D I S U S U N OLEH: MUH.REYNALDI G. KELAS:VIII.7
ANAK TUKANG BECAK JADI DOKTER Suyatno memarkir becaknya di belakang Grha Sabha Pramana dan menggemboknya dengan sebuah rantai. Tidak lama kemudian, ia mengambil sebuah bungkusan plastik berwarna hijau yang tersimpan di belakang kursi sandaran becaknya. Bergegas ia mencari sudut gedung dan membuka isi tas plastik itu. Sebuah baju batik berwarna coklat terlipat rapi. “Sebelum pakai batik, saya lap dulu keringat saya, banyak sekali,” kata Suyatno sebelum naik ke lantai dua tempat berlangsung sebuah acara. Suyatno datang ke kampus UGM dalam rangka menghadiri undangan pertemuan orang tua mahasiswa baru. Ia datang bukan sebagai orang tua mahasiswa baru, tetapi sebagai undangan khusus. Orang tua ini dinilai berhasil menguliahkan anaknya hingga lulus menjadi dokter di Fakultas Kedokteran (FK) UGM. Pria yang sehari-hari menetap di Terban, Kota Yogyakarta, ini memiliki empat orang anak. Namun, hanya anak bungsunya, Agung Bhaktiyar, yang dapat mengenyam bangku pendidikan tinggi, bahkan telah dilantik menjadi dokter pada pertengahan tahun lalu. Suyatno berkisah bahwa sang anak tidak pernah memberitahu jika mendaftar tes masuk UGM . Setelah dinyatakan lulus, barulah si bungsu memberi tahu. Saat itu, Suyatno sempat kaget dan terdiam, tidak menyangka jika anaknya dapat diterima di FK UGM. Ia hanya mengiyakan akan mendukung keinginan anaknya tersebut meski sebenarnya Suyatno masih ragu apakah mampu menguliahkan anaknya sampai selesai. Namun, keraguan itu tidak ia utarakan. “Bapak akan berusaha sampai kamu bisa selesai kuliah, Nak,” ujarnya kala itu membesarkan hati sang anak. Agung pun maklum dengan kondisi keluarganya. Ia pun tidak pernah memaksa orang tuanya untuk memenuhi keinginannya. Sejak kecil,
Suyatno sudah membiasakan anak-anaknya untuk hidup sederhana, bahkan untuk membeli baju seragam dan sepatu sekolah, Suyatno selalu membelikan yang serba bekas. Suyatno memang tidak dapat berbuat banyak. Dari menarik becak, Suyatno hanya dapat membawa pulang uang sebesar Rp20.000,00 hingga Rp30.000,00 per hari. Istrinya, Saniyem, membantunya menopang ekonomi keluarga dengan bekerja sebagai pengumpul barang rongsokan di pasar Terban. Kendati demikian, Suyatno dan Saniyem tetap optimis dan berdoa agar suatu saat anaknya dapat bernasib lebih baik. “Dulu saya berangan-angan paling tidak bisa melebihi saya,” kata pria tamatan pendidikan sekolah rakyat ini. Dalam perjalanannya, Suyatno tidak merisaukan biaya kuliah anaknya selama enam tahun di FK UGM karena Agung mendapat bantuan beasiswa dari UGM. “Tapi kalau untuk fotokopi dan uang saku, dia tetap minta ke saya. Kalau tidak ada, tetap apa adanya,” ujarnya. Pengalaman Suyatno dalam menguliahkan anaknya hingga lulus menjadi dokter ini disampaikan di hadapan 3.717 orang tua mahasiswa baru yang hadir di Graha Sabha Pramana.
Kisahnya membuat beberapa orang tua menjadi terharu. Namun, tidak sedikit pula yang merasa tergugah. Yang pasti, testimoni Suyatno membuktikan penarik becak pun ternyata dapat menguliahkan anaknya di UGM, jadi dokter lagi.
Suyatno (63) memarkir becaknya di belakang Grha Sabha Pramana dan me
Dipensiunkan, Pejabat yang Dicopot Anies Diturunkan Jadi Staf
Reporter: M Yusuf Manurung
Editor: Clara Maria Tjandra Dewi H.
Selasa, 7 Agustus 2018 17:33 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) tiba di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 3 Agustus 2018. Anies Baswedan mendapatkan tongkat ini saat menghadiri pertemuan internasional antarulama se-Asia, Afrika, dan Eropa beberapa waktu lalu. ANTARA/Reno Esnir TEMPO.CO, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) berbeda pendapat tentang umur pensiun pejabat yang dicopot Gubernur Anies Baswedan. KASN berpatokan pada batas usia 60 tahun. Baca: Status Pejabat Dicopot Anies Tak Jelas, Sekda: Silakan Protes BKN Di sisi lain, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Saefullah meyakini keputusan Gubernur Anies memensiunkan 10 orang pejabat eselon II di usia 58 tahun sudah tepat. Karena, sebelum dipensiunkan para pejabat itu diposisikan sebagai staf.
"Kecuali yang bersangkutan diberikan kepercayaan oleh Kepala Daerah untuk menduduki jabatan eselon II, berarti itu bonus dua tahun (menjadi 60 tahun)," kata Saefullah di Balai Kota, Selasa, 7 Agustus 2018. "Nah kalau jabatannya itu sudah tidak diberikan lagi, maka posisinya yang bersangkutan menjadi staf, kalau staf ya berarti usia 58 tahun," ujar Saefullah. Dalam Pasal 239 Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri disebutkan, batas usia pensiun Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Fungsional Madya adalah 60 tahun. Sedangkan untuk Pejabat Administrasi, Fungsional Ahli Muda, Fungsional Ahli Pertama dan Fungsional Keterampilan adalah 58 tahun. Saefullah mengatakan, nominal dana pensiun tidak akan berpengaruh dari segi jabatan. Seseorang akan menerima hak pensiunnya sesuai pangkat golongan. "Pangkat golongan itu ya ada yang 4e, kayak saya 4e, 4b, 4c, 4a," katanya. Baca: SK Pensiun Distop, Anies Diminta Beri Gaji Pejabat yang Dicopot Polemik antara Anies Baswedan dan Komisi ASN itu berdampak pada ketidakjelasan status pensiun para pejabat yang dicopot Anies. Sepuluh pejabat yang dipensiunkan belum bisa menerima haknya sebagai pensiunan karena Badan Kepegawaian Negara (BKN) menahan SK mereka atas permintaan KASN.
3 Polisi yang Tusuk Anggota TNI di Depok Dipecat Audrey Santoso - detikNews
Share 0
Tweet
Share 0
56 komentar
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto (Grandyos Zafna/detikcom) Advertisement
Jakarta - Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto memastikan 3 oknumnya yang menusuk 2 prajurit TNI di tempat biliar di Depok, Jawa Barat, akan mendapat sanksi kode etik. Sanksi tersebut berupa pemecatan dari instansi. "Ke depannya iya (tiga oknum akan dipecat), ke depannya pasti. Kan kita ada pidana, ada kode etik. Pasti di kode etiknya ada melakukan pidana berat pasti dipecat," kata Setyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (12/6/2018). Baca juga: Soal Bentrokan TNI-Polisi di Cijantung, Polri: Itu Oknum
"Saya ngomong kalau memang dia melakukan tindak pidana berat, dalam etika kepolisiannya dia pasti dipecat karena sudah tidak layak jadi anggota kepolisian," sambung Setyo. Setyo mengimbau anggota Polri dan TNI saling menjaga hubungan baik. Setyo juga meminta masyarakat tidak menggeneralisasi perbuatan oknum dengan seluruh anggota Polri. "Terkait dengan itu kita (TNI-Polri) harus menjaga hubungan yang baik. Tapi kalau dikatakan untuk Polri, sebenarnya kurang tepat karena itu oknum ya. Karena Polri itu 440.000 personel. (Pelaku penusukan) itu oknum polisi yang melakukan ya," ujar Setyo. "Jadi pimpinan sudah melakukan upaya-upaya. Kita sudah melajukan kerja sama dengan solid, TNI dan Polri. Tapi ada saja oknum yang tidak taat pada pimpinan," imbuh Setyo.
Serda Nikolas Kegomoi dan Serda Darma Aji ditusuk orang tak dikenal saat terlibat keributan di tempat biliar di Jalan Raya Bogor Km 30, Cimanggis, Depok, pada Kamis (7/6) pukul 03.30 WIB. Dua anggota TNI itu mengalami luka tusuk di perut. Serda Darma Aji akhirnya mengembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, setelah sempat mendapat perawatan. Jenazah Darma Aji telah diterbangkan ke kampung halamannya di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Dia akan dimakamkan di sana. Belakangan diketahui, penusuk kedua prajurit TNI itu adalah oknum polisi. Mabes Polri mengatakan ketiga oknum polisi ditetapkan sebagai tersangka dan kini berstatus tahanan.
Mobilitas sosial horizontal Mobilitas sosial horizontal A.PENGERTIAN Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan. Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan .Contohnya,tindakan mengevakuasi penduduk yang tertimpa bencana alam ke daerah lain. Seseorang yang melakukan mobilitas horizontal tidak ada pengaruh sosial terhadap status sosialnya dan skala kewibawaannya tidak berubah menjadi naik atau turun. Perubahan yang dialami tersebut memberikan dampak positif,yaitu dapat memberikan penyegaran karena mendapat pangetahuan dan pengalaman baru. Dalam lingkungan sosial baru,seseorang tersebut harus melakukan adaptasi dan mempelajari aspek sosial dan kebudayaan yang berlainan, misalnya pola pikir,pola perasaan,pola tingkah laku,bahasa pergaulan, dan tingkat pendidikan. Dengan demikian, orang yang bersangkutan perlu memiliki kemampuan adaptasi yang memadai. Sejauh ini mobilitas horizontal telah terbukti mean utama mobilitas bagi sejumlah besar mahasiswa di seluruh Eropa, dan telah jelas lebih populer daripada vertikal, sehingga . mobilitas yang disebut-derajat. Setelah pengenalan berlangsung saat ini dari dua- Gelar struktur dalam proses-Bologna, penekanan antara kedua mode bisa berubah. Pengaruh derajat tier sistem-dua di mobilitas horisontal hdan jika mobilitas horizontal menjadi sangat terhalang, efisien . solusi harus ditemukan. Meningkatkan mobilitas - satu sendiri pendidikan tinggi dalam , nasional dan internasional - adalah salah satu kemungkinan yang ditawarkan pusat . oleh proses-Bologna. Untuk memanfaatkan sepenuhnya kemungkinan ini masalah . pengakuan harus dipecahkan. Terlihat ancaman paling tentang mobilitas horizontal dan pengenalan. Struktur lapis dua adalah waktu masa studi singkat di luar negeri. ESIB demands that ESIB menuntut . kemungkinan untuk mobilitas harus ditawarkan selama kedua dan kedua siklus pertama. Ini adalah
. jelas tanggung jawab pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi. masa studi tidak boleh secara otomatis memperpanjang masa studi, tetapi karena ini nampaknya masih situasi, siswa tidak harus menghadapi konsekuensi negatif Seharusnya tidak mungkin bagi siswa untuk studi di luar negeri hanya antara degrees. derajat. masa studi di luar negeri bisa menawarkan kompetensi akademis umum tetapi juga . memperkuat spesialisasi siswa dalam bidang sendiri salah satu studi Gelar struktur harus cukup fleksibel untuk mencakup kemampuan belajar yang berbeda . melalui metode yang berbeda selama mereka relevan dengan bidang studi. By Dengan membawa teori-teori baru dan rumah baru dan pengetahuan kembali dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kita . juga memberikan masukan kepada subjek. Pengembangan derajat tier struktur-dua harus, yang terbaik, buat meningkatkan kemungkinan untuk mobilitas setelah penyelesaian siklus pertama., Namun, mobilitas harus dianggap sebagai peluang, bukan sebagai syarat untuk mendapatkan . berkualitas tinggi derajat. Menurut ESIB fungsi utama dari derajat bersama harus dapat . merangsang siswa dan mobilitas guru. Risiko master Eropa dan sendi . derajat mengambil singa saham dari institusi sumber daya harus dicegah. Dalam beberapa bidang studi perubahan struktural diperlukan dalam rangka untuk meningkatkan fleksibilitas. dan membuat mobilitas horizontal umumnya mungkin. Program menyediakan kemungkinan untuk mobilitas horisontal dapat berfungsi sebagai alat yang berharga untuk meningkatkan kemungkinan untuk gratis penggerak B . Faktor Pendorong Mobilitas Sosial 1. Faktor Struktural Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor structural adalah sebagai berikut. a) Struktur Pekerjaan b) Perbedaan Fertilitas
c) Ekonomi Ganda d) Penunjang dan Penghambat Mobilitas 2 .Faktor Individu Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut. a) Perbedaan Kemampuan b) Orientasi Sikap terhadap Mobilitas c) Faktor Kemujuran 3 .Setiap Status Sosial Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya. 4 .Faktor Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia. 5 .Faktor Situasi Politik 6 .Faktor Kependudukan {demografi} 7 .Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain C.Faktor Penghambat Mobilitas Sosial 1. Faktor Kemiskinan 2. Faktor Diskriminasi Kelas 3. Faktor Perbedaan Ras dan Agama 4. Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender} 5. Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat D. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial Menurut Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut. 1. Angkatan Senjata 2. Lembaga Pendidikan 3. Organisasi Politik 4. Lembaga Keagamaan 5. Organisasi Ekonomi 6. Organisasi Profesi 7. Perkawinan 8. Organisasi Keolahragaan Secara umum ,cara yang digunakan untuk memperoleh status sosial dapat melalui dua cara berikut. 1) Akripsi Adalah cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan
2) Prestasi Adalah cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri. Secara khusus,cara-cara yang digunakan untuk menaikan status sosial adalah sebagai berikut. 1) Perubahan Standar Hidup 2) Perubahan Nama 3) Perubahan Tempat Tinggal 4) Perkawinan 5) Perubahan Tingkah Laku 6) Bergabung dengan Organisasi Tertentu E . Proses Terjadinya Mobilitas Sosial Mobilitas sosial,baik itu yang bentuknya horizontal dapat terjadi di setiap masyarakat. F .Dampak Mobilitas Sosial Menurut Horton dan Hunt (1987),ada beberapa konsekuensi negative dari adanya mobilitas sosial vertical , antara lain sbg berikut. 1) Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun. 2) Ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat 3) Keretakan hubungan antaranggota kelompok primer. Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sbg berikut. 1.Dampak Positif a) Mendorong seseorang untuk lebih maju b) Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kea rah yang lebih baik. 2 .Dampak Negatif a) Timbulnya konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian,yaitu sebagai berikut. 1) Konflik antarkelas 2) Konflik antarkelompok sosial Konflik ini dapat berupa: a) Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern. b) Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang.
3) Konflik antargeneraso b) Berkurangnya Solidaritas Kelompok Dampak lain mobilitas sosial dari faktor psikologis antara lain sebagai berikut. 1. Menimbulkan ketakutan 2. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya(post power syndrome) 3. Mengalami frustasi. G.CONTOH- MOBILITAS HORIZONTAL 1. Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya 2. sekelompok pedagang bakso dari pulau jawa bertransmigrasi ke pulau sumatra. dalam hal ini mobilitas sosial pedagang disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan pedagang tidak merubah status sosialnya 3. ibrahimovic seorang pemain sepak bola di barcelona dan ia pindah ke a.c milan. dalam hal ini mobilitas sosial ibrahimovic disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan ibrahimovic tidak merubah status sosialnya