Aldehid Dan Keton.docx

  • Uploaded by: Christina dasilia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aldehid Dan Keton.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,162
  • Pages: 11
ALDEHID ,KETON DAN ASAM KARBOKSILAT Christina Dasilia1, Elma Suryani, Frista Fitri Indah Lestari, Maythorik Salim, Putri Melati, sihol Agustoper, Petricia Suryandari Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tannjungpura Pontianak JL. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak [email protected] ABSTRAK Percobaan aldehid dan keton dilakukan berdasarkan reaksi yang terjadi ketika formaldehid, aseton dan asam karboksilat direaksikan dengan reagen tollen menghasilkan larutan kehitaman ada padatan tidak larut pada formaldehid, cokelat muda larut pada aseton, dan tak berwarna pada asam karboksilat. Reagen shiff, menghasilkan larutan ungu pekat pada formaldehid, ungu muda pada aseton dan ungu sedang pada asam karboksilat. Reagen fehling, larutan berwarna biru tua sebelum dipanaskan dan setelah dipanaskan berwarna biru kehitaman pada formaldehid, terbentuk endapan berwarna biru pekat dan tak larut sebelum dipanaskan dan menjadi biru pekat ada endapan sedikit pada aseton, terbentuk larutan berwarna biru muda sebelum dipanaskan dan larutan biru pudar dengan endapan biru muda pada asam karboksilat. Reagen benedict menghasilkan, larutan berwarna biru sebelum dipanaskan dan tidak terjadi perubahan setelah dipanaskan pada formaldehid, membentuk larutan biru keruh sebelum dipanaskan dan terbentuk endapan biru setelah dipanaskan pada aseton, larutan berwarna biru sebelum dipanaskan dan tidak terjadi perubahan setelah dipanaskan pada asam karboksilat. Reagen NaOH, membentuk larutan tak berwarna setelah dan sebelum dipanaskan pada formaldehid, membentuk larutan tak berwarna setelah dan sebelum dipanaskan pada keton, membentuk larutan tak berwarna setelah dan sebelum dipanaskan pada asam karboksilat. Polimerisasi terdapat sedikit endapan pada formaldehid, tidak ada endapan pada keton dan sedikit gelembung pada asam karboksilat. Kata kunci : aldehid, keton dan asam karboksilat Pendahuluan Percobaan aldehid, keton dan asam karboksilat dilakukan untuk membedakan senyawa aldehid, keton dan asam karboksilat yang dilakukan dengan beberapa percobaan dengan reagen yang Christina Dasilia (H1031161076)

berbeda-beda. Percobaan tersebut antara lain test dengan pereaksi tollen, test dengan pereaksi shiff, test dengan pereaksi fehling, test dengan benedict, test dengan NaOH, dan polimerisasi. Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

Senyawa yang digunakan pada percobaan ini adalah formaldehid, aseton dan asam karboksilat, dimana formaledehid merupakan senyawa golongan aldehid dan aseton merupakan senyaawa golongan keton. Senyawa-senyawa aldehid, keton dan asam karboksilat dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Formaldehid atau yang sering dikenal sebagai formalin digunakan sebagai bahan pengawet preparat biologis, asam asetat digunakan sebagai cuka dapur (Fessenden dan Fessenden, 1986), aseton dapat digunakan sebagai pelarut untuk senyawa organic dan pembersih cat kuku (Iqbal, 2010). Prinsip percobaan ini didasarkan pada reaksi yang terjadi ketika aldehid, keton dan asam karboksilat direaksikan dengan reagen tollen, fehling, benedict, shiff, NaOH, dan dengan polimerisasi. Tujuan percobaan ini adalah untuk membedakan senyawa aldehid, keton dan asam karboksilat. Metodologi Test dengan Pereaksi Tollen Senyawa formaldehid, aseton dan asam karboksilat dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi sebanyak 1 ml. Masing-masing senyawa tersebut kemudian ditambahkan pereaksi tollen sebanyak 1 tetes, kemudia diaamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Test dengan Pereaksi Shiff Senyawa formaldehid, aseton dan asam karboksilat dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi sebanyak 1 ml. Masing-masing senyaw tersebut ditambahkan dengan pereaksi shiff sebanyak 1 tetes, kemudian diamati perubahan yang terjadi dan dicatat.

Christina Dasilia (H1031161076)

Test dengan Pereaksi Fehling Senyawa formaldehid, aseton dan asam karboksilat dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi sebanyak 1 ml. Masing-masing tabung reaksi ke dalamnya dimasukkan reagen fehling A sebanyak 5 tetes dan reagen fehling B sebanyak 5 tetes, lalu diaduk dengan sempurna. Senyawa yang telah dicampurkan dengan reagen tersebut kemudian dipanaskan dengan pemanas kaki tiga sampai mendidih sempurna, diamati perubahan yang terjadi kemudian dicatat. Test dengan Benedict Senyawa formaldehid, aseton dan asam karboksilat dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi sebanyak 1 ml. Masing-masing senyawa tersebut ditambahkan ke dalamnya reagen benedict dan larutan dipanaskan sampai mendidih, kemudian diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Test dengan NaOH Larutan NaOH 10% dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi masing-masing tabung reaksi diisi sebanyak 1 ml, kemudian masing-masing tabung ditambahkan 5 tetes asam asetat, formaldehid dan keton sehingga diperoleh campuran yang berbeda-beda. Larutan tersebut dikocok supaya larut dengan sempurna dan dididihkan beberapa menit, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Polimerisasi Senyawa formaldehid, aseton dan asam karboksilat dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi sebanyak 1 ml. Masing-masing ditambahkan H2SO4 sebanyak 1 ml , setelah itu masing-masing Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

senyawa tersebut ditambahkan akuades sebanyak 3 ml kemudian dikocok, kemudian diperhatikan perubahan yang terjadi, apakah ada endapan yang terbentuk atau tidak. Rangkaian Alat

muda dan asam asetat terbentuk larutan tak berwarna B 1

2

Gambar 1 Rangkaian alat aldehid, keton dan asam karboksilat

3

Hasil dan Pembahasan

Test dengan Pereaksi Shiff Formaldehid, aseton dan asam asetat dimasukkan dalam setiap tabung reaksi Pereaksi shiff ditambahkan ke dalam masingmasing tabung reaksi Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat

Data Pengamatan No. A 1

2

3

Perlakuan Test dengan Pereaksi Tollen Formaldehid, aseton dan asam asetat dimasukkan dalam setiap tabung reaksi Pereaksi tollen dimasukkan ke dalam masingmasing tabung reaksi tersebut Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat

Hasil C 1 ml formaldehid, 1 ml aseton dan 1 ml asam asetat

1 tetes untuk semua senyawa

Formaldehid terbentuk larutan kehitaman ada padatab tidak larut, aseton terbentuk larutan berwarna cokelat

Christina Dasilia (H1031161076)

1

2

3

Test dengan Pereaksi Fehling Formaldehid, aseton dan asam asetat dimasukkan dalam setiap tabung reaksi Ke dalam setiap tabung reaksi dimasukkan reagen fehling A dan B, lalu diaduk dengan sempurna Senyawa tersebut kemudian dipanaskan di dalam geler beker di atas kaki tiga

1 ml formaldehid, 1 ml aseton dan 1 ml asam asetat

1 tetes untuk semua senyawa

Formaldehid berwarna ungu pekat, aseton berwarna ungu muda dan asam karboksilat berwarna ungu sedang

1 ml formaldehid, 1 ml aseton dan 1 ml asam asetat

Reagen fehling A 5 tetes dan B 5 tetes

Dipanaskan

Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

4

D 1

2

sampai mendidih Perubahan yang Formaldehid terjadi diamati dan sebelum dicatat dipanaskan berwarna biru tua dan setelah dipanaskan berwarna biru kehitaman. Aseton sebelum dipanaskan berwarna terdapat endapan berwarna biru pekat dan tak larut, namun setelah dipanaskan warnanya menjadi biru pekat dan ada endapan sedikit. Asam asetat sebelum dipanaskan berwarna biru muda dan setelah dipanaskan berupa larutan biru pudar dengan endapan biru muda Test dengan Benedict Formaldehid, 1 ml formaldehid, aseton dan asam 1 ml aseton dan asetat 1 ml asam asetat dimasukkan dalam setiap tabung reaksi Reagen benedict Masing-masing ditambahkan ke ditambahkan

Christina Dasilia (H1031161076)

3

D 1

2

dalam masingmasing tabung reaksi , dipanaskan larutan sampai mendidih Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat

Test dengan NaOH Larutan NaOH dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi Masing-masing tabung diisi dengan beberapa tetes larutan karbonil

benedict sebanyak 5 tetes

Formaldehid sebelum dipanaskan berupa larutan berwarna biru setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan. Aseton sebelum dipanaskan membentuk larutan biru keruh dan setelah pemanasan terbentuk endapan biru. Asam asetat sebelum dipanaskan berupa larutan berwarna biru setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan.

Masing-masing tabung diisi dengan NaOH sebanyak 1 ml. NaOH + asam asetat 5 tetes , NaOH + 5 tetes aseton, dan NaOH + 5 tetes

Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

3

4

D 1

2

3

4

formaldehid Larutan dicampur Dididihkan dengan sempurna dan didihkan beberapa menit. Perubahan yang Untuk semua terjadi diamati dan larutan, baik dicatat sebelum dan sesudah pemanasan semua larutan tak berwarna dan tiadak ada perubahan apapun. Polimerisasi Formaldehid, 1 ml formaldehid, aseton dan asam 1 ml aseton dan asetat 1 ml asam asetat dimasukkan dalam setiap tabung reaksi Setiap tabung Masing-masing ditambahkan ditambahkan asam asam sulfat asam sulfat pekat , dikocok pekat sebanyak dan dicatat 1 ml, asam perubahannya asetat terasa sedikit panas setelah ditambahkan asam sulfat, sedangkan yang lain tidak terasa panas sedikitpun Akuades Masing-masing ditambahkan ke larutan dalam larutan ditambahkan tersebut dan akuades dikocok baik-baik sebanyak 3 ml. Perubahan yang Asam asetat terjadi terbentuk sedikit diperhatikan dan gelembung, dicatat, apakah formaldehid

Christina Dasilia (H1031161076)

terbentuk endapan tidak

terdapat sedikit atau endapan dan aseton tidak ada endapan

Pembahasan Percobaan yang dilakukan mengenai aldehid, keton dan asam karboksilat. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hydrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi dan oksidasi. Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami polimerisasi (Iqbal, 2010). Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat (Iqbal, 2010). Asam karboksilat adalah suatu senyawa organic yang mengandung gugus karboksil, -COOH. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah gugus hidrokdsil, antar-aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam karboksilat karena gugus karbonil bersifat polar dan tak terintangi, maka reaksinya tidak terlalu dipengaruhi oleh sisa molekul (Fessenden dan Fessenden, 1986). Senyawa-senyawa ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan antara lain, formaldehid atau yang sering dikenal sebagai formalin merupakan contoh dari aldehid, formalin biasa digunakan sebagai bahan pengawet dalam dunia kedokteran, misalnya sebagai pengawet mayat atau hewan untuk keperluan penelitian. Formalin Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

banyak digunakan sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, serta sebagai germisida dan fungisida pada tanaman dan sayuran. Formalin juga digunakan sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya (Oktavia dkk, 2016). Asam karboksilat juga dapat di aplikasikan dalam kehidupan salah satunya salisilanilida. Salisilanilida merupakan senyawa turunan asam salisilat, dimana asam salisilat merupakan contoh dari asam karboksilat. Salisilanilida merupakan obat anti inflamasi yang berfungsi sebagai analgesik atau antipiretik dan juga memiliki aktivitas anti jamur (Sulistyo, 2015). Keton juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan, salah satu contohnya adalah aseton. Aseton dapat digunakan sebagai pelarut untuk senyawa organic dan pembersih cat kuku (Iqbal, 2010). Percobaan pertama adalah uji dengan peraksi tollen dilakukan dengan menggunakan 3 senyawa yaitu formaldehid, aseton dan asam karboksilat. Reagen tollen dibuat untuk menguji aldehid, tollen dibuat dengan menambahkan natrium hidroksida ke dalam perak nitrat untuk menghasilkan perak (I) oksida yang larut dalam ammonia cair (menghasilkan ion kompleks [Ag(NH3)2]+) itulah kandungan dari reagen tollen (Martin, 2012). Senyawa aldehid yang digunakan pada percobaan ini adalah formaldehid atau formalin. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hydrogen (Iqbal, 2010) sedangkan formaldehid adalah senyawa organic berupa gas yang dikenal dengan nama aldehida. Dalam wujud gas, formaldehida memiliki titik leleh -92°C dan titik didih -19°C (Yolanda, 2011). Berdasarkan percobaan Christina Dasilia (H1031161076)

yang dilakukan diperoleh warna formaldehid yang bereaksi dengan reagen tollen adalah larutan kehitaman dengan sedikit padatan tidak larut, padatan tersebut adalah cermin perak yang terdapat dalam tabung, hal ini terjadi karena aldehid mereduksi ion kompleks Ag+ menjadi perak metalik (Martin, 2012). Sedangkan berdasarkan teorinya terdapat endapan hitam yang terbentuk di dalam aldehid yaitu berupa cermin perak. Aldehid merupakan reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidatoroksidator lemah. Aldehid dapat diketahui dengan pereaksi tollen yang merupakan oksidator lemah. Oksidasi dari aldehid menghasilkan asam karboksilat (Marzuki dkk, 2010). Pada reaksi antara aldehid dan tollen akan menghasilkan uji positif, sedangkan pada keton akan menhasilkan uji negative. Pada percobaan ini aseton menghasilkan larutan berwarna cokelat dan asam karboksilat tak berwarna. Formaldehid lebih reaktif sehingga mudah bereaksi dengan reagen, hal ini terjadi karena atom C pada formaldehid diapid oleh 2 atom H. Berikut reaksi dari uji tollen: O H

O

+

H

Ag(NO3)2

OH-

H

+

+

Ag

OH

Formaldehid + tollen

O H3C aseton

+ CH3 +

[Ag(NO3)2]+ tollen

Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

dan larutan alkali dari garam tatrat. Campuran ini berwarna biru yang mengandung kompleks ion Cu2+ dalam suasana alkalis. Pengomleksan ion tembaga (II) dengan ion tarttrat dapat mencegah terjadinya endapan tembaga (II) hidroksida (Iqbal, 2010). Fehling A dapat dibuat dengan menggunakan CuSO4 . 5 H2O dan fehling B dapat dibuat dengan K Na – tartrat dan NaOH (Yosmar dkk, 2013). Gambar 2 Hasil uji pereaksi tollens Percobaan kedua adalah uji dengan pereaksi shiff. Reagen shiff adalah suatu reagen yang digunakan untuk menguji aldehid dan keton (Martin, 2012). Reagen shiff ini mengandung fuschsin basis, NaHSO3 dan HCL (Refwalu dkk, 2016). Berdasarkan percobaan ini formaldehid menghasilkan warna ungu pekat, semakin intensif warna yang tampak, dapat menggambarkan bahwa formalin yang terkandung dalam sampel semakin banyak (Refwalu dkk, 2016), aseton berwarna ungu muda dan asam karboksilat berwarna ungu sedang. Berdasarkan teori, senyawa aldehid akan segera mengembalikan warna pink, sedangkan keton seharusnya tidak berefek pada reagen ini (Martin, 2012). Hasil dari uji dengan reagen shiff

Gambar 3 hasil uji pereaksi shiff Percobaan ketiga adalah test dengan pereaksi fehling. Reagen fehling merupakan campuran dari larutan CuSO4 Christina Dasilia (H1031161076)

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, formaldehid sebelum dipanaskan menghasilkan larutan berwarna biru tua dan setelah dipanaskan menghasilkan warna biru kehitaman. Aseton sebelum pemanasan menghasilkan endapan biru pekat dan tidak larut dan setealah pemanasan menjadi biru pekat ada endapan sedikit. Asam asetat sebelum dipanaskan berwarna biru muda dan setelah dipanaskan terbentuk larutan biru pudar dengan endapan biru muda. Aldehid merupakan oksidator kuat sehingga dapat mereduksi oksidator lemah, menurut teori apabila aldehid direaksikan denga fehling A dan B, maka akan dihasilkan warna merah bata dan jika setelah dipanaskan formaldehid akan menghasilkan warna hijau. Hal ini menyebabkan dihasilkan endapan merah bata karena berasal dari fehling yang memiliki ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang dalam suasana akan terbentuk endapan merah bata (Cu2O). Lain halnya dengan keton, ketor sukar sekali teroksidasi oleh fehling karena keton tidak mempunyai atom H yang menempel pada atom karbonil (Iqbal, 2010). Pemanasan pada percobaan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi. Berdasarkan hukum laju reaksi, pengaruh suhu terhadap laju reaksi yaitu menjadi lebi Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

cepat biola suhu dinaikkan, karena kalor yang diberikan akan menambah energy kinetikpartikel pereaksi. Akibatnya jumlah dari energy tumbukkan bertambah besar (Petrucci, 1987). Hasil dari uji dengan fehling adalah sebagai berikut.

Gambar 4 hasil uji pereaksi fehling Berikut reaksi dari uji fehling

O

O H

H

+ 2CuO + 2OH

H

OH

+ 2CuO + H2O

formaldehid + fehling

O H3C

Aseton +

+ 2CuO +

2OH

CH3

fehling

Percobaan keempat, test dengan benedict. Reagen benedict dalah reagen yang terbuat dari natrium karbonat, tembahga sulfat dan asam sitrat. Reagen ini digunakan untuk uji kualitatif zat-zat yang bersifat mereduksi dengan ciri terbentuknya endapan berwarna merah sampai kuning (Mulyono 2009). Hasil yang diperoleh dari Christina Dasilia (H1031161076)

percobaan adalah formaldehid sebelum dipanaskan larutan berwarna biru muda dan setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan. Aseton sebelum dipanaskan membentuk larutan biru keruh, setelah dipanaskan terbentuk endapan biru. Asam karboksilat sebelum dipanaskan larutan berwarna biru muda dan setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan. Berdasarkan teori, pengompleksan ion-ion tembaga dapat (II) dapat mencegah terbentuknya sebuah endapan yaitu endapan tembaga (II) karbonat berwarna merah bata. Aldehid mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga (I) oksida, karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya akan teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat. Jika aldehid dan benedict dipanaskan, seharusnya terjadi oksidasi yang membentuk asam karboksilat. Benedict akan mengalami reduksi menjadi Cu2O yang mengendap pada bagian bawah tabung, karena larutan benedict mengandung larutan tembaga sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat (Iqbal, 2010). Uji benedict menurut teori aseton tidak bereaksi dengan reagen benedict yang ditandai dengan larutan aseton mengalami penguapan, tidak adanya endapan yang terbentuk dan tidak mengalami perubahan warna (Iqbal, 2010). Namun dari percobaan yang kami lakukan, perubahan formaldehid dengan aseton tidak sesuai dengan teori. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam praktikum yang telah dilakukan. Berikut reaksi nya O H

+

2+

Cu

+

H2O

t0C

O H

H

+

Cu2O

+

H+

OH

formaldehid + formaldehid

Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

O

+ H3C

2+

Cu

+ H2O

CH3

O

t0C H3C

O

+ Cu2O + H+

+

CH3

Aseton + benedict

+

Na

+ OH- +

H2O

H

H

Formaldehida + NaOH O

O

+

H3C

+

Na

+

-

OH

H3C

+

OH

O

Na

asam karboksilat + NaOH

O

O H3C

+

Na+

+

OH-

Na

CH3

+ H2O

CH3

Aseton + NaOH Gambar 5 hasil uji pereaksi benedict Percobaan kelima test dengan NaOH. Natrium hidroksida adalah senyawa padatan putih, bersifat higroskopis, sangat korosif terhadap jaringan organic. Natrium hidroksida dapat digunaan untuk pembuatan rayon, dan menghilangkan cat (Mulyono, 2009). Percobaan ini menghasilkan asam asetat sebelum dan sesudah dipanaskan tak berwarna, aseton sebelum dan sesudah dipanaskan tak berwarna, formaldehid sebelum dan sesudah dipanaskna tak berwarna. Asam asetat bereaksi dengan NaOH akan menghasilkan suatu reaksi penetralan, karena apabila basa bertemu asam maka akan terbentuk suatu penetralan (Chang, 2004). Sedangkan aseton dan formaldehid mudah dihalogenasikan pada karbon alfa, sehingga reaksi ini menuntut suasana basa atau suasana katalis asan, dan pada percobaan ini menggunakan NaOH, sehingga NaOH merupakan pereaksi (Fessenden dan Fessenden, 1986). Christina Dasilia (H1031161076)

Gambar 6 Hasil reaksi Uji dengan NaOH Percobaan keenam adalah polimerisasi. Percobaan ini dilakukan pada formaldehid, aseton dan asam asetat dengan menggunakan H2SO4 berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh asam asetat setelah penambahan H2SO4 menghasilkan sedikit panas. Hal ini menunjukkan bahwa asam asetat dan H2SO4 mengalami reaksi eksoterm dan pada reaksi ini dihasilkan sedikit gelembung-gelembung, karena H2SO4 berperan sebagai katalis dan H2O yang bereaksi dengan asam karboksilat maka pada reaksi ini terbentuk gas hydrogen yang menghasilkan sedikit gelembunggelembung kecil (Fessenden dan Fessenden, 1986). Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

H2O

Aseton direaksi dengan katalis H2SO4 menghasilkan larutan tak berwarna dan tak ada endapan. Formaldehid direaksikan dengan katalis H2SO4 meghasilkan larutan tak berwarna dengan sedikit endapan. Percobaan ini dilakukan untuk melihat pembentukkan senyawa berupa alkohol. Berikut reaksi dari percobaan ini: O

+ H

H2O

H2SO4

H

H H

OH OH

Formaldehida + H2O + H2SO4

Chang. R, 2004, Kimia Dasar : Konsepkonsep inti,Edisi III,Jilid 1, Erlangga, Jakarta Fessenden P. J dan Fessenden S. S, 1986, Kimia Organik, Jilid 2, Erlangga, Jakarta Iqbal M, 2010, Aldehid dan Keton, Jurnal Rekayasa Proses Jurusan Kimia Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam , Universitas Halu Oleo, Vol. 4, No. 2 Martin E. A, 2012, Kamus Sains, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Marzuki I, Amirullah, dan Fitriana, 2010, Kimia dalam Keperawatan, Pustaka As Salam, Makassar Mulyoni, 2009, Kamus Kimia, Bumi Aksara, Bandung

Gambar 7 Hasil reaksi polimerisasi Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa senyawa aldehid dan keton dapat dibedakan berdasarkan reagen yang digunakan, dimana reaksi reagen tersebut mengasilkan perubahan warna dan endapan . Senyawa aldehid dapat bereaksi dengan reagen tollen, shiff, benedict polimerisasi dan fehling. Sedangkan pada percobaan ini, keton dapat bereaksi dengan dengan shiff, benedict dan fehling. Daftar Pustaka Christina Dasilia (H1031161076)

Oktavia B, Sari J. M, Dewata I, 2016, OP025 Optimasi Analisis Formalin Dalam Bentuk Senyawa Berwarna Dengan Fluoral-P Menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang Petrucci R. H, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 2, Erlangga, Jakarta Refwalu M. H, Rorong J. A, Sudewi S, 2016, Analisis Kandungan Formalin Pada Berbagai Jenis Daging Di Pasar Swalayan Kota Manado, Program Studi Farmasi Fmipa Unsrat Manado, Jurusan Kimia Fmipa Unsrat Manado, Vol. 5, No. 4 Sulistyo R, Suratmo, dan Retnowati R, 2015, Sintesis Salisilanilida Dari Komponen Utama Minyak Gandapura, Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Universitas Brawijaya, Vol.1, No. 1 Yolanda D, 2011, Analisis Formaldehida Dari Pembalut Wanita Dengan Metoda Spektrofotometri Sinar TampakMenggunakan Pereaksi Nash, SKRIPSI SARJANA FARMASI, Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang Yosmar R, Suharti N, dan Rasyid R, 2013, Isolasi dan Uji Kualitatif Hidrolisat Jamur Penghasil Enzim Selulase dari Tanah Tumpukan Ampas Tebu, Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Limau Manis, Padang, Vol 1, No. 1

Christina Dasilia (H1031161076)

Aldehid, Keton dan Asam Karboksilat

Related Documents

Aldehid Dan Keton.docx
April 2020 14
Dan
April 2020 66
Dan
August 2019 69

More Documents from "Delta"

Aldehid Dan Keton.docx
April 2020 14
Hidrokarbon Ok.docx
April 2020 3
Bg Kaaf.docx
April 2020 7
India Vs. China
May 2020 7
Tugas Pajak Spt Pph 21.docx
November 2019 28
G L O S A R
May 2020 8