ini diberikan di Jepang selama 20 tahun. Di Amerika Serikat, vaksin ini digunakan dari tahun 1995. Satu dosis vaksin varicella direkomendasikan untuk anak berusia 12-18 bulan. Anak yang tidak mendapatkan vaksin ini dapat diberikan satu dosis sampai ketika berusia 13 tahun. Usia diatas itu harus diberikan 2 dosis dengan jarak 48 minggu terpisah. Anak yang sudah pernah sakit cacar air tidak perlu diberikan imunisasi ini. Vaksin ini dapat mencegah cacar air 70% sampai 90% dan dapat mencegah penyakit berat sampai lebih dari 95%. Vaksin ini diharapkan dapat memberikan imunitas seumur hidup. Sekitar 1% – 2 % anak yang mendapatkan imunisasi ini tetap menderita cacar air, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Varicella merupakan vaksin yang sangat aman. Pada beberapa anak dapat timbul bengkak dan kemerahan pada lokasi suntikan. Juga dapat timbul bercak kemerahan dalam 1-3 minggu setelah imunisasi. Kejadian kejang demam juga pernah dilaporkan setelah imunisasi, namun sangat jarang. Anak yang diketahui alergi terhadap gelatin atau neomisin jangan diberikan vaksin ini. Anak dengan efeisiensi imun seperti kanker

atau HIV harus dievaluasi oleh dokter terlebih dahulu sebelum diberikan imunisasi ini. 1. i.

Imunisasi pada anak prasekolah

Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya penyakit TBC, diphteri tetanus, pertusis, polio, campak, dan hepatitis B. Bahkan sekarang telah masuk ke Indonesia vaksin MMR untuk mencegah measles (campak), mumps (parotitis) dan rubela (campak jerman). Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap maka diharapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian. 1)

Imunisasi MMR

Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau gangguan perdarahan. Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau

kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkannya (buta atau tuli). Terdapat dugaan bahwa vaksin MMR bisa menyebabkan autisme, tetapi penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara autisme dengan pemberian vaksin MMR. Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan dan campak Jerman. Vaksin tunggal untuk setiap komponen MMR hanya digunakan pada keadaan tertentu, misalnya jika dianggap perlu memberikan imunisasi kepada bayi yang berumur 9 – 12 bulan. Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12 – 15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak berumur 4 – 6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur 11 – 13 tahun (sebelum masuk SMP). Imunisasi MMR juga diberikan kepada orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih atau lahir sesudah tahun 1956 dan tidak yakin akan status imunisasinya atau baru menerima 1 kali suntikan MMR sebelum masuk SD. 1. 3. Perawatan sehari – hari (memandikan, memberi minum/menyusui, menyendawakan, pijat neonatus) 1. a. Kebutuhan Dasar Neonatus dalam Perawatan Sehari-Hari 1)

Memandikan Neonatus

Sebagian proses persalinan berfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (neonatus), maka persalinan dikatakan berhasil jika neonatus dan ibunya dalam kondisi optimal. Memberikan pertolongan segera, aman, dan bersih adalah bagian penting dari asuhan neonatus baru lahir. Sebagian besar persalinan adalah normal, tetapi gangguan kehamilan dan proses

persalinan dapat mempengaruhi kesehatan neonatus yang baru dilahirkan. Neonatus harus selalu dijaga agar tetap bersih, hangat, dan kering. Beberapa cara untuk menjaga agar kulit neonatus bersih adalah memandikan neonatus, mengganti popok atau pakaian neonatus sesuai keperluan, pastikan bahwa neonatus tidak terlalu panas/dingin, dan menjaga kebersihan pakaian dan hal – hal yang bersentuhan dengan neonatus. Memandikan neonatus sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran. Hal ini dimaksudkan agar neonatus tidak hipotermi. Selain itu juga meminimalkan resiko infeksi. Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat memandikan neonatus antara lain : a)

Menjaga neonatus agar tetap hangat

b)

Menjaga neonatus agar tetap aman dan selamat

c)

Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.

Memandikan neonatus dianjurkan memakai sabun dengan pH netral dengan sedikit bahkan tanpa parfum atau pewarna (jangan gunakan sabun mandi dewasa). Permukaan kulit yang asam (acid mantle) memberi perlindungan kepada neonatus terhadap infeksi, sedangkan pH kulit yang kurang dari 5,0 bersifat bakteriostatik. Pada saat lahir kulit neonatus tidak begitu asam (pH 6,34) kemudian menurun sampai 4,95 dalam 4 hari. Memandikan neonatus dengan sabun alkalin (sabun dewasa) akan meningkatkan pH kulit sehingga keasaman kulit menurun (dapat menimbulkan infeksi pada neonatus).

Memandikan neonatus juga memiliki beberapa maanfaat diantaranya yaitu untuk menjaga kebersihan tubuh neonatus, tali pusat, dan memberikan rasa nyaman pada neonatus.

2)

Memberi Minum/Menyusui pada Neonatus

BBL normal dapat segera disusui hanya dalam waktu 1-2 menit pada setiap payudara. Neonatus baru lahir segera mungkin dilakukan IMD. Proses ini berlangsung minimal 1 jam pertama setelah neonatus lahir. IMD sangatlah baik kegunaannya, selain sebagai pengerat hubungan batin ibu dan anak IMD juga memiliki keuntungan lainnya, yaitu mempercepat keluarnya kolostrum. Pada waktu IMD neonatus mendapat kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali , yang berwarna kekuningan dan kental. Fungsi dari kolostrum yaitu : a) Neonatus baru lahir mempunyai lambung yang sangat kecil,yang hanya muat untuk di isi sedikit, dan kolostrun ini tersedia dalam jumlah sedikit b) Kolostrum adalah sebuah konsentrat ( tinggi nutrient) cairan yang di buat khusus untuk kebutuhan neonatus c) Kolostrum mendorong pergerakan pertama kotoran , sehingga membersihkan saliran pencernaannya dari mekonium d) Klostrum berisi banyak antibody dan growth factor. Growth factor ini menigningkatkan perkembagan system pencernaan neonatus dan antibody untuk meningkatkan system imun neonatus

e) Koostrum berisi imunogobulin A, yang berfungsi melindungi neonatus dari infeksi tenggorokan, hati, dan usus f) Kolostrum berisi Protective Whie Cell yang membantu memusnahkan penyakit yang disebabkan karena bakteri dan virus g)

kolostrum memiliki antioksidan dan anti inflammatory

Oleh karena itu sangatlah penting neonatus mendapakan kolostrum dan air susu ibu untuk pertama kali pada masa neonatus. Pada hari ke 3 neonatus harus sudah menyusu selama 10 menit pada mammae ibu dengan jarak max 3-4 jam. Bila dalam waktu kurang dari 1 jam neonatus menangis maka boleh disusui pada 1 payudara secara bergantian.

Kebutuhan minum pada neonatus yaitu : a) Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari b) Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari c) Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari d) Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari. Posisi yang baik saat menyusui yaitu: a) Posisi yang baik dengan cara berbaring :





 

Ibu menyangga seluruh badan neonatus dengan satu lengan, kepala neonatus berada pada lipatan siku, dan bokong neonatus terletak pada lengan, ditahan dengan telapak tangan ibu. Ibu memeluk badan neonatus dekat dengan badannya, perut neonatus menempel dengan perut ibu, kedua tangan neonatus berada di depan ibu. Kepala dan neonatus berada dalam satu garis lurus. Wajah neonatus menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan putting.

b) Posisi yang baik dengan cara duduk : 



 

3)

Ibu menyangga seluruh badan neonatus dengan satu lengan, kepala neonatus berada pada lipatan siku, dan bokong neonatus terletak pada lengan, ditahan dengan telapak tangan ibu. Ibu memeluk badan neonatus dekat dengan badannya, perut neonatus menempel dengan perut ibu, satu tangan neonatus diletakkan di belakang badan ibu dan yang lainnya di depan badan ibu. Kepala dan neonatus berada dalam satu garis lurus. Wajah neonatus menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan putting.

Menyendawakan Neonatus

Menyendawakan neonatus penting dilakukan dan berfungsi untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam perut neonatus atau agar tidak kembung.Biasanya udara masuk ke perut neonatus bersamaan ketika

neonatus menyusu.Makin banyak udara yang masuk, semakin kembunglah perut neonatus. Akibatnya neonatus merasa tidak nyaman dan akan menyebabkan rewel. Teknik menyendawakan menyendawakan neonates dan neonatus tidak jauh berbeda.Berikut adalah teknik-teknik menyendawakan neonatus: a)

Menaruh di Pundak

Inilah cara yang banyak dilakukan Ibu karena mudah menyendawakan. Caranya, neonatus digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Lalu pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut neonatus akan mengeluarkan bunyi khas sendawa. b)

Posisi Telungkup

Telungkupkan neonatus di pangkuan Ibu. Lalu tepuk-tepuklah bagian punggunya.Ketika Ibu melakukannya, usahakan supaya posisi dada neonatus lebih tinggi dari perutnya. Cara ini juga bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat neonatus lebih rileks.

4)

Pijat Neonatus

Manfaat memijat neonatus Yang terutama yaitu neonatus akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan neonatus.

Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat neonatus merasakan pernyataan kasih sayang orang tua. a)

Menguatkan otot

b) Pijatan terhadap neonatus sangat bagus untuk menguatkan otot neonatus. c)

Membuat neonatus lebih sehat

d) Memijat neonatus bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses pencernaan neonatus, dan juga memerbaiki pernapasan neonatus. Bahkan memijat neonatus bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si neonatus. e)

Membantu pertumbuhan

f) Menurut penelitian, pertumbuhan neonatus seperti berat badan akan lebih baik dengan memijat neonatus. Bahkan untuk neonatus prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat. g)

Meningkatkan kesanggupan belajar

h) Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si neonatus, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang neonatus. i)

Membuat neonatus tenang.

Cara Pijat Neonatus :

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan neonatus tak bias dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan. Pada neonatus gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar neonatus dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut. Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan neonatus yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat neonatus. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan. a) Kaki – Memerah susu Dalam teknik ini, peganglah kaki neonatus pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki neonatus secara lembut. b) Telapak kaki Untuk memijat telapak kaki neonatus,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. c) Jari Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki neonatus masih belum kuat, karena itu pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu persatu dengan gerakan memutar

menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari. d) Punggung kaki Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki. e) Betis Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remasremas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-kali. f) Paha Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang neonatus pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki. g) Perut Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.



Mengayuh pedal sepeda 







Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas kebawah perut. Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki neonatus dengan tangan kiri, lalu angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jarijari kaki. Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut neonatus. Atau, masing-masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki neonatus secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda. Bulan – matahari







Disebut gerakan bulan – matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari). Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran. Ibu jari kesamping



Dalam gerakan ini, pertama-tama perut neonatus pada bagiannya tekan masing-masing ibu jari diantara pusar perut. Kemudian,





Gerakan I love You 





gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri. Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut neonatus. Perut neonatus bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu)

·Posisikan neonatus terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk huruf “I” dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf “L” dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf “J” dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas. ·Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan sampai terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut, karena bisa mengganggu organ dalam neonatus. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama proses. Jika neonatus tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat, meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain. Gerakan jari berjalan





Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk pada pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang sangat hatihati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut. Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut neonatus bagian kanan bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan gelembunggelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan kertas.

h) Dada –

Gerakan Jantung

Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung. –

Menyilang

Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati kea rah bahu kiri dan kembali kea rah ulu hati. –

Lingkaran kecil

Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu.

i) Tangan –

Perlahan cara India

Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Caranya, peganglah lengan neonatus dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan neonatus mulai dari pundak hingga pergelangan tangan. –

Memijat ketiak 





Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari menyentuh wiyah ini, neonatus akan menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain. Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan neonatus dengan salah satu tangan anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke bagian tulang rusuk dan perut. Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini.

j)Pergelangan tangan Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara lembut pada lengan neonatus mulai dari

pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru – paru. k) Telapak tangan Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran – lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari – jemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan. l) Jari Pijat jari neonatus satu – persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa membunyikan suara “tak” dari lidah, sehingga bila si neonatus mendengar suara itu dia akan tampak gembira. –

Gerakan menggulung

Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda pegang lengan neonatus bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari. m) Muka –

Membasuh muka

Tutuplah wajah neonatus dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada neonatus secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah neonatus seperti gerakan

membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain “ciluk-ba”. n) Dahi Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari tengah dahi neonatus kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran – lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata. o) Alis Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah dengan bulu rambut alis. p) Dagu 



Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut. 5.Lingkaran kecil dirahang Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar wilayahy rahang neonatus. Berhatihatilah, mungkin diwilayah ini rahang neonatus sedikit sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit.

q) Belakang telinga Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala.

r) Punggung –

Gerakan maju mundur (kuda goyang) 





Neonatus ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Lalu, pijatlah punggung neonatus hingga ke bawah leher dengan gerakan maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai ke pantat neonatus. 2.Usapan punggung Tahan bokong neonatus dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung neonatus dengan telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada. Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki neonatus dengan tangan kanan anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri,Alissa : 2009).

Hal-hal yang boleh dilakukan adalah: a) Terus melakukan kontak mata dengan neonatus anda. b) Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan neonatus akan merasa rileks. c) Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda semakin yakin dan neonatus anda terbiasa dipijat.

d) Perhatikan isyarat yang ditunjukkan neonatus anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan. Mungkin neonatus anda ingin digendong, disusui atau mengantuk. e) Jika anda menggunakan baby oil, mandikan neonatus anda setelah dipijat. f) Jauhkan baby oil dari mata neonatus anda. g) Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pemijatan neonatus. (Maharani, Sabrina : 2009) Hal yang tidak boleh dilakukan adalah: a) Memijat neonatus tidak lama setelah ia makan/minum susu. b) Membangunkan neonatus anda untuk dipijat. c) Memijat neonatus anda dalam keadaan sakit. d) Memijat neonatus anda dengan paksa. e) Memaksa posisi saat memijat neonatus anda. (Maharani, Sabrina : 2009)

1. b. 1)

Kebutuhan Dasar Bayi dalam Perawatan Sehari-Hari

Memandikan Bayi

Sebagian proses persalinan berfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka persalinan dikatakan berhasil jika bayi dan ibunya dalam kondisi optimal. Memberikan pertolongan segera, aman, dan bersih adalah bagian penting dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar persalinan adalah normal, tetapi gangguan kehamilan dan proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi yang baru dilahirkan. Bayi harus selalu dijaga agar tetap bersih, hangat, dan kering. Beberapa cara untuk menjaga agar kulit bayi bersih adalah memandikan bayi, mengganti popok atau pakaian bayi sesuai keperluan, pastikan bahwa bayi tidak terlalu panas/dingin, dan menjaga kebersihan pakaian dan hal – hal yang bersentuhan dengan bayi. Memandikan bayi sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran. Hal ini dimaksudkan agar bayi tidak hipotermi. Selain itu juga meminimalkan resiko infeksi.

Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat memandikan bayi antara lain : 1.Menjaga bayi agar tetap hangat 2.Menjaga bayi agar tetap aman dan selamat 3.Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.

Memandikan bayi dianjurkan memakai sabun dengan pH netral dengan sedikit bahkan tanpa parfum atau pewarna (jangan gunakan sabun mandi dewasa). Permukaan kulit yang asam (acid mantle) memberi perlindungan kepada bayi terhadap infeksi, sedangkan pH kulit yang kurang dari 5,0 bersifat bakteriostatik. Pada saat lahir kulit bayi tidak begitu asam (pH 6,34) kemudian menurun sampai 4,95 dalam 4 hari. Memandikan bayi dengan sabun alkalin (sabun dewasa) akan meningkatkan pH kulit sehingga keasaman kulit menurun (dapat menimbulkan infeksi pada bayi). Memandikan bayi juga memiliki beberapa maanfaat diantaranya yaitu untuk menjaga kebersihan tubuh bayi, tali pusat, dan memberikan rasa nyaman pada bayi.

2)

Memberi Minum/Menyusui pada Bayi

Pada bayi sebaiknya masih diberi ASI eksklusif sampai ia berumur 6 bulan. ASI eksklusif artinya, bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan selama 6 bulan tersebut.

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

1) Bayi tampak tenang. 2) Badan bayi menempel pada perut ibu. 3) Mulut bayi terbuka lebar. 4) Dagu bayi menmpel pada payudara ibu. 5) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk. 6) Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan. 7) Puting susu tidak terasa nyeri. 8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 9) Kepala bayi agak menengadah.

3)

Menyendawakan Bayi

Menyendawakan bayi penting dilakukan dan berfungsi untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam perut bayi atau agar tidak kembung.Biasanya udara masuk ke perut bayi bersamaan ketika bayi menyusu.Makin banyak udara yang masuk, semakin kembunglah perut bayi. Akibatnya bayi merasa tidak nyaman dan akan menyebabkan rewel.

Teknik menyendawakan menyendawakan neonates dan bayi tidak jauh berbeda.Berikut adalah teknik-teknik menyendawakan bayi:

Menaruh di Pundak Inilah cara yang banyak dilakukan Ibu karena mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Lalu pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa

Posisi Telungkup Telungkupkan bayi di pangkuan Ibu. Lalu tepuk-tepuklah bagian punggunya.Ketika Ibu melakukannya, usahakan supaya posisi dada bayi lebih tinggi dari perutnya. Cara ini juga bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat bayi lebih rileks.

4)

Pijat Bayi

Berikut ini beberapa manfaat memijat bayi.

Yang terutama yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua. j)

Menguatkan otot

k)

Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi.

l)

Membuat bayi lebih sehat

m) Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses pencernaan bayi, dan juga memerbaiki pernapasan bayi. Bahkan memijat bayi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi. n)

Membantu pertumbuhan 

p)

o) Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat. Meningkatkan kesanggupan belajar

q) Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si bayi, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang bayi. r)

Membuat bayi tenang.

Cara Pijat Bayi : 











 

Pilih waktu pemijatan saat Anda santai dan tidak tergesa-gesa dan tidak akan terputus di tengah jalan. Jangan memijat bayi sebelum atau setelah makan, atau ketika bayi sakit. Jangan membangunkan bayi untuk dipijat. Siapkan perlengkapan pijat seperti minyak untuk memijat dari baby oil, minyak telon atau minyak nabati lainnya, alas, popok bersih dan pakaian ganti. Minyak aromaterapi untuk orang dewasa mungkin tidak cocok untuk bayi. Lepas gelang, cincin dan potong kuku-kuku jari Anda yang panjang agar tidak menyakiti kulit bayi Anda yang lembut tanpa sengaja. Gelar alas atau handuk lembut di atas permukaan yang datar dan lepaskan pakaian bayi. Anda juga dapat meletakkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bayi dengan posisi telentang saat Anda memijat bagian depan bayi Anda, lalu tengkurap saat memijat bagian belakang. Gosokkan hanya sekitar setengah sendok teh minyak pada telapak tangan Anda untuk memudahkan pijatan tangan Anda meluncur di tubuh bayi. Anda dapat menambahkan lebih banyak minyak di tubuh bayi kemudian sesuai kebutuhan. Pijat bayi dengan lembut namun tegas dengan telapak tangan atau jari. Pijatlah dengan ringan secara melingkar di dada dan perut, pijat kedua bahu, turun ke bawah di lengan dan kaki lalu kembali ke atas pada bagian punggung. Bayi baru lahir dapat menikmati hanya dua sampai lima menit pijatan, sementara bayi berusia lebih dari dua bulan dapat menikmati lebih lama. Jangan terlalu banyak memberikan tekanan pada tubuh bayi yang rapuh dan hindari daerah tulang belakang. Tenangkan bayi agar tidak bergerak saat dipijat dengan berbicara atau bernyanyi.

 



  

Kontak mata dengan bayi membuatnya merasa mendapatkan perhatian penuh dari Anda. Berhenti memijat secara mendadak dapat membuat bayi waspada. Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan pelan-pelan dan lembut saat akan menghentikan pijatan. Jangan menggunakan minyak di kepala atau wajah. Jaga agar minyak tidak terkena jemari bayi karena mereka cenderung menempatkan jari di mulut atau mata, sehingga dapat menyebabkan iritasi. Selubungi bayi dengan handuk bersih dan hangat setelah dipijat dan peluklah dia. Hindari ruam, luka atau daerah di mana bayi mendapat suntikan vaksinasinya atau mungkin karena sakit. Anda dapat terus memijat bayi Anda sampai dia berusia tiga atau empat tahun, karena manfaat pijat yang baik sangat banyak.

Demikianlah cara, tekhnik dan manfaat pijat bayi. Menurut pengalaman pribadi saya sendiri, pijat bayi banyak sekali manfaatnya dan sangat baik asalkan dilakukan dengan benar dan bisa juga dipercayakan kepada orang yang sudah sangat ahli dalam memijat bayi.

5. Merawat gigi bayi Umumnya penyakit dan kelainan gigi pada anak merupakan salah satu gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sejak gigi susu mulai tumbuh, orangtua harus bertanggungjawab membersihkan gigi bayi mereka. Walaupun gigi anak hanya merupakan gigi susu yang keberadaannya hanya sementara, namun kesehatan gigi

susu berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak di kemudian hari. Karena itu, sebagai orangtua perlu mengetahui bagaimana merawat gigi anak sejak bayi dengan cara yang benar, agar kesehatan gigi dan mulut anak teratasi. Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0 – 6 bulan: – Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari – Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan menggunakan botol susunya. – Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain lembab – Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu yang manis. Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan: – Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda mendapat cukup fluor – Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab ( tidak basah sekali), sehabis menyusui. – Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susunya (sambil minum susu dari botol) kecuali air putih. – Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu

– Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan menggunakan kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan gusi secara seksama, karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu. – Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon. – Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi dengan air. – Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh, atau saat usia anak setahun.

5)

Perawatan Sehari-hari

a)

Hygiene diri dan lingkungan

Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan balita oleh orang tua, adalah sebagai berikut: 

Mencuci tangan

Terapkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah memegang benda tertentu terlebih lagi binatang. Dengan mencuci

tangan kuman dan bakteri yang menempel di tangannya akan segera mati. 

Memotong kuku

Menggunting kuku secara teratur seminggu sekali sangat dianjurkan. Terkadang anak memegang atau mengambil suatu benda dan kotorannya masuk serta tersimpan di dalam kuku. Kotoran yang tersimpan bisa menjadi sumber kuman. Untuk itu potonglah kukunya secara rutin. 

Mandi teratur

Mandi minimal 2 kali sehari dapat menghindari anak terserang penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kuman. Berikan pakaian yang bersih setelah mandi dan jangan lupa untuk mengajarkannya sikat gigi pagi hari dan sebelum tidur. 

Bersihkan mainannya

Jangan malas untuk membersihkan mainannya. Cucilah dan keringkan semua mainannya di setiap akhir pekan. Bila si kecil cukup umur ibu boleh mengajaknya membersihkan mainan. Jangan lupa, rak atau box mainannya juga ikut dibersihkan. Setelah si kecil tahu, mengerti dan menerapkan kebersihan untuk dirinya, sekarang saatnya ia diajarkan menjaga kebersihan lingkungan. Caranya dengan menerapkan buang sampah pada tempatnya.

b) Pakaian

Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai. Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat. c) Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi) Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolism, selain itu juga membantu meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya. Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi anak balita merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan. d) Pijat bayi Pijatan pada bayi akan membantu untuk santai. Pijatan dilakukan pada saat anak tenang, tapi belum terlalu mengantuk. Dan putar musik yang lembut dan sama setiap kali dia akan mengaitkan suara musik dengan relaksasi pemijatan tadi. Duduklah di lantai dengan kedua telapak kaki menempel dan lutut terbuka lebar agak menekuk (berbentuk berlian), jadi kita bisa meletakkan anak di atas sebuah selimut di antara kedua tungkai kaki. Jika dirasa tidak nyaman, letakkan anak di pangkuan. Pastikan anak merasa hangat, dan gunakan minyak murni dan lembut untuk melancarkan gerakan pemijatan. Setiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik bagi putra-putrinya. Hal itu dapat dicapai dengan menerapkan pola pengasuhan positif terhadap buah hati mereka.

Manfaat Pijat Balita

1) Membuat Balita Semakin Tenang Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh balita lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat balita juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat balita adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis, pijat balita sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah. (Putri, Alissa: 2009) 2) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan balita 3) Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah “melawan” perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009). 4) Meningkatkan konsentrasi bayi

Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009). 5) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Putri,Alissa : 2009). 6) Meningkatkan produksi ASI Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energy cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet laper sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian,

bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar. 7) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan. (Putri Alissa : 2009). 8) Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik penikngkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat. 9) Mengembangkan komunikasi Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain. (Prasetyono : 2009). 10) Mengurangi rasa sakit Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana. (Prasetyono : 2009).

11) Mengurangi nyeri Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono : 2009). 12) Meningkatkan percaya diri Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan loebih percaya diri untuk merawat si kecil. (Prasetyono : 2009). 13) Memahami kebutuhan si kecil Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang – ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono : 2009).

1. c. Kebutuhan Dasar Neonatus dalam Perawatan SehariHari 1) Membuat Balita Semakin Tenang Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh balita lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat balita juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas

pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat balita adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis, pijat balita sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah. (Putri, Alissa: 2009) 2) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan balita 3) Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah “melawan” perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009). 4) Meningkatkan konsentrasi bayi Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat

konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009). 5) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Putri,Alissa : 2009). 6) Meningkatkan produksi ASI Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energy cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet laper sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar. 7) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar

dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan. (Putri Alissa : 2009). 8) Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik penikngkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat. 9) Mengembangkan komunikasi Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain. (Prasetyono : 2009). 10) Mengurangi rasa sakit Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana. (Prasetyono : 2009). 11) Mengurangi nyeri Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono : 2009).

12) Meningkatkan percaya diri Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan loebih percaya diri untuk merawat si kecil. (Prasetyono : 2009). 13) Memahami kebutuhan si kecil Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang – ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono : 2009). 14) Teknik memijat bayi Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan. Pada neonatus gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut. Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan. a) Kaki – Memerah susu

Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi secara lembut. b) Telapak kaki Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. c) Jari Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari. d) Punggung kaki Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki. e) Betis

Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remasremas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-kali. f) Paha Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki. g) Perut Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan. –

Mengayuh pedal sepeda 





Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas kebawah perut. Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki. Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masing-masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda.



Bulan – matahari 





Disebut gerakan bulan – matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari). Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran. Ibu jari kesamping







Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan masing-masing ibu jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri. Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu) Gerakan I love You



·Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk huruf “I” dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf “L” dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri.



Gerakan ketiga, bentuk huruf “J” dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas. ·Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan sampai terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut, karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat, meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain.



Gerakan jari berjalan 



Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk pada pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang sangat hatihati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut. Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan kertas.

h) Dada –

Gerakan Jantung

Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung. –

Menyilang

Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati kea rah bahu kiri dan kembali kea rah ulu hati. –

Lingkaran kecil

Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu. i) Tangan –

Perlahan cara India

Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak hingga pergelangan tangan. –

Memijat ketiak 

Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak





s)

bukan karena sakit, tetapi mungkin dia merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain. Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke bagian tulang rusuk dan perut. Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini. Pergelangan tangan

Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru – paru. k) Telapak tangan Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran – lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari – jemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan. l) Jari Pijat jari bayi satu – persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa membunyikan suara “tak” dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia akan tampak gembira. –

Gerakan menggulung

Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari. l) Muka –

Membasuh muka

Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain “ciluk-ba”. m) Dahi Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran – lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata. n) Alis Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah dengan bulu rambut alis. o) Dagu





Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut. 5.Lingkaran kecil dirahang Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit.

p) Belakang telinga Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala. q) Punggung –

Gerakan maju mundur (kuda goyang) 





Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher dengan gerakan maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai ke pantat bayi. 2.Usapan punggung Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada. Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri,Alissa : 2009).

6) Hal-hal yang boleh dilakukan a) Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda. b) Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan merasa rileks. c) Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat. d) Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk. e) Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat. f) Jauhkan baby oil dari mata bayi anda. g) Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pemijatan bayi. (Maharani, Sabrina : 2009) 7) Hal yang tidak boleh dilakukan: a) Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu. b) Membangunkan bayi anda untuk dipijat. c) Memijat bayi anda dalam keadaan sakit. d) Memijat bayi anda dengan paksa. e) Memaksa posisi saat memijat bayi anda. (Maharani, Sabrina : 2009)

2) Aktivitas a) Membaca untuk anak selama 15 menit Otak anak-anak mempelajari bahasa jauh lebih mudah pada tahun-tahun awal. Selain itu, paparan kata-kata yang berbeda sebanyak mungkin juga membantu membangun kosakata mereka. b) Bermain di lantai bersama anak selama 10 menit Bayi biasanya berusaha berinteraksi melalui ocehan dan gerak tubuh. Orang tua harus mendorongnya dengan bermain pada tingkat fisik mereka, yaitu di lantai. c) Bercakap-cakap dengan anak selama 20 menit tanpa televisi Anak-anak dari latar belakang miskin biasanya jauh lebih sedikit mendengarkan kata-kata yang diucapkan setiap harinya, dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga kaya. Dengan mematikan televisi dan berbicara, orangtua dapat meningkatkan kemampuan verbal dan keahlian membaca anak-anaknya, serta mempersiapkan mereka untuk bersekolah. d) Mengadopsi sikap positif dan sering memuji Terdapat bukti signifikan bahwa positive parenting dapat membantu mengurangi tingkat stres anak-anak dan memperkuat ikatan orangtua dengan anaknya. Selain itu, jangan pelit memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik.

1. d. Kebutuhan Dasar Neonatus dalam Perawatan SehariHari 1) Membuat Prasekolah Semakin Tenang Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh prasekolah lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat prasekolah juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat prasekolah adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis, pijat prasekolah sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah. (Putri, Alissa: 2009) 2) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan prasekolah 3) Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah “melawan” perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat

mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009). 4) Meningkatkan konsentrasi bayi Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009). 5) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Putri,Alissa : 2009). 6) Meningkatkan produksi ASI Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energy cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet laper sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf

pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar. 7) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan. (Putri Alissa : 2009). 8) Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik penikngkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat. 9) Mengembangkan komunikasi Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain. (Prasetyono : 2009). 10) Mengurangi rasa sakit

Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana. (Prasetyono : 2009). 11) Mengurangi nyeri Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono : 2009). 12) Meningkatkan percaya diri Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan loebih percaya diri untuk merawat si kecil. (Prasetyono : 2009). 13) Memahami kebutuhan si kecil Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang – ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono : 2009). 14) Teknik memijat bayi Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan.

Pada neonatus gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut. Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan. a) Kaki – Memerah susu Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi secara lembut. b) Telapak kaki Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. c) Jari Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari.

d) Punggung kaki Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki. e) Betis Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remasremas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-kali. f) Paha Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki. g) Perut Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan. –

Mengayuh pedal sepeda









Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas kebawah perut. Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki. Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masing-masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda. Bulan – matahari







Disebut gerakan bulan – matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari). Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran. Ibu jari kesamping



Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan masing-masing ibu jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri.





Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu) Gerakan I love You







·Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk huruf “I” dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf “L” dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf “J” dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas. ·Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan sampai terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut, karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat, meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain. Gerakan jari berjalan



Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk pada pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang sangat hati-



hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut. Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan kertas.

h) Dada –

Gerakan Jantung

Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung. –

Menyilang

Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati kea rah bahu kiri dan kembali kea rah ulu hati. –

Lingkaran kecil

Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu. i) Tangan



Perlahan cara India

Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak hingga pergelangan tangan. –

Memijat ketiak 





t)

Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain. Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke bagian tulang rusuk dan perut. Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini. Pergelangan tangan

Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru – paru.

k) Telapak tangan Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran – lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari – jemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan. l) Jari Pijat jari bayi satu – persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa membunyikan suara “tak” dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia akan tampak gembira. –

Gerakan menggulung

Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari. l) Muka –

Membasuh muka

Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain “ciluk-ba”. m) Dahi

Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran – lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata. n) Alis Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah dengan bulu rambut alis. o) Dagu 



Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut. 5.Lingkaran kecil dirahang Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit.

p) Belakang telinga Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala. q) Punggung



Gerakan maju mundur (kuda goyang) 

Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher dengan gerakan maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai ke pantat bayi. 2.Usapan punggung

e. Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada. 

Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri,Alissa : 2009).

6) Hal-hal yang boleh dilakukan a) Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda. b) Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan merasa rileks. c) Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat. d) Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk. e) Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat.

f) Jauhkan baby oil dari mata bayi anda. g) Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pemijatan bayi. (Maharani, Sabrina : 2009) 7) Hal yang tidak boleh dilakukan: a) Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu. b) Membangunkan bayi anda untuk dipijat. c) Memijat bayi anda dalam keadaan sakit. d) Memijat bayi anda dengan paksa. e) Memaksa posisi saat memijat bayi anda. (Maharani, Sabrina : 2009) 3) Aktivitas e) Membaca untuk anak selama 15 menit Otak anak-anak mempelajari bahasa jauh lebih mudah pada tahun-tahun awal. Selain itu, paparan kata-kata yang berbeda sebanyak mungkin juga membantu membangun kosakata mereka. f) Bermain di lantai bersama anak selama 10 menit Bayi biasanya berusaha berinteraksi melalui ocehan dan gerak tubuh. Orang tua harus mendorongnya dengan bermain pada tingkat fisik mereka, yaitu di lantai. g) Bercakap-cakap dengan anak selama 20 menit tanpa televisi

Anak-anak dari latar belakang miskin biasanya jauh lebih sedikit mendengarkan kata-kata yang diucapkan setiap harinya, dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga kaya. Dengan mematikan televisi dan berbicara, orangtua dapat meningkatkan kemampuan verbal dan keahlian membaca anak-anaknya, serta mempersiapkan mereka untuk bersekolah. h) Mengadopsi sikap positif dan sering memuji Terdapat bukti signifikan bahwa positive parenting dapat membantu mengurangi tingkat stres anak-anak dan memperkuat ikatan orangtua dengan anaknya. Selain itu, jangan pelit memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik.

1. 4.

Anticipatory Guidance

Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak). Pencegahan Terhadap Kecelakaan ; 1. a.

Masa Bayi

Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang O2. 1) Pencegahan a) Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati).

b) Kurang O2 : plastic, sarung bantal. c) Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi. d) Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai. e) Keracunan : simpan bahan toxic dilemari. Adapun petunjuk antisipasi yang dapat dilakukan, yaitu: a) 6 bulan pertama      

Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal dalam memenuhi kebutuhan bayi. Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi dari lingkungan. Support kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan perkembangan bayinya mis : respon tertawa. Menyiapkan orang tua untuk kebutuhan keamanan bayi. Menyiapkan orang tua untuk imunisasi bayi. Menyiapkan orang tua untuk mulai memberi makanan padat pada bayi.

b) 6 bulan kedua   

Menyiapkan orang tua akan adanya “Stranger Anxiety”. Menganjurkan orang tua agar anak dekat kepadanya hindari perpisahan yang lama. Membimbing orang tua agar menerapkan disiplin sehubungan dengan meningkatnya mobilitas bayi.



Menganjurkan orang tua menggunakan “Kontak Mata” dari pada hukuman badan sebagai suatu disiplin.

b. Masa Preschool (3-5 tahun) Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pencegahan kecelakaan dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada alasan-alasannya. Sekarang proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dengan penjelasan secara verbal dengan alas an yang tepat dan dapat dimengerti. Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua maupun anak. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan ini, terutama bagi Ibu yang tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika anak mulai masuk taman kanakkanak, maka ibu mulai memerlukan kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya dalam masyarakat atau mengembangkan karier. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat dilakukan pada anak umur 3, 4, 5 tahun. 1)

Usia 3 tahun

a) Menyiapkan orang tua untu meningkatkan minat anak terhadap hubungan yang luas. b) Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke taman kanak-kanak. c)

Menekankan pentignya batas-batas/tata cara/peraturan-peraturan.

d) Menyiapakan orang tua untu mengantisipasi tingkah laku yang berlebihan sehingga dapat menurunkan tension/ketegangan. e) Menganjurkan ornga tua untuk menawarkan kepada anaknya alternative-alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang. f) Memberikan gambaran mengenai perubahan pada usia 3.5 tahun katika anak berkurang koordinasi motorik dan emosiaonalnya, merasa tidak aman serta menunjukkan emosi dan perkembangan tingkah laku yang ekstrim seperti gagap. g) Menyiapkan orang tua untuk mengekspetasi tuntutan-tuntutan akan perhatian ekstra dari anak, yang merupakan refleksi dari emosi tidak aman dan ketakutan akan kehilangan cinta. h) Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia 3 tahun akan berubah ke tingkah laku agresif di luar batas pada usia 4 tahun. i) Mengantisipasi selera makan yang menjadi tetap dengan pemilihan makanan yang lebih luas. 2) Usia 4 tahun a) Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa yang mengejutkan b) Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua. c) Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.

d) Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan anak pad ataman kanak-kanak selama setengah hari. e) Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak. f) Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku. g) Mendiskusikan disiplin h) Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana anak mengikuti kata hatinya dalam “ketinggian bicaranya” (bedakan dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan imajinasi. i)

Menyarankan pelajaran berenang.

j) Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya. k) Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka agar tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan. 3) Usia 5 tahun a) Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative lebih tenang dibandingkan masa sebelumnya

b) Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah. Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.

1. C. Asah 2. 1. Stimulasi Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses pendidikan di mana bertujuan untuk mengembangkan mental, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral, produktifitas, dan lain-lain. 1. a.

Neonatus

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, menjelang tidur. Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan 1. Ketika bayi rewel, cari penyebabnya dan peluk ia dengan penuh kasih sayang.

2. Gantung benda-benda yang berbunyi dan berwarna cerah di atas tempat tidur bayi agar bayi dapat melihat benda tersebut bergerak-gerak dan berusaha menendang/meraih benda tersebut. 3. Latih bayi mengangkat kepala dengan cara meletakkannya pada posisi telungkup. 4. Ajak bayi tersenyum, terutama ketika ia tersenyum kepada anda.

1. b. Bayi 1) Bantu bayi duduk sendiri, mulai dengan mendudukan bayi di kursi yang mempunyai sandaran. 2) Latih kedua tangan bayi masing-masing memegang benda dalam waktu yang bersamaan. 3) Latih bayi menirukan kata-kata dengan cara menirukan suara bayi dan buat agar bayi menirukan kembali. 4) Latih bayi bermain “Ciluk-Ba” atau permainan lain, seperti melambaikan tangan sambil menyebut “… da…. da “ “…. da… da”. 5) Angkat bayi dan bantu ia berdiri diatas permukaan yang datar dan kokoh. 6)

Latih bayi memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah.

7) Perlihatkan gambar benda dan bantu bayi menunjuk nama benda yang anda sebutkan.

8) Ajak bayi bermain dengan permainan yang perlu dilakukan bersama. 9)

Latih bayi berjalalan sendiri.

10)

Latih bayi menggelindingkan bola.

11)

Berikan kesempatan kepada bayi untuk menggambar,

12)

Ajak bayi makan bersama.

Tabel 5. Macam Stimulus yang Diperlukan pada Anak Berusia Kurang dari 1 Tahun Umur

Stimulus Stimulus Stimulus Visual Auditif Taktik Membelai, 0-3 bulan Objek warna Mengajak terang di atas bisacara dan menyisir, tempat tidur mendengarkan menyelimuti suara lonceng 4-6 bulan Menonton Mengajak bicara Bermain air TV dan bermain Memanggil benda terang nama yang dapat dipegang 7-9 bulan Sama halnya Panggil nama Mengenai dengan usia bayi, ajari berbagai 4-6 bulan di memanggil tekstur tambah nama orang tua, bermain ci memberi tahu Bermain air luk ba yang sedang

Stimulus Kinetik Berjalan-jalan

Berdisi pada paha orang tua, membantu tengkurap, duduk Membantu tengkurap, latih berdiri, bermain tarik dorong

10-12 bulan

1. c.

dilakukan Ajak ke Suara binatang tempat ramai dan dan kenalkan menyebutkan gambar bagian tubuh

Merasakan Bermain tarik hangat atau dorong, dingin dan bersepeda memegang makan sendiri

Balita

a) Tahap 1-2 tahun a)

Latih anak naik turun tangga.

b) Bermain dengan anak, menunjukkan cara menangkap bola besar dan melemparkannya kembali pada anak. c) Latih anak menyebut nama bagian tubuh dengan menunjuk bagian tubuh anak, menyebutkan namanya, dan minta ia men yebutkan kembali. d) Beri kesempatan kepada anak untuk melepaskan pakaiannya sendiri. e) Latih keseimbangan tubuh anak dengan cara berdiri pada satu kaki secara bergantian. f) Latiha anak menggambar bulatan, garis, segitiga, dan gambar wajah. g) Latih agar anak mau menceritakan apa yang dilihatnya.

h) Latih anak dalam hal kebersihan diri, seperti berkemih dan defekasi pada tempatnya, namun jangan terlalu ketat. b) Tahap 2-3 tahun a)

Latih anak melompat dengan satu kaki.

b) Latih anak menyusun dan menumpuk balok. c)

Latih anak mengenal bentuk dan warna.

d) Latih anak dalam hal kebersihan diri, seperti mencuci tangan dan kaki serta mengeringkannhya sendiri. c)

Tahap 3-4 tahun

a) Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira-kira mampu dia kerjakan, misalnya melompat dengan satu kaki. b) Latih anak cara memotong, menggunting gambar-gambar, mulai dengan gambar besar. c)

Latih anak mengancingkan baju.

d) Latih anak dalam sopan santun, misalnya berterima kasih, menerima tangan, dan sebagainya.

1. d. Anak Prasekolah

1) Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira-kira mampu ia kerjakan, misalnya melompat tali, main engklek, dan sebagainya. 2) Melatih anak melengkapi gambar, misalnya menggambar baju pada gambar orang atau menggambar pohon, bunga pada gambar rumah, dan sebagainya. 3) Jawab pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda jawabannya. 4) Ajak anak dalam aktivitas keluarga, seperti berbelanja ke pasar, memasak, membetulkan mainan

1. 2.

Deteksi

Deteksi dini tumbuh kembang adalah langkah antisipasi yang dilakukan untuk menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang sejak dini dan mengetahui serta mengenali faktor risiko penyimpangan tersebut. Penyimpangan tumbuh kembang dapat bersifat positif, misalnya anak mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata, atau negatif, misalnya balita yang mengalami keterlambatan perkembangan. Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang adalah upaya intervensi segera yang diberikan sesuai dengan keadaan anak untuk membantu anak mencapai kemampuan yang optimal. Contohnya, pemberian sirup Fe pada balita dengan anemia, pemberian suplementasi makan rutin dan makan tambahan pada balita dengan KEP, stimulasi perkembangan pada balita dengan keterlambatan perkembangan atau melakukan perujukan ke fasilitas layanan kesehatan yang lebih mampu.

Tujuan umum deteksi dini tumbuh kembang bayi atau balita adalah tercapainya tumbuh kembang bailita dan anak prasekolah yang optimal dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan khususnya adalah menyupayakan terselenggaranya kegiatan deteksi dan intervensi tumbuh kembang balita dan anak prasekolah di tingkat pelayanan dasar dan rujukan, serta terlaksananya pembinaan keluarga, kader dan masyarakat dalam kegiatan stimulasi, pemantauan, dan perujukan kasus penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Kegiatan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang yang mencakup pemeriksaan kesehatan, pemantauan berat badan sekaligus deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang di tingkat pelayanan dasar akan memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pemeriksaan kesehatan dan pemantauan berat badan biasa. Dengan demikian, untuk memberikan pelayanan KIA yang berkualitas dan komprehensif serta mempertimbangkan kemudahan petugas puskesmas dan kenyamanan ibu anak, kegiatan deteksi tumbuh kembang balita dapat dilakukan saat anak bertemu dengan petugas kesehatan baik di puskesmas, posyandu, polindes maupun fasilitas layanan swasta seperti bidan praktik.

Tabel 6.Jadwal Kegiatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Kelompok Usia Jadwal Deteksi Dini Pada bayi usia 0-28 hari deteksi dini dilakukan Bayi pada waktu kunjungan neonatal.

Balita

Pada bayi 1-11 bulan deteksi dini dilakukan saat usia 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan. Deteksi dini dilakukan pada setiap 4 bulan, 8 bulan

yaitu anak 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 46 bulan, 48 bulan dan 54 bulan. Anak Prasekolah Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan, 77 bulan. Hal yang harus di deteksi pada neonatus adalah antropometrik dengan melakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar badan, dan lingkar lengan atas. Deteksi dini pada anak dilanjutkan secara terus menerus dengan melakukan pemeriksaan fisik seperti penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Pemeriksaan gigi dan mulut, dan sebagainya. Apabila ditemukan suatu penyimpangan, bidan sebagai tenaga kesehatan dapat mendeteksi dini dan melakukan rujukan ke spesialis anak guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal. 1. Neonatus Deteksi dini pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejalagejala sebagai berikut:          

Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua Riwayat Kejang Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit Suhu tubuh <= 35,5 oC dan >= 37,5oC Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat Merintih Ada pustul kulit Nanah banyak di mata Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.

    

Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.

Jika ditemukan gejala seperti diatas maka hal yang dapat dilakukan bidan adalah segera merujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan memadai. 1. Bayi Kegiatan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang yang mencakup pemeriksaan kesehatan, pemantauan berat badan sekaligus deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang di tingkat pelayanan dasar akan memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pemeriksaan kesehatan dan pemantauan berat badan biasa. Dengan demikian, untuk memberikan pelayanan KIA yang berkualitas dan komprehensif serta mempertimbangkan kemudahan petugas puskesmas dan kenyamanan ibu anak, kegiatan deteksi tumbuh kembang balita dapat dilakukan saat anak bertemu dengan petugas kesehatan baik di puskesmas, posyandu, polindes maupun fasilitas layanan swasta seperti bidan praktik. Jika di temukan hal yang tidak normal pada bayi maka dilakukan deteksi dini penyimpangan perkembangan dapat dideteksi dengan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Bayi yang ditemukan dengan abnormalitas pada daya pendengaranya akan dilakukan Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Bila ditemukan abnormalitas pada bayi pada penglihatannya akan dilakukan Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. 1. Balita Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa: 1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk danmikro/makrosefali. 2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan bayi dan balita(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. 3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional,autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Tahap-tahap penilaian perkembangan anak a)

Anamnesis

Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis teliti maka salah satu penyebabnya dapat diketahui. b)

Skrining gangguan perkembangan anak

Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST, test IQ, test psikologi lainnya. c)

Evaluasi lingkungan anak

Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan bio-fsiko-psikososial. Oleh karena itu, untuk deteksi dini, kita juga harus melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dapat digunakan HSQ (home screening Questionnaire) d)

Evaluasi Penglihatan dan pendengaran anak

Test penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan test fiksasi, umur 2,5 tahun – 3 tahun dengan kartu gambar dari Allen dan diatas umur 3tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retina nya. Sedangkan screening pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan. e)

Evaluasi bicara dan bahasa anak

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas-batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada atau tidak adanya kelainan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi,dsb. f)

Pemeriksaan Fisik

Untuk melengkapi anamnesis dibutuhkan pemeriksaan fisik, agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda-tanda penyakit defisiensi,dll. g)

Pemeriksaan neurologi

Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia yang berat, dsb. Kemudian dilakukan test atau pemeriksaan neurologi yang teliti, maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit-penyakit degeneratif, dsb. Untuk mengetahui secara dini adanya palci serebralis dianjurkan menggunakan pemeriksaan neurologi menurut Milani Compareti, yang merupakan cara untuk evaluasi perkembangan motorik dari lahir sampai umur 2 tahun. h)

Evaluasi Penyakit-Penyakit metabolic

Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai

adanya penyakit metabolik apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyakit yang sama. Adanya tanda-tanda klinis seperti rambut pirang, dicurigai adanya PKU (Phenyl ketonuria), ataksia yang intermitten dicurigai adanya hiperamonemia dsb. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan kita. i)

Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut di atas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaanya, konsultasi kemana dan prognosisnya. j)

Test-test perkembangan



Test intelegensi individual (test IQ)



Test prestasi



Test psikomotorik



Test Proyeksi



Test perilaku adaptif

1. Anak Prasekolah Melakukan penimbangan dengan menggunakan penimbangan

C.KESIMPULAN Kebutuhan dasar neonatus merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi guna untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan dasar neonatus dapat dibagi menjadi tiga yaitu asih yng merupakan kebutuhan emosional yaitu kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik maupun mental. Kebutuhan fisik ini berfungsi untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara: (1) menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi, (2) diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya, (3) diberi contoh (bukan dipaksa), (4) dibantu, didorong atau dimotivasi dan dihargai, (5) dididik dengan penuh kegembiraan, (6) melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/hukuman). Kebutuhan asuh yaitu kebutuhan neonatus memerlukan nutrisi yang meliputi ASI, susu formula, dan makanan pendamping ASI sebagai kebutuhan bayi. Ketiganya digunakan untuk pertumbuhan dan aktivitas seiring dengan makin bertambahnya usia anak. Produksi ASI relative tetap, dengan pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat, kebutuhan nutrisi pada usia toddler, kebutuhan nutrisi pada balita serta kebutuhan imunisasi. Kebutuhan asah yaitu pada kebutuhan ini diperlukan stimulasi serta deteksi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dari neonatus, bayi, balita, serta masa pra sekolah.

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan. Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi, sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor

internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema pada anak. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang baik dan benar berkaitan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah kebutuhan fisik bagi neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah ? 1.2.2 Bagaimanakah kebutuhan tindakan dasar bagi neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah ? 1.2.3 Bagaimanakah kebutuhan psikososial bagi neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui kebutuhan fisik bagi neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. 1.3.2 Untuk mengetahui kebutuhan tindakan dasar bagi neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah.

1.3.3 Untuk mengetahui kebutuhan psikososial bagi neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene 1. Pemberian minum a.

Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 23 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi,

vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi. b. Pedoman menyusui ASI antara lain: Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam. Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat. c.

Perawatan payudara selama ibu menyusui Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.

2. Menolong BAB pada Bayi BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia. 3. Menolong BAK pada bayi Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia. 4. Kebutuhan Istirahat/ tidur Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan.

Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi. 5. Menjaga kebersihan kulit Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat.

6. Menjaga keamanan bayi Hindari

memberikan

makanan

selain

ASI,

jangan

tinggalkan bayi sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan. 7. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi a.

Sulit bernafas

b. Hipotermi atau hipertermi

c.

Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar

d. Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk e.

Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah

f.

Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, sulit bernafas

g. Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam h. Diare i.

Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang

8. Penyuluhan sebelum bayi pulang a.

Perawatan tali pusat

b. Pemberian ASI c.

Refleks laktasi

d. Memulai pemberian ASI e.

Posisi menyusui

f.

Jaga kehangatan bayi

g. Mencegah kehilangan panas h. Tempatkan dilingkungan yang hangat

i.

Tanda-tanda bahaya

j.

Imunisasi

k. Perawatan harian 2.2 Kebutuhan Kesehatan Dasar meliputi pakaian,perumahan,sanitasi lingkungan yang baik 1. Bounding attachment a.

Definisi : proses interaksi terusmenerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

b. Manfaat : bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, berani mengadakan eksplorasi; hambatan kurangnya support system, ibu dengan risiko, bayi dengan risiko, kehadiran bayi tidak diinginkan. c.

Cara melakukan bounding

1) IMD 2) ASI eksklusive 3) Rawat gabung 4) Kontak mata

5) Suara 6) Aroma 7) Entertainment 8) bioritme d. kondisi yang mempengaruhi bounding attactment 1) kesehatan emosional orang tua 2) tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak 3) dukungan social seperti keluarga, teman, dan pasangan 4) kedekatan orang tua ke anak 5)

Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)

2.3 Kebutuhan Psikososial meliputi Rasa Aman,Kasih Sayang,Harga Diri,Rasa Memiliki,Kebutuhan mendapat Pengalaman,Kebutuhan Stimulasi. Pemantauan Tumbuh Kembang neonatus, bayi dan anak balita

1. Pertumbuhan dan perkembangan a. Konsep dasar Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Perkembangan kedewasaan

adalah

suatu

yang ditandai

proses

menuju

terciptanya

bertambahnya kemampuan

dan

ketrampilan yang menyangkut struktur tubuh yang berkaitan dengan aspek non fisik. Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatau proses yang saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Definisi

pertumbuhan

dan

perkembangan

:

suatu

proses

pertumbuhan fisik yang ditandai bertambahnya ukuran organ tubuh karena pertumbuhan sel dan suatu proses aspek non fisik menuju

terciptanya

bertambahnya

kedewasaan

kemampuan/

yang

ketrampilan

ditandai yang

dengan

menyangkut

struktur dan fungsi tubuh.

b. Tujuan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan

Untuk mengetahui tumbuh kembang bayi yang normal, untuk mengetahui kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini mungkin, untuk mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi langsung selaras sesuai dengan usia. c. Tahap/fase tumbuh kembang anak 1) Fase neonatus lahir-28 hari 2) Fase bayi 28 hari-1 tahun 3) Fase prasekolah 1-5 tahun 4) Fase anak sekolah 6-12 tahun 5) Fase remaja 12-18 tahun d. Pola tahapan perkembangan, pada masa ini dibagi menjadi: Pola ini mencerminkan cirri khusis dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk medeteksi dini perkembangan selanjutnya 1)

Masa pra lahir terjadi pertumbuhan yang cepat pada alat dan jaringantubuh

2)

Masa neonatus terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan diluar rahim dan hamper sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan

3)

Masa bayi terjadi perkembangan sesuai dengna lingkungan yang mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal mengancam dirinya

4)

Masa anak terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara penyesuaian d\engan lingkungan.

e. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak 1)

Faktor herediter merupakan factor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin.

2) Faktor lingkungan a.

Lingkungan

pra

natal

adalah

kondisi

lingkungan

yang

mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin.

b.

Lingkunagn

pot

natal

adalah

lingkungan

yang

dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setealh bayi lahir. 3)

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan

proses

pertumbuhan

dan

perkembangan. 4) Lingkungan dan budaya, budaya keluarga atau ,masyarakat akan mempengaruhi

bagaimana

mereka

mempersepsikan

dan

memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat, termasuk perilaku ibu hamil. 5) Status social dan ekonomi keluarga, anak yang dibesarkan dalam ke;uarga dengan ekonomi tinggi akan tercukupi kebutuhan gizinya, selain itu pendidikan rang tua juga mendukung pola pemenuhan nutrisi anak dalam suatu negara. 6) Iklim/cuaca, iklim tertentu dapat ,mempengaruhi kesehatan anak, misalnya musin penghujan.

7) Olah raga/latihan fisik, manfaat oalhraga adalah dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkan supali oksigen

keseluruh

tubuh,

menigkatkan

aktifitas

fisik

dan

memstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel. 8)

Posisi anak dalam keluarga posisi anak dalam keluarga sebagai anak tunggal, anak sulung, anak bungsu, atau anak angkat akan mempengaruhi pola asuh anak dalam suatu keluarga.

9)

Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan,hal ini dapat dilihat apabila anak dalam kondidi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.

10) Faktor hormonal a. Somatotropin adalah hormone yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan b. Glukokortikoroid adalah hormon yang menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi estrogen selanjutnya

hormone tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai peran hormonnnya. f. Ciri-ciri tumbuh kembang anak Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai cirri-ciri tersendiri, yaitu tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh factor bawaan dan lingkungan. g. Tumbuh kembang neonatus Pertumbuhan janin intrauterine adalah pertumbuhan pada masa janin merupakan yang paling pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya h. Perubahan-perubahan kemampuan 1)

Perkembangan penglihatan bayi selama 6 minggu pertama bayi belum dapat melihat dengan baik ketika baru lahir bayi hanya mampu melihat sejauh 20-25cm

2)

Perkembangan pendengaran bayi selama 6 mingu pertama bayi telah mendengar kan suara-suara semenjak dalam kandungan, bayi sangat mengenali suara ibunya meskipun baru lahir, bayi akan menunjukkan ekspresi berbeda jika mendenga suara.

3)

Perkembangan sentuhan selama 6 minggu pertama sentuhan ibu sangat penting baginya, bayi sangat menikmati pijatan dan sentuhan lembut ibunya, dengan pelukan bayi selalu merasa terlindungi.

4) Bergerak (motorik kasar) pada bayi 6 minggu pertama bayi mulai bisa mengendalikan ototnya, selama 6 minggu pertama masih membutuhkan dukungan anda untuk menahan kepalanya, jagalah kepala bayi agar tidak terguncang. 2. Denver Development Stress Test (DDST) DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukan tes diagnostic atau tes IQ. DDST mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam penilaian perkembangan anak balita yaitu :

a. Personal social b. Fine motor adaptive c. Language d. Gross motor Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu: a. Tahap I Secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun b. Tahap II Dilaukan pada mereka yang dicuriagai adanya hambatan perkembangan pada tahap I, kemudian dilanjutkan pada evaluasi diagnostic yang lengkap.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kebutuhan asuh yaitu kebutuhan neonatus memerlukan nutrisi yang meliputi ASI, susu formula, dan makanan pendamping ASI sebagai kebutuhan bayi. Ketiganya digunakan untuk pertumbuhan dan aktivitas seiring dengan makin bertambahnya usia anak. Produksi ASI relative tetap, dengan pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat, kebutuhan nutrisi pada usia toddler, kebutuhan nutrisi pada balita serta kebutuhan imunisasi. Kebutuhan asah yaitu pada kebutuhan ini diperlukan stimulasi

serta deteksi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dari neonatus, bayi, balita, serta masa pra sekolah. 3.2 Saran Semoga makalah ini dapat diterima bagi semua pembaca dan dapat memberikan kritik untuk perbaikan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika. Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal. 623-625

Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco California. Hal. 330-335 Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum. Hal. 30-37 Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba MedikaHasni.(2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita “imunisasi” .[ 12 Novemver 2012]. Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat. Yogyakarta: Pustaka Salomon Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset

Share to your friends

Rekomendasi Penulis Email

DAFTAR PUSTAKA https://midwifery14.wordpress.com/2012/11/21/kebutuhan-dasarneonatus-bayi-balita-dan-anak-pra-sekolah/ https://midwifescience.wordpress.com/2013/02/18/askeb-bayi-danbalita-sehat/

Related Documents

Askeb Bunda Ratna.docx
April 2020 31
Bunda
June 2020 28
Bunda
May 2020 27
Askeb
October 2019 72
Bunda Maria
October 2019 52

More Documents from "Harso Laksono"