Aphrodita Crisandila Mangundap - Adaptasi Psikologis Pada Ibu Hamil & Tumbuh Kembang Janin.docx

  • Uploaded by: Crisandila Mangundap
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aphrodita Crisandila Mangundap - Adaptasi Psikologis Pada Ibu Hamil & Tumbuh Kembang Janin.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,054
  • Pages: 24
MAKALAH “ADAPTASI MATERNAL PSIKOLOGI PADA IBU HAMIL & TUMBUH KEMBANG JANIN” Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Ns. Nolla Lolowang, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh : Aphrodita Crisandila Mangundap 2017057

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON TOMOHON 2019

ADAPTASI MATERNAL IBU HAMIL : PSIKOLOGI

A. Perubahan dan Adaptasi Psikologi Pada Ibu Hamil Trimester I Trimester pertama disebut sebagai masa penentuan dan sering merupakan masa kekhawatiran. Segera setelah tejadi perubahan, hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil. Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita hamil trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami kegairahan seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk dicinta dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama. Pada trimester pertama seringkali timbul kecemasan dan rasa kebahagiaan bercampur keraguan dengan kehamilannya antara ya atau tidak, terjadi fluktuasi emosi sehingga beresiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman, adanya perubahan hormonal, dan morning sickness. Diperkirakan ada 80% ibu-ibu mengalami perubhan psikologis, seperti rasa kecewa, sikap penolakan, cemas dan rasa sedih. 1. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian Awal minggu kehamilan, ibu sering merasa tidak yakin dengan kehamilannya. Setiap wanita memiliki tingkat reaksi yang bervariasi terhadap ketidakyakinan kehamilannya dan terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya hamil. Kondisi ini

mendorong dia semakin takut atas kehamilan yang terjadi, bahkan sebagian dari mereka berharap tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa dirinya tidak hamil. 2. Ambivalen Ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau keadaan. Setiap wanita hamil memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan. Ambivalen merupakan respon normal individu ketika akan memasuki suatu peran baru. Beberapa wanita merasa kondisi ini tidak nyata dan bukanlah saat tepat untuk hamil, walaupun hal ini telah direncanakan atau diidamkan sebelumnya. Wanita yang sudah merencanakan hamil sering berfikir bahwa dirinya membutuhkan waktu yang lama untuk menerima kehamilan, sehingga merasa khawatir dengan bertambahnya tanggung jawab dan perasaan akan ketidakmampuannya untuk menjadi orangtua yang baik, serta takut jika kehamilan ini akan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Beberapa factor yang menyebabkan perasaan ambivalensi pada ibu-ibu hamil ialah menyangkut pada perubahan kondisi dirinya sendiri, berusaha untuk menghadapi pengalaman kehamilan yang buruk, terutama bagi ibu-ibu yang pernah mengalami sebelumnya, dampak dari kehamilan terhadap kehidupannya kelak (terutama bagi ibu-ibu yang bekerja atau memiliki karir), perubahan terhadap tanggung jawab yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya dan kecemasan yang berhubungan dengan kemampuannya menjadi ibu, masalah keuangan dan sikap penerimaan dari orang-orang terdekat selama kehamilanya. 3. Perubahan Seksual Selama trimester pertama seringkali keinginan seksual wanita menurun. Factor penyebabnya berasal dari rasa takut terjadi keguguran

sehingga

mendorong

kedua

pasangan

untuk

menghindari

aktivitas

seks.

Apalagi

jika

wanita

tersebut

sebelumnya pernah mengalami keguguran. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan jika pun terjadi diantara mereka harus terlebih dahulu berkomunikasi sebelum melakukannya. Kondisi ini terkadang digunakan suami untuk memberikan kebutuhan kasih saying yang besar dan cinta kasih tanpa seks. 4. Fokus pada Diri Sendiri Awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya sendiri, bukan pada janin. Ibu merasa bahwa janin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri ibu. Kondisi ini mendorong ibu-ibu hamil untuk menghentikan rutinitasnya yang penuh tuntutan social dan tekanan agar dapat menikmati waktu kosong tanpa beban sehingga sebagian besar dari ibu banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur. 5. Perubahan Emosional Perubahan emosional pada trimester I ditandai dengan adanya penurunan kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati, seperti depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik. 6. Goncangan Psikologis Kejadian goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama. Menurut Kumar dan Robson (1978) diperkirakan ada sekitar 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka

yang

ingin

menggugurkan

kandungan.

Perubahan

psikologis yang terjadi pada fase kehamilan trimester pertama lebih banyak berasal pada pencapaian peran sebagai ibu.

Kehamilan pada trimester pertama cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya (taking on stage). Ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil, sehingga dia lebih memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Perutnya yang masih kecil dinilai sebagai rahasia seorang ibu yang akan diberitahukannya kepada suaminya. 7. Stres Kemungkinan stress yang terjadi pada kehamilan trimester pertama bias berdampak negative dan positif, dimana kedua stress ini dapat memengaruhi perilaku ibu. Terkadang stress tersebut bersifat intrinsic dan ekstrinsik. Stress intrinsic berhubungan dengan tujuan pribadi ibu, dimana dia berusaha untuk membuat sesempurna mungkin kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya. Stress ekstrinsik timbul karena factor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi. Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengatasi stress, stress yang bersumber dari pihak lain, stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social. Stress seorang ibu hamil yang berasal dari dalam diri berkenaan dengan perasaan gelisah terhadap kemampuannya untuk bisa beradaptasi dengan kondisi kehamilannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan psikologis yang terjadi pada trimester pertama ialah : 1. Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya, 2. Selalu memperhatikan setiap perubahan pada tubuhnya, 3. Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil, 4. Mengalami gairah seksual yang lebih tinggi tetapi energi libidonya menurun, 5. Rasa khawatir atas kehilangan penampilan bentuk tubuh,

6. Membutuhkan sikap penerimaan atas kehamilannya dari anggota keluarga besarnya dan 7. Adanya ketidakstabilan emosi dan suasana hati (Sulistyawati, 2009). Beberapa tahapan aktifitas pentik seseorang menjadi ibu : 1. Taking On Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu. 2. Taking In Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran di lakukan. 3. Letting Go Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukan

B. Perubahan dan Adaptasi Psikologi Pada Ibu Hamil Trimester II Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan nafsu makan ibusudah kembali seperti biasa. Kebanyakan wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, hampir 80% wanita hamil mengalami peningkatan dalam hubungan seks dibandingkan pada trimester pertama dan sebelum kehamilan. Pada trimester kedua relatif lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi vagina lebih banyak dan hal yang menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah berganti dari mencari perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya, semua faktor ini berperan pada meningkatnya libido dan kepuasan seks.

Perubahan psikologis pada trimester kedua, secara umum periode trimester kedua dikelompokkan menjadi dua fase, yakni prequickeckening (sebelum ada pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah ada pergerakan janin yang dirasakan ibu). 1. Fase Pre Quickening Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi segala aspek yang telah terjadi selama hamil. Disini ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali

segala

hubungan

interpersonal

yang

terjadi

dan

menjadikannya sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan interaksi sosial dengan bayi yang akan dilahirkannya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif dari ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya, kecuali bila ibu hamil menyadari

bahwa

hal

tersebut

normal

karena

ia

sedang

mengembangkan identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kaih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang penuh kasih sayang kepada anak-anak yang akan dilahirkannya kelak. 2. Fase Post Quickening Setelah ibu hamil merasakan quickening, maka identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan fokus pada kehamilannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Terkadang perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Oleh sebab itu, ibu harus diberikan pengertian bahwa dia tidak harus membuang segala peran yang diterima sebelum masa hamilnya. Pada wanita multi gravida, peran baru menggambarkan bagaimana dia bisa menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana jika dia harus meninggalkan rumah untuk sementara waktu

disaat proses persalinan. Pergerakan bayi membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah makhluk hidup yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Bentuk-bentuk reaksi psikologis pada trimester kedua, untuk trimester kedua kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih tenang dan mulai dapat beradaptasi, perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seksual, keluarga, dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat, dan meniru peran ibu. Selain itu, ketergantungan ibu hamil kepada pasangan juga semakin meningkat seiring dengan perkembangan kehamilannya. Faktor-faktor yang terjadi pada trimester kedua ini adalah : 1. Rasa Khawatir Kadang kala ibu khawatir bahwa bayi akan lahir sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan kewaspadaan atas timbulnya tanda-tanda persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda yang dianggap membahayakan bayi. Ibu mulai merasa takut atas rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat melahirkan. 2. Perubahan Emosional Perubahan emosional trimester II terjadi pada bulan kelima kehamilan terasa nyata karena bayi sudah mulai bergerak sehingga dia mulai memperhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa kecemasan seperti ini terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya. 3. Keinginan untuk Berhubungan seksual Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan ialah peningkatan libido. Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat memengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan

ialah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibu, atau ejakulasi. C. Perubahan dan Adaptasi Psikologi Pada Ibu HamilTrimester III Trimester ketiga seringkali disebut periode penantian/menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu mengingatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan. Ibu juga merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang dilahirkannya tidak normal. Ibu bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya, ibu lebih sering bermimpi tentang bayinya, anakanak, persalinan, kehilangan bayi atau terjebak di suatu tempat kecil dan tidak bisa keluar. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek, sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya. disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah terluka (sensitif). Hasrat seksual tidak setinggi pada trimester kedua karena abdomen merupakan sebuah penghalang. Posisi alternatif untuk hubungan seksual dan metode alternatif yang memberikan kepuasan seksual mungkin membantu atau malah menimbulkan perasaan bersalah jika ada ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual. Bersikap terbuka dengan pasangan atau konsultasi dengan bidan atau tenaga kesehatan lain adalah hal yang penting. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk

kelahiran bayi dan menjadi orang tua, bahkan mereka juga memilih sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkan. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Trimester III merupakan periode penantian/menunggu dan merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Perubahan psikologis pada trimester ketiga, perubahan psikologis ibu hamil periode trimester terkesan lebih kompleks dan lebih meningkat kembali dari trimester sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah atau kehidupan emosi yang fluktuatif. 1. Rasa Tidak Nyaman Rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan. 2. Perubahan Emosional Perubahan emosional trimester III terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena kehamilan telah mendekati persalinan. Rasa kekhawatirannya terlihat menjelang melahirkan, apakah bayi lahir sehat dan tugas-tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran (Sulistyawati, 2009).

D. Dampak Perubahan Psikologis Ibu Hamil 1. Sensitif Awal penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif adalah faktor hormon. Reaksi wanita menjadi lebih peka, mudah tersinggung dan gampang marah. Apapun perilaku ibu hamil sering dianggap kurang menyenangkan. Perubahan ini pasti berakhir, jangan sampai perubahan ini merusak hubungan suami istri menjadi tidak harmonis. Oleh sebab itu, keadaan ini sudah sepantasnya dipahami suami dan jangan

membalas dengan kemarahan karena akan menambah perasaan tertekan.

Perasaan

tertekan

akan

berdampak

buruk

dalam

perkembangan fisik dan psikis bayi. 2. Cenderung Malas Penyebab wanita hamil cenderung malas tidak begitu saja terjadi, melainkan pengaruh perubahan hormon yang sedang dialaminya. Perubahan hormonal akan mempengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan ini membuat ibu hamil cenderung menjadi malas. 3. Minta Perhatian Lebih Perilaku ibu hamil akan menunjukkan sikap ingin diperhatikan. Terkadang kondisi ini mengganggu, terutama jika pasangannya (suami) kurang memiliki sikap perhatian atau berperilaku temprament. Perlu diketahui bahwa biasanya wanita hamil akan tiba-tiba menjadi orang manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami walaupun sedikit apapun akan berdampak memicu tumbuhnya perasaan aman dan pertumbuhan janin lebih baik. 4. Gampang Cemburu Tidak jarang, sifat cemburu ibu hamil terhadap suami pun mulai tanpa alasan, seperti jika pulang kerja telat sedikit, ibu mulai bertanya macam-macam.

Sifat

kecemburuannya

meningkat.

Faktor

penyebabnya ialah perubahan hormonal dan perasaan tidak percaya atas

perubahan

penampilan

fisiknya.

Dia

mulai

meragukan

kepercayaan pada suaminya, seperti takut ditinggalkan suami atau suami pacaran lagi. Suami harus memahami kondisi istri dan melakukan komunikasi terbuka dengan istri. 5. Ansietas (Kecemasan) Ansietas menggambarkan rasa kecemasan, khawatir, gelisah, dan tidak tentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas merupakan bagian dari respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif yang keadaannya dipengaruhi alam bawah sadar.

E. Bentuk-Bentuk Gangguan Psikologis Pada Masa Hamil 1. Depresi Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada 1 dari 4 wanita yang sedang hamil. Kondisi gangguan ini selalu melanda ibuibu hamil. Dini Kasdu, dkk (2009) mengatakan bahwa hampir 10% wanita hamil mengalami depresi berat atau ringan. Umumnya depresi sering terjadi dalam trimester pertama. Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami depresi ialah adanya perasaan sedih atas perubahan kondisi fisiknya, kesulitan berkonsentrasi, akibat jam tidur yang terlalu lama atau sedikit, hilangnya minat dalam melakukan aktifitas yang biasa digemarinya, putus asa, cemas, timbul perasaan tidak berharga dan bersalah, merasa sedih, berkurang atau hilangnya ketertarikan pada aktifitas yang disukai, menurunnya nafsu makan, selalu merasa lelah atau kurang energi serta tidak bisa tidur denga nyenyak. Gejala ini biasanya terjadi selama kurun waktu 1-2 minggu. Pada kasus patologis depresi merupakan reaksi yang ekstrem karena penderitanya sering memiliki delusi ketidakpastian dan perasaan putus asa. 2. Stres Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyabab terjadinya reaksi stres. Stres selama hamil mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi yang dikandungnya. Sebaliknya, ibu hamil yang selalu berpikiran sehat dan positif akan membantu pembentukan janin, penyembuhan internal dan memberikan nutrisi psikis yang sehat bagi bayi. Apa yang dipikirkan ibu hamil akan memiliki hubungan fisik dan psikologis terhadap tumbuh kembangnya janin di dalam rahim. 3. Insomnia (Sulit Tidur) Sulit tidur adalah gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau perasaan tidak tenang, kurang tidur atau sama sekali tidak bisa tidur. Gangguan tidur selalu menyerang ibu hamil tanpa alasan yang jelas. Gangguan tidur lebih banyak berkaitan dengan masalah psikis, seperti

rasa kekhawatiran. Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil pertama kali atau kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia ibu hamil dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata dan sellu terbangun pada dini hari. 4. Perasaan Tidak Berarti (Tidak Ada Tujuan) Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami perasaan tidak berarti ialah sikap

sinisme,

adanya

keinginan

untuk

mengakhiri

hidup,

mempertanyakan akan penderitaannya, perasaan tidak berguna, gangguan aktifitas seksual dan adanya keinginan untuk terus merusak diri sendiri. 5. Perasaan Malu (Bersalah) Faktor penyebab terjadinya perasaan malu atau bersalah pada ibu hamil ialah dikarenakan adanya keinginan ibu hamil untuk menghapus peristiwa yang pernah terjadi dan berusaha mengulang kembali masa lampaunya. 6. Perasaan Kecewa Faktor-faktor penyebab adanya perasaan kecewa pada ibu-ibu hamil ialah sikap, baik itu tindakan suami atau keluarga besarnya yang dianggap kurang menyenangkan (menyakiti perasaan). 7. Tekanan Batin Penyebab tekanan batin bisa berasal dari akibat perasaan terpisah dengan pasangannya atau dengan orangtuanya, adanya tantangan (konflik) terhadap kebutuhannya, perasaan tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, minimnya kehidupan rohani, rasa bersalah, penderitaan berat, kematian salah satu anggota keluarga, dan reaksi marah kepada Tuhan (Kusmiyati, 2010). F. Faktor-Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Masa Hamil 1. Dukungan Suami Bentuk-bentuk dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri yang hamil lebih mengedepankan sikap untuk saling berkomunikasi yang jujur dan terbuka dan sudah dimulainya sejak awal kehamilan

istrinya dan menempatkan nilai-nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua. 2. Dukungan Keluarga Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain, akan tetapi sifat ketergantungan akan lebih besar ketika akan bersalin. 3. Tingkat Kesiapan Personal Ibu Beberapa kesiapan personal ibu yang berkaitan pada masa kehamilannya ialah kemampuannya untuk menyeimbangan perubahan atas kondisi psikologisnya 4. Pengalaman Traumatis Ibu Trauma masa hamil dipengaruhi beberapa faktor, seperti ibu yang suka menyaksikan film horor laga, adegan yang menyeramkan, mengerikan, atau menyedihkan bisa berujung pada pembentukan emosi traumatis, dan sebagainya. 5. Tingkat Aktifitas Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang, atau berhubungan seks dapat menimbulkan masalah seperti keguguran atau janin yang cacat (Kusmiyati, 2010).

DAFTAR PUSTAKA : https://anesmg.wordpress.com/2014/05/10/perubahan-dan-adaptasi-psikologisdalam-masa-kehamilan/

TUMBUH KEMBANG JANIN 1. Kehamilan minggu pertama Perhitungan usia kehamilan dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir – sebelum akhirnya menstruasi bisa dikatakan terlambat. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa pada minggu pertama dan kedua, sebenarnya Anda belum mengalami kehamilan. Lalu apa yang terjadi pada minggu ini? Setelah mengalami proses pembuahan, yaitu bertemunya telur dengan sperma, maka akan terbentuk jaringan yang terdiri dari 100 sel yang nantinya akan menjadi cikal bakal janin. Setelah membelah dan memperbanyak sel, calon janin atau embrio tersebut akan menempel pada rahim, yaitu tempat tumbuh kembangnya selama kehamilan terjadi. 2. Kehamilan minggu kedua Memasuki minggu kedua, sel yang dimiliki embrio sebanyak kurang lebih 150 sel yang membentuk tiga lapisan, yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Lapisan-lapisan yang dibentuk oleh sel inilah yang akan menjadi berbagai organ serta bagian tubuh dari bayi, seperti otot, tulang, jantung, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan sistem saraf. 3. Kehamilan minggu ketiga Embrio berhasil menempel dengan sempurna pada rahim. Pada masa ini, embrio masih melakukan pembelahan serta perbanyakan sel, oleh karena itu belum berbentuk seperti embrio atau bayi. Lapisan terluar dari embrio akan membentuk plasenta atau ari-ari. Di tahap ini juga, berbagai organ tubuh mulai dibentuk, seperti otak, tulang belakang, kelenjar tiroid, organ jantung, dan pembuluhpembuluh darah. Ukuran embrio pada minggu ketiga masih sangat kecil, hanya sebesar 1,5 mm.

4. Kehamilan minggu 4 Jantung sudah terbentuk dan mulai berfungsi dan pembuluh-pembuluh darah sudah memiliki aliran darahnya sendiri. Selain itu, sudah mulai membentuk tangan dan kaki. Pada minggu ke-4 ukuran embrionya sebesar 5 mm.

5. Kehamilan minggu 5 Tangan bayi sudah mulai tumbuh, namun masih tidak berbentuk seperti tangan, masih rata tanpa jari-jari. Struktur dasar otak dan sistem saraf pun juga sudah terbentuk, sementara mata, telinga, dan mulut baru akan dibentuk. Ukuran pada minggu ke-5 sebesar 7 mm.

6. Kehamilan minggu 6 Masuk ke minggu ke-6, ukuran embrio sudah sebesar kacang polong atau sekitar 12 mm. Kaki sudah mulai tumbuh walaupun jari-jari kaki belum terbentuk. Sistem pencernaan baru mulai untuk tumbuh. Sementara bibir atas dan langit-langit mulut sudah terbentuk. Kepala dari embrio sudah mulai terlihat namun ukurannya sangat kecil, dan terlihat bahwa telinga dan mata sedang dikembangkan.

7. Kehamilan minggu 7 Ukuran embrio ketika memasuki minggu ke-7 adalah sekitar 19 mm. Pada tahap ini, paru-paru baru akan dibentuk, jari-jari sudah mulai terlihat, dan otot serta sistem saraf sudah berfungsi dengan baik. Oleh karena itu pada masa ini, embrio sudah bisa menunjukkan refleksnya kepada ibunya.

8. Kehamilan minggu 8 Di minggu ke-8, embrio sudah bisa disebut janin karena sudah memiliki bentuk serta wajah seperti manusia. Kelopak mata dan hidung mulai terbentuk pada minggu ini. Pada tahap ini, plasenta berkembang dan janin dikelilingi air ketuban yang terbentuk dari pembuluh-pembuluh darah ibu. Air ketuban berfungsi untuk menjaga suhu janin tetap normal, membantu janin bergerak, dan membantu dalam perkembangan jantung janin. Ukuran janin mencapai 3 cm atau sebesar buah plum pada minggu ke-8.

9. Kehamilan minggu 9 Muka pada janin semakin jelas terbentuk. Mata lebih besar dan berwarna, sesuai dengan pigmen yang dimiliki masing-masing janin. Janin sudah mampu untuk membuka mulutnya serta pita suara dan kelenjar air liur mulai terbentuk. Janin yang berusia 9 minggu berukuran sebesar jeruk limo atau sekitar 5,5 cm.

10. Kehamilan minggu 10 Janin yang berusia 10 minggu berukuran 7,5 cm, memiliki kepala yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran badannya. Jantung sudah bekerja secara sempurna. Jantung pada janin berdetak 180 kali per menit, dua atau tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan detak jantung normal pada orang dewasa. Sel tulang pertama kali terbentuk, menggantikan tulang rawan yang sebelumnya sudah dibentuk.

11. Kehamilan minggu 11 Tulang wajah mulai terbentuk, kelopak mata masih tertutup dan tidak akan terbuka hingga beberapa minggu ke depan. Kuku juga sudah mulai dibentuk. Pada minggu ini, ternyata janin sudah bisa menelan dan mengeluarkan urin, yang dikeluarkan di dalam air ketuban.

12. Kehamilan minggu 12 Setelah 12 minggu dari terakhir menstruasi Anda, organ-organ dan sistem tubuh yang ada pada orang dewasa sudah dimiliki semua pada janin. Organ, otot, kelenjar, dan tulang, sudah sempurna terbentuk dan mulai berfungsi. Mulai dari minggu ini, akan terjadi perkembangan dan pematangan dari berbagai organ yang telah dibentuk sebelumnya. Tulang belakang janin yang tadinya terbentuk dari tulang rawan, pada minggu ke-12 akan berubah menjadi tulang keras.

13. Kehamilan minggu 13-17 Ketika memasuki usia minggu ke 13-17, berat janin sebesar 57-113 gram dan panjangnya sekitar 10-13 cm. Janin mengalami mimpi pada tahap ini, ia dapat bangun dan kemudian tidur. Selain itu, mulut janin juga sudah bisa digerakkan, seperti dibuka atau ditutup. Pada minggu ke-16, janin sudah bisa dilihat jenis kelaminnya, apakah ia laki-laki atau perempuan bisa dibantu lihat dengan melakukan USG. Muncul rambut-rambut halus pada kepala, yang disebut sebagai lanugo.

14. Kehamilan minggu 18-22 Ukuran janin sudah mencapai 25 hingga 28 cm dan memiliki berat 227 sampai 454 gram. Pada tahap ini, tulang yang ada dan keras sudah menggantikan tulangtulan rawan pada janin. Janin mulai bisa mendengar dan memberikan respon gerakan. Oleh karena itu, ibu bisa merasakan tendangan, pukulan dan berbagai gerakan dari janin. Kelenjar minyak pada kulit mulai bekerja.

15. Kehamilan minggu 23-26 Pankreas janin mulai bekerja secara efektif dan paru-paru semakin matang pada tahap ini. Bayi yang lahir ketika memasuki minggu ke 23-26 memiliki lebih besar peluang untuk bertahan hidup, dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya. Bulu mata dan alis pun mulai terlihat.

16. Kehamilan minggu 27- 31 Diperkirakan 91% janin yang lahir di minggu ke 27-31 dapat bertahan hidup walaupun berisiko mengalami berbagai komplikasi seperti cacat lahir dan berat badan lahir rendah. Pada dasarnya, semua organ dan sistem tubuh sudah semakin matang pada usia ini dan akan terus berkembang hingga kelahiran terjadi.

17. Kehamilan minggu 32-36 Gerakan dan tendangan yang dilakukan oleh janin semakin kuat dan semakin terasa. Saat ini, kulit janin berwarna pink dan sangat halus. Janin pada usia ini memiliki berat sebesar 1,814 hingga 2,268 gram dan panjang sekitar 41-43 cm.

18. Kehamilan minggu 37-40 Minggu ini merupakan minggu-minggu terakhir kehamilan. Saat ini berat badan janin sudah mencapai 2,722 hingga 3,639 gram dan panjang badan yaitu sekitar 46 cm. Pada bayi laki-laki, testikel sudah sempurna terbentuk dan dilapisi dengan skrotum. Ketika memasuki minggu ke-40, maka janin siap dilahirkan dan semua organ sudah terbentuk serta berfungsi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA : https://hamil.co.id/perkembangan-janin

Related Documents


More Documents from "Fitha"