STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI RUMPUT LAUT Tatang A. Taufik
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) http://klaster-industri.blogspot.com/ http://tatang-taufik.blogspot.com/
Pelatihan Petani Rumput Laut (Seaweed Farmer Training)
INDONESIA SEAWEED FORUM Makassar, 29 Oktober 2008
OUTLINE
1
PENDAHULUAN
2
REVIEW SINGKAT
3
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
4
MENGEFEKTIFKAN PEMBERDAYAAN
5
CATATAN PENUTUP
http://tatang-taufik.blogspot.com/
OUTLINE
1
PENDAHULUAN
2
REVIEW SINGKAT
3
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
4
MENGEFEKTIFKAN PEMBERDAYAAN
5
CATATAN PENUTUP
http://tatang-taufik.blogspot.com/
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI DI INDONESIA
Sepenggal Sejarah . . . ? 2000 Ke depan Mau ke mana? 2000 Istilah klaster industri masuk dalam PROPENAS 2000 – 2005 Prakarsa beberapa lembaga di Indonesia
2008
2005 - 07
1 2
2008 Adakah contoh sukses klaster industri di Indonesia?
Dokumen Kebijakan Pembangunan Industri Nasional - 2007 Revisi KPIN Prakarsa di berbagai industri dan lokasi terus dikembangkan http://tatang-taufik.blogspot.com/
OUTLINE
1
PENDAHULUAN
2
REVIEW SINGKAT
3
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
4
MENGEFEKTIFKAN PEMBERDAYAAN
5
CATATAN PENUTUP
http://tatang-taufik.blogspot.com/
Negara / Daerah
CATATAN PENGERTIAN TENTANG DAYA SAING Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan). PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory to explain it”. “Pembedaan” pada beragam tingkatan: Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.” Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan “sektoral” pendekatan “klaster industri.” Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori). Kemampuan suatu perusahaan mengatasi Mikro ~ Perusahaan Memiliki pengertian yang berbeda, tetapi saling berkaitan
Meso ~ Industri
“Makro” ~ Ekonomi
“Konteks Telaahan” (Perbandingan) / Dimensi Teritorial / Spasial
“Tingkatan Analisis” / Dimensi “Sektoral”
perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya) Kemampuan suatu industri (agregasi perusahaan ~ “sektoral” “klaster industri”) menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari industri pesaing asingnya Kemampuan/daya tarik (attractiveness); kemampuan membentuk/menawarkan lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik talented people, investasi, dan mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.
Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995) http://tatang-taufik.blogspot.com/
REVIEW SINGKAT
Klaster industri :
jaringan dari sehimpunan industri yang saling terkait (industri inti/core industries – yang menjadi “fokus perhatian,” industri pendukungnya/supporting industries, dan industri terkait/related industries), pihak/lembaga yang menghasilkan pengetahuan/ teknologi (termasuk perguruan tinggi dan lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa/litbangyasa), institusi yang berperan menjembatani/bridging institutions (misalnya broker dan konsultan), serta pembeli, yang dihubungkan satu dengan lainnya dalam rantai proses peningkatan nilai (value adding production chain); atau
kelompok industri spesifik yang dihubungkan oleh jaringan mata rantai proses penciptaan/peningkatan nilai tambah.
“Inti, pendukung, atau terkait” sama pentingnya, bukan menunjukkan yang satu lebih penting dari yang lain;
Pelaku dengan beragam skala usaha (kecil, menengah, besar) berperan pada posisi masing-masing yang paling tepat. http://tatang-taufik.blogspot.com/
MODEL GENERIK KLASTER INDUSTRI
Industri Terkait (Related Industry)
Industri Pemasok (Supplier Industry)
Industri Inti (Core Industry)
Pembeli (Buyer)
Industri Pendukung (Supporting Industry)
Institusi Pendukung (Supporting Institutions)
http://tatang-taufik.blogspot.com/
CONTOH TEMPLATE PEMETAAN: KI RUMPUT LAUT Perlengkapan Pembuatan Produk Olahan
Teknologi, Manajemen dan Pengorganisasian Benih / Bibit Pupuk, Pestisida, Herbisida
Teknologi Proses dan Produk
Industri Terkait
Pengemasan Budidaya Irigasi
Petani rumput laut
Sertifikasi & Label
Pengolahan rumput laut
Distribusi/ Transportasi
Pascapanen Peralatan Panen
Humas (PR) dan Periklanan
Pedagang rumput laut
Penerbitan Khusus
Klaster Pertanian / Periknanan Daerah “X”
Infrastruktur Bisnis/ Ekonomi & Legal: • Keuangan • Perdagangan • Konsultan hukum
Instansi Pemerintah Kabupaten, Propinsi, Pusat
Klaster Pariwisata
Pendidikan, Riset, & Organisasi Bisnis/ Perdagangan (Daerah & Nasional)
Klaster Pangan
http://tatang-taufik.blogspot.com/
PENGGALIAN POTENSI PERBAIKAN DARI KETERKAITAN RANTAI NILAI (~ Hubungan Bisnis dan Non-Bisnis) Contoh: Sentra Industri, Asosiasi Komoditas, Pola Subkontrak
Contoh: Pola Subkontrak, Kemitraan dalam SCM (Supply Chain Management) dan CRM (Client Relationship Management)
Horizontal
Rantai Nilai Bisnis
Rantai Nilai Pemasok
Rantai Nilai Bisnis
vertikal
Rantai Nilai Saluran
Rantai Nilai Pembeli
Rantai Nilai Bisnis
Rantai Nilai Bisnis & Non Bisnis
Contoh: Model/Pendekatan Klaster Industri http://tatang-taufik.blogspot.com/
MENGAPA KLASTER INDUSTRI: KONSEP KLASTER INDUSTRI DAN KEMANFAATANNYA Industrial District
EFISIENSI KOLEKTIF
EKONOMI EKSTERNAL
TINDAKAN KOLEKTIF
Teori/ Konsep
Potensi Daya Saing Atas Perkembangan Kapasitas inovasi Manfaat Bagi Perkembangan Inovasi
PATH DEPENDENCE
Peran dan Intervensi yang Lebih Tepat
PERSAINGAN/ RIVALITAS
Manfaat Bagi Pelaku Bisnis
MANFAAT PLATFORM KLASTER INDUSTRI
Manfaat bagi Pembuat Kebijakan dan Stakeholders lain
Keterkaitan dan Dukungan bagi Peningkatan Rantai Nilai Tambah
Manfaat bagi Perguruan Tinggi/ Lembaga Litbang
LINGKUNGAN INOVASI
Kolaborasi Sinergis Sesuai Kompetensi
KOMPETISI KOOPERATIF
http://tatang-taufik.blogspot.com/
CONTOH MANFAAT BAGI UKM
Skala Ekonomi : Membuka peluang dan secara empiris sudah terbukti sebagai suatu alat (means) yang baik untuk mengatasi hambatan akibat ukuran (skala bisnis) UKM dan berhasil mengatasi persaingan dalam suatu lingkungan pasar yang semakin kompetitif. Pendekatan ini membantu upaya yang lebih fokus bagi terjalinnya jaringan bisnis, sehingga UKM individual dapat mengatasi masalah akibat ukuran (skala) dan memperbaiki posisi kompetitifnya; Akses terhadap Sumber Produktif dan Pasar : Melalui kerjasama horizontal (misalnya bersama UKM lainnya yang menempati posisi yang sama dalam mata-rantai nilai/value chain) secara kolektif perusahaan-perusahaan dapat mencapai skala ekonomis melampaui jangkauan perusahaan kecil individual dan dapat memperoleh pembelian input dalam skala yang ekonomis, mencapai skala optimal dalam penggunaan peralatan, dan menggabungkan kapasitas produksi untuk memenuhi order skala besar;
http://tatang-taufik.blogspot.com/
CONTOH MANFAAT BAGI UKM (lanjutan) 1.
2.
3.
Spesialisasi / Kompetensi : Melalui kemitraan horizontal ataupun integrasi vertikal (dengan UKM lainnya maupun dengan perusahaan besar dalam mata-rantai nilai), perusahaan-perusahaan dapat memfokuskan ke bisnis intinya dan memberi peluang ekonomi eksternal atas ketersediaan tenaga kerja yang lebih terspesialisasi; Proses Pembelajaran : Kerjasama antar-perusahaan juga memberi kesempatan tumbuhnya ruang belajar secara kolektif di mana terjadi pengembangan saling-tukar pendapat dan saling-bagi pengetahuan dalam suatu usaha kolektif untuk meningkatkan kualitas produk dan pindah ke segmen pasar yang lebih menguntungkan; Efisiensi Kolektif (dari Ekonomi Eksternal dan Tindakan Kolektif) : Selain itu, jaringan bisnis di antara perusahaan, penyediaan jasa layanan usaha (misalnya institusi pelatihan, sentra teknologi, dan sebagainya) dan perumus kebijakan lokal, dapat mendukung pembentukan suatu visi pengembangan bersama di tingkat lokal dan memperkuat tindakan kolektif untuk meningkatkan daya saing UKM. http://tatang-taufik.blogspot.com/
OUTLINE
1
PENDAHULUAN
2
REVIEW SINGKAT
3
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
4
MENGEFEKTIFKAN PEMBERDAYAAN
5
CATATAN PENUTUP
http://tatang-taufik.blogspot.com/
KERANGKA TAHAPAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI Aktivitas Awal Inisiatif / Prakarsa Pengembangan
Perumusan Strategi & Implikasi Kebijakan
Eksplorasi / Analisis
Inisiasi
Pengembangan Tim Prakarsa
Penyusunan Kerangka dan Agenda Pengembangan
Konsensus Prakarsa
Kelembagaan Kolaborasi dan Struktur Operasional
Perencanaan Aksi
Implementasi
Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain
Pembelajaran & Kepemimpinan
Konsensus Rencana
Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan
Mobilisasi SD & Pelaksanaan Aktivitas Pengelolaan Sinergi Pencapaian Milestones
Pengelolaan Keberterimaan, Komitmen & Sinergi Positif Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan
Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi
Peningkatan Kapasitas
Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan http://tatang-taufik.blogspot.com/
A. AKTIVITAS AWAL INISIATIF / PRAKARSA PENGEMBANGAN 1.
Inisiasi Perlu ada concern & kepeloporan (~ diskusi wacana, presentasi, studi awal) Membangun minat dan partisipasi di antara konstituen, yang diperlukan untuk melaksanakan prakarsa.
3.
Eksplorasi/Analisis (studi, pemetaan, diagnosis, diskusi) Mengkaji antara lain : Kinerja dan perkembangan perekonomian daerah, Infrastruktur ekonomi, Isu urgen Potensi tematik klaster industri, dan Potensi spesifik lokal dan lainnya yang mendukung kinerja klaster.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
DIAGRAM ALIR PROSES • Pendefinisian ~ ISIC (KBLI) • Analisis Awal (IO) • Pohon Industri
Penentuan Fokus Tematik Prakarsa KI
Pemetaan
Analisis isu
Intervensi
Agenda Aksi Prioritas
• Indikasi Kehendak Stakeholders • Champions
Analisis Solusi
Tindakan Non-interventif (Prakarsa Bisnis Murni)
Matriks Kebijakan/Program/Kegiatan Kolaboratif
Implementasi
MONEV
Umpanbalik (Feedback) http://tatang-taufik.blogspot.com/
Results Hierarchy goal purpose outputs activities
Pohon tujuan
Strategi alternatif
IS S I L A N A Analisis Perkuatan Lingkungan Usaha Agenda perkuatan
Prioritas tujuan
H O T N CO
+
Peta pelaku
Matriks rencana kegiatan
Agenda perkuatan
+
Agenda perkuatan
+
Analisis Lingkungan Usaha
Agenda perkuatan
+
http://tatang-taufik.blogspot.com/
Pemerintah
CONTOH SUATU KERANGKA ANALISIS DETERMINAN dan PENINGKATAN DAYA SAING: Untuk Konteks Lingkungan Bisnis dan Inovasi
Infrastruktur inovasi umum: ? Peran Pemerintah Pusat dan Pemda dalam & kebijakan bagi penguatan pemasok pengetahuan/ teknologi yang relevan bagi ekonomi daerah. Kondisi spesifik klaster: ? Insentif bagi keterkaitan bisnis dengan knowledge pool setempat.
Kondisi Faktor (Input) Infrastruktur inovasi umum: ? Ketersediaan sejumlah lembaga iptek/litbangyasa, ilmuwan dan insinyur. ? Keunggulan dalam riset. Kondisi spesifik klaster: ? Ketersediaan peneliti spesialis yang berkualitas ~ engineering, pertanian, kepariwisataan, seni & kerajinan.
Konteks untuk Strategi Perusahaan dan Persaingan
Infrastruktur inovasi umum: ? Perlindungan HKI ? Keterbukaan thd perdagangan dan investasi ? Insentif untuk inovasi Kondisi spesifik klaster: ? Persaingan ketat industri setempat.
Industri Pendukung dan Terkait Infrastruktur inovasi umum: ? Keluasan klaster dari ekonomi.
Kondisi Permintaan
Infrastruktur inovasi umum: ? Peraturan lingkungan yang ketat ? Pengadaan pemerintah yang mendorong inovasi Kondisi spesifik klaster: ? Permintaan pelanggan setempat yang canggih dan sangat menuntut bagi produk barang & jasa klaster.
Kondisi spesifik klaster: ? Kehadiran pemasok klaster setempat. http://tatang-taufik.blogspot.com/
A. AKTIVITAS AWAL INISIATIF / PRAKARSA PENGEMBANGAN •
Pengembangan Tim Prakarsa Persiapan agenda, meliputi: Merekruit para pemimpin/pelopor dan pakar; Mengidentifikasi prioritas dan bidang fokus; Menganalisis prioritas; Melibatkan partisipan untuk membangun konsensus; Mengidentifikasi upaya (misalnya kebijakan/program) khusus yang dibutuhkan; dan Merancang mekanisme tindak lanjut.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
A. AKTIVITAS AWAL INISIATIF / PRAKARSA PENGEMBANGAN •
Konsensus Prakarsa proses partisipatif untuk mencapai konsensus dan membangun komitmen bersama, serta implementasi awal tentang prakarsa klaster sesuai dengan peran masing-masing.
mendorong prakarsa lokal, mendiskusikan kerangka tahapan pengembangan, merancang instrumen kebijakan dan program, menentukan prioritas program aksi, membangun/memperkuat kelembagaan (organisasi, mekanisme, termasuk model resource sharing untuk aktivitas yang disepakati), dan mendorong kesepakatan rencana tindak jangka pendek, termasuk jadwal pelaksanaannya, dan rencana tindak jangka menengah. Adanya kesepakatan rencana tindak jangka pendek dinilai penting untuk melakukan operasionalisasi secara realistis dan memelihara momentum kolaborasi. http://tatang-taufik.blogspot.com/
B. PENYUSUNAN KERANGKA DAN AGENDA PENGEMBANGAN •
Kelembagaan Kolaborasi dan Struktur Operasional Pengembangan/penguatan kelembagaan sebagai solusi persoalan kelembagaan yang ada (diantisipasi akan muncul) ~ eksekutif, legislatif, pelaku bisnis, LPSM, lembaga donor, dan pihak non pemerintah lain. Menghimpun stakeholder “sisi permintaan” (misalnya seperti perusahaan dalam setiap klaster) dan stakeholder “sisi penawaran” (termasuk lembaga pendukung ekonomi, baik publik maupun swasta) dalam kelompok kerja untuk mengidentifikasi tantangan utama dan prakarsa aksi dalam mengatasi persoalan bersama.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
KELEMBAGAAN KOLABORATIF : Membangun Kapasitas Untuk Bertindak VISI EKONOMI BERSAMA
KEPEMIMPINAN YANG BERKOMITMEN TERHADAP VISI BERSAMA
• Proses membangun konsensus • Peran penting bagi ORGANISASI DAN • Partisipasi seluruh PENGORGANISASIAN penuh komitmen stakeholders dari para KOLABORASI • Penentuan prioritas pemimpin UNTUK langkah-langkah swasta, PEMBANGUNAN EKONOMI selanjutnya intelektual, dan pemerintah
AGENDA PRAGMATIS UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI • Struktur kelembagaan membantu memformalkan dan memfasilitasi: – Perumusan agenda tindak – Proses membangun konsensus – Partisipasi para pemimpin
http://tatang-taufik.blogspot.com/
B. PENYUSUNAN KERANGKA DAN AGENDA PENGEMBANGAN •
Perumusan Strategi dan Implikasi Kebijakan Grand strategy, kerangka dan instrumen kebijakan
•
Perencanaan Aksi Isu urgen & spesifik, alternatif solusi ~ prioritas rencana langkah pragmatis
•
Konsensus Rencana Proses partisipatif untuk mencapai konsensus dan membangun komitmen bersama, serta implementasi sesuai dengan prioritas dan peran masing-masing.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
C. IMPLEMENTASI •
Mobilisasi Sumber Daya dan Pelaksanaan Aktivitas Pendayagunaan (dan pengembangan) sumber daya (dana, SDM, jaringan, dan sumber daya lain). Pelaksanaan rencana aktivitas operasional sesuai konsensus dan perkembangan (termasuk penguatan kelembagaan). Pengembangan/penguatan kelembagaan sebagai solusi persoalan kelembagaan yang ada (diantsipasi akan muncul) ~ eksekutif, legislatif, pelaku bisnis, LPSM, lembaga donor, pihak non pemerintah lain.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
C. IMPLEMENTASI •
Pencapaian Milestone Menghasilkan capaian-capaian sangat penting seperti yang ditargetkan dan dijadwalkan.
•
Pengelolaan Sinergi Proses mengelola dan memperkuat komitmen, peran dan peningkatan kapasitas masing-masing pihak dan secara bersama, terutama: Penggalian / Penentuan SDM, sumber dana & sumber daya lain Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan Pengelolaan Keberterimaan, Komitmen & Sinergi Positif Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan Peningkatan Kapasitas.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
D. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PERBAIKAN •
Pengelolaan sumber daya, proses, dan hasil sejalan dengan tahapan dan elemen kolaborasi, serta evaluasi pelaksanaan dan rencana (termasuk output dan dampak), serta penyesuaian yang dianggap penting sejalan dengan perkembangan yang terjadi, untuk perbaikan.
•
Keseluruhan agenda sebagai proses iteratif :
•
Dokumen rencana menjadi dokumen yang dipergunakan bagi tindakan;
Dokumen rencana merupakan dokumen yang “hidup” (living document), bukan dokumen “sakral” (dan mati), dapat dan perlu terus dimutakhirkan.
Proses keseluruhan sebagai proses pembelajaran, pengembangan kepemimpinan, peningkatan keterlibatan, dan perbaikan komunikasi multi pihak. http://tatang-taufik.blogspot.com/
OUTLINE
1
PENDAHULUAN
2
REVIEW SINGKAT
3
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
4
MENGEFEKTIFKAN PEMBERDAYAAN
5
CATATAN PENUTUP
http://tatang-taufik.blogspot.com/
PEMBERDAYAAN
Kembangkan/perkuat ORGANISASI KOLABORATIF dan PENGORGANISASIAN yang tepat (termasuk sesuai dengan konteks lokal); Kembangkan SPESIALISASI-KOMPETENSI berdasarkan POTENSI TERBAIK yang dimiliki dan TANTANGAN serta PELUANG yang dihadapi; Perkuat HUBUNGAN POSITIF PERSONAL dan ORGANISASIONAL; Kembangkan AGENDA PEMBERDAYAAN (baca: TINDAKAN NYATA) dalam proses pengembangan/ penguatan klaster industri; Prioritaskan agenda pemberdayaan pada tindakan yang memberikan DAMPAK UNGKITAN TERBESAR. http://tatang-taufik.blogspot.com/
PEMBERDAYAAN
3 Pilar Utama Pemberdayaan : •
Pemungkinan (enabling) agar berkembang Contoh: upaya kolaboratif dalam penyediaan benih/bibit berkualitas, Lab uji terakreditasi, dsb.
•
Penguatan (strengthening) agar kompeten/unggul Contoh: upaya kolaboratif dalam mencapai QCDS (Quality, Cost, Delivery, Service) terbaik yang konsisten.
•
Perlindungan (protecting) agar tidak tereksploitasi (makin termarjinalkan) Contoh: upaya kolaboratif untuk posisi tawar yang baik, fair trade, mekanisme pembayaran yang adil, lembaga pembiayaan yang sesuai, ketersediaan dan akses informasi [misalnya dengan pengembangan telecenter], dsb. http://tatang-taufik.blogspot.com/
CONTOH 2007 DI JEMBRANA Pemanfaatan TIK untuk proses pembelajaran di sekolah dan upaya pemberdayaan masyarakat melalui “Info Banjar” / Telecenter.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
E-SOCIETY ~ Contoh Telecenter
Telecenter “Museum Batik Nusantara”
Telecenter Widya Pratama
Telecenter PPAR
Telecenter Grosir Batik
http://tatang-taufik.blogspot.com/
OUTLINE
1
PENDAHULUAN
2
REVIEW SINGKAT
3
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
4
MENGEFEKTIFKAN PEMBERDAYAAN
5
CATATAN PENUTUP
http://tatang-taufik.blogspot.com/
CATATAN PENUTUP • •
• •
• • •
• •
Kembangkan pemahaman bersama tentang daya saing dan peran dari klaster Dorong agar penguatan klaster industri merupakan upaya/proses yang diprakarsai oleh swasta dengan partisipasi aktif pemerintah, bukan yang dikendalikan oleh pemerintah Fokus pada penghapusan hambatan dan pengurangan kendala bagi perbaikan klaster, bukan pencarian subsidi atau membatasi persaingan Upayakan agar dapat mencakup keseluruhan klaster di suatu daerah atau negara (bertahap) ~ DAN SESUAI POTENSI TERBAIK (& KARAKTERISTIK KHAS) SETEMPAT Kembangkan dan sepakati “batasan” klaster yang tepat ~ bersifat spesifik kasus Tingkatkan terus-menerus keterlibatan partisipan klaster dan lembagalembaga terkait secara luas Kembangkan perhatian pada hubungan personal (dan institusional) untuk memfasilitasi keterkaitan, mendorong komunikasi terbuka dan membangun rasa saling percaya ~ modal sosial (social capital) Berorientasi pada tindakan nyata ~ penguatan, bukan “penciptaan” klaster Upayakan agar klaster dilembagakan oleh sektor swasta.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
Terimakasih E-mail:
[email protected] [email protected] Blog: http://tatang-taufik.blogspot.com/ http://klaster-industri.blogspot.com/ http://sistem-inovasi.blogspot.com/ http://sisteminovasi.wordpress.com/
http://tatang-taufik.blogspot.com/
MANFAAT UMUM Memungkinkan suatu kerangka bagi kolaborasi Membantu pengembangan agenda bersama Memperoleh manfaat ekonomi dari skala (Membantu pencapaian skala ekonomi / economies of Memfasilitasi pengembangan scale) tingkat kompetensi yang lebih tinggi Kerjasama bisnis untuk memperkuat industrinya Membantu mengurangi kekhawatiran persaingan antarindustri Menciptakan keragaman sumber tenaga terampil yang lebih besar Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan pertambahan nilai Menghimpun sumber daya kolektif Pemasaran bersama Mempengaruhi hubungan pemasok dan pembeli Berbagi informasi Aliansi strategis nasional maupun internasional Memperbaiki infrastruktur keras dan lunak daerah Pengakuan nasional dan internasional http://tatang-taufik.blogspot.com/
PERBANDINGAN PENDEKATAN SEKTORAL DAN PENDEKATAN KLASTER
Pendekatan Sektoral
Pendekatan Berbasis Klaster
Kelompok dengan posisi jaringan yang serupa
Kelompok strategik dengan posisi jaringan yang paling saling melengkapi (komplementatif) dan tidak serupa
Berfokus pada industri produk akhir (end product industries)
Mencakup konsumen, pemasok, penyedia jasa, dan lembaga yang terspesialisasi
Berfokus pada pesaing langsung dan tak langsung
Melibatkan sederet industri yang berkaitan yang menggunakan teknologi, keterampilan, informasi, input, konsumen dan saluran serupa/bersama
Sebagian besar partisipan adalah pesaing
Sebagian besar partisipan bukanlah pesaing namun memiliki kebutuhan dan kendala serupa
Dialog dengan pemerintah seringkali mempunyai kecenderungan kepada subsidi, proteksi, dan pembatasan persaingan
Mencari diversifikasi dalam lintasan yang ada
Mencari sinergi dan kombinasi baru
Lingkup yang luas untuk perbaikan pada bidang yang menjadi perhatian bersama yang akan memperbaiki produktivitas dan meningkatkan bidang persaingan Suatu forum untuk dialog swasta-pemerintah yang lebih konstruktif dan efisien
Sumber : Porter (1997), Dikutip dari Roelandt dan den Hertog (1998).
http://tatang-taufik.blogspot.com/
PERBANDINGAN KONSEP SENTRA INDUSTRI DAN KLASTER INDUSTRI
Segi Konsep Pendekatan
Sentra Industri Dari konsep industrial district ~ industri tunggal (sektor)
Klaster Industri Dari konsep multi dan lintas sektor (multi- and cross-sectoral)
Aspek keserupaan (similarity) Pendekatan yang lebih menyoroti dari sehimpunan aktivitas bisnis “keterkaitan” (interdependency) atau rantai nilai sehimpunan aktivitas bisnis. Sentra industri/ bisnis dan/atau industrial district pada dasarnya merupakan bagian integral dari jalinan rantai nilai sebagai suatu klaster industri.
Batasan Industri
Himpunan para pelaku (produsen) di bidang usaha industri tertentu yang serupa. Catatan: untuk beberapa sentra industri, telah terdapat UPT (Unit Pelayanan Teknis) LIK (Lingkungan Industri Kecil)
Himpunan sebagai jaringan rantai nilai para pelaku dalam konteks tertentu baik pelaku industri tertentu yang berperan sebagai industri inti (core industries), pemasok kepada pelaku industri inti, industri pendukung bagi industri inti, pihak/lembaga yang memberikan jasa layanan kepada pelaku industri inti.
http://tatang-taufik.blogspot.com/
PERBANDINGAN KONSEP SENTRA INDUSTRI DAN KLASTER INDUSTRI (lanjutan)
Segi
Sentra Industri
Klaster Industri
Faktor penting yang menjadi pertimbangan
Hal positif yang umumnya diperoleh Nilai tambah dan daya saing serta lebih karena aglomerasi secara hal positif lain yang terbentuk atas fisik para pelaku usaha rangkaian rantai nilai keseluruhan industri + faktor sinergis lain
Keterkaitan antara keduanya
Sentra industri dapat menjadi salah satu himpunan simpul (subgroup) dari suatu klaster industri, baik sebagai industri inti, pemasok, atau pendukung. Suatu sentra industri mungkin saja tidak/belum menjadi bagian dari klaster industri tertentu
Dalam suatu klaster industri, suatu sentra industri dapat ditempatkan sebagai salah satu subsistem dalam rangkaian rantai nilai sistem industri tertentu
Batasan lokasi/ wilayah
Sentra industri tertentu hanya ada di suatu lokasi (desa/kelurahan) tertentu
Dimungkinkan terbentuknya klaster industri yang bersifat “lintas batas (cross-border)” dalam konteks batasan kewilayahan tertentu
http://tatang-taufik.blogspot.com/
ILUSTRASI GRAND STRATEGY ~ STRATEGI GENERIK PENGUATAN KLASTER
SUMBER KEUNGGULAN DAYA SAING
Kelompok Simpul
CAKUPAN DALAM RANTAI NILAI Keterkaitan KLASTER Lingkungan Bisnis/ Ekonomi
Internal
Eksternal
1A. Kompetensi 1B. Strategi dan operasi internal sebagai unit bisnis 1C. Budaya perusahaan (termasuk kewirausahaan)
2. Kompetisi dan Kerjasama/Kemitraan
3. Jaringan aktivitas nilai tambah dalam kelompok industri dan dalam kelompok institusi pendukung
4. Jaringan dan kolaborasi aktivitas nilai tambah antar kelompok industri dan dengan institusi pendukung
5A. Penguatan faktor keunggulan lokal 5B. Penguatan struktur industri
6. Penguatan jaringan global yang mendukung aktivitas nilai tambah dalam klaster industri
http://tatang-taufik.blogspot.com/
Tempat Tetaplah Penting – Namun Untuk Alasan yang Berbeda (Place Still Matters — But for Different Reasons)
“keunggulan daya saing yang bertahan lama dalam suatu ekonomi global akan semakin terletak pada ”hal-hal yang bersifat lokal” — pengetahuan (knowledge), hubungan, motivasi — yang sulit disaingi oleh para pesaing jauh.”
“Peran lokasi telah demikian lama terabaikan, walaupun ada bukti yang sangat kuat bahwa inovasi dan keberhasilan persaingan dalam banyak bidang ternyata terkonsentrasi secara geografis.” Michael Porter Harvard Business School http://tatang-taufik.blogspot.com/
LOKALITAS : URGENSI •
•
•
•
Memahami dan menyikapi secara positif kecenderungan penting (domestik – nasional & daerah, globalisasi, kemajuan iptek, arah menuju “Ekonomi Berbasis Pengetahuan”) dan implikasi bagi daerah. Kekhususan (kekhasan) lokal merupakan karakteristik penting bagi keberhasilan pembangunan ekonomi. Kecenderungan bahwa ekonomi makin syarat dengan pengetahuan (dalam arti luas) faktor “lokal” menjadi sangat kritis. Agenda pembangunan ekonomi daerah perlu memiliki fokus strategis yang sekaligus dapat menjadi agenda kolektif multipihak untuk bersinergi pada potensi keunggulan. Daya saing pertumbuhan, pemerataan, perbaikan, di mana faktor lokal sangat menentukan. http://tatang-taufik.blogspot.com/
Bagaimana Perusahaan Menyikapi “Kecenderungan” ke Depan Penentu Keunggulan Daya Saing
• • • •
Biaya rendah Kuantitas Stabilitas Perlengkapan kapital • Kontrol
1960
1980
2000
Keunggulan Daya Saing
• Inovasi / pengetahuan • Kualitas • Kecepatan • Fleksibilitas • Jaringan
2020 http://tatang-taufik.blogspot.com/
INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI “SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI Perbaikan Bisnis yang Ada (Existing) Keterkaitan
Faktor keunggulan lokalitas
Pembelajaran, termasuk Litbangyasa
Pengetahuan & Kompetensi
Rantai Nilai Inovasi & Difusi
Siklus yang Makin Menguat (Dari vicious cycle menjadi virtuous cycle)
Penyediaan pengetahuan/ teknologi
Interaksi & Keterkaitan
Daya Saing yang Lebih Tinggi
Investasi Dari Luar
Rantai Nilai Produksi ROI yang Lebih Tinggi
Investasi untuk Inovasi
Pengembangan Bisnis Baru
Investasi (& perdagangan )
Ke Luar
http://tatang-taufik.blogspot.com/
STRATEGI BERSAING BISNIS ~ STRATEGI GENERIK KEUNGGULAN BERSAING
CAKUPAN PERSAINGAN
Biaya Rendah
Diferensiasi
Sasaran Luas
1. Keunggulan Biaya
2. Diferensiasi
Sasaran Sempit
3A. Fokus Biaya
3B. Fokus Diferensiasi
Sumber : Diadopsi dari Porter (beragam tahun).
Inovasi dengan fokus pada relung pasar tertentu (niche market) http://tatang-taufik.blogspot.com/
ILUSTRASI STRATEGI BERSAING BISNIS ~ STRATEGI GENERIK KEUNGGULAN BERSAING Biaya Rendah
CAKUPAN PERSAINGAN
Sasaran Luas
Sasaran Sempit
Diferensiasi
2. Diferensiasi:
1. Keunggulan Biaya:
Pasar luas, inovasi produk dan/atau proses
Pasar luas, efisiensi biaya
3A. Fokus Biaya: Segmen pasar tertentu, efisiensi biaya
Ilustrasi untuk komoditas hortikultur daerah tertentu
3B. Fokus Diferensiasi: Segmen pasar tertentu, inovasi produk dan/atau proses
• • • •
Segmentasi pasar tertentu dan positioning, misalnya: Pasar tradisional tertentu Pasar induk tertentu Supermarket Konsumen langsung tertentu
http://tatang-taufik.blogspot.com/