Artikel_niken Tri, Diah Ayu.docx

  • Uploaded by: Niken Tri Widayati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel_niken Tri, Diah Ayu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,602
  • Pages: 8
PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN SIKAP ILMIAH SISWA Niken Tri Widayati1, Diah Ayu2, Ani Rusilowati3 Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan sikap ilmiah siswa kelas VII-B SMP N 1 Margoyoso pada materi Energi dalam Sistem Kehidupan tahun pelajaran 2018/ 2019 dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,and Review). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kurt Lewin. Setiap siklus diawali dengan tahap persiapan kemudian dilanjutkan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-B SMPN 1 Margoyoso sebanyak 32 siswa dengan pelitian dikhususkan pada materi Energi dalam Sistem Kehidupan. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan guru, ulangan harian, angket dan kajian dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik data kualitatif dengan didukung data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,and Review) dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan sikap ilmiah siswa pada materi Energi pada Sistem Kehidupan kelas VII-B SMPN 1 Margoyoso. Analisis penelitian menggunakan presentase ketuntasan keseluruhan siswa kelas VII-B. Ketuntasan belajar meningkat, pada siklus I sebesar 62,50 % dan siklus II sebesar 71,88 % dari keseluruhan siswa. Sedangkan untuk kemampuan sikap ilmiah siswa, pada siklus I sebesar 65,60 % dan siklus II sebesar 75 %. Kata Kunci : metode pembelajaran SQ3R;kemampuan kognitif; kemampuan sikap ilmiah ABSTRACT The purpose of this research was to improve the cognitive ability and scientific attitude of VII-B grades of SMP N 1 Margoyoso in Energy in The System Lyfe topic in the school year 2018/ 2019 used SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,and Review ) method learning. The method that used in this research was Classroom Action Research with Kurt Lewin. Each cycle started with preparation stage followed with cycle implementation consisiting of planning, acting, observing and evaluating, and reflecting. The subject of research were VII-B grades on SMP 1 Margoyoso, consisiting of 32 students with the research focusing particularly on Energy in The System Lyfe topic. The data was obtained through observation, interview with teacher, daily exercise, questionaire and document study. Technique of analyzing data used was qualitative technique supported by quantitative data. Based on the data analyze can be show that SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,and Review ) method learning application could improve the students’ cognitive ability and scientific attitude in Energy in The System Lyfe topic in the VII-B grades of SMP N 1 Margoyoso. The research’s analyze used the percentage of the overall learning passing of students in the VII-B grades. The learning of kognitive abilty passing improved from 62,50 % in cycle I to 71,88 % in cycle II. And for the scientific attitude from 65, 60 % in cycle I to 75 % in cycle II. Keywords : SQ3R method learning;cognitive ability;ability of sciencetific attitude

PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam baik hidup maupun tak hidup yang meliputi tiga bidang ilmu

dasar, yaitu Biologi, Fisika dan Kimia. Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah (Trianto, 2010: 137). IPA hafalan, namun merupakan kegiatan tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang berssifat atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari

gejala yang terjadi di alam (Bektiarso, 2000: 11). IPA-Fisika sebagai salah satu bagian mata pelajaran IPA yang dikembangkan melalui pendekatan induktif, telah banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Produk teknologi baru ditemukan merupakan penerapan ilmu IPA-Fisika dalam kehidupan sehari-hari. IPA-Fisika bukan hanya memiliki sumbangan nyata terhadap perkembangan teknologi, tetapi IPA-Fisika juga mendidik siswa di dalam pembelajarannya untuk bertindak atas dasar pemikiran kritis, analitis, logis, rasional, cermat dan sistematiss, serta menanamkan kebiasaaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri (Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetenssi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik didefinisikan untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Penilaian autentik yang tidak hanya mengukur salah satu kompetensi saja tetapi mengukur seluruh kompetensi yaitu kompetensi pengetahuan, keteampilan dan sikap (Kunandar, 2013). SMP N 1 Margoyoso merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang menerapkan Kurikulum 2013 (K13). Kedati demikian, kenyataan yang dihadapai di lapangan terkait dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Margoyoso pada umumnya mengalami kesulitan untuk pencapaian KKM pada mata pelajaran IPA-Fisika. KKM Mata Pelajaran IPA adalah 76. Berdasarkan hasil obeservasi yang telah dilakukan pada siswa kelas VII-B

SMP N 1 Margoyoso Tahun Ajaran 2018/ 2019 didapatkan hasil bahwa kemampuan kognitif siswa relative rendah, serta kurangnya sikap ilmiah siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA. Hasil penilaian mata pelajaran IPA-Fisika untuk materi Suhu dan Kalor menunjukkan % siswa belum memenuhi batas ketuntasan minimal yang ditentukan dalam aspek kognitif. Selain itu siswa dalam pencapaian sikap ilmiah yaitu % siswa yang mampu melakukan sikap ilmiah dengan baik sesuai dengan indicator yang telah ditentukan. Penyebab rendahnya hasil belajar antara lain siswa kurang memahami konsep pelajaran Fisika, selain itu proses pembelajaran Fisika cenderung pada teacher centered, sehingga siswa boan dan malas dalam mengikuti pelajaran. Alternatif metode pembelajaran diantaranya dengan menerapkan metode SQ3R (survey, question, read, recite, review). Metode pembelajaran SQ3R diharapkan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, dalam metode SQ3R siswa dituntut untuk dapat menggunakan waktu secara efektif dan siswa harus lebih rajin, cermat serta teliti. Dalam suatu pembelajaran kooperati, siswa belajar secara berkelompok dan diberikan kesempatan lebih aktif kegiatan dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini diartikan sebagai kiat dalam mempelajarai suatu literasi dengan langkah-langkah pemeriksaan, persiapan menjawab pertanyaa, dan meninjau ulang jawaban atas semua pertanyaan. Metode ini mempunyai kelebihan antara lain dapat lebih konsentrasi dalam membaca dan memahami isi materi dengan lebih baik. Sehingga terdapat untuk peluang yang besar untuk dapat memahami metode SQ3R dan dapat meningkatkan h’asil belajar dan sikap ilmiah pada materi Energi dalam Sistem Kehidupan. Metode

SQ3R sesuai dengan karakteristik materi Energi dalam Sistem Kehidupan yang berupa uraian deskriptif dan pemberian konsep. Sehingga konsep-konsep Fisika yang terkandung dalam materi tersebut dapat dipahami siswa dengan baik. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1946. Metode SQ3R memiliki sifat yang praktiss dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. Metode ini memberikan langkah-langkah yang konkret dalam melakukan interaksi dengan informasi yang dapat menghasilkan pada tingkat pemahaman yang tinggi. Syamsiah (2012:100) menjelaskan bahwa pada metode SQ3R digunakan dalam pembelajaran mengerti suatu isi teks yaitu : 1) survey maksudnya adalah menyelidiki terlebih dahulu untuk mendapat gambaran selintas mengenai isi/ pokok yang akan dipelajari, 2) Question, yaitu mengajukan pertanyaan dari ide pokok atau isi buku yang dibaca secara selintas, 3) Read, yaitu membaca seara aktif untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang dibuat, 4) Recite, yaitu mengucapkan kembali atas jawaban yang telah ditemukan, 5) review, yaitu meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkang kedua dan ketiga. Tabel 1. Langkah Pembelajaran Metode SQ3R Fase Perilaku Guru/ Siswa Fase 1 Guru memberikan Survey (memeriksa) petunjuk kepada siswa untuk langkah-langkah pembelajaran yaitu siswa agar dapat memahami materi berdasarkan berbagai sumber

atau literasi yang ada. Fase 2 Guru memberi Question (bertanya) petunjuk atau contoh kepada siswa cara menyusun pertanyaanpertanyaan yang jelas, singkat dan relevan terkait dengan materi yang akan dibahas. Fase 3 Guru menyuruh Read (membaca) siswa mencari jawaban sesui dengan pertanyaan yang telah diajukan. Fase 4 Guru meminta agar Recite (memahami) siswa mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang telah disusun secara mandiri atau kelompok. Fase 5 Guru meminta Review siswa untuk (mengulangi) mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya beserta jawaban atas pertanyaan yang terdapat di LKS. (Sumber: Syah, 2005) Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan kemampuan kognitif dan sikap ilmiah pada siwa kelas VII- B SMP N 1 Margoyoso tahun pelajaran 2018/ 2019 pada materi Energi dalam Sistem Kehidupan.

METODE Penelitian dilaksanakan di kelas VIIB SMP N 1 Margoyoso tahun pelajaran 2018/ 2019 pada bulan November 2018. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-B di SMP N 1 Margoyoso sebanyak 32 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi pokok Energi dalam Sistem Kehidupan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research) dengan model Kurt Lewin dan model kolaboratif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali tahap persiapan kemudian dilanjutkan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan guru, ulangan harian, angket dan kajian dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif didukung data kuantitatif. Analisisi kualiatif dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis secara deskriptif data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dan tes dari setiap siklus dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hail wawancara dan observasi, terdapat permasalahan yang dapat disimpulkan bahwa kelas di VII-B SMP N 1 Margoyoso tahun pelajaran 2018/2019 mempunyai kemampuan kognitif dan sikap ilmiah yang relative rendah. Maka, perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahanyang ada di kelas tersebut dengan menerapkan suatu metode pembelajran yaitu SQ3R.

Metode pembelajaran Sq3R sesuai dengan permasalahan yang ditemukan di dalam kelas karena dalam kegiatan pembelajarannya melibatkan siswa secara aktif dan berdiskusi dalam kelompoknya, siswa berdiskusi denganteman seklompoknya berkaitan dengan literasi yang telah diamati siswa. Siklus I Pada saat proses pembelajaran dalam penggunaan metode SQ3R ((Survey, Question, Read, Recite,and Review), kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi berupa pertanyaan yaitu mengaitkan pembelajaran dengan matei yang telah diajarkan serta dieberikan praakonsepsi yaitu dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bekaitan untuk membangkitkan rasa keingintahuan siswa. Selanjutnya guru memberikan motivasi, menjelaskan tujuan pembelajarannya dan materi pembelajaran dalam garis besar. Setelah guru membagi menjadi 8 kelompok, guru menampilkan simulasi sederhana mengenai perubahan dan penerapan energy dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ini siswa melakukan kegiatan survey, selanjutnya siswa bisa mencarai informasi dari sumber apapun untuk mendukung pengamatan yang telah dilakukan. Selama pembelajran, guru berperan sebagai fasilitator, mendampingi dan mengarahkan siswa melakukan ineteraksi dengan siswa lainnya, interaksi siswa dengan lingkungan serta interaksi siswa dengan sumber belajar. Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman sekolompoknya guna menjawab pertanyaan yang disediakan di LKS. Tahap berikutnya, siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya dan guru mengarahkan siswa jika ada pertanyaan yang kurang tepat. Setelah pembelajaran selesai, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah

dilakssanakan serta menyimpulkan mengenai materi pembelajaran. Selanjutnya, untuk tahap akhir siklus I guru memberikan evaluasi ke siswa berkaitan dengan materi yang telah diajarkan yaitu konsep energy. Pada akhir siklus I dilakukan tes meliputi tes kognitif dan pengisian angket terhadap sikap ilmiah siswa. Selain itu juga dilaksanakan observasi yang dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran mengenai sikap ilmiah siswa. Observasi sikap ilmiah dilaksanakan saat kegiatan diskusi dilakukan. Ketercapaian masing-masing aspek pada siklus I disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Ketercapaian Target Siklus I Aspek Siklus I Kriteria Target Ketercapaian Kognitif 70 % 62,50 % Belum tercapai Sikap 70 % 65,60 % Belum Ilmiah tercapai Dari siklus I, semua aspek belum tercapai target baik kognitif maupun sikap ilmiah sehingga perlu adanya dilakukan tindakan siklus II untuk memenuhi target yang diharapkan. Dari lima indicator yang diteliti pada aspek kognitif, ada dua indicator yang masih relatif rendah capaianya. Indikator yang capaiannya rendah yaitu pada pembahasan satuan energy dan sitem energy yang terbarukan. Hal ini dikarenakan guru kurang mengkonfirmasikan secara konkrit mengenai contoh penerapan pada system energy terbarukan. Rendahnya capaian indicator tersebut juga dikarenakan siswa hanya berpusat pada apa yang diamati saja, padahal pada kegiatan tersebut juga mencakup pembahaan yang lainnya. Selain itu, siswa juga belum secara aktif bertanya dan menanggapi mengenai materi pembelajaran yang dianggap masih kurang jelas kepada gurunya, sehingga materi yang

belum dipahami dengan baik oleh siswa tetap dibiarkan begitu sja sehingga hasil belajar pada kemampuan kognitifnya belum mencapai target yang diharapkan. Untuk aspek ilmiah juga belum mencapai target,berdasarkan 12 indikator yang digunakan untuk observasi siswa terdapat tiga indicator yang relative rendah dalam penilaiannya yaitu siswa belum mengoptimalkan kegiatan bertanya dlam keadaan situasi baru, siswa belum secara optimal dalam pengamatan untuk mendapatkan fakta yang sesuai dan untuk indikatir kesamaan fakta dengan data untuk menarik suatu kesimpulan. Rendahnya indicator tersebut dikarenakan kurang efektifnya pembentukan kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dalam satu kelompok, sehingga hanya ada beberapa siswa yang mengerjakan atau menyimpulkan berdasarkan LKS yang telah diberikan guru. Maka perlu adanya pengefektifan diskusi kelompok supaya semua siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan diskusi dalam pembelajaran. Siklus II Pada siklus II, peneliti bersama guru melakukan perncanaan tindakan yang didasarkan pada hasil siklus I. Adapun tindakan yang dilakukan, yaitu dengan pemberian materi pelajaran yang difokuskan hanya pada indicator kompetensi yang masih kurang pada siklus I. Untuk sikap ilmiah siswa dengan melakukan tindakan yang lebih difokuskan untuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I. Pembagian kelompok pada siklus II lebih difokuskan lagi dengan membagi kelompok beranggotakan 2 siswa dalam kelomponya untuk mengefektifkan diskusi. Guru memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang memiliki kesulitan dan kendala dalam kegiatan pembelajaran, serta memberikan pertaanyaan-pertanyaan untuk

memancing siswa untuk dapat menjawab pada materi yang belum dipahami. Ketercapaian pada masing-masing aspek pada siklus II disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Ketercapaian Target Siklus II Aspek Siklus I Kriteria Target Ketercapaian Kognitif 70 % 71,88% Belum tercapai Sikap 70 % 75 % Belum Ilmiah tercapai Perbandingan Antarsiklus Pada penelitian ini yang menerapkan metode SQ3R SQ3R ((Survey, Question, Read, Recite,and Review), terjadi peningkatan hasil ketercapaian dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil tess siklus I dan siklus II, diperoleh perbandingan hasil tindakan antarsiklus yang ditunjukkan Gambar 1 dan Tabel 4.

80.00%

70.00% 60.00% 50.00% siklus I Kognitif

siklus II Sikap Ilmiah

dari siklus I ke siklus II. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan yaitu bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dalam pembelajaran kooperatif (Masykur, 2006:73). Pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R semakin menarik apabila dilengkapi dengan media pembelajaran yang mendukukung. Pada pembelajaran ini didukung dengan Phet Simulation dapat membantu kegiatan pembelajaran dengan mengefektifkan media pembelajaran yang ada. Pemanfaatan tekonologi memudahkan siswa untuk mengumpulkan informasi lain, jadi tidak hanya bersumber pada buku saja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SQ3R SQ3R ((Survey, Question, Read, Recite,and Review) pada pembelajaran Fisika materi Energi dalam Sistem Kehidupan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan sikap ilmiah siswa. Persentase ketercapaian kemampuan kognitif siswa pada siklus I sebesar 62.50 % yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 71.88 %. Persentase ketercapaian sikap ilmiah siswa pada siklus I yaitu 65.60 % dan meningkat pada siklus II menjadi 75 %.

Gambar 1. Histogram Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus DAFTAR PUSTAKA Tabel 4. Perbandingan Hasil Antarsiklus Aspek Ketercapaian Keterangan Siklus I Siklus (%) II (%) Kognitif 62.50 71.88 Meningkat Sikap 65.60 75 Meningkat Ilmiah Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa aspek yang diukur pada penelitian mengalami peningkatan

Bektiarso, S. 2012. Penerapan Model CLIS (Children Learning in Science) dengan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Fisika di Kelas VIII SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. Volume 1, Nomor 2. ISSN : 23019794

Depdiknas.2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013). Raja Grafindo Persada. Jakarta. Masykur. 2006. Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Tata Surya pada Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 4, No.2. 74-78 Sinaga, Elias. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode SQ3R pada Siswa SMP Negeri 1 Selesai Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Tabularasa PPS Unimed. Vol. 15 No. 1 . 111-117 Syamsiah. 2012. Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lamuru Kabupaten Bone. Jurnal Sainsmat. Vol. 1 No.1. 100-108

Related Documents

Diah
July 2020 17
Diah Sp.docx
April 2020 9
Tri
October 2019 65

More Documents from "Diah AKha"