GAMBARAN UMUM TINGKAT LITERASI KOMPUTER MASYARAKAT Tatang A Taufik
1.
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, termasuk komputer diakui sebagai salah satu “lompatan teknologi” yang telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dewasa ini dan menjadi salah satu kunci perkembangan masa depan. Kesiapan manusia/masyarakat dalam menyongsong era informasi/digital menjadi salah satu perhatian banyak pihak, khususnya para pembuat kebijakan, karena beragam konsekuensi/implikasi yang bisa muncul dari perkembangan ini. Jika beberapa waktu lampau “kemampuan membaca” merupakan kemampuan dasar yang penting bagi kemajuan masyakat, maka hal ini dinilai sebagai ukuran yang tak lagi memadai. Kemampuan dalam memanfaatkan komputer merupakan salah satu indikator yang kini dinilai makin penting. Gambaran tentang tingkat literasi komputer dalam masyarakat diharapkan bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan dan program tindak lanjut dalam meningkatkan literasi komputer. Dalam kaitan inilah Survei Literasi Komputer 2001 dilaksanakan oleh BPPT. Survei ini pada dasarnya bertujuan memperoleh gambaran tentang: a. Tingkat literasi komputer masyarakat Indonesia; b. Faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi masyarakat dalam menggunakan komputer; dan
39
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat c.
Faktor-faktor pendorong/pendukung dalam menggunakan komputer.
bagi
masyarakat
Literasi komputer dalam hal ini diartikan sebagai pemahaman dan/atau kemampuan seseorang sebagai pengguna dalam memanfaatkan komputer. Dalam hal ini istilah tersebut memiliki pengertian pemahaman dan/atau kemampuan secara berjenjang (hirarkis). Seorang yang disebut computer literate dalam hal ini tak berarti harus benar-benar menguasai teknologi komputer seperti halnya ahli komputer. Jadi ukuran “literasi komputer” seseorang lebih menunjukkan kemampuan memanfaatkannya sebagai pengguna akhir (end user) pada tingkat dasar (basic literacy) dan bukan sebagai ahli teknologi komputer. Tulisan ini membahas secara singkat beberapa temuan umum dari Survei Literasi Komputer yang dilaksanakan oleh BPPT di paruh kedua tahun 2001.
2.
METODOLOGI
Survei dilaksanakan dengan cara sampling (purposivestratified random sampling) secara serentak, dengan berfokus pada 3 (tiga) kelompok masyarakat yang diperkirakan sangat penting dan mempunyai kepengaruhan/dampak besar dalam peningkatan literasi komputer dalam masyarakat Indonesia secara umum, serta harapan keperanannya di masa depan dalam peningkatan literasi komputer di Indonesia. Kelompok tersebut adalah pelajar (SLTP/SMU/sederajat), pelaku usaha (pelaku/tenaga kerja industri kecil dan menengah/IKM), dan birokrasi (pegawai Pemda).
40
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
Tabel 1 Penentuan Jumlah Sampel di Lokasi Sampling (Orang). Kota/Kabupaten
Siswa SLTP/ SMU/SMK
Tenaga Kerja IKM
Pegawai Pemda
Total
1.
Kota Jakarta Pusat
266
29
117
412
2.
Kota Medan
547
18
80
645
3.
Kab. Bone
80
23
102
205
4.
Kab. Lampung Utara
95
22
18
135
5.
Kab. Timor Tengah Utara
27
20
28
75
6.
Kota Mataram
52
18
10
80
Total Sampel
1.067
130
355
1.552
Total Populasi Lokasi Survei
448.877
17.046
44.832
510.755
0,24%
0,76%
0,79%
0,30%
12.253.203
1.261.065
3.927.146
17.441.414
0,0087%
0,01%
0,0089%
0,0089%
Perkiraan penetrasi populasi (lokasional) Total Populasi Nasional Perkiraan penetrasi populasi (nasional)
Sampel diambil dari wilayah yang distrata berdasarkan 3 (tiga) indikator sosial ekonomi, yaitu Produk Domestik Regional Bruto
P2KT PUDPKM DB PKT
41
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat (PDRB), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan produksi pulsa telepon. 1 Masing-masing propinsi diberi ranking berdasarkan peringkatnya pada setiap indikator dan penentuan ranking akhir diurut mulai dari total ranking terkecil (yang menunjukkan ranking tertinggi) hingga terendah. Selanjutnya 2 (dua) propinsi dipilih dari strata tertinggi, menengah, dan bawah. Kota/kabupaten lokasi sampel diambil dari setiap propinsi terpilih tersebut. Jumlah sampel diambil secara proporsional sesuai dengan proporsi kelompok secara nasional. Jumlah proporsional berdasarkan daerah (kota/kabupaten) diterjemahkan ke dalam proporsi kelompok di masing-masing lokasi sampling tersebut. Dengan mengambil sebanyak 1552 responden yang tersebar di 6 kota/kabupaten, unit observasi (responden individu) ditentukan secara acak (random) untuk diwawancara.
3.
TEMUAN UMUM
A.
Literasi secara Umum
Tanpa membedakan kelompok responden, maka secara umum tingkat literasi komputer masyarakat Indonesia, yang diwakili responden, dari yang sama sekali belum pernah mendengar komputer hingga yang pernah menggunakan internet dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Masih ada sekitar 14,56% masyarakat yang pada dasarnya belum mengetahui komputer. Bahkan 7,41% dari keseluruhan kelompok masyarakat tersebut sama sekali belum pernah mendengar istilah komputer (tingkat literasi “nol” / L0).
1
42
PDRB yang digunakan adalah nilai atas dasar harga yang berlaku (dalam juta rupiah). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berisikan komponen angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan. Pertimbangan hanya menggunakan 3 indikator lebih karena keterbatasan ketersediaan data pendukung yang diperlukan.
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
Apakah Responden pernah istilah mendengar komputer? 7.41%
7.15% Tidak pernah mendengar (Lo) Pernah mendengar, tetapi belum pernah melihat Pernah mendengar dan tahu bentuknya
85.44%
Gambar 1 Literasi Komputer Secara Umum.
Selanjutnya, untuk memudahkan penjelasan analisis lebih lanjut maka kelompok masyarakat yang tidak/belum pernah mendengar istilah komputer sama sekali dikategorikan L0 (computer illiterate) dan yang pernah mendengar saja serta yang mengetahui disebut L1. Gambaran berikut akan didasarkan atas L0 dan/atau L1 tergantung konteksnya.
Tabel 2 Tingkat Literasi Komputer Secara Umum Total Jawaban
Responden Responden Responden
1
2
3
L0 = (1)
L1 = (2 + 3)
Total
115
111
1326
115
1437
1552
7.41%
7.15%
85.44%
7.41%
92.59%
100%
P2KT PUDPKM DB PKT
43
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat B.
Sumber Informasi tentang Komputer
Selanjutnya dari kelompok L1, terungkap bahwa sebagian besar responden menyatakan buku komputer/pelajaran di sekolah merupakan sumber informasi tentang komputer (65,55%). Sumber informasi penting lain adalah media elektronik (52,68%) dan media cetak (43,42%). 65.55% 70%
Majalah, tabloid, koran, buku cerita/komik
52.68%
60%
Media elektronik (radio, televisi)
43.42%
50% 28.04%
40%
22.41%
30%
Buku-buku komputer/pelajaran di sekolah Kursus/les/pelatihan (training)
20% 10%
Lain-lain
0%
Gambar 2 Sumber Informasi tentang Komputer.
C.
Frekuensi Penggunaan Komputer
Dari keseluruhan 1552 sampel, “hanya” sekitar 1079 atau 69,52% yang menyatakan pernah menggunakan komputer. Sedangkan sekitar 30,48% mengaku belum pernah menggunakan komputer sama sekali dan hanya sekitar 10,37% yang menggunakannya setiap hari (Gambar 3a). “Pengelompokan” pengguna komputer seperti ditunjukkan pada Tabel 2 dan Gambar 3b menunjukkan bahwa
44
Sekitar 30,48% belum pernah menggunakan komputer sama sekali (yang belum pernah mendengar dan yang
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
pernah mendengar tetapi belum pernah memakai komputer). Sedangkan 46,39% merupakan kelompok yang jarang menggunakan komputer (penggunaan dari antara 1-5 kali hingga 1 kali seminggu). Pandangan “positif” mengindikasikan bahwa kelompok ini (sekitar 76,87%) merupakan kelompok prospective user bagi peningkatan penggunaan komputer.
Sekitar 23,13% merupakan pengguna komputer yang intensif (existing user).
Pernahkah Anda Menggunakan Komputer? 12.76%
30.48%
10.37%
19.33%
15.85%
11.21%
Tidak pernah menggunakan Pernah menggunakan (antara 1– 5 kali) Kadang-kadang menggunakan (1x sebulan) Jarang menggunakan (hanya 1x seminggu) Sering menggunkan (lebih dari 1x seminggu) Setiap hari menggunakan
Gambar 3a Frekuensi Penggunaan Komputer (Dari Total Responden).
Tabel 3 Pengelompokan Frekuensi Penggunaan Komputer. Tidak pernah menggunakan (1)
Jarang menggunakan (2-4)
Sering menggunakan (5 & 6)
Total Responden
473
720
359
1552
30.48%
46.39%
23.13%
P2KT PUDPKM DB PKT
45
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat
Pernahkah Anda Menggunakan Komputer? 23.13%
30.48% Tidak pernah menggunakan Jarang menggunakan Sering menggunakan
46.39%
Gambar 3b Frekuensi Penggunaan Komputer (Dari Total Responden).
D.
Lokasi Akses Komputer
Dari seluruh responden yang pernah menggunakan komputer hingga pengguna komputer rutin (setiap hari), 2 sebagian besar (62,84%) responden menyatakan bahwa sekolah atau tempat kerja merupakan tempat akses penggunaan komputer yang utama. Sedangkan tempat penyewaan (misalnya warnet) merupakan lokasi akses komputer terpenting berikutnya (37,81%). Baru sekitar 22,52% responden yang menyatakan mempunyai akses penggunaan komputer di rumah. Dihitung berdasarkan persentase dari keseluruhan responden, maka pengakses di rumah tersebut adalah 15.66%. Yang terakhir mengindikasikan tingkat kepemilikan komputer secara pribadi dalam masyarakat sejauh ini.
2
46
Sejumlah 1079 sampel atau 69,52% dari total responden.
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
70%
62.84%
Di sekolah/tempat kerja
60% 50% 40% 30%
Di tempat penyewaan komputer
37.81%
Di tempat kursus
22.52% 17.70%
20%
Di rumah
5.10%
10%
Lain-lain
0%
Gambar 4 Lokasi Penggunaan Komputer (Berdasarkan Pengguna Komputer).
E.
Kemampuan Dasar Mengoperasikan Komputer
Gambar 5 menunjukkan kemampuan dasar responden yang mengaku mengetahui komputer dan yang pernah menggunakan komputer atau L1 (sebanyak 92,59% dari keseluruhan responden). Gambaran ini mengungkapkan bahwa di atas 40% dari kelompok L1 ini (atau 45,94% dari keseluruhan reponden) sebenarnya masih membutuhkan bantuan orang lain untuk memulai/menyalakan komputer sekalipun.
P2KT PUDPKM DB PKT
47
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat
58.39%
59.01% 53.72%
60% 39.74%
50%
37.93%
40%
29.85%
30%
20.74%
20% 10% 0%
Dapat menyalakan dan mematikan komputer Dapat menggunakan keyboard Dapat menggunakan mouse Dapat menghapus, mengkopi, dan menyimpan file ke dalam harddisk Dapat menghapus, mengkopi, dan menyimpan file ke dalam disket Dapat membuka program-program aplikasi
Gambar 5 Kemampuan Dasar Mengoperasikan Komputer.
Sejauh ini, baru sekitar 20,74% dari L1 saja (19,20% dari keseluruhan responden) yang memahami bagaimana membuka/menggunakan program-program aplikasi komputer. Ini mengindikasikan bahwa tingkat utilisasi komputer sebagai alat pendukung kegiatan produktif (yang sebenarnya cukup luas, bukan sekedar alat ketik) masih rendah.
F.
Program yang Biasa Digunakan
Gambar 6 memperlihatkan temuan bahwa pengolah kata merupakan program aplikasi terpopuler (59,36%). Penggunannya tampaknya lebih merupakan “peningkatan” atas penggunaan mesin
48
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
ketik yang sebelumnya menjadi alat utama yang digunakan untuk mengetik atau membuat surat. Penggunaan program aplikasi lain relatif rendah. Walaupun begitu, ternyata penggunaan komputer untuk program umum menjadi pemanfaatan penting berikut setelah pengolah kata. Sekitar 34,93% responden pengguna komputer menyatakan menggunakan komputer untuk program umum. Baru sekitar 7,38% yang menyatakan menggunakannya untuk internet (web browser, e-mail, dan lainnya).
70% 60%
59.36%
50% 40%
34.93%
30% 21.16% 19.21%
17.40%
20%
9.26% 7.38%
10%
10.02% 0.84%
0%
Pengolah kata (untuk mengetik atau membuat surat) Program pengolah grafis (untuk menggambar) Program pengolah data (spreadsheet) Program database (basis data) Program Aplikasi khusus (Bisnis, Administrasi, Akuntansi, Kependudukan, dan lain-lain) Program untuk Internet (Web browser, E-mail, dan lain-lain) Pemrograman umum (C, Pascall, Fortran, Basic, dan lain-lain) Program permainan (games) Lain-lain
Gambar 6 Program yang Biasa Digunakan.
G.
Kemampuan Mengenali Perangkat Keras (Hardware) Komputer
P2KT PUDPKM DB PKT
49
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat Penelusuran terhadap responden yang hanya sebatas pernah mendengar mengetahui komputer maupun yang menggunakannya (sejumlah 1437 sampel atau 92,59%) mengungkapkan kemampuan responden dalam mengenali perangkat keras (hardware) komputer seperti ditunjukkan oleh Gambar 7. Sekitar 78% atau kurang saja responden yang mengetahuinya. Lebih lanjut, seperti ditunjukkan pada Gambar 8, baru sebagian saja yang memiliki kemampuan memahami fungsi beberapa bagian komputer. Hanya sekitar 31,38% responden misalnya mengetahui bagian mana yang berfungsi sebagai memory komputer.
90%
Keyboard 80%
70%
75.43%
77.11% 72.93%
73.49%
72.65% 66.53%
Disket
60%
50%
40%
Mouse
Monitor/CPU
30%
20%
10%
CD-ROM
Printer
0%
Gambar 7 Kemampuan Pengenalan Perangkat Keras Komputer (Berdasarkan Kelompok L1).
50
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
70%
59.99%
60%
57.97% 51.84%
50.17%
50%
44.89%
Alat untuk memberikan masukan (perintah) kepada komputer (input device) Alat eksternal (di luar komputer) untuk menyimpan file/dokumen Otak dari komputer
40% 31.38%
30%
20%
10%
Alat untuk menampilkan hasil keluaran dari komputer (output devices) Memory dari komputer
Alat di dalam komputer untuk mendengarkan musik
0%
Gambar 8 Kemampuan Pengenalan Fungsi Perangkat Keras Komputer (Berdasarkan Kelompok L1).
H.
Kemampuan Mengenali Perangkat Lunak (Software) Komputer
Analog dengan perangkat keras, kemampuan pengenalan atas perangkat lunak (software) diungkap dalam survei. Untuk pengetahuan dasar tentang file terungkap bahwa (dari Kelompok L1) hanya sekitar 35,35% yang mengetahui jenis file text, dan sekitar 18,72% yang mengetahui tentang jenis file grafis.
4.
AKSES INTERNET
A.
Pengguna Internet
Secara umum, proporsi responden dalam akses internet (dari keseluruhan responden) ditunjukkan oleh Gambar 9a berikut. Tabel 4 dan gambar 9b menunjukkan kelompok pengguna internet:
Sekitar 67,85% belum pernah mengakses internet sama sekali;
P2KT PUDPKM DB PKT
51
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat
Sejumlah 27% jarang mengakses internet; dan Sekitar 5,15% merupakan pengguna internet (yang mengakses internet lebih dari 1 kali dalam seminggu ditambah yang mengakses internet setiap hari).
Pernahkah Anda mengakses internet? Tidak pernah mengakses
7.47%
4.45%
0.71% 67.85%
10.76% 8.76%
Pernah mengakses (antara 1– 5 kali) Kadang-kadang mengakses (1x sebulan) Jarang mengakses (hanya 1x seminggu) Sering mengakses (lebih dari 1x seminggu) Setiap hari mengakses
Gambar 9a Akses Internet.
Tabel 4 Pengelompokan Pengguna Internet.
52
Tidak pernah mengakses (1)
Jarang mengakses (2-4)
Sering mengakses (5 & 6)
Total Responden
1053
419
80
1552
67.85%
27.00%
5.15%
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
Pernahkah Anda mengakses internet?
27.00%
5.15%
67.85% Tidak pernah mengakses Jarang mengakses Sering mengakses
Gambar 9b Pengelompokan Pengguna Internet.
Gambaran jumlah pengguna internet ini (5,15%) memang di atas perkiraan nasional yang umum (sekitar 1 – 2,5% dari populasi). Namun gambaran ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan mengingat kelompok sampel sebenarnya mencerminkan kelompok masyarakat yang diperkirakan mewakili kelompok yang memiliki tingkat literasi komputer dan internet di atas populasi secara keseluruhan. 3
B.
Lokasi Akses Internet
Tempat penyewaan seperti warung internet (warnet) merupakan lokasi yang paling sering digunakan untuk mengakses
3
Estimasi pengguna internet umumnya didasarkan atas internet hosts per 1000 penduduk (lihat misalnya World Development Indicator Database yang dihimpun oleh ITU). Internet hosts adalah komputer dengan alamat Internet Protocol (IP) aktif yang terkoneksi dengan Internet. Sumber data ini, misalnya World Development Indicator Database adalah the International Telecommunication Union (ITU). Pengguna internet adalah mereka yang mempunyai akses terhadap internet (worldwide network). Data ini biasanya berdasarkan data dari perusahaan Penyedia Jasa Internet (Internet Service Provider/ISP). Untuk data dari World Development Indicator Database, sumber data adalah the Internet Software Consortium.
P2KT PUDPKM DB PKT
53
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat internet. Sekitar 77,15% pengguna internet memanfaatkan tempat penyewaan seperti ini (Tabel 5 dan Gambar 10). Sementara itu, baru sekitar 15,23% yang mengakses internet dari rumah. Ini nampaknya terkait dengan kepemilikan komputer yang masih sangat rendah dan relatif mahalnya biaya akses internet.
Tabel 5 Lokasi Akses Internet. Sekolah/ Tempat Kerja (1)
Penyewaan/ Warnet
Tempat Kursus
Rumah
LainLain
(2)
(3)
(4)
(5)
79
385
55
76
18
15.83%
77.15%
11.02%
15.23%
3.61%
Total Responden
499
Catatan: dari pertanyaan L, jumlah responden yang menjawab pernah mengakses internet berjumlah 499.
90% 77.15%
80%
Di sekolah/tempat kerja
70%
Di tempat penyewaan komputer/warnet
60% 50%
Di tempat kursus/les/pelatihan
40% 30% 20% 10%
Di rumah
15.23%
15.83% 11.02%
3.61%
Lain-lain
0%
Gambar 10 Lokasi Akses Internet.
54
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
C.
Pengetahuan Dasar tentang Internet
Tabel 6 menunjukkan gambaran pengetahuan responden tentang internet (total responden penjawab adalah 1437). Kurang dari 30% yang secara umum mengetahui hal dasar tentang internet.
Tabel 6 Pengetahuan Dasar tentang Internet. Indikator Pengetahuan Dasar
Yang Menjawab Benar Dari yang pernah Mengakses Internet
Dari Keseluruhan L,
Alamat E-mail
73.35%
25.47%
Alamat Web
78.76%
27.35%
Yang Diperlukan untuk Akses Internet
85.97%
29.85%
5.
OPINI MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN KOMPUTER
A.
Faktor Pendorong Penting
Dari jawaban kuesioner, survei lapangan, diskusi dengan mitra setempat dan serangkaian diskusi kebijakan, beberapa faktor berikut dianggap sebagai pendorong/pendukung bagi mereka (pengguna) dalam menggunakan komputer di daerah. Faktor tersebut adalah: ;
Tingginya animo masyarakat untuk mengikuti perkembangan teknologi.
;
Dukungan infrastruktur yang tersedia di lingkungan terdekat (sekolah, tempat kerja).
;
Kemudahan dalam menyelesaikan memperoleh data/informasi.
P2KT PUDPKM DB PKT
belajar
atau
pekerjaan,
55
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat ;
Adanya dukungan kebijakan dari sekolah atau instansi pemerintah.
;
Kemudahan dalam memperoleh pekerjaan dengan computer skill-nya.
;
Dapat memudahkan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Faktor motivasi individu, dukungan prasarana yang memberikan kemudahan, lingkungan yang mendukung, dan potensi kemanfaatan merupakan faktor utama yang menjadi pendorong bagi masyarakat untuk menggunakan komputer. Animo masyarakat secara umum untuk belajar komputer sebenarnya sangat besar. Sekitar 91,43% menyatakan keinginannya untuk belajar komputer. Dalam kaitan ini, ada beberapa harapan yang mereka ungkapkan. Gambar 11a menunjukkan harapan yang diungkapkan responden mengenai komputer dan/atau pendidikannya untuk mereka yang menyatakan “mau belajar.” Sebagian besar responden (63,92%) mengharapkan adanya pelatihan/kursus komputer gratis baik di sekolah maupun di tempat kerja. Sekitar 56,80% responden juga mengungkapkan harapannya akan ketersediaan komputer yang lebih murah dari harga yang ada sekarang hal ini. Ada sekitar 44,47% responden yang mengharapkan adanya komputer berbahasa Indonesia. Sementara itu, untuk mereka yang menyatakan “mau belajar” gambaran harapan untuk mereka yang menyatakan “tidak mau belajar” ditunjukkan pada Gambar 11b. Serupa dengan kelompok yang “mau belajar,” sebagian besar responden (54,14%) mengharapkan adanya pelatihan/kursus komputer gratis baik di sekolah maupun di tempat kerja. Sekitar 35,34% responden juga mengungkapkan harapannya akan ketersediaan komputer yang lebih murah dari harga yang ada sekarang hal ini serta proprosi yang sama juga mengharapkan adanya komputer berbahasa Indonesia.
56
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
70% 60%
63.92% Harga komputer lebih murah
56.80%
50%
44.47%
Termasuk program pelatihan di tempat kerja (tidak perlu biaya)
40% 30%
Komputer berbahasa Indonesia
20% 10%
4.72%
Lainnya
0%
Gambar 11a Harapan Khusus Masyarakat tentang Komputer/Pendidikannya (untuk Kelompok yang Menyatakan “Mau Belajar”).
60%
Harga komputer lebih murah
54.14% 50%
40%
30%
35.34%
Diberikan pelatihan di kantor (tidak perlu biaya ekstra) Program komputer berbahasa Indonesia
35.34% 28.57%
Pengoperasiannya mudah
20% 11.28%
Lainnya
10%
0%
Gambar 11b Harapan Khusus Masyarakat tentang Komputer/Pendidikannya (untuk Kelompok yang Menyatakan “Tidak Mau Belajar”).
P2KT PUDPKM DB PKT
57
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat Penggalian tentang kebutuhan masyarakat khususnya mengenai program komputer mengindikasikan preferensi umum seperti ditunjukkan Gambar 12 berikut. Dari jumlah responden pemilih, maka program yang paling banyak digunakan oleh responden adalah program pengolahan kata (57,73%), internet (49,68%), aplikasi khusus (42,33%) pengolah data (42,14%), dan pengolah grafis (40,79%).
70% 60%
57.73% 49.68%
50%
40.79%
42.14%
42.33%
40%
33.31%
25.32%
30% 20%
9.28%
10%
1.35%
0%
Pengolah kata (untuk mengetik atau membuat surat) Program pengolah grafis (untuk menggambar) Program pengolah data (spreadsheet) Program database (basis data) Program Aplikasi khusus (Bisnis, Administrasi, Akuntansi, Kependudukan, dan lain-lain) Program untuk Internet (Web browser, E-mail, dan lain-lain) Pemrograman umum (C, Pascall, Fortran, Basic, dan lain-lain) Program permainan (games) Lain-lain
Gambar 12 Program-Program Komputer yang Diminati dan Dibutuhkan Masyarakat.
58
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
B.
Beberapa Faktor Penghambat
Sementara itu, faktor-faktor penghambat responden dalam menggunakan komputer secara umum, adalah; ;
Harga komputer yang mahal.
;
Biaya les/kursus komputer yang mahal.
;
Waktu yang tidak cukup untuk belajar atau alasan kesibukan.
;
Bahasa komputer yang merupakan bahasa Inggris sehingga sulit dimengerti.
;
Ilmu komputer yang sulit untuk dipahami.
;
Belum banyak ISP yang menyentuh hingga pelosok.
;
Di beberapa daerah sulit ditemukan pusat penjualan komputer.
Faktor daya beli, ketersediaan waktu, keterbatasan kemampuan (computer skill), dan keterbatasan infrastruktur yang memadai (terutama di lokasi yang relatif jauh dari kota besar) merupakan penghambat yang dinilai sangat dominan. Kondisi ini memang tercermin dalam indikator yang lebih “makro” tentang teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia misalnya seperti yang diungkap oleh Bank Dunia (lihat lampiran). Infrastruktur dan akses, komputer dan internet, pembiayaan, dan bisnis di bidang ini relatif tertinggal.
7.
IMPLIKASI KEBIJAKAN
Seperti ditegaskan dalam “Kerangka Teknologi Informasi Nasional (KTIN),” salah satu misi utama pembangunan telematika Indonesia adalah menyediakan akses universal terhadap informasi kepada masyarakat luas secara adil dan merata. Instrumen
P2KT PUDPKM DB PKT
59
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat kebijakan beserta program/kegiatan (prakarsa) yang tepat untuk membangun akses universal bagi seluruh lapisan masyarakat sangat urgen untuk terus ditumbuhkembangkan. Survei Literasi Komputer 2001 mengungkapkan antara lain bahwa kesenjangan digital (digital divide) pada dasarnya bukan semata persoalan infrastruktur, tetapi juga sosial ekonomi dan budaya, khususnya daya beli masyarakat, tingkat pendidikan, kebiasaan/tradisi membaca dan menulis, dan ketanggapan/keperdulian (awareness) serta keterbukaan terhadap hal-hal baru, dan kemudahan akses bagi peningkatan pengetahuan/keterampilan komputer khususnya dan pemanfaatan telematika pada umumnya. Dalam upaya mempercepat peningkatan literasi komputer dan pemanfaatan telematika, beberapa keberhasilan prakarsa yang telah dilakukan oleh berbagai negara dapat dikaji sebagai “praktek terbaik” (best practices) untuk menjadi salah satu pertimbangan perancangan instrumen kebijakan maupun program/kegiatan atau prakarsa baik di tingkat nasional maupun daerah. Tabel 7 berikut menyajikan beberapa prakarsa sebagai praktek terbaik bagi contoh keberhasilan, yang dirangkum dari beragam kajian. 4 Mengetahui “Praktek Terbaik (Best Practices)” tentu saja tidak otomatis berarti bahwa hal demikian perlu ditiru begitu saja. Apa yang dinilai “berhasil” dipraktekkan di suatu negara (tempat) perlu disesuaikan dengan memperhatikan isu kontekstual di mana praktek tersebut akan diimplementasikan. Praktek terbaik tersebut lebih merupakan salah satu acuan sebagai “pelajaran yang dapat dipetik (lesson learned)” dalam menelaah opsi-opsi upaya yang perlu dirumuskan. 5
4 5
60
Lihat misalnya Bhatia (2001). Ini juga dalam rangka menghindari reinventing the wheel.
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
Tabel 7 Beberapa Contoh “Praktek Terbaik” Prakarsa Pembangunan Telematika. 6 Elemen Prakarsa
Negara
Infrastruktur
AS, Singapura, Swedia
Pemerintahan (e-Government)
Kanada, Singapura, AS dan Australia
Bisnis (e-Business/eCommerce)
AS, Australia, Inggris dan Kanada
Pendidikan (e-Education/ eLearning)
AS, Kanada
Masyarakat (e-Society)
AS, Kanada, Swedia dan Norwegia
Demokrasi (e-Democracy)
AS, Kanada
Pada dasarnya persoalan literasi komputer nasional tampak baik di sisi “permintaan” (demand), yaitu masyarakat/komunitas tertentu, di sisi ”penawaran” (supply), maupun “keterkaitan” (linkages) antara keduanya. Di sisi permintaan, persoalan tersebut terkait dengan: ;
6
Faktor ekonomi vs. initial cost ~ economic of scale akses. Masyarakat yang pada umumnya masih berdaya beli masih rendah di satu sisi, perlu “membelanjakan” sejumlah biaya awal yang dinilai cukup besar bagi mereka untuk mengakses/mendayagunakan komputer dan/atau internet di sisi lainnya. “Pengadaan” komputer atau akses internet akhirnya tak “masuk” dalam skala yang ekonomis secara individual.
Pembangunan dan dukungan kebijakan di bidang infrastruktur fisik/jaringan, kualitas SDM, dan kebijakan pro kompetisi merupakan saran generik yang direkomendasikan dalam berbagai “praktek terbaik” untuk mempercepat pembangunan telematika (ICT) di suatu negara.
P2KT PUDPKM DB PKT
61
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat ;
Latar belakang pendidikan ~ learning paradox. Umumnya latar belakang pendidikan masyarakat relatif rendah. Ini sangat menonjol di kalangan pelaku IKM. Ini tentu menyebabkan pemahaman komputer (dan kemampuan teknis) yang sangat terbatas sehingga pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya manfaat komputer dan/atau internet cenderung rendah. Pada gilirannya, hal ini sangat membatasi kemampuan mengeksplor potensi kemanfaatan komputer dan/atau internet. Sebaliknya bagi mereka yang umumnya berpendidikan memadai, umumnya mempunyai “kemampuan untuk setidaknya mencoba” kemajuan teknologi, termasuk komputer/internet. Pengalaman pembelajaran dari eksplorasi yang diperoleh dari penggunaan komputer/internet mendukung peningkatan kapasitas mereka untuk belajar (learning capacity). Pada gilirannya hal ini akan makin mendorong mereka untuk terus memanfaatkan dan memperoleh akumulasi pengetahuan/ keterampilan, demikian seterusnya.
;
Hambatan sosial budaya (socio-cultural barriers). Masyarakat Indonesia yang umumnya lebih terbiasa dengan tradisi lisan (oral), dan adanya keterbatasan dengan “keterbukaan” terhadap hal-hal baru.
;
Hambatan “teknis” (technical barriers). Rendahnya pendidikan dan kemampuan (literasi) teknologi secara umum.
;
Masyarakat komunal yang biasanya sangat “patuh” kepada tokoh panutan. Jika tokoh panutan sebagai role model tidak/belum merekomendasikan (menganjurkan) atau memberikan contoh, para pengikut umumnya tidak mudah menerima hal baru atau berprakarsa sendiri.
Di sisi penawaran, persoalan banyak terkait dengan: ;
62
“Biaya penyediaan awal” (infrastruktur dan jasa layanan) yang seringkali “terlalu tinggi” jika dilakukan secara individual. Sementara pada “infrastruktur dasar” (yang bersifat “hulu”), persoalan struktur industri yang masih SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
monopolistik dinilai sangat berpengaruh pada percepatan pengembangan di “hilir”-nya. Biaya telekomunikasi (telepon) yang masih relatif mahal bagi sebagian besar masyarakat tetap menjadi salah satu faktor penghambat perluasan pemanfaatan internet. Keterbatasan infrastruktur telekomunikasi dan energi listrik juga sangat menonjol terutama di daerah luar Jawa atau wilayah terpencil. ;
Masih terbatasnya “isi/muatan” yang dibutuhkan oleh komunitas (local content) dan jangkauannya kepada lapisan masyarakat.
;
Ketersediaan knowledge pool yang dapat diakses dengan relatif mudah dan murah oleh masyarakat masih sangat terbatas.
Isu “keterkaitan” (linkages) dalam hal ini lebih karena lingkungan dan intermediasi yang belum mendukung bagi percepatan perkembangan kedua sisi (permintaan – penawaran) mencapai critical mass aktivitas ekonomi dan secara dinamis saling memperkuat sehingga dapat terus berkembang cepat. Ini misalnya terkait dengan: ;
Hambatan sosial budaya (socio-cultural barriers). Hal ini terutama terkait dengan “keterbukaan” terhadap hal-hal baru, persepsi resiko dari “kepeloporan,” dan lain sejenisnya.
;
“Informasi dan pengetahuan” yang memang mempunyai karakteristik “khusus” dalam perspektif ekonomi (kompleksitas dan dinamika public goods dan marketable goods), tidak serta-merta membuat critical mass bagi aktivitas bisnis terbentuk sehingga memungkinkan swasta bekerja sendiri. Upaya pemerintah seringkali sangat dibutuhkan.
;
Kelemahan intermediasi yang memungkinkan dan mendorong interaksi dinamis antara penyedia dan pengguna (misalnya menyangkut kelembagaan, informasi asymmetry, dan sebagainya).
P2KT PUDPKM DB PKT
63
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat ;
Upaya yang dilakukan (terutama oleh pemerintah) umumnya belum mampu memberikan kememadaian cakupan (adequacy of scope) bagi terjadinya dampak yang signifikan, dan masih banyak yang belum membentuk sinergi positif. Program/kegiatan yang sebenarnya didesain baik dalam implementasinya sering menghadapi hambatan koordinasi dan berjalan sendirisendiri, bahkan tak jarang terkesan tumpang-tindih.
;
Kesenjangan hambatan teknis antara penyediaan “nilai tambah” oleh penyedia produk barang dan/atau jasa dengan kemampuan pengguna juga merupakan persoalan yang sering muncul. Penyediaan perangkat keras (komputer) dan juga banyak perangkat lunak yang dikembangkan yang akhirnya tidak digunakan merupakan salah satu bentuk dari persoalan ini.
USAID (Owen, et al., 2001) 7 mengajukan kerangka solusi dengan konsep 4 (empat) P (the four "P's"), yaitu faktor Pipes, Policy, Private Sector, and People. Sementara itu, Digital Opportunity Initiative (2001) yang merupakan upaya kolaboratif antara Accenture, Markle Foundation dan the UNDP menekankan 5 (lima) bidang serupa yang saling terkait untuk intervensi strategis, yaitu Policy, Infrastructure, Enterprise, Human Capacity, Content and Application, untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial. Beberapa butir berikut merupakan rekomendasi umum sehubungan dengan upaya peningkatan literasi komputer masyarakat: 1. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana informasi dan komunikasi di daerah: ;
; 7
64
Pengembangan pusat-pusat fasilitas umum bersama (multifunction/multipurposes/common facility center), atau bentuk-bentuk seperti warnet, telecenter, dan sejenisnya. Pengembangan pola-pola kepemilikan komputer “murah.”
Dalam Laporan Teknis tentang Indonesia ICT Assessment (2001).
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
;
Kemitraan pemerintah-swasta prasarana dan sarana telematika.
dalam
penyediaan
2. Mengembangkan infrastruktur nasional yang kuat melalui: ; ;
Perbaikan konektivitas untuk meningkatkan akses dan menurunkan biaya. Penguatan kerangka hukum/regulasi.
3. Meningkatkan pengembangan kapasitas sumber daya manusia dengan ;
; ;
Fokus pada peningkatan pendidikan dan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dalam komunitas masyarakat. Peningkatan literasi komputer menjadi bagian kurikulum di semua jenjang pendidikan formal. Mendorong pengembangan muatan/isi dan aplikasi lokal (local content and applications).
4. Menumbuh-kembangkan dan memberikan contoh kepemimpinan dalam mendorong dan mendayagunakan telematika untuk pencapaian tujuan pemerintah dengan penyampaian layanan yang efisien. 5. Membangun lingkungan kebijakan (termasuk regulasi) yang mendorong persaingan dalam upaya menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. 6. Menumbuh-kembangkan jaringan dengan simpul-simpul yang relatif mudah diakses oleh masyarakat. Warnet, BIM (Balai Informasi Masyarakat), telecenters, lembaga penyedia jasa pengembangan bisnis (business development service providers/BDSP) dengan bidang telematika, dan sejenisnya dengan model yang sustainable perlu didorong di daerahdaerah.
Sementara beberapa rekomendasi prioritas program peningkatan literasi komputer BPPT antara lain adalah sebagai berikut:
P2KT PUDPKM DB PKT
65
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat 1. Sosialisasi (awareness campaign) ditingkatkan terutama di kalangan UKM/IKM. 2. Program inisiatif (percontohan) untuk meningkatkan kegunaan (usability) komputer dan internet pada aplikasi dan isi (content) bagi kelompok sasaran tertentu yang lebih fokus sesuai dengan kebutuhan (misalnya: entry point dengan pendekatan yang disarankan oleh konsep Crossing the Chasm) 8 3. Pengembangan komunitas belajar elektronik (e-learning community). Misalnya: ;
Meningkatkan kolaborasi dengan dan fokus pada kelompok sasaran tertentu (person) yang kunci, yaitu innovator dan early adopter.
;
Sinergi dengan stakeholder dan program terkait lain (misalnya TATP dan perogram sejenis/terkait lain).
;
Mendorong pengembangan fasilitas multifungsi di sentra aktivitas masyarakat (untuk komunitas UKM/IKM atau sentra industri, seprti pengembangan lembaga Jasa Pengembangan Bisnis (Business Development Service/BDS) berbasis teknologi informasi dan komunikasi, fasilitas multifungsi (telecenter) Perdesaan, Pusat Pendidikan/Pelatihan, Sekolah).
;
Untuk Pemda: model e-gov, terutama untuk mendukung proses internal di lingkungan instansi daerah dan meningkatkan pelayanan masyarakat atau hubungan dengan masyarakat dalam bidang tertentu yang prioritas.
4. Kajian untuk menelaah kesiapan masyarakat/komunitas (community assessment) dalam memasuki era digital. 9 5. Kajian kesenjangan digital (digital divide) nasional dengan kerangka yang lebih komprehensif dan mendalam. 8
Lihat misalnya Geoffrey Moore (1991) Crossing the Chasm.
9
Lihat misalnya Bridges.org (2001).
66
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
6. Peningkatan SDM TI daerah: TOT (training for the trainers) untuk beberapa daerah. 7. Percontohan BPPT sendiri sebagai model bagi e-gov. 8. Penyediaan paket-paket info teknologi (termasuk TI) dalam CD ROM (dan online). 9. Kolaborasi multipihak dalam pengembangan paket teknologi murah telematika (termasuk komputer).
9.
PENUTUP
Kesenjangan digital (digital divide) pada dasarnya bukan semata persoalan infrastruktur, tetapi juga sosial ekonomi dan budaya, khususnya daya beli masyarakat, tingkat pendidikan, kebiasaan/tradisi membaca dan menulis, dan ketanggapan/ keperdulian (awareness) serta keterbukaan terhadap hal-hal baru. Hakekatnya kesenjangan demikian merupakan kehilangan kesempatan bagi mereka yang tidak/kurang mempunyai akses terhadap dan mampu memanfaatkan informasi dan telematika untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Kondisi masyarakat yang mencerminkan kesiapannya dalam mendayagunakan kemajuan telematika akan sangat berperan dalam menghadapi dan berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi baru yang makin sarat dengan informasi, pengetahuan, dan inovasi. Survei ini mengungkap gambaran umum tentang tingkat literasi komputer masyarakat Indonesia. Tentu saja, ini lebih merupakan suatu potret sesaat (snapshot) dari kondisi dinamis masyarakat dari suatu perspektif. Dengan segala keterbatasan, hasil dari cara sampling pada strata wilayah dan kelompok masyarakat yang dilakukan tidak harus serta merta ditafsirkan sebagai hasil paripurna dan mendalam. Walaupun begitu, temuan-temuan yang diungkap setidaknya diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi evaluasi/perumusan kebijakan dan program yang lebih baik di masa datang.
P2KT PUDPKM DB PKT
67
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat
DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. APEC. 2000. E-Commerce Readiness Guide. Electronic Commerce Steering Group, Asian Pacific Economic Cooperation (APEC). 2000. 2. Bhatia, Sunil. 2001. E-ASEAN Readiness Assessment. 3. Boulton, William R. 1999. Information Technologies in the Development Strategies of Asia. International Technology Research Institute. 4. BPS. 2000. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta. 5. Bridges.org. 2001. Comparison of E-Readiness Assessment Models. Final draft, v. 2.13. bridges.org. 14 March 2001. 6. Bureau of the Census. 1999. Current Population Surveys (CPS) conducted in 1984, 1989, 1994, 1997, and 1998 (Partial Results).U.S. Department of Commerce. Dari http://www.ntia.doc.gov 7. Cattagni, Anne, dan Elizabeth Farris Westat. 2001. Internet Access in U.S. Public Schools and Classrooms: 1994 – 2000. Office of Educational Research and Improvement. U.S. Department of Education. May 2001. 8. Church, Claudia. 2001. Cisco on Literacy in the 21st Century. March 28, 2001. Dari http://www.cisco.com. 9. CIC. 2000. Study on Internet Portal Business in Indonesia. 10. CID. 2000. Readiness for the Networked World: A Guide for Developing Countries. Center for International Development (CID), Harvard University. 2000. 11. Duncombe, Richard, dan Richard Heeks. 2001. Information and Communication Technology: A Handbook for Entrepreneurs in Developing Countries. Version 1 – 2001. IDPM - University of Manchester dan UK Department for International Development. UK.
68
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
12. Elkin, Noah. 2001. How to Beat the High Cost of Internet Access. EMarketer. Dec., 2001. Dari http://www.emarketer.com/analysis/ world_regions/20011219_wr.html. 13. Gray, Vanessa, Tim Kelly, dan Michael Minges. 2001. The Internet in South East Asia: ITU Case Studies. Presented at The internet in South East Asia Workshop. Bangkok, Thailand, 21 – 23 November, 2001. 14. Howkins, John, dan Robert Valantin. 1997. Development and the Information Age: Four Global Scenarios for the Future of Information and Communication Technology. International Development Research Centre / United Nations Commission on Science and Technology for Development. Ottawa. Canada. 15. HPG. (Seri 1 s/d 5). 2000 Eight Imperatives for Leaders in a Networked World: A Series of Guidelines for the 2000 Election and Beyond. The Harvard Policy Group. On Network-Enabled Services and Government. John F. Kennedy School Of Government. Cambridge, Massachusetts. March 2000. 16. Hurley, Deborah, dan Viktor Mayer-Schönberger. 2000. Information Policy and Governance dalam Governance In A Globalizing World. Part III: The Governance of Globalism. January 2000. 17. Hwang, Gyu-heui. 1998. Diffusion of Information and Communication Technologies and Changes in Skills. Electronic Working Papers Series. Paper No. 48. Science and Technology Policy Research (SPRU). University of Sussex. Falmer, Brighton. UK. 18. Leigh, Andrew, dan Robert D. Atkinson. 2001. Clear Thinking on the Digital Divide. Progressive Policy Institute (PPI). Policy Report. June 2001. 19. Meares, Carol Ann, dan John F. Sargent, Jr (Principal Authors). 1999. The Digital Work Force: Building Infotech Skills at the Speed of Innovation. Office of Technology Policy. Technology Administration. U.S. Department of Commerce. June 1999.
P2KT PUDPKM DB PKT
69
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat 20. Minges, Michael. 2001. ASEAN Internet: ITU Case Studies. Presented at e-ASEAN Task Force Meeting. Siem Reap, Cambodia. 6 July 2001. 21. Neice, David C. 1998. Measures of Participation in the Digital Technostructure: Internet Access. Information, Networks & Knowledge (INK). Electronic Working Paper Series. Paper No. 21. Science Policy Research Unit (SPRU). University of Sussex. Falmer, Brighton. UK. 22. NTIA. 2000, 1999, 1998. Seri Falling Through the Net 1999. Dari http://www.ntia.doc.gov/ 23. OECD. 2001a. ICT Database. OECD. July 2001. 24. OECD. 2001b. Measuring the ICT Sector. OECD. 25. OECD. 2001c. Understanding the Digital Divide. OECD. 26. Owen, Darrell E., et al. 2001. Indonesia - Information and Communications Technologies (ICT) Assessment. Technical Report. Prepared for The Government of Indonesia. Submitted by Nathan/Checchi Joint Venture. Partnership for Economic Growth (PEG) Project1. Under USAID Contract #497-C-00-9800045-00. January 16–February 5, 2001 27. Pigato, Miria. 2001. Information and Communication Technology, Poverty, and Development in sub-Saharan Africa and South Asia. Africa Region Working Paper Series. Number 20. The World Bank. August 2001. 28. P2KTPUDPKM-BPPT. 2001. Survei Literasi Komputer. (Laporan Teknis Intern, Tidak Diterbitkan). 29. P2KTPUDPKM-BPPT. 2001. Studi Kebijakan Peningkatan Literasi Komputer dan pemanfaatan Internet. (Laporan Teknis Intern, Tidak Diterbitkan). 30. PSRA. 2001. Education, Innovation and the Internet: Nobel Laureates Look To The Future. Final Report. Prepared by Princeton Survey Research Associates for Cisco Systems, Inc. November 2001.
70
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
31. Talero, Eduardo. 1996. National Information Infrastructure In Developing Economies. The World Bank. Dari http://ksgwww.harvard.edu/iip/GIIconf/talero.html 32. US-GAO. 2001. Characteristics and Choices of Internet Users. Report to the Ranking Minority Member, Subcommittee on Telecommunications, Committee on Energy and Commerce, House of Representatives. United States General Accounting Office. February 2001. 33. Wilson III, Ernest J. 1996. Comparing National Information Superhighways: What, Why, Where And How. Comments Welcome Prepared for the Symposium on the "National and International Initiatives for Information Infrastructures". Kennedy School of Government. Harvard University. Cambridge, MA, USA. Jan. 25-27 http://ksgwww.harvard.edu/iip/GIIconf/ wilpap.html 34. World Bank. 2001 World Development Indicators. World Bank. 35. Yadi S.A. Suriadinata. 2001. Penelitian Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh UKM Eksportir di Indonesia. PEG-USAID. September 2001. 36. YLTI. 1999. Penelitian Kebijakan dan Materi Regulasi Penyelenggaraan Multimedia. Dari http://www.ylti.or.id/ 37. YLTI. 1998. Kemampuan Informatika Indonesia.
Industri
Telekomunikasi
dan
38. ----------. 2001. Indonesian Internet Statistics. PT INDOCISC dan PT Insan Infonesia.
P2KT PUDPKM DB PKT
71
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat Lampiran Statistik Ringkas ICT di Indonesia.*) East Indonesia
Asia & Pasifik
Informasi Umum Penduduk, pert. tahun (juta) Kemiskinany (% penduduk di bawah $ 1 per hari) Tingkat literasi dewasa (% usia 15 dan lebih) Penduduk perkotaan (% penduduk total) PNB per kapita (Atlas method, $) PNB per kapita (PPP, $) Pertumbuhan PDB (1990-95 dan 1995-2000, %) Scientists dan engineers dlm Litbang (per 1 jt org) Pengeluaran untuk Litbang (% dari PNB)
Low Income
1995 194.0 ..
2000 210.4 7.7
2000 1, 855.2 ..
2000 2.459.8 ..
83.6
86.9
85.8
62.4
35.6
40.9
35.2
31.9
1,000 2,840 7.7
570 2,850 -0.7
1,060 4,130 4.8
410 1,980 3.5
..
..
426.2
..
0.1
..
1.2
0.5
1995
2000
2000
2000
17 104 117 .. 836 0.04 1
31 232 .. .. 353 0.02 17
101 270 1,901 1.2 365 0.02 70
23 117 8,880 4.4 199 0.03 5
63
38
48
155
.. 24 151 113
4.20 24 156 149
5.31 .. 302 252
.. .. 157 91
Infrastruktur & Akses ICT Telephone mainlines Per 1,000 orang Di kota besar ( per 1,000 orang) Waiting list (ribu) Waiting time (tahun ) Revenue per line ($) Biaya panggilan lokal ($ per 3 menit) Mobile phones (per 1,000 people) International telecomunications Outgoing traffic (menit per pelanggan) Biaya panggilan ke AS ($ per 3 mnt) Surat kabar (per 1,000 orang) Radio (per 1,000 orang) Televisi (per 1,000 orang)
72
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001
Lampiran Statistik Ringkas ICT di Indonesia (lanjutan).*) East Indonesia
Asia & Pasifik
Komputer & the internet Personal computers per 1,000 orang Terpasang di pendidikan (ribu) Networked PCs (%) Internet Pengguna/users (ribu) Biaya akses bulanan yg dibebankan oleh ISP Service provider Charge ($) Telephone call charge ($)
Low Income
1995
2000
2000
2000
5.0 22 39.9
9.9 a 58 37.0
21.7 .. ..
5.1 .. ..
50
2.0
51.943
9.337
.. ..
9 6
.. ..
.. ..
1995 4,337 2.1 22
2000 a 3,540 a 2.2 a 17
2000 .. .. ..
2000 .. .. ..
1995 .. .. .. .. ..
2000 3.7 3.7 4.5 4.6 2.0
2000 3.7 3.7 4.5 4.6 3.2
2000 .. .. .. .. ..
..
2.7
3.3
..
..
60
a
940
279
Pengeluaran ICT Total ICT ($, juta) ICT sbg % dari PDB ICT per Kapita ($) Lingkungan Bisnis & Pemerintah ICT (rating dari 1 sampai 7; 7 adalah tertinggi/terbaik) Kecepatan dan akses internet Dampak internet pada bisnis Pasar kerja tenaga terampil IT Persaingan dalam ISPs Ketersediaan layanan online Pemerintah Hukum/perundangan terkait dengan penggunaan ICT Secure servers *) a
Sumber: Bank Dunia (2002, Development Data Group). Data tahun 2001.
P2KT PUDPKM DB PKT
73
Tatang A. Taufik Gambaran Umum Tingkat Literasi Komputer Masyarakat
74
SURVEI LITERASI KOMPUTER 2001