Sejarah gelangga Samudera Ancol Sejak berdiri pada 1974, tempat wisata dan konservasi satwa air ini dikenal sebagai tempat hiburan sekaligus perawatan hewan mamalia. Selama itu pula pengelola GSA berhasil mengembangbiakkan lebih dari 20 ekor lumba-lumba. Tapi tidak semua kelahiran selalu berhasil karena ada saja bayi yang cacat sehingga mati muda. PT Taman Impian Jaya Ancol, selaku pengelola GSA, mengadakan pentas mamalia yang berkapasitas dua ribu orang. Pentas lumba-lumba ini selalu menghadirkan lumba-lumba jenis hidung botol (Tursiops aduncus) yang merupakan hewan asli Indonesia dari Laut Jawa. Beragam atraksi, semisal bermain bola dan melompati lingkaran api, sering mendapat sambutan meriah pengunjung. Seperti tidak kalah dengan lumba-lumba, dua paus putih juga beratraksi di tempat yang sama. Sebagai mamalia laut, paus putih juga memiliki kecerdasan yang tidak jauh berbeda dengan lumba-lumba. Satwa lucu ini mampu menunjukkan beragam atraksi menarik, seperti menari dan bernyanyi. Hewan ini berasal dari Rusia yang tiba di GSA tiga tahun lalu. Mamalia lainnya adalah lima singa laut dari Uruguay dan AS. Untuk mendatangkan hewan dari luar negeri, pengelola telah mendapat izin khusus dari lembaga perlindungan satwa internasional. Perawatan dan pemantauan kesehatan mamalia tersebut ditangani oleh tim medis. Dokter hewan dan sekitar 15 stafnya selalu siaga dalam merawat kesehatan semua mamalia yang ada di kebun binatang dan aquaria seluas tujuh hektare ini. Selain merawat mamalia laut, GSA memelihara biota laut (ikan dan terumbu karang) dalam akuarium khusus. Begitu pula dengan biota air tawar. Jumlah ikan dari dua biota tersebut ada 500 ekor. Di akuarium itu ada tiga orang yang bertanggung jawab mengawasi dan memelihara satwa ini. Di tempat ini ada mamalia yang menarik, yakni kuda nil dari Tanzania, Afrika. Hewan ini adalah mamalia khas Afrika yang tidak bisa dijumpai di Indonesia. Untuk mamalia lokal, GSA memiliki lima beruang madu Sumatra dan 20-an ekor lingsang. Roni Rahardjo, Staf Ahli Marketing GSA, mengatakan bahwa GSA tidak hanya menampilkan atraksi satwa air, melainkan juga memberikan program edukasi. Misalnya saja praktikum biologi bagi pelajar SMP-SMA tanpa dipungut bayaran. Peserta akan diajak menganalisis satwa air melalui alat peraga dan praktikum laboratorium di GSA. Tempat ini juga menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah dan LSM lingkungan dalam program pendidikan kelautan. �Kegiatan terakhir kami yaitu di Hari Pendidikan, 2 Mei lalu, dengan Depdiknas dalam kegiatan Mengenal Mamalia,� jelas Roni. GSA buka setiap hari dari jam 09.00 hingga 17.00 WIB dengan tiket masuk seharga 60 ribu rupiah atau 80 ribu rupiah pada hari libur. Sambil berwisata, pengunjung bisa mengenal lebih dekat mamalia dan satwa air di 10 wahana yang tersebar di GSA. vic/L-1