ALDEHID DAN KETON BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aldehid berasal dari alkohol primer yang teroksidasi sedangkan keton berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi. Aldehid dan keton adalah contoh senyawa-senyawa karbonil yang banyak ditemukan di alam bebas.
Aldehid mempunyai paling sedikit satu
atom hidrogen yang melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Sedangkan keton mengandung dua gugus alkil atau aril yang terikat pada atom karbon karbonil. Karena keduanya mengandung gugus karbonil, sifat kimia aldehid dan keton serupa. Baik aldehid maupun keton sangat reaktif, tetapi aldehid biasanya lebih reaktif dibanding keton. Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang dihubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat dalam karbohidrat, lemak, protein, dan steroid. Gugus fungsi ini dijumpai dalam senyawa aldehid dan keton. Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan serta sangat penting dan lazim yang terdapat dalam sistem makhluk hidup. Salah satu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida atau yang dikenal dengan sebutan formalin digunakan sebagai antiseptik, pengawetan zat
organik,
pengawetan
cairan
dan
jaringan-jaringan,
serta
pembuatan resin sintetik. Sedangkan pada keton yang paling banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut, pembersih kuteks, pembersih kaca, pelarut pernis, lak dan plastik. . Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa aldehid dan senyawa keton agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya. ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON 1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kelarutan aldehid dan keton di dalam air, menentukan reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4, membedakan aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens, dan menentukan reaksi aldehid dan keton menggunakan pereaksi Fehling A dan B.
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum Aldehida dan keton disebut juga senyawa karbonil asli. Keduanya mengandung sebuah gugus karbonil (C=O). Aldehida memiliki rumus umum R CHO, sedangkan senyawa keton memiliki rumus umum R CO R (Dewan, 2015). Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil. Jika R atau gugus R’ adalah atom H, maka senyawanya adalah aldehida. Jika R dan gugus R’ adalah gugus alkil atau aromatiK (aril), maka senyawanya adalah keton (Petrucci, 2008). Jika karbon karbonil mengikat satu atau dua atom hidrogen dan tidak lebih satu gugus alkil maka akan menghasilkan senyawa aldehida. Senyawa keton dibentuk bila karbon karbonil megikat dua gugus alkil (Sastrohamidjojo, 2011). Aldehid mempunyai setidaknya satu atom Hidrogen (H) yang terikat pada gugus karbonilnya. Rumus umus dari aldehid adalah R – COH. Penamaan secara IUPAC pada aldehid adalah dengan mengganti huruf “a” pada alkana menjadi “al” sehingga menjadi alkanal. Tata cara penamaan adalah rantai terpanjang yang memiliki gugus fungsi karbonil (Hornback, 2006). Aldehid adalah persenyawaan dimana gugus karboksil diikat oleh gugus alkil. Aldehid merupakan senyawa yang tersusun dari unsurunsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang bisa didapatkan dari oksidasi alkohol primer, klorida, asam glikol/alkena, hidroformilass (Aryanti, 2010). Keton adalah keluarga hidrokarbon yang bersifat mudah terbakar dan narkotik. Rumus dari keton adalah R – C – O – R. Gugus karbonil pada keton adalah C yang berikatan rangkap dua dengan O. Keton bersifat polar sehingga apabila sampai terbakar harus dipadamkan dengan alkohol atau busa dari senyawa yang bersifat polar karena air ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON tidak akan efektif, namun derajat kepolarannya kurang dari alkohol dan asam organik. Tata cara penamaan IUPAC pada keton adalah dengan mengganti “a” pada alkana menjadi “on” pada keton sehingga menjadi alkanon (Raton, 2013). Sistem penamaan IUPAC untuk aldehida menggunakan akhiran – al rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus aldehida. Dengan demikiian aldehida berkarbon-empat dinamakan butanal karena nama ini diturunkan dari alkana (butana) dengan –e digantikan oleh –al. Penomoran rantai dimulai pada karbon dengan gugus aldehida, gugus ini selalu pada posisi satu dan angka 1 tidak pernah ditulis (Petrucci, 2008). Sistem penamaan IUPAC untuk keton menggunkan akhiran –on. Rantai induk harus mencakup gugus karbonil dan dinomori dari ujung rantai yang mencapai gugus karbonil pertama kali; sebagaimana disyaratkan oleh aturan IUPAC, ini menjamin bahwa nomor untuk gugus karbonil adalah yang paling rendah (Petrucci, 2008). Aldehida dan keton keduanya mengandung gugus karbonil dan sering disebut sebagai senyawa-senyawa karbonil. Gugus karbonil menentukan sifat-sifat kimia aldehida dan keton. Aldehida dan keton menunjukkan sifat-sifat yang mirip. Perbedaan struktur memberikan akibat sifat-sifat yang berbeda pula (Sastrohamidjojo, 2011). Beberapa sifat fisika aldehid dan keton yaitu (Dewan, 2015) : 1. Kebanyak aldehida (kecuali HCHO yang merupakan gas) adalah cairan pada temperature kamar. Keton yang lebih kecil atau rendah juga merupakan cairan (tidak berwarna) dan memiliki bau manis. Keton yang lebih besar atau tinggi berupa padatan dengan bau yang enak. 2. Aldehida dan keton mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan hidrokarbon dengan massa molekul yang sebanding. Ini disebabkan karena aldhida dan keton memiliki ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON sebuah gugus karbonil polar sehingga mempunyai interaksi dipol-dipol intermolekul yang lebih kuat. 3. Titik didih keton lebih tinggi daripada aldehida isomerik karena keton bersifat lebih polar disebabkan oleh efek induksi yang lebih besar akibat adanya dua gugus alkil. 4. Anggota aldehida dan keton yang lebih rendah atu kecil (sampai 4 atom karbon) larut dalam air karena dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air. Ikatan hidrogen menurun dengan meningkatnya ukuran R, yaitu gugus alkil non polar menurunkan polaritasnya. Keton tidak mudah dioksidasi, tetapi aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. Pada saat formaldehida direaksikan dengan pereaksi Tollen’s menghasilkan larutan bening, dan setelah didiamkan pada dinding tabung terbentuk cermin perak (endapan) (Larasati, 2010). Aldehida dan keton yang mempunyai berat molekul rendah larut dalam air karena terjadi ikatan hidrogen antara air dengan gugus karbonil yang polar, mempunyai bau yang menyengat, sedang keton yang terdapt di alam berbau enak. Sejumlah keton sintetik digunakan dalam pewangi dan penyedap, sedangkan yang lain digunakan sebagai bahan obat-obatan (Sastrohamidjojo, 2011). Banyak
aldehid
dan
keton
memiliki
wewangian
yang
menyenangkan dan karena ini, mereka telah digunakan bahan pembuatan parfum. Awalnya, bahan-bahan untuk parfum berasal dari sumber alami seperti minyak esensial namun dengan perkembangan kimia organik sintetik pada abad kesembilan belas, banyak bahan sekarang digunakan dalam parfum hasil dari kreativitas ahli kimia laboratorium (Solomon, 2011).
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON 2.2. Uraian Bahan 1. AgNO3 (Ditjen POM, 1979 : 97) Nama resmi
: ARGENTI NITRAS
Nama lain
: Perak Nitrat
Rumus molekul : AgNO3 Bobot molekul
: 169,87 g/mol
Rumus struktur : Pemerian
: Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih; tidak berbau; menjadi gelap jika kena cahaya
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan
: Antiseptikum ekstern, kaostikum.
2. Air (Ditjen POM, 1979 : 96) Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling
Rumus molekul : H2O Bobot molekul : 18,02 g/mol Rumus struktur : H – O – H Pemerian
: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan
: Sebagai pelarut.
3. Aseton ( Ditjen POM, 1979 : 655) Nama resmi
: ASETON
Nama lain
: Aseton
Rumus molekul : (CH3)2CO ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON Bobot molekul
: 58,08 g/mol
Rumus struktur : Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, mudah terbakar
Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P, dengan eter P dan dengan kloroform P, membentuk larutan jernih
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pelarut.
4. Formaldehid (Ditjen POM, 1979 : 259) Nama resmi
: FORMALDEHYDI SOLUTIO
Nama lain
: Larutan formaldehida, formalin
Rumus molekul : CH2O Bobot molekul
: 30,031 g/mol
Rumus struktur : Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna atau hampir tidak berwarna; bau menusuk, uap merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh
Kelarutan
: Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95%) P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya; sebaiknya pada suhu di atas 20o
Kegunaan
: Antiseptikum ekstern; pengawet.
5. KMnO4 (Ditjen POM, 1979 : 330) ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON Nama resmi
: KALII PERMANGANAS
Nama lain
: Kalium Permanganat
Rumus molekul : KMnO4 Bobot molekul
: 158,03 g/mol K+
Rumus struktur : Pemerian
: Hablur mengkilap; ungu tua atau hampir hitam; tidak berbau; rasa manis atau sepat
Kelarutan
: Larut dalam 16 bagian air; mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Antiseptikum ekstern.
6. NH4OH (Ditjen POM, 1979 : 86) Nama resmi
: AMMONIA
Nama lain
: Amonia
Rumus molekul : NH4OH Bobot molekul
: 35,05 g/mol [O – H ]-
Rumus struktur : Pemerian
: Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas, menusuk kuat
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat; di tempat sejuk
Kegunaan
: Zat tambahan.
7. Fehling A (Ditjen POM, 1979 : 692) Nama resmi
: FEHLING A
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON Kandungan
: tembaga (II) sulfat P 34,64 g, H2SO4 0,5 mL dan air secukupnya hingga 500 mL
Pemerian
: Cairan berwarna biru, tidak berbau
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
7. Fehling B (Ditjen POM, 1979 : 692) Nama resmi
: FEHLING B
Kandungan
: kalium natrium tartrat P 176 g, NaOH 77 g, air secukupnya hingga 500ml
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
2.3. Prosedur Kerja (Anonim, 2019 : 9-10) A. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi 2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 mL formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 mL aseton 3. Perhatikan warna dan baunya 4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes) 5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang). B. 1. Ambil larutan A di atas 2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N 3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut 4. Catat pengamatan saudara. C. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi 2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 mL AgNO3 0,2 N
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON 3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens) 4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 mL formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 mL aseton 5. Panaskan beberapa menit di atas penangas air 6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara. D. 1. Siapkan dua buah tabung reaksi 2. Masing-masing diisi dengan 1 mL larutan fehling A dan 1 mL larutan fehling B 3. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 mL formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 mL aseton kocok 4. Panaskan beberapa menit di atas penangas air 5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara.
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON BAB 3 METODE KERJA 3.1. Alat Praktikum Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, pipet skala, gegep kayu dan lampu spirtus. 3.2. Bahan Praktikum Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu AgNO3, akuades, aseton, formaldehid, KMnO4, NH4OH, pereaksi fehling A dan B. 3.3. Cara Kerja 1. Kelarutan aldehid dan keton di dalam air Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan 0,5 mL formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 mL aseton. Diperhatikan warna dan baunya. Selanjutnya ditambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes). Dicatat pengamatan yang telah dilakukan. 2. Reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4 Diambil larutan yang telah dibuat sebelumnya. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N. Diperhatikan warna KMnO4 tersebut. Dicatat pengamatan yang telah dilakukan. 3. Membedakan aldehid dan keton dengan AgNO3 dan NH4OH Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL AgNO3 0,2 N. Ditambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens). Selanjutnya, ke dalam tabung (1) ditambahkan 0,5 mL formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 mL aseton. Dipanaskan beberapa menit di atas penangas air lalu diperhatikan dan dicatat pengamatan yang telah dilakukan. 4. Menentukan reaksi aldehid dan keton menggunakan pereaksi Fehling A dan B.
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON Disiapkan dua buah tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi dengan 1 mL larutan fehling A dan 1 mL larutan fehling B. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 mL formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 mL aseton. Lalu dipanaskan beberapa menit di atas penangas air. Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat pengamatan yang telah dilakukan.
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 1. Kelarutan aldehid dan keton di dalam air Kelarutan
Zat
Warna
Bau
Formaldehid
Bening
Tidak berbau
Larut
Aseton
Bening
Tidak berbau
Larut
dalam air
2. Reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4 Zat
Perubahan warna KMnO4
Formaldehid
Bening – endapan coklat
Aseton
Bening – ungu
3. Membedakan aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens Zat
Pereaksi Tollens
Formaldehid
Bening – cermin perak
Aseton
Bening – pink
4. Menentukan reaksi aldehid dan keton menggunakan pereaksi Fehling A dan B. Zat
Pereaksi Fehling
Keterangan
Formaldehid
Biru muda – biru tua
Aseton
Biru muda – biru tua
Terbentuk endapan kuning Larut
4.2. Pembahasan Pada praktikum ini digunakan sampel formaldehid dan aseton yang akan dilihat perbedaan reaksi-reaksi kimianya. Percobaan pertama yaitu uji kelarutan dalam air, diperhatikan warna dan bau dari formaldehid dan aseton. Didapatkan hasil, formaldehid dan aseton sama-sama berwarna bening dan tidak berbau serta baik formaldehid ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON maupun keton sama-sama larut dalam air. Hasil yang didapatkan tidak sesuai literatur, karena seharusnya formaldehid dan aseton memiliki bau, dimana formaldehid memiliki bau khas dan aseton memiliki bau yang menusuk. Percobaan kedua yaitu uji dengan pereaksi KMnO4. Didapatkan hasil, pada formaldehid yang ditambahkan KMnO4, larutannya berubah dari bening membentuk endapan coklat. Adapun pada aseton yang ditambahkan KMnO4, larutannya berubah warna dari bening menjadi ungu. Percobaan ketiga yaitu uji dengan pereaksi Tollens. Didapatkan hasil, pada formaldehid yang ditambahkan pereaksi Tollens dan dipanaskan, larutannya berubah dari bening terbentuk cermin perak pada dinding tabung. Adapun pada aseton yang ditambahkan pereaksi Tollens dan dipanaskan, larutannya berubah warna dari bening ke pink. Fungsi dari penambahan NH4OH yaitu sebagai penambah suasana basa dan juga membantu oksidasi AgNO3. Percobaan terakhir yaitu dengan pereaksi fehling A dan B. Didapatkan hasil, pada formaldehid mengalami perubahan warna dari biru muda menjadi biru tua yang memiliki endapan kuning. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur, seharusnya formaldehid yang direaksikan dengan fehling A menghasilkan endapan merah bata karena aldehid mampu mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Pada aseton mengalami perubahan warna dari biru muda menjadi biru tua. Berbeda dengan formaldehid, pada aseton tidak terbentuk endapan karena aseton memiliki dua gugus alkil yang lebih stabil dibandingkan formaldehid yang hanya memiliki satu gugus alkil. Aseton tidak bereaksi dengan pereaksi fehling karena gugus karbonil distabilkan oleh dua alkil didekatnya yang bersifat menolak elektron. Fungsi dari pemanasan pada percobaan ini yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi. ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON Adapun faktor kesalahan yang mungkin terjadi selama melakukan percobaan yaitu kurangnya ketelitian dalam kurangnya
kebersihan
pada
alat
yang
memipet larutan,
digunakan
sehingga
memungkinkan terkontaminasinya larutan dengan bahan lain, larutan dibiarkan terlalu lama terbuka sehingga proses pengoksidasian pada percobaan dengan pereaksi fehling tidak sempurna.
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa formaldehid dan aseton memiliki kelarutan yang baik dalam air, formaldehid teroksidasi oleh pereaksi KmnO4 dalam bentuk endapan coklat, pereaksi tollens dalam bentuk cermin perak, serta pereaksi fehling dalam bentuk endapan kuning, dan aseton tidak teroksidasi dengan pereaksi KmnO4, peraksi tollens, dan pereaksi fehling. 5.2. Saran Saran
untuk
praktikum
kali
ini
yaitu
praktikan
harus
memperhatikan kebersihan alat yang akan dipakai dan praktikan diharapkan lebih teliti dalam mengamati perubahan yang terjadi pada sampel.
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2019. Penuntun dan Laporan Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia, Universitas Muslim Indonesia : Makassar. Aryanti, Lia. 2010. Pengenalan Gugus Fungsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro : Semarang. Dewan, S. 2015. Kimia Organik Farmasi. EGC : Jakarta Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI : Jakarta. Hornback, Joseph. 2006. Organic Chemistry. Thompson Brooks : New York. Larasati, Dian. 2010. Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton. Laboratorium Kimia, FKIP, Universitas Lampung : Banjarmasin. Petrucci. 2008. Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan. Erlangga : Jakarta. Raton, Boca. 2013. Hazardous Materials Chemistry. Taylor & Francis Group : Florida. Sastrohadmijojo, Hardjono. 2011. Kimia Organik Dasar. UGM Press : Yogyakarta. Solomon, T. W. 2011. Organic Chemistry 10th ed. University of South Florida : Florida.
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON LAMPIRAN Skema Kerja 1. Kelarutan aldehid dan keton di dalam air Disiapkan 2 tabung reaksi ⇓ Isi tabung dengan 0,5 mL formaldehid (1) dan 0,5 mL aseton (2) ⇓ Diperhatikan warna dan baunya ⇓ (+) air 10 tetes dan kocok ⇓ Dicatat pengamatan
2. Reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4 Diambil larutan A ⇓ Tiap tabung di (+) 1-2 tetes KMnO4 ⇓ Diperhatikan perubahannya dan dicatat
3. Membedakan aldehid dan keton dengan AgNO3 dan NH4OH Disiapkan 2 tabung reaksi ⇓ Masing-masing isi 1 mL AgNO3 ⇓ (+) setetes demi setetes NH4OH sampai terbentuk endapan ⇓ Ke dalam tabung (1) (+) 0,5 mL formaldehid dan tabung (2) (+) 0,5 mL aseton ⇓ ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON Dipanaskan ⇓ Diamati perubahan
4. Reaksi aldehid dan keton menggunakan pereaksi Fehling A dan B. Disiapkan 2 tabung reaksi ⇓ Masing-masing diisi 1 mL Fehling A dan B ⇓ (+) 0,5 mL formaldehid (1) dan 0,5 Ml aseton (2) ⇓ Dipanaskan dan dicatat perubahannya
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON Dokumentasi 1. Kelarutan aldehid dan keton dalam air
Sebelum ditetesi air
Setelah ditetesi air 2. Reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4
Setelah ditetesi KMnO4 ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON 3. Membedakan aldehid dan keton dengan AgNO3 dan NH4OH
Setelah diisi dengan AgNO3
Setelah ditambahkan NH4OH
Setelah ditambahkan formaldehid Setelah ditambahkan aseton ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
LA ODE MIFTAHUL ARZAK
ALDEHID DAN KETON 4. Reaksi aldehid dan keton menggunakan pereaksi Fehling A dan B
Sebelum dipanaskan
Formaldehid setelah dipanaskan
ANDI NURUL ZAKYAH PARENRENGI 150 2018 0060
Aseton setelah dipanaskan
LA ODE MIFTAHUL ARZAK