ALDEHID DAN KETON
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gugus karbonil adalah gugus yang sangat menentukan sifat kimia dari aldehid dan keton. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika kebanyakan sifat-sifat dari senyawa-senyawa ini adalah mirip satu sama lain. Aldehid dan keton adalah senyawa organik yang mengandung gugus karbonil yang memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi sifat-sifat fisika dan kimia. Aldehid memiliki sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki struktur dan unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Struktur rumus senyawa ini adalah R-CHO, dimana -R adalah alkil dan –CHO adalah gugus fungsi aldehida.Struktur dari keton sama seperti aldehid, yang terdiri atas atom-atom karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dengan rumus struktur R-CO-R’, dengan R adalah alkil dan –CO- adalah gugus fungsi keton. Meski sama-sama merupakan senyawa organik, namun dalam penggunaannya kedua senyawa ini berbeda. Karena aldehid mudah teroksidasi dan keton tidak dan keduanya memiliki sifat fisik yang sama, maka dilakukan pengujian untuk aldehid dan keton dengan menggunakan uji Tollens dan uji Fehling A dan Fehling B` Dalam bidang farmasi pembahasan tentang aldehid dan keton sangatlah penting untuk dipelajari. Hal ini berhubungan dengan bagaimana nantinya senyawa obat dapat bereaksi dengan aldehid dan keton. Misalnya formaldehid sering dibuat dalam larutan 37 % yang dinamakan formalin dimana larutan ini berguna sebagai desinfektan dan pengawet. IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud praktikum kali ini adalah untuk membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu : 1. Untuk mengetahui kelarutan aldehid dan keton didalam air 2. Untuk mengetahui reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4, 3. Untuk mengetahui reaksi aldehid dan keton AgNO3 dan NH4OH (pereaksi tollens) 4. Untuk mengetahui reaksi aldehid dan keton Dengan fehling A dan fehling B.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun dari unsurunsur karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primair, sedangkan keton dari alkohol sekunder. Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya berlainan (Ismail Besari, 1982). Rumus umum struktur ald ehid dan keton seperti tertulis dibawah ini dengan R adalah alkil atau aril. O
O
║
║
R-C-H
R-C-R
aldehid
keton
Aldehid keton berubah dua dari sekian banyak kelompok senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton mempunyai dua gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida mempunyai satu gugus alkil(aril) dan satu hidrogen yang terikat pada karbon karbonil itu (A. Hadyana Pudjaatmaka, 1982). Sifat-sifat unik gugus karbonil
mempengaruhi sifat fisika
aldehida dan keton. Karena senyawaan ini polar, dan karena itu melakukan tarik-menarik dipol-dipol antarmolekul, aldehida dan keton mendidih pada temperatur yang lebih tinggi dari pada senyawaan nonpolar yang bobot molekulnya bersamaan. Secara terbatas aldehid dan keton dapat mensolvasi ion (A. Hadyana Pudjaatmaka, 1982). Aldehid dan keton keduanya mengandung gugus karbonil dan sering disebut sebagai senyawa karbonil. Gugus karbonil menentukan sifat-sifat kiia aldehida dan keton. Aldehida dan keton menunjukan IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
sifat-sifat mirip. Perbedaan struktur memberikan akibat sifat-sifat yang berbeda pula, yaitu aldehid sangat mudah teroksidasi, aldehida biasanya lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofil (Sastrohadmijojo, 2011) Aldehid mempunyai gugus alkil dengan hidrogen terikat pada karbonil. Senyawa aldehid alami yang paling melimpah adalah glukosa. Aldehid paling sederhana adalah formaldehid (CH2O), yang mana karbonil mengikat 2 atom H. Pada semua aldehid selain formaldehid, karbon karbonil mengikat 1 atom hidrogen dan satu gugus alkil atau aril, misalnya asetaldehid (CH3CHO) . Sedangkan keton mempunyai suatu gugus alkil dan gugus aril yang terikat dengan gugus alkil yang lain atau gugus aril yang terikat dengan karbon karbonil. Beberapa hormon steroid mengandung gugus fungsional keton, seperti testosterone dan progesterone. Keton yang paling sederhana adalah aseton (CH3COCH3), yang mana karbonil mengikat 2 gugus metil (Satyajid, 2009) Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C = O. Jika dua gugus ini menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka senyawa tersebut adalah golongan aldehid.Oksida parsial dari alkohol menghasilkan aldehid.Oksidasi alkohol sekunder menghaslkan keton.Oksidasi bertahap dari etanol menjadi asetaldehida kemudian menjadi asam asetat yang diilustrasi dengan model molekul (Petrucci, 1999). Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril.Dalam sistem IUPAC, aldehida diberi akhiran – al (berasal dari suku pertama aldehida). Dalam sistem IUPAC, keton diberi akhiran –on (dari suku terakhir kata keton). Penomoran IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor terkecil. Biasanya keton diberi nama dengan menambahkan kata keton setelah namanama gugus alkil atau aril yang melekat pada gugus karbonil. Sama halnya dengan aldehida, nama umum sering digunakan (Hart, 1998). Pereaksi fehling terdiri atas fehling A yang terdiri dari CuSO4 dalam air, H2SO4 dan fehling B yang terdiri dari Kalium Natrium tartarat, KOH dalam air, berupa larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling ini, terdapat ion Cu2+ sebagai ion kompleks. Sebagai contoh, formaldehid dalam pereaksi fehling akan mereduksi tembaga, sehingga terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata (Larasati, 2010) Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak (Pine, 1988). 2.2 . Uraian Bahan 1. Air Suling (Ditjen POM, 1979 : 96) Nama
: AQUADESTILLATA
Kegunaan
: Sebagai zat tambahan.
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna.
Rumus molekul Rumus struktur
: H2O H
O
H
2. Amonium Hidroksida (Ditjen POM, 1979 : 676) Nama
: AMMONIA HIDROKSIDA
Kegunaan
: Zat tambahan.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
Kelarutan
: Mudah larut dalam air.
Pemerian
: Cairan jernih;tidak berwarna;bau khas;bau menusuk
Rumus molekul : NH4OH Rumus struktur
:
H
H N H
3. Asam Sulfat ( Ditjen POM, 1979: 58) Nama
`
Pemerian
: ACIDUM SULFURICUM : Cairan kental seperti minyak,korosif, tidak berwarna. Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Kelarutan
: Zat ini larut dalam pembanding
air
padasemua
Rumus molekul : H2SO4 Rumus struktur
:
O O
S
O
H
O H Kegunaan
: Zat tambahan.
4. Aseton (Ditjen POM,1979 : 655) Nama
: ASETONUM
Kegunaan
: Sebagai sampel.
Kelarutan
: Larut dalam air,etanol (95 %) eter P dan Kloform P,
Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna,mudah menguap,bau khas,mudah terbakar.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
Rumus molekul : (CH3)2CO Rumus struktur :
5. Fehling A (Ditjen POM, 1979 : 692) Nama
: FEHLING A
Kegunaan
: Sebagai oksidator.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air.
Pemerian
: Cairan berwarna biru,tidak berbau.
Kandungan
: CuSO4.5H2O 34,64 g,H2SO4 pekat 6,5 ml dan aquadest 500 ml.
6. Fehling B (Ditjen POM, 1979 : 692) Nama
: FEHLING B
Kegunaan
: Sebagai oksidator.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air.
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, tidak berbau.
Kandungan
: Na tertrat 176 g,NaOH 77 g,aquadest 500ml.
7. Formaldehid (Ditjen POM, 1979 : 676) Nama
: FORMALDEHIDA
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
Pemerian
: Cairan tidak berwarna;uap dapat mengeluarkan air mata.
Rumus molekul : CH2O Rumus struktur :
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
8. Kalium Permanganat (Ditjen POM, 1979 : 330) Nama
: KALII PERMANGANAS
Kegunaan
: Antiseptikum ekster.
Kelarutan
: Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih.
Pemerian
: Hablur mengkilap,ungu tua
Rumus molekul : KMnO4 Rumus struktur
:
9. NaOH ( Ditjen POM,1979: 412 ) Nama Resmi
: NATRII HYDROXYDUM
Nama lain
: Natrium Hidroksida
Rumus molekul
: NaOH
Berat molekul
: 40,00
Pemerian
:: : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk palet, serpihan atau batangan keras, rapuh, dan menunjukkan pecahan hablur.
Bila
dibiarkan
di
udara
cepat
menyerap CO2atau lembab. Kelarutan
: Mudah larut dalam air dan etanol
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Rumus struktur
:
10. Perak Nitrat (Ditjen POM, 1979 : 97) Nama
: ARGENTI NITRAS
Kegunaan
: Zat tambahan.
Kelarutan
: Sangat mudah larut didalam air dan dan larut
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
dalam etanol(95%) P. Pemerian
: Hablur transparan atau serbuk hablur Berwarna putih,tidak berbau dan menjadi gelap jika kena cahaya.
Rumus molekul
: AgNO3
Rumus struktur
:
11. Tembaga (II) sulfat ( Dirjen POM 1979 :731 ) Namaresmi
: CUPRU SULFAS
Nama lain
: Tembaga (II) sulfat
Rumus molekul
: CuSO4
Berat molekul
: 159,61
Pemerian
: prismatri klinik (serbuk hablur biru)
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup.
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2019 hal 9) A. Kelarutan dalam air 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi 2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton. 3. Perhatikan warna dan baunya. 4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes) 5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang) B. Dengan KMnO4 0,1 N 1. Ambil larutan A d iatas 2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N 3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut 4. Catat pengamatan saudara C. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi 2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N 3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5
N sampai
endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens) 4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton. 5. Panaskan beberapa menit di atas penangas air 6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara D. Dengan Fehling A dan B 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi 2. Masing–masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml lsrutan Fehling B 3. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton, kocok 4. Panaskan beberapa menit di atas penangas air 5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat yang digunakan Pada praktikum ini alat-alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipit skala, pipet tetes, botol semprot, gegep kayu, dan lampu spiritus. 3.2 Bahan yang digunakan Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu aldehid (formaldehid), keton (aseton),aquades, KMnO4 0,1 N, AgNO3 0,1 N, NH4OH 0,5 N, pereaksi fehling A dan B. 3.3 Cara Kerja Pada percobaan pertama yaitu penentuan kelarutan aldehid dan keton dalam air, langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah, lalu pada tabung (1) diisi dengan formaldehid 0,5 ml dan tabung (2) diisi dengan aseton 0,5 ml, kemudian diperhatikan warna dan baunya, selanjutnya ditambahkan setetes demi setetes air dan kocok , kemudian catat perubahan yang terjadi. Pada percobaan kedua yaitu reaksi antara aldehid dan keton dengan KMnO4, langkah pertama yang dilakukan yaitu ambil larutan yang telah dibuat pada percobaan pertama tadi,kemudian tiap-tiap tabung ditambahkan 1-2 tetea KMnO4 0,1 N, lalu diperhatikan warna KMnO4 tersebut dan dicatat hasilnya. Selanjutnya percobaan ketiga yaitu reaksi antara aldehid dan keton dengan NH4OH, langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan 2 buah tabung reaksi, yang kemudian masing-masing tabung diisi dengan 1 ml AgNO3 0,1 N, lalu ditambahlan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali, kemudian pada tabung (1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan pada
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
tabung (2) ditambahkan 0,5 ml aseton, lalu dipanaskan beberapa menit kemudian diperhatikan di catat perubahan yang terjadi. Pada percobaan terakhir yaitu reaksi antara aldehid dan keton dengan pereaksi fehling, langkah pertama yang dilakukan yaitu disiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian masing-masing tabung diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan fehling B, lalu ke dalam tabung (1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) 0,5 ml aseton lau dikocok, kemudian panaskan beberapa menit lalu diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan A. Kelarutan dalam air Kelarutan
Zat
Warna
Bau
Formaldehid
Bening
Tidak berbau
Larut
Aseton
Bening
Tidak berbau
Larut
dalam air
B. Dengan KMnO4 0,1 N Zat
Perubahan warna KMnO4
Formaldehid
Bening
Endapan
Aseton
Bening
Ungu
C. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N Zat
Pereaksi Tollens
Formaldehid
Bening
Aseton
Bening
Endapan cermin perak
Pink
D. Dengan Fehling A dan B Zat Formaldehid
Pereaksi Fehling Terbentuk endapan biru muda Biru tua endapan kuning
Aseton
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
Biru muda
Biru tua
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
4.2 Pembahasan Aldehid dan keton adalah senyawa organik yang mengandung salah satu dari gugus-gugus penting dalam kimia organik,yaitu gugus karbonil C=O. Perbedaan gugus karbonil antara aldehid dan keton, menimbulkan adanya dua sifat kimia yang menonjol perbedaanya dari kedua senyawa tersebut yaitu: a. Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit. b. Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini karakteristik terhadap gugus karbonal. Suatu keton dengan dua gugus alkil lebih stabil dari pada aldehid yang memiliki satu gugus alkil. Salah satu cara sederhana untuk membedakannya adalah melalui reaksi oksidasi reduksi. Hampir semua reagensia apa saja yang mengoksidasi suatu alkohol dapat juga mengoksidasi alehid. Pada percobaan ini untuk aldehid digunakan formaldehid, sedangkan pada keton digunakan aseton. Pereaksi yang digunakan yaitu KMnO4, pereaksi tollens dan fehling A dan B, digunakan untuk membedakan antara aldehid dan keton. A. Uji kelarutan dalam air Pada uji kelarutan dalam air, diisi tabung (1) dengan formaldehid dan pada tabung (2) dengan aseton kemudian ditambah 10 tetes air. Setelah itu diamati, keduanya mudah larut dalam air dan tidak memiiki bau. Dilakukan percobaan ini untuk melihat sifat fisik keduanya. Faktor kesalahan dalam pengecekan bau sangat susah untuk menentukannya. B. Uji dengan KMnO4 Uji dengan pereaksi kalium permanganat yaitu dengan menggunakan larutan pertama, tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N, kemudian diperhatikan warna KMnO4 tersebut dan IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
catat hasil pengamatan. Larutan pada formaldehid dan aseton adalah berwarna putih. Setelah dipanaskan larutan pada tabung (1) yang berisi formaldehid yang ditambahkan KMnO 4, larutannya berubah membentuk endapan, sedangkan pada tabung (2) yang berisi aseton dan KMnO4 membentuk endapan berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa aldehid lebih reaktif dari pada keton. Aldehid teroksidasi terbentuk endapan sedangkan pada aseton teroksidasi tetapi dengan cara yang tidak sempurna. Faktor kesalahan
yaitu
kurangnya
ketelitian
saat
memipet
karena
seharusnya terdapat endapan coklat pada reaksinya. C. Uji dengan pereaksi Tollens Uji dengan pereaksi tollens yaitu diisi 2 buah tabung reaksi, yang diisi dengan masing-masing 1 ml AgNO3. Setelah itu, tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi tollens). Pada tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid, setelah dipanaskan dalam penangas air terbentuk endapan cermin perak karena aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens sehingga membebaskan unsur perak (Ag) sehingga terbentuk endapan cermin perak pada dinding tabung sedangkan pada aseton tabung (2) tidak terjadi perubahan karena telah diketahui bahwa aseton sulit teroksidasi dengan
ion-ion
perak
dari
perak
nitrat
dan
ammonium
pengoksidasi, dan mampu mereduksi dari Ag3+ menjadi Ag+. Fungsi dari penambahan ammonium hidroksida sendiri adalah sebagai medium pembentuk basa dan juga sebagai donor proton atom oksigen untuk pembentukan senyawa karboksilat D. Uji dengan pereaksi Fehling A dan B Pada percobaan ini digunakan fehling A dan fehling B, formaldehid yang ditetesi dengan fehling A waran biru muda IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
ditambah fehling B warnanya menjadi biru tua dan setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna merah bata, hal ini dikarenakan aldehid mampumereduksi Cu2+ menjadi Cu+ sehingga terbentuk endapan merah bata. Sedangkan pada aseton yang ditambahkan pereaksi fehling setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan warna (tetap berwarna biru tua). Hal ini
disebabkan
karena aseton dengan dua gugus alkil lebih stabil dibandingkan formaldehid yang tidak memiliki ggus alkil. Aseton tidak bereaksi dengan pereaksi fehling karena gugus karbonil distabilkan oleh alkil didekatnya yang sifatnya menolak elektron. Menurut teori pereaksi fehling adalah zat pengoksidasi lemah, hanya aldehid yang dapat bereaksi dengan pereaksi fehling sehingga untuk membedakan antara aldehid dan keton digunakan pereaksi tollens dan pereaksi fehling yaitu fehling A dan B. factor kesalahan dari percobaan yaitu kurangnya ketelitian dalam memipet larutan sehingga tidak di peroleh endapan merah bata.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dalam percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa: Formaldehid dan aseton memiliki kelarutan yang baik dalam air, Aldehid (formaldehid) teroksidasi oleh pereaksi KmnO4 dalam bentuk endapan, pereaksi tollens dalam bentuk cermin perak dan pereaksi fehling membentuk endapan merah bata, serta Keton (aseton) tidak teroksidasi dengan pereaksi KmnO4, pereaksii tollens dan pereaksi fehling. 5.2 Saran Sebaiknya alat dan bahan disiapkan sebelum praktikum agar tidak menghabiskan banyak waktu di dalam laborotorium.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2019. “Penuntun Praktikum Kimia Organik Farmasi”. Makassar: Universitas Muslim Indonesia Pudjaatmaka, Handayana. 1982. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas. Bandung: Armico. Sastrohadmijojo, Hardjono. 2011. “Kimia Organik Dasar”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sarker, Satyajid D., Luthfun Nahar. 2009. “ Kimia untuk Mahasiswa Farmasi” : Yogyakarta. Petrucci,R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga. Hart, Harold. 1998. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Larasati, Dian. 2010. Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton.Banjarmasin : Laboratorium Kimia, FKIP, Universitas Lampung Pine, Stanley. H. 1988. Kimia Organik I. Bandung. ITB.
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
LAMPIRAN SKEMA KERJA A. Untuk percobaan prosedur kerja A Siapkan 2 buah tabung reaksi (1) Diisi dengan 0,5 mL formaldehid (2) Diisi dengan 0,5 mL aseton Perhatikan warna perubahannya (+) setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes) Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang) B. Untuk percobaan prosedur kerja B Ambil larutan A tadi Tiap tabung (+) KMnO4 1-2 tetes Perhatikan warna KMnO4 Catat pengamatan saudara C. Untuk percobaan prosedur kerja C Siapkan 2 buah tabung reaksi (+) setetes demi setetes NH4OH 0,5 N Sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi tollens) (1) (+) 0,5 mL formaldehid IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
(2) (+) 0,5 mL aseton Panaskan beberapa menit di atas penangas air Perhatikan dan catat pengamatan saudara D. Untuk percobaan prosedur kerja D Siapkan 2 buah tabung reaksi Masing-masing diisi dengan 1mL Larutan fehling A dan fehling B (1) (+) 0,5 mL formaldehid (2) (+) 0,5 mL aseton Panaskan beberapa menit di atas penangas air Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
GAMBAR A. Untuk percobaan prosedur kerja A
Sebelum di tetesi air
Setelah di tetesi air
B. Untuk percobaan prosedur kerja B
Sebelum di tetesi KMnO4
Setelah di tetesi KMnO4
C. Untuk percobaan prosedur kerja C
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
Setelah di tambahkan AgNO3
Aseton sebelum dipanaskan
Formaldehid sebelum dipanaskan
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
Ditambahkan lagi NH4OH
Aseton setelah dipanaskan
Formaldehid setelah dipanaskan
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON
D. Untuk percobaan prosedur kerja D
Aseton setelah dipanaskan
IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU 15020180076
Formaldehid setelah dipanaskan
LA ODE MIFTAHUL ARZAK