2. Lp Dm.docx

  • Uploaded by: Nabila Bella
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2. Lp Dm.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 950
  • Pages: 2
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS A. Definisi atau deskripsi penyakit. Diabetes mellitus adalah suatu keadaan ketika tubuh tidak mampu menghasilkan/menggunakan insulin ( hormon yang membawa glukosa darah ke sel-sel dan menyimpannya sebagai glikogen ). Dengan demikian, terjadi hiperglikemia yang di sertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada organ tubuh ( Mansjoer dkk., 2000; Sukarmin dan S. Riyadi, 2008; Tambayong, J. 2000 dalam Aini, N dkk., 2016 ). B. Pathway ( di buat mulai etiologi, proses perjalanan penyakit, sampai muncul tanda dan gejala, kemungkinan komplikasi, diagnosa keperawatan NANDA, label Nursing Outcome Clasification NOC dan label Nursing Intervention Clasification NIC ).

c

Genetik

Autoimun

Usia

Keturunan

DM tipe 1

Gaya Hidup & Stress

>45 tahun

Hancur/kerusakan sel β penkreas

Obesitas

Sel β hipertrofi & penurunan adiponektin

Metabolisme

DM tipe 2

Adiponektin adalah hormon yang berfungsi untuk memperbaiki sensitivitas insulin dengan cara menstimulasi peningkatan penggunaan glukosa dan oksidasi asam lemak otot dan hati sehingga kadar trigliserida turun ( Aini, N dkk., 2016 ).

Resistensi insulin/jumlah sel β pankreas berkurang

Klasifikasi DM menurut Arif Mansoer ( 2001 ) dalam Riyadi, S ( 2014 ) adalah sbb : 1. DM tipe 1 ( Insulin Dependent Diabetes Mellitus/DM tergantung insulin ). 2. DM tipe 2 ( Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus/DM tidak tergantung insulin ).

Insufisiensi insulin

Metabolisme lemak

Metabolisme karbohidrat

Ketonemia, ketouria

Glukosa darah meningkat

Ketoasidosis

Asidosis Metabolik

Ketidakefektifan pola nafas

Komplikasi metabolik ( Ketoasidosis diabetik, Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik), Komplikasi ( Mikrovaskular kronis: penyakit ginjal dan mata serta neuropati), ( Makrovaskular: MCI, Stoke, Penyakit vaskular perifer).

Sel β pankreas yang hipertrofi dapat mempengaruhi penurunan produksi insulin ( Camacho dalam Aini, N dkk., 2016 ).

Penurunan sintesis protein

Metabolisme protein

Regenerasi sel saraf terganggu

Tubuh kurus

Mudah infeksi, luka sulit sembuh

Gangren

Hiperglikemia

Diuresis osmotik

Kerusakan sel saraf

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Poliuria

Defisit volume cairan

Amputasi Sensorik

Motorik

Penurunan sensasi nyeri pada kaki

Otot kaki menjadi atrofi

Adanya ulkus Manifestasi klinis DM dalam Herlina ( 2014 ) : poliuria ( banyak kencing ), polidipsi ( sering haus ), polipagia ( banyak makan ), BB menurun, letih, lemah, perubahan penglihatan, infeksi kulit yang berulang, kulit kering dan gatal, rasa tidak enak di vagina. Penatalaksanaan DM ( Mujahidullah, K., 2012 ) : Terdapat 5 komponen penatalaksanaan untuk DM yaitu ; diet, latihan, pemantauan, terapi ( jika di perlukan ), pemberian hipoglikemik oral, pendidikan ( penyuluhan ).

Kerusakan integritas kulit

Resiko infeksi

Jenis Pemeriksaan

1

GDS/GDP

2

Urin

3

Kultur pus

Asupan nutrisi, O2, antibiotik terganggu

Merubah titik tumpu timbul ulserasi

Timbulnya angiopati No

Luka sulit sembuh

Aliran darah terganggu

Nilai Normal GDS Dewasa <120 mg/dl GDS Lansia <140mg/dl GDP Dewasa 70-110 mg/dl GDP Lansia 70-120 mg/dl Dengan pemberian Benedict: (-) : biru atau kehijauan (+) : hijau kekuningan (++) : kuning kehijauan (+++) : jingga (++++) : merah bata (-) bakteri

Manfaat Mengidentifikasi nilai/kadar glukosa dalam darah Mengidentifikasi warna urin untuk penentuan kadar glukosa

Mengidentifikasi jenis kuman yang ada dan menentukan antibiotik

1.

2.

3.

4.

5.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Ketidakefektifan Pola Napas Noc: suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu, jalanj yang panten, TTV dalam rentang normal. Nic: Pengelolaan Jalan Nafas ( buka jalan nafas, atur posisi pasien, identifikasi untuk pemasangan alat jalan nafas buatan, berikan bronkodilator bila perlu, dan monitor respirasi serta status O2 ). Terapi Oksigen. Kaji Tanda-Tanda Vital. Defisit Volume Cairan Noc: mempertahankan urine output, tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh dalam batas normal, serta tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Nic: Manajemen Cairan ( timbang popok atau pembalut jika di perlukan, monitor status hidrasi, monitor tanda-tanda vital, berikan cairan intervena, atur kemungkinan transfusi, dorong keluarga untuk membantu pasien makan dan minum, dan kolaborasi jika tanda cairan memburuk ). Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Noc: peningkatan berat badan, berat badan ideal sesuai tinggi badan, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, peningkatan fungsi pengecapan dan menelan, dan tidak ada penurunan berat badan yang berarti. Nic: manajemen nutrisi ( kaji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli gizi, anjurkan klien untuk meningkatkan protein, yakinkan diet mengandung tinggi serat, monitor jumlah nutrisi dan kalori serta berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi. Kerusakan Integritas Jaringan Noc: perfusi jaringan baik, di pertahankannya integritas kulit yang baik seperti : sensai, elasitas, temperatur, hidrasi, dan figmentasi, serta tidak ada luka/lesi. Nic: Manajemen Tekanan ( anjurkan klien menggunakan pakaian longgar, jaga kebersihankulit agar tetap bersih dan kering, anjurkan mobilisasi setiap 2 jam, monitor kulit adanya kemerahan, olesi minyak/baby oil pada kulit yang tertekan, monitor aktivitas dan mobilisasi pasien serta memandikan klien dengan air hangat ). Resiko Infeksi Noc: bebas dari tanda-tanda infeksi, menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi, lekosit dalam batas normal, menunjukkan perilaku sehat. Nic: Kontrol Infeksi ( bersihkan lingkungan setelah di pakai pasien lain, pertahankan teknik isolasi, batasi pengunjung bila perlu, pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat, gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kemih, tingkat intake nutrisi, kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu ). Proteksi Terhadap Infeksi ( monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal, monitor kerentanan terhadap infeksi, pertahankan teknik aspesis pada pasien yang berisiko, dorong masukkan nutrisi yang cukup, dorong masukkan cairan, dorong istirahat, kolaborasi pemberian antibiotik, ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi, ajarkan cara menghindari infeksi.

DAFTAR PUSTAKA Aini., N. & Aridiana., L.M. ( 2016 ). Sistem Endokrin Dengan Pendekatan NANDA NIC NOC. Jakarta : Salemba Medika. Herlina., I. S. Wungouw. Sylvia., R. & Marunduh. ( 2014 ). Mudah Mempelajari Patofisiologi. Edisi keempat. Jakarta : Binarupa Aksara Publisher. Mujadillah., K. ( 2012 ). Keperawtan Geriatrik : Merawat Lansia Dengan Cinta Dan Kasih Sayang. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Riyadi., S. ( 2014 ). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Karang Intan, Juli 2018 Preseptor akademik,

( ............................... )

Preseptor klinik,

(.............................. )

Related Documents

Lp 2
October 2019 32
Lp Kpd 2.docx
April 2020 15
Lp Irene 2.docx
December 2019 26
Lp Gadar-2.docx
November 2019 22
Windrush Lp(2)
June 2020 9
Methods Inquiry Lp 2
April 2020 14

More Documents from ""