Analisis Swot Kel 6 Fix.docx

  • Uploaded by: Deo Rizkyandri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Swot Kel 6 Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,614
  • Pages: 25
LAPORAN ANALISIS SITUASI SWOT DI WISMA KENANGA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK VI DEVI AGUSTIN

(18NS247)

MUHAMMAD FIKRIYADI

(18NS260)

REZA JANUAR PERMANA (18NS268)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2019

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

: ANALISIS SWOT

RUANG

: WISMA KENANGA

NAMA KELOMPOK

: DEVI AGUSTIN

(18NS247)

MUHAMMAD FIKRIYADI

(18NS260)

REZA JANUAR PERMANA (18NS268)

Banjarmasin, Januari 2019

Menyetujui,

PSTW Budi Sejahtera

Program Studi Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Preseptor Klinik (PK)

Preseptor Akademik (PA)

....................................

....................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai masa usia 60 tahun keatas dengan kemampuan fisik dan kognitifnya yang semakin menurun (PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional, 2011). Tingginya angka harapan hidup menunjukkan semakin baiknya kualitas kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Khusus pada lansia berdasarkan hasil temuan Populasi

lansia

diperkirakan akan terus mengalami peningkatan secara global di seluruh dunia. Pada tahun 2012 besar

presentase penduduk lansia di Indonesia

mencapai angka 7% dan akan terus meningkat menjadi 11,34% pada tahun 2020. Berdasarkan data World Health Organization

(WHO), pada tahun 2050

Indonesia diprediksikan akan masuk dalam 10 besar negara dengan jumlah lansia mencapai 10 juta jiwa (WHO, 2013). Peningkatan jumlah lansia juga akan diiringi dengan peningkatan masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh lansia. Besarnya populasi dan masalah kesehatan Lansia belum diikuti dengan ketersediaan fasilitas pelayanan (care services) yang memadai, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya. Proporsi

lansia

di

dunia

diperkirakan

mencapai

22

persen

dari

penduduk dunia atau sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup di negara berkembang. Rata-rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun. Jumlah penduduk di 11 negara kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus

meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050

sedangkan di Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun (riskesdas, 2013). Di Indonesia proporsi penduduk berusia lanjut terus membesar. Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6% dari jumlah penduduk (Sensus Penduduk, 2010). Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan

hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4% (Riskesdes, 2013). Menurut Kementerian Kesehatan, sampai saat ini jumlah Panti untuk Lanjut Usia dan rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan geriatri juga masih terbatas. Pelayanan geriatri di Rumah Sakit sebagian besar berada di perkotaan, padahal 65,7% para Lansia berada di pedesaan. Dari data Kementerian Sosial, jumlah penduduk Lansia yang terlayani melalui panti, dana dekonsentarasi, Pusat Santunan Keluarga (Pusaka), jaminan sosial, organisasi sosial lainnya sampai 2008 baru berjumlah 74,897 orang atau 3,09% saja dari total Lansia terlantar. Karena keterbatasan fasilitas pelayanan, aksesibilitas Lansia kepada pelayanan yang dibutuhkan untuk pemenuhan diri (self fullfilment), tidak terlaksana dengan baik (Komnas Lansia, 2010). Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) adalah Unit pelaksana Teknis di bidang Pembinaan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia yang memberikan Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi para lanjut usia di Panti, berupa pemberian pelayanan dan pembinaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam hal ini para lanjut usia dapat menikmati masa tuanya dengan penuh rasa tentram lahir dan bathin. Adanya PSTW Budi Sejahtera merupakan penanganan usaha kesejahteraan Sosial untuk Lanjut usia yang terlantar yaitu merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Salah satu usaha pemerintah dalam penanganan lanjut usia terlantar adalah melalui Program Pelayanan dalam Panti Sosial Tresna Werdha, dengan harapan lanjut usia dapat menikmati hidupnya dengan rasa aman, tentram lahir bathin. PSTW Budi Sejahtera memiliki 14 wisma yang terdiri dari wisma khusus laki-laki dan wisma khusus perempuan, yang dapat menampung lansia berjumlah 110 orang. Adapun jenis pelayanan lanjut usia dalam panti berupa pelayanan pengasramaan, jaminan hidup seperti makan/minum dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial, mental dan agama serta latihan ketrampilan. .Berdasarkan hasil temuan masih ada kekurangan sehingga

perlunya

dilakukan analisis dengan metode SWOT untuk mengetahui pelaksanaan

program dalam upaya peningkatan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha kususnya diruang kenanga.

B. Tujuan 1. Tujuan umum a. Mengetahui masalah yang terjadi dan membuat program dalam upaya peningkatan kesehatan pada lansia diruang teratai di Panti Sosial Tresna Werdha. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran secara umum berkaitan dengan lingkungan Wisma Teratai Panti Sosial Tresna Werdha. b. Menganalisis masalah sehingga dapat dilaksanakannya program dalam upaya peningkatan derajat kesehatan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha c. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dan program yang dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha

C. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain yaitu: 1.

Untuk Panti Sosial Tresna Werdha Membantu kinerja petugas kesehatan dalam menjalankan program di Panti Sosial Tresna Werdha khususnya di pelayanan lansia agar pelayanan lebih baik.

2. Untuk Institusi Pendidikan Sebagai pengajuan laporan praktek keperawatan Gerontik dan menambah referensi kepustakaan perpustakaan institusi. 3. Mahasiswa Keperawatan Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya mengenai cara menganalisis masalah dalam pengelolaan program-program di Panti Sosial Tresna Werdha khususnya untuk pelayanan kesehatan lansia.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Lansia 1. Definisi Lansia Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (WHO, 2015) Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan

perubahan

kumulatif,

merupakan

proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

2. Klasifikasi Lansia Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World Health Organitation (WHO, 2015) lansia meliputi : a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

3. Masalah yang dihadapi usia lanjut a. Masalah pada usia menengah atau pra lanjut usia (Komnas Lansia, 2010) : 1) Keuangan dengan penghasilan yang menurun secara drastis. 2) Hubungan sosial yang terganggu dengan suami/isteri/anak maupun keluarga

besar

masyarakat

terutama

menghadapi

remaja/dewasa muda dengan berbagai permasalahan sosialnya. 3) Usia yang membatasi karir untuk jabatan yang lebih tinggi.

anak

4) Kekhawatiran menghadapi masa depan yang gejalanya biasa disedub

sindrme

pasca

syndrome)

berpotensi

berkuasa

(post

menyebabkan penyakit

power

mendadak

dan/

kematian (terutama laki-laki). 5) Persiapan untuk pengembangan karir kedua perlu dilakukan pada masa persiapan pension. b. Masalah pada lanjut usia (Komnas Lansia, 2010) 1) Hubungan keluarga menjadi kurang harmonis, terutama bagi lansia laki-laki yang cenderung menyendiri dibandingkan lansia perempuan yang diasuh oleh keluarga besar. 2) Terjadi perubahan hubungan sosial karena lanjut usia cenderung mengisolasi diri dan kurang melakukan sosialisasi dengan sebaya, sejawat lebih muda, anak dan cucu. 3) Menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan penyakit menjadi lebih lama. 4)

Akses transportasi yang tidak/belum ramah lanjut usia dan terlalu jauh dari rumah.

5) Berat beban pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan sendiri dan tidak jarang untuk anggota keluarga yag lain seperti menjaga rumah, pekerjaan rumah, mengasuh cucu, dan lain-lain. Selain itu masalah yang pada umumnya dihadapi oleh lansia dikelompokan menjadi masalah ekonomi, masalah sosial budaya, masalah kesehatan, dan masalah psikologi. a. Masalah ekonomi Pada masa lanjut usia ditandai dengan menurunnya produktifitas kerja,

memasuki

masa

pensiun

atau

berhentinya

18 pekerjaan utama. Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan yang kemudian berkaitan pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Menurut

(Suadirman,

2011)

menyatakan

bahwa

apabila

pendapatan orang usia lanjut secara drastis berkurang maka minat untuk mencari uang tidak lagi berorientasi pada apa yang bisa dilakukan pada kehidupan masa muda, tetapi untuk sekedar menjaga mereka tetap mandiri. yang mereka memikirkan yaitu bagaimana mereka tinggal,

dimana dan bagaimana mereka tidak tergantung pada saudaranya atau tidak tergantung pada bantuan orang lain. b. Masalah sosial budaya Memasuki masa tua ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota keluarga masyarakat, maupun teman kerja sebagai akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun.Kurangnya kontak sosial ini juga menimbulkan perasaan kesepian, murung terasingkan. Hal ini tidak sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang didalam hidupnya selalu membutuhkan kehadiran orang lain (Suadirman, 2011). Menghadapi kenyataan ini maka pelu dibentuk kelompok-kelompok usia lanjut yang memiliki kegiatan mempertemukan para anggota lanjut usia lainnya sehingga kontak sosial pun berlangsung. c. Masalah kesehatan Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit. Masa tua ditandai oleh penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai penyakit ini disebabkan oleh menurunnya fungsi berbagai organ tubuh. Diperlukan pelayanan kesehatan terutama untuk kelainan degrenatif demi meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lannjut agar tercapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaan (Suadirman, 2011). Departemen Kesehatan mencanangkan tujuan program kesehatan lanjut usia adalah meningkatkan derajat kesehatan lansia agar tetap sehat, mandiri dan berdaya guna sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. d. Masalah psikologis Masalah psikologis yang dihadapi usia lanjut pada umumnya meliputi : kesepian, terasing dari lingkungannya, ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri, ketergantungan dll. Berbagai persoalan tersebut bersumber dari menurunnya fungsi-fungsi fisik dan psikis akibat proses penuaan. Kebutuhan psikologis merupakan

kebutuhan akan rasa aman (the safety needs), kebutuhan akan masa memiliki dan dimiliki serta rasa kasih sayang (the belongingne and loveneeds), kebutuhan akan rasa aman. Adanya aktivitas pekerja merupakan salah satu bentuk kebutuhan akan rasa aman (Notosoedirdjo, 2011).

B. Profil Panti Sosial Tresna Werdha 1. Pengertian Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) adalah Unit pelaksana Teknis dibidang Pembinaan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia yang memberikan Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi para lanjut usia di Panti, berupa pemberian pelayanan dan pembinaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam hal ini para lanjut usia dapat menikmati masa tuanya dengan penuh rasa tentram. 2. Sejarah Singkat Panti ini berdiri tahun 1977 dengan nama Sasana Tresna Werdha “Rawa Sejahtera” berlokasi di Jl. A. Yani Km. 18.700 Kel. Landasan Ulin Barat dengan daya tampung 50 orang, mengingat kondisi bangunan kurang memenuhi syarat, maka sejak Tahun 1981 dipindahkan ke lokasi yang baru yaitu Jl. A. Yani Km. 21.700 Landasan Ulin Tengah Banjarbaru dengan nama Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera” sesuai dengan SK Mensos Nomor : 6.HUK/1994 Tanggal 5 Pebruari 1994 dengan kapasitas daya tampung 100 orang. Berdasarkan SK Gubernur Kalimantan Selatan Nomor : 026/DIKDAKEU/ggal 16 Januari 2002, PSTW “Pembimbing Budi” disatukan pengelolaannya dengan PSTW “Budi Sejahtera”. Mulai Tahun 2007 kapasitas tampung menjadi 170 orang sampai sekarang. 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud Pelayanan yang diberikan kepada lanjut usia dimaksudkan untuk merespon berbagai permasalahan lanjut usia yang berasal dari keluarga tidakmampu/terlantar.

b. Tujuan Tercipta dan terbinanya kondisi sosial masyarakat yang dinamis yang memungkinkan terselenaggaranya Usaha Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia terlantar, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan tentram. 4. Tugas Pokok dan Fungsi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera mempunyai tugas memberikan pelayanan kesejahteraan dan perawatan jasmani dan rohani kepada Lanjut Usiaterlantar agar para Lanjut Usia dapat hidup secara wajar.Untuk melaksanakan tugas tersebut Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera mempunyai fungsi : a. Penyusunan program pelayanan serta pembinaan dan resosialisasi lanjut usia terlantar b. Identifikasi kebutuhan pelayanan, pembinaan dan perawatan c. Pelayanan, pembinaan dan perawatan klien d. Penyaluran dan resosialisasi serta bimbingan lanjutan e. Pengelolaan urusan ketatausahaan. 5. Unsur-unsur organisasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera a. Kepala Panti : Bertanggung jawab atas kelangsungan seluruh kegiatan di PSTW “Budi Sejahtera”. b. Sub

Bagian

Tata

Usaha

mempunyai

tugas

melaksanakan

penyusunan program, pengelolaan surat-menyurat, rumah tangga dan perlengkapan,

penyusunan

anggaran

dan

pelaksanaan

penatausahaan keuangan, pengelolaan administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan dan kehumasan. c. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan sosialisasi dan konsultasi,

identifikasi

dan

registrasi,

pelayanan

akomodasi,

konsumsi, perlengkapan individual, daan perawatan kesehatan. d. Seksi Pembinaan dan Resosialisasimempunyai tugas melaksanakan pembinaan fisik, mental, sosial, spiritual dan keterampilan, membina hubungan kerjasama dengan keluarga penerima manfaat dalam rangka penyaluran kembali dan menyelenggarakan pemulasaraan

jenazah dan pemakaman terhadap para lanjut usia terlantar yang meninggal dunia serta mengembangkan partisipasi dan resosialisasi. e. Kelompok Jabatan Fungsionalmempunyai tugas yaitu : melaksanakan sebagian tugas-masing-masing Unit Pelaksana Teknis sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. 6. Program pokok a. Yasinan b. Muludhabsi c. Ceramah agama d. Ceramah agama e. Senam 6. Jasa layanan 7. Jasa layanan yang bisa diberikan a. Dapur umum b. Poliklinik c. Jaminan kesehatan d. Tempat tinggal e. Pengaasuh 8. Sasaran program a. Lanjut usia terlantar b. Usia 60 tahun keatas c. Tidak punya penghasilan tetap d. Tidak berdaya mencari nafkah e. Dapat mengurus dirinya sendiri f.

Tidak punya penyakit menular

9. Dasar hukum a. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah c. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial d. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial f.

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 8 tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan Provinsi Kalimantan Selatan.

g. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 031 tahun 2009 tentang Tugas pokok, fungsi dan uraian tugas unsur-unsur organisasi Dinas Sosial dan Unit-unit Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Provinsi Kalimantan Selatan.

C. Konsep SWOT 1. Definisi Analisis SWOT Analisa SWOT menurut (David, 2009) adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, dan kemudian di kelompokan menurut skontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat, baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah

semata-mata

sebuah

alat

analisa

yang

ditunjukkan

untuk

menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisa SWOT adalah metode perencana strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Srenghts) dan ancaman (Threahts) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (Srenghts, Weakness, Oppurtunitys, Threathts). Proses ini yang melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis berbagai hal yang mempengaruhi ke empat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matriks SWOT dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan atau (streghts)

mampu

mengambil

keuntungan

(advantage)

dari

peluang

(opportunitys) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weekness)

yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunitys) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu mengahadapi ancaman yang ada dan yang terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. 2. Komponen SWOT Analisa SWOT ini terdiri atas 4 komponen dasar yaitu : a. Strenghts (S) Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. b. Weakness (W) Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. c. Opporttunity (O) Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. d. Threats (T) Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam ekstensi organisasi dimasa depan. Selain

4 komponen

dasar

ini

analisa

SWOT,

dalam

proses

menganalisanyaakanberkembang menjadi sub komponen yang berjumlah tergantung pada kondisi pada organisasi. Sebenarnya masing-masing sub komponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti strengths mungkin mempunyai 12 sub komponen, komponen weakness mungkin memiliki 8 sub komponen dan seterusnya. Menurut Nursalam (2014) pada Analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a. pengisian Item IFAS dan EFAS Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contohnya pengumpula data pada bagian lain. Data tersebut dibedakan menjadi 2,

yaitu IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses). EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor

strategis

eksternal

dalam

kerangka

kesempatan

(Opportunities) dan ancaman(Threats). 1) Strategi S-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2) Strategi

W-O

adalah

strategi

yang

ditetapkan

berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 3) Strategi S-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman. 4) Strategi W-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. b. Bobot Beri bobot maasing-masing faktor mulai 1,0 (paling pening) sampai dengan 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahan. c. Peringkat (Rating) Hitung perangkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data rating didpatkan berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor strength dan opportunity menggambarkan nilai kinerja yang negative. Kemudian, kalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara

saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang paling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya samadengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor). 2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadranSWOT. No 1. 2.

Strength

Skor

Bobot

Total

Skor

Bobot

Total

Total kekuatan No 1. 2.

Weakness

Total kelemahan Total selisih total kekuatan – total kelemahan : S – W = X No 1. 2.

Opportunity

Skor

Bobot

Total

Skor

Bobot

Total

Total peluang No 1. 2.

Treath

Total ancaman Total selisih total peluang – total tantangan : O – T = Y

Keterangan : a. Kuadran I (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. b. Kuadran II (positif, negatif) Posisi

ini

menandakan

sebuah

organisasi

yang

kuat

namun

menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karennya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. c. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. Strategi Dalam SWOT a. SO: Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang b. ST: Mengguanakan kekuatan untuk mengatasi/ menghindari ancaman c. WO: Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang d. WT: Meminimalkan kelemahan untuk mengatasi/menghindaari ancaman

BAB III ANALISIS SITUASI LINGKUNGAN (SWOT) DI WISMA KENANGA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA

A. Analisis SWOT di Wisma Kenanga Anaslis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) semantara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath) 1. Analisis Internal Berdasarkan hasil analisis situasi internal yang dilakukan diwisma kenanga maka didapatkan data sebagai berikut : a. Strength (Kekuatan) 1) Lansia melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri 2) Interaksi antar lansia satu sama lain terjalin dengan baik 3) Pengasuh yang berpengalaman dan sangat memperhatikan lansia 4) Banyak lansia yang mengetahui tentang pentingnya kesehatan diri, sehingga program lansia sehat akan dapat diterima dengan terbuka 5) Adanya jadwal senam lansia rutin tiap minggunya 6) Adanya fasilitas elektronik (TV, dispenser, kipas angin) di dalam wisma 7) Adanya poliklinik dilingkungan wisma 8) Adannya alat tranportasi ambulance di poliklinik b. Weakness (Kelemahan) 1) Adanya lansia yang mengalami gangguan pendengaran penglihatan serta demensia. 2) Adanya lansia yang harus didampingi ketika minum obat, apabila tidak didampingi obat tidak diminum. 3) Adanya lansia yang selalu termenung 4) Sudah ada kegiatan keagamaan setiap hari, akan tetapi setelah kegiatan keagaman tidak adalagi kegiatan lain sampai besok harinya. 5) Jadwal pengasuh wisma yang berdinas tidak per shift

6) Dokter yang jaga tidak selalu standby 7) Pada saat mati lampu, lansia tidak memiliki sinter

2. Analisis Eksternal Berdasarkan hasil analisis situasi Eksternal yang dilakukan diwisma kenanga maka didapatkan data sebagai berikut : a. Opportunity (Peluang) 1) Mahasiswa menjalankan pendidikan kesehatan dalam meningkatkan kesehatan lansia 2) Adanya kegiatan keagamaan rutin di PSTW dan Lansia wisma kenanga selalu menghadirinya. 3) Lansia sangat terbuka dan kooperatif dengan orang luar 4) Adanya Instansi pendidikan yang berpraktek di PSTW b. Threath (Ancaman) 1) Lansia yang berjalan menggunakan tongkat dari sapu. 2) Adanya keluarga yang tidak pernah mengunjungi lansia 3) Penjual makanan yang sangat mudah masuk dilingkungan panti 4) Adanya genangan air comberan dibelakang wisma 5) Sudah adanya fasilitas namun beresiko pada lansia (sekring, wc

terlalu tinggi, lantai licin, pencahayaan kurang)

B. Pendekatan Kuantitatif MAN (Manusia) No 1

2

3

Analisis Swot Kekuatan (Strength ) 1) Lansia melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri 2) Interaksi antar lansia satu sama lain terjalin dengan baik 3) Pengasuh yang berpengalaman dan sangat memperhatikan lansia 4) Banyak lansia yang mengetahui tentang pentingnya kesehatan diri, sehingga program lansia sehat akan dapat diterima dengan terbuka 5) Adanya jadwal senam lansia rutin tiap minggunya

Bobot

AS

Score

0,2

4

0.8

0,2

4

0,8

0,3

5

1,5

0,2

3

0,6

0,1

3

0,3

Total Kelemahan ( Weakness ) 1) Adanya lansia yang mengalami gangguan pendengaran penglihatan serta demensia. 2) Adanya lansia yang harus didampingi ketika minum obat, apabila tidak didampingi obat tidak diminum. 3) Adanya lansia yang selalu termenung 4) Banyaknya waktu luang lansia setelah kegiatan keagaman setiap harinya. 5) Adanya lansia yang tidak mengikuti senam setiap minggunya

1

19

4

0,1

2

0,2

0,2

2

0,4

0,1 0,3

3 4

0,3 1,2

0,2

2

0,4

1

15

2,5

0,2

4

0,8

Total Peluang (Opportunity) 1) Adanya Instansi pendidikan yang berpraktek di PSTW 2) Mahasiswa menjalankan pendidikan kesehatan dalam meningkatkan kesehatan lansia 3) Adanya kegiatan keagamaan rutin di PSTW dan Lansia wisma kenanga selalu menghadirinya. 4) Lansia sangat terbuka dan kooperatif dengan orang luar 5) Adanya tenaga kesehatan dokter dan perawat yang berjaga di PSTW Total

Formatted: Left

0,2

0,8 4

0,2

1,0 5

0,2

0,8 4

0,2 1

0,6 3 20

Formatted: Indonesian

4

No 4

Analisis Swot

Bobot

AS

Score

0,3

3

0,9

0,3

4

1,2

0,2

3

0,6

0,2

3

0,6

1

13

3,3

Ancaman (Threath)

1) Lansia yang berjalan menggunakan tongkat dari sapu. 2) Keluarga yang tidak pernah mengunjungi lansia 3) Penjual makanan yang sangat mudah masuk di lingkungan panti 4) Letak PSTW dekat jalan raya mengkhawatirkan lansia apabila keluar. Total Perhitungan Koordinat Kurva SWOT X =S–W = 4 – 2,5 = 1,5 Y =O–T = 4 – 3,3 = 0,7 Analisis a. Sumbu X = S – W positif 1,5 b. Sumbu Y = O – T positif 0,7

Posisi ini menandakan posisi yang kuat dan berpeluang besar.

S

1,5

T

0,7

W

O

Hasil Analisa SWOT Pada grafik analisis SWOT diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari analisa di wisma kenanga panti tresna werdha adalah Kuadran I (positif, positif). Strategi yang dapat dilakukan yaitu strategi SO: menggunakan kekuatan dengan memanfaatkan kemandirian lansia menjadi lebih kreatif. Usulan Upaya Pengembangan Program Program Lansia Sehat: Lansia Aktif, Mandiri dan Produktif 1. Melakukan kegiatan kreativitas lansia salah satunya dengan membuat bunga

dari kertas origami 2. Melakukan Pendidikan Kesehatan tentang PHBS dengan indikator mencuci

tangan dengan air bersih dan sabun, memakan buah dan sayur setiap hari dan melakukan aktivitas setiap hari. 3. Memotivasi lansia untuk mengikuti kegiatan rutin senam lansia sesuai jadwal untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB IV PEMBAHASAN Pada grafik analisis SWOT di dapatkan hasil analisis bahwa sumber daya manusia di wisma kenanga PSTW Budi Sejahtera berada pada kuadran I (positif, positif) menandakan sebuah Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu strategi SO: menggunakan kekuatan dengan memanfaatkan kemandirian lansia menjadi lebih kreatif.. PSTW Budi Sejahtera berada di posisi Kuadran I (Positif, Positif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya dan juga fleksibelitas dalam menjalankan program.

Adapun beberapa strategi atau

solusi yang ditawarkan adalah : 1. Meningkatkan pelatihan khususnya dibidang kesehatan kepada pengasuh agar dapat meningkatkan kesehatan lansia, salah satunya adalah melibatkan mereka pada kerjasama sebagai mitra bisnis antara pihak PSTW Budi Sejahtera dan tenaga kesehatan (perawat lansia). 2. Menjalin kerjasama dengan pihak kampus kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan agar mahasiswa dapat ikut berperan dalam meningkatkan kesehatan lansia serta dapat memberikan informasi terbaru terkait kesehatan lansia pada pengasuh. 3. Mamanfaatkan

fasilitas

sarana

dan

prasarana

untuk

meningkatkan

produktifitas lansia, salah satunya yaitu pemanfaatan ruang kerajinan dan mengajak lansia untuk terlibat menggunakan ruangan tersebut agar para lansia selain mengikuti kegiaatan keagamaan dari senin hingga kamis para lansia jua memiliki suatu kegiatanan yang memiliki nilai jual.

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis lingkungan di wisma kenanga panti sosial tresna werdha maka dapat diuraikan hasil analisis dan pembahasannya sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam analisis situasi ini sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis swot maka dapat memberikan gambaran secara umum berkaitan dengan lingkungan wisma kenanga. 2. Hasil pelaksanaan program dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan pada lansia salah satu program yang diusulkan adalah Program Lansia Sehat: Lansia Aktif, Mandiri dan Produktif

3. Berdasarkan hasil analisis swot bahwa wisma teratai dalam kategori kuadran I yang menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang sehingga dapat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi dalam meraih kemajuan secara maksimal.

B. Saran 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan cara penyuluhan kepada lansia di PSTW Budi Sejahtera 2. Meningkatkan atau menambah kegiatan kreativitas lansia di PSTW Budi Sejahtera 3. Menghimbau lansia untuk ikut serta dalam kegiatan yang ada didalam PSTW Budi Sejahtera

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Indonesia. Http://Www.Bps.Go.Id. Banjarmasin. Diakses Pada Tanggal 13 November 2018. David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep (Edisi Dua Belas). Terjemahan Oleh Dono Sunardi. 2009, Salemba Empat, Jakarta. Gufron Mukti. 2012. Memanusiakan Lanjut Usia.Yogyakarta: Perpustakaan Nasional Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: Komnas Nasional Lanjut Usia Komisi Nasional Lansia. 2010. Pedoman Active Ageing (Penuaan Aktif) Bagi Pengelola Dan Masyarakat. Jakarta: Komnas Lansia Notosoedirdjo. 2011. Kesehatan Mental Konsep Dan Penerapan. Malang : UMM Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan. Aplikasi Dalam Keperawatan Profesional. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Praktik

Rangkuti, Freddy. (2009). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Ke16. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Profil Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera” Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013. https://Pstwbudisejahtera.Files.Wordpress.Com/2014/06/Profil-Panti2013.Pdf Suadirman,Siti Partini,2011. Psikologi Usia Lanjut.Yogyakarta ; Gajah Mada University

Related Documents

6. Analisis Swot Dahlia
October 2019 32
Analisis Swot
June 2020 29
Analisis Swot
December 2019 38
Analisis Swot
October 2019 46
Analisis Swot
April 2020 39

More Documents from "Dian Wulandari Al Firsta"