Lp Kpd 2.docx

  • Uploaded by: SARY NOOR KOMALA
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Kpd 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,650
  • Pages: 33
LAPORAN PENDAHULUAN PARTUS TAK MAJU

I.

PENDAHULUAN

1.1. Definisi Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dmulainya tanda persalinan. Waktu sejak ketuban pecah samapi terjadinya kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” periode laten - Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari. Bila preiode laten terlalu meningkat dan ketuban sudah pecah maka akan terjadi infeksi yang meningkatkan angka kemtian ibu dan anak. - Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Cunningham, Mc. Donald, gant, 2002). - Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan berlangsung (Manuaba, 2002) - Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

1.2. Etiologi Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut : a. Inkompetensi serviks (leher rahim) Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otototot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar. Adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkanlaserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi 1

berlebihantanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi (Manuaba, 2002). b. Peninggian tekanan inta uterin Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya : -

Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis

-

Gemelli

Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002) - Makrosomia Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. (Winkjosastro, 2006) - Hidramnion Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja c.

Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.

d. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi). e. Korioamnionitis Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama. f. Penyakit Infeksi Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yangmeyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.

2

g. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik) h. Riwayat KPD sebelumya i.

Kelainan atau kerusakan selaput ketuban

j. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu

1.3. Manifestasi Klinis • Keluarnya air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak • Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi • Janin mudah diraba • Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering • Inspeksi : Tampak air ketuban mengalir, atau selaput ketuban tidak ada air dan ketuban sudah kering. • Bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

1.4. Patofisiologi Infeksi dan inflamasi dapat menyebabkan ketuban pecah dini dengan menginduksi kontraksi uterus dan atau kelemahan fokal kulit ketuban . Banyak mikroorganisme servikovaginal, menghasilkan fosfolipid C yang dapat meningkatkan konsentrasi secara local asam arakidonat, dan lebih lanjut menyebabkan pelepasan PGE2 dan PGF2 alfa dan selanjutnya menyebabkan kontraksi miometrium . Pada infeksi juga dihasilkan produk sekresi akibat aktivitas monosit/makrofag , yaitu sitokrin, interleukin 1 , factor nekrosis tumor dan interleukin 6. Platelet activating factor yang diproduksi oleh paru-paru janin dan ginjal janinyang ditemukan dalam cairan amnion , secara sinergis juga mengaktifasi pembentukan sitokin.

3

Endotoksin yang masuk kedalam cairan amnion juga akan merangsang sel-sel disidua untuk memproduksi sitokin dan kemudian prostaglandin yang menyebabkan dimulainya persalinan.

Adanya kelemahan local atau perubahan kulit ketuban adalah mekanisme lain terjadinya ketuban pecah dini akibat infeksi dan inflamasi . Enzim bacterial dan atau produk host yang disekresikan sebagai respon untuk infeksi dapat menyebabkan kelemahan dan rupture kulit ketuban .Banyak flora servikoginal komensal dan patogenik mempunyai kemampuan memproduksi protease dan kolagenase yang menurunkan kekuatan tenaga kulit ketuban.Elastase leukosit polimorfonuklear secara spesifik dapat memecah kolagen tipe III papa manusia, membuktikan bahwa infiltrasi leukosit pada kulit ketuban yang terjadi karena kolonisasi bakteri atau infeksi dapat menyebabkan pengurangan kolagen tipe III dan menyebabkan ketuban pecah dini.

Enzim hidrolitik lain , termasuk katepsin B , katepsin N, kolagenase yang dihasilkan netrofil dan makrofag , nampaknya melemahkan kulit ketuban . Sel inflamasi manusia juga menguraikan aktifator plasminogen yang mengubah plasminogen menjadi plasmin , potensial , potensial menjasi penyebab ketuban pecah dini.

4

5

1.5. Komplikasi . Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal. Persalinan Prematur Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu. b. Infeksi Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten. Hipoksia dan asfiksia Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat. Syndrom deformitas janin Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal

1.6. Penatalaksanaan Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan ANC adalah : 1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas. 2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas. 3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.

6

4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu : a. Timbang berat badan b. Tekanan darah c. Tinggi fundus uteri d. Tetanus toxoid lengkap e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan. f. Tes penyakit menular seksual (PMS) g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan h. Terapi kebugaran. i. Tes VDRL j. Tes reduksi urine. k. Tes protein urine l. Tes Hb m. Terapi iodium n. Terapi malaria

II.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

2.1. Pengkajian 2.1.1. Riwayat Keperawatan 1) Keluhan Utama . Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu. 2) Riwayat Kesehatan yang Lalu Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak. 3) Riwayat Kesehatan Sekarang

7

Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor. 4) Riwayat Kesehatan Keluarga a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis. b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma. c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265) 5) Riwayat Haid a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun. b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari. c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap. d) Keluhan yang dirasakan. e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak. 6) Riwayat Perkawinan Ditanyakan tentang : Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.

8

b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR. 7) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya. 8) Riwayat Kehamilan Sekarang a) Berapa kali periksa dan dimana dilakukan pemeriksaan b) Gerakan janin. Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan. c) Imunisasi TT d) Pemberian vitamin, zat besi e) Riwayat

kehamilan

sekarang

membantu

bidan

untuk

menentukan usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi. 9) Riwayat KB pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.

2.1.2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala dan leher 1) Kepala

: bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi

2) Rambut

: warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan distribusi merata

3) Wajah

: tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak pucat

9

4) Mata

: konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus

5) Mulut dan gigi

: bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.

6) Leher

: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

1) System Kardiovaskular a. Bendungan Vena. Pemeriksaan system kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada vulva, tungkai dan rectum. b. Edema. Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisia darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravascular ke ruang interstisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada wajah memerlukan pemeriksaan lebih lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan. 2) System Muskuloskeletal a. Postur. Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai. b. Tinggi dan berat badan. Berat badab awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu beresiko melahirkan bayi premature dan berat badan lahir rendah. Berat badab sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada masa kehamilan,

10

hipertensi pada masa kuhamilan, persalinan section Caesar dan infeksi

postpartum.

Rekomendasi

kenaikan

berat

badan

berdasarkan indeks masa tubuh.

c. Pengukuran pelviks. Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam. d. Abdomen. Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menentukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc. Donal dengan posisi ibu berbaring. 3) System Neurologi Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan reflex tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan. 4) System Integumen Warna kulit biasanya sama dengan rasanya. Pucat menandakan anemis,

jaundice

menandakan

gangguan

pada

hepar,

lesi,

hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kuhamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik. 5) System Endokrin Pada trimester kedua kelenjar thyroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut. 6) System Gastrointestinal a. Mulut. Membrane mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat

11

efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hyperplasia. Gigi terawat dengan baik.

b. Usus. Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesterone pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare. 7) System Urinarius Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah. Urine diperiksa untuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam urine yang menandakan suatu masalah. a. Protein. Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika ada, hal ini menandakan adanya kontaminasi secret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan. b. Glukosa. Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urin bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah. c. Keton. Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktifitas yang berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat. d. Bakteri. Penigkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil. 8) System Reproduksi a. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting, dan pengeluaran kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. b. Organ reproduksi eksternal.

12

c. Kulit dan membrane mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksorasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum. d. Organ reproduksi internal. Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwick. 2.1.3. Pemeriksaan Penunjang A. PEMERIKSAAN OBSTERTRI 1. pengukuran pelvic (pelvimetri) 2. Leopold I – IV 

LI, II, III : Pemeriksa menghadap ke muka klien dan L IV : Menghadap ke kaki klien



LI : Menentukan tinggi Fundus Uteri dan bag janin di fundus



LII : menentukan batas samping uterus dan letak punggung janin



LIII : Letak janin sebelah bawah



L IV : Bag janin sebelah bawah dan berapa bag kepala masuk ke PAP

3. Pemeriksaan serviks  speculum 4. Pemeriksaan Dalam B. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Hematologi : leukosit : 10.000 – 11.000 2. Hb : 11 – 14 gr 3. Ht : 33 % 4. Deteksi HCG pada urin / darah 5. DSG 6. Sitologi : PAP Smear 7. Kultur getah serviks  herpes, trichomonas

2.2. Analisa Data No 1.

Data DS :

Etiologi perubahan pada

Masalah Ketidaknyamanan

13



Klien mengeluh cepat lelah

DO:  terlihat lemah,

2.



tidak bertenaga,



tidak bergairah

mekanika tubuh efek dari perubahan hormone

Peningkatan tekanan akibat uterus yang membesar

Perubahan eliminasi urin

DS :  Klien terus menerus memikirkan tentang kehamilannya

ketidakmampuan

Gangguan pola tidur



Klien cemas terhadap proses persalinan

kenyamanan



Klien mengatakan sulit tidur



klien mengatakan tidak merasa segar setiap bangun tidur



klien mengaku terbangun lebih awal

DS :  Klien mengatakan sering buang air kecil (lebih dari 5 x) 

Klien mengatakan Jumlah urin yang keluar sedikitsedikit

DO: :  Usia kehamilan 33 minggu 

Abdomen terlihat besar



Uterus teraba pada pertengahan pusatxyphoid

untuk mempertahankan

Do :  Klien tampak lemas 

Adanya lingkaran hitam

14

dibawah mata DS: 

Kurang pengalaman klien meminta informasi kepada bidan

Kurang pengetahuan

Do: 

klien memeriksakan kehamilannya setiap 1 bulan sekali

2.3. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah Ketidaknyamanan BERHUBUNGAN DENGAN perubahan pada mekanika tubuh efek dari perubahan hormone Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan kandung kemih karena pembesaran uterus. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya informasi.

15

2.4. Nursing Care Planning No. 1

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Keperawatan Ketidaknyamanan Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek dari perubahan hormone

1.

Kriteria Hasil : 1) Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri

2. 3.

yang tepat 2) Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan

4.

Intervensi (NIC) Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien Kaji TTV klien Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan pengkajian/ pemeriksaan Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat berada dirumah dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 x dengan porsi sedikit), dan aktivitas

2. Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien saat pengkajian / pemeriksaan

Rasional Tindakan . Menentukan intervensi selanjutnya 4. Ketidaknyamanan dapat diakibatkan pola nafas, curah jantung, temperature/suhu yang tidak stabil 5. posisi menentukan perasaan / ketidajknyamanaan dari klien atau ibu hamil 6. posisi tubuh, porsi makan, dan aktivitas berlebih adalah faktor penyebab munculnya ketidaknyam anan saat hamil 5. peningkatan kenyamanan bagi klien 1. pengobatan efektif dan aman pada ibu hamil

Kolaborasi

16

No.

2

Diagnosa Keperawatan

Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan kandung kemih karena pembesaran uterus.

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)

Tujuan : Masalah eliminasi urin dapat teratasi kriteria hasil : 1) Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah 2) Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi medis 3) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah dan ekstremitas

Intervensi (NIC) 3. Kolaborasikan dengan dokter ahli kandungan dalam tindakan pengobatan bila perlu 1. Kaji kenaikan berat badan 2. Memberi penjelasan tentang perubahan sistem perkemihan selama kehamilan. 3. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi miring saat tidur 1. Anjurkan klien menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama 2. Berikan info mengenai perlunya masukan

Rasional Tindakan

3. Mendeteksi penambahan BB berlebih dan retensi cairan yang tidak terlihat 4. Penekan terjadi pada kandung kemih akibat pembesaran uterus 5. Meningkatkan perkusi ginjal memobilisasi bagian edema 4. Posisi memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunnya aliran vena. 5. Memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi paru.

17

No.

3

Diagnosa Keperawatan

Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)

Tujuan : masalah gangguan tidur teratasi Kriteria hasil : 1) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur 2) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal

Intervensi (NIC) cairan 6-8 gelas perhari

1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan 2. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari 3. Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas 4. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler

Rasional Tindakan

1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pola tidur 2. Meringankan rasa lelah 3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, dapat mempersulit tidur 4. Memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi

18

No. 4.

Diagnosa Keperawatan Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya informasi.

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan Kriteria Hasil : 1) Klien dapat memahami tentang

1. 2.

perawatan kehamilan 2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan 3) Klien dapat terhindar dari resiko

3.

komplikasi kehamilan 4.

5.

Intervensi (NIC) Kaji tingkat pendidikan ibu berikan penjelasan tentang perubahanperubahan biologis dan psikologis normal pada ibu hamil berikan imunisasi TT 0,5 ml IM lakukan diskusi tentang penyakitpenyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi kehamilan, dan hal-hal yang dapat membahayakan janin. jelaskan rencana perawatan dan pengobatan.

Rasional Tindakan 1. Mengetahui tingkat pendidikan ibu dapat memudahkan memberikan penjelsan tentang perawatan kehamilan 2. mencegah tingkat kekhawatiran pada ibu selama kehamilan 3. melindungi bayi pada saat lahir dari tempat yang tidak bersih dan mencegah bakteri menyerang bayi baru lahir 4. Membantu ibu mengetahui tentang hal – hal yang beresiko selama kehamilan 5. Membantu ibu mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan saat kehamilan dan proses pengobatan jika terjadi sakit pada ibu

19

DAFTAR PUSTAKA

No.

Data Do :  terlihat lemah, 

tidak bertenaga,



tidak bergairah

Masalah Keperawatan Etiologi Diagnosa Perubahan Pola Ketidaknyamanan Perubahan Pola Seksual karena kelelahan Seksual b.d. Ketidaknyamanan karena kelelahan

DS :  Klien mengeluh cepat lelah 

1.

Klien mengataka n jarang melakukan hubungan seksual dengan suaminya

Do :  Usia kehamilan 33 minggu

2.



Abdomen terlihat besar



Uterus teraba pada pertengaha n pusatxyphoid

DS :  Klien

Perubahan eliminasi urin

Peningkatan tekanan akibat uterus yang membesar

Perubahan eliminasi urin b.d. Peningkatan tekanan abdomen

20

mengataka n sering buang air kecil(lebih dari 5 x) 

4.

Klien mengataka n Jumlah urin yang keluar sedikitsedikit

Do :  Klien tampak lemas 

Gangguan pola tidur

Stres psikologis

Gangguan pola tidur b.d. Stres psikologis

Adanya lingkaran hitam dibawah mata

DS :  Klien terus menerus memikirkan tentang kehamilann ya 

Klien cemas terhadap proses persalinan



Klien mengataka n sulit tidur



klien mengataka n tidak merasa segar setiap

21

bangun tidur 

5.

klien mengaku terbangun lebih awal

DS:  klien meminta informasi kepada bidan

Kurang pengetahuan

Kurang pengalaman

Kurang pengetahuan b.d Kurang pengalaman

Do: 

klien memeriksa kan kehamilann ya setiap 1 bulan sekali



klien G1P0A0 (kehamilan pertama)

1. Intervensi

N Diagnose o kep

Tujuan & criteria hasil

intervensi rasionalisasi  Penurunan minat Setelah dilakukan  lakukan pengkajian pada aktivitas/ tindakan seksual, cari keperawatan perubahan koitus seksual sering selama 2×24 jam terjadi pada trimester pola dari klien mengutarakan criteria hasil: trimester ketiga, karena  Melakukan pertama dan perubahan/ hubungan kedua. ketidaknyamanan seksual 2 kali  Kaji persepsi fisiologis. dalam seminggu Perubahan pasangan  Kemampuan dan merasa Pola terhadap pasanagn untuk Seksual b.d. kepuasan. hubungan mengidentifikasi/me Ketidaknya  Mulai bergairah seksual. ngungkapkan/ manan  Mengekspresikan  Anjurkan menerima karena 1 kelelahan kepuasan pasangan perubahan seksual

22

bersama dengan hubungan seksual 

untuk berdiskusi, secara terpisah dan terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah  yang b.d perubahan pada hubungan seksual.

Mendiskusikan masalah yang b.d isu-isu seksual pada trimester ke 3



Berikan informasi tentang metoda alternative mencapai kepuasan seksual.



Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dengan posisi pria diatas, misal miring atau posisi wanita diatas.



Diskusikan pentingnya tidak meniup  udara ke dalam vagina.

pada trimester pertama, dapat mempengaruhi hubungan dan kemampuan mereka untuk mendukung satu sama lain secara emosional. Komunikasi anatar pasangan adalah penting untuk pemecahan masalah yang konstruktif. Klien dapat merasa ketertarikan seksual berkurang saat tubuhnya membesar, dan respon pria pada perubahan klien dapat bervariasi dari penigkatan hasrat sampai tidak berminat atau penolakan. Selain itu klien lebih memperhatikan perubahan pengalaman orgasme dengan kontraksi tunggal yang lama daripada kontraksi yang berirama. Kebutuhan seksual dapat dipenuhi melalui masturbasi, kemesraan, membelai, DSb. Bila secara bersama diinginkan klien dapat menemukan bahwa masturbasi

23

menciptakan orgamse yang lebih kuat daripada koitus.





Setelah dilakukan tindakan keperawatan  selama 2×24 jam klien mengutarakan criteria hasil:  Klien akan mengungkapkan pemahaman tentang kondisi Perubahan eliminasi urin b.d. Peningkatan tekanan 2 abdomen



Mengidentifikasi cara-ara untuk mencegah statis urinarius dan atau edema jaringan





Pembesaran abdomen klien memerlukan perubahan posisi untuk kenyamanan dan keamanan.



Kematian ibu karena embolisme udara telah ditemui.

Berikan informasi  tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trisemester  ketiga Ajurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat  duduk dantidur Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu  yang lama Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6-8 gelas

Meningkatkan perfusi ginjal; memobilisasi bagian yang mengalami edema dependen. Posisi ini menungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran darah. Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic Kehilangan natrium dapat sangat menekan regulator rennin-angiotensinaldosteron ari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi atau hipovolemia berat.

24

perhari, penurunan masukan 23 jam sebelum beristirahat dan penggunaan garam makanan dan produk mengandun g natriuna dalam jumlah sedang. 

Berikan informasi mengenai bahaya menggunak an diuretic dan penghilanga n natrium dari diet



Membantu klien memahami alas an fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia. Pembesaran uterus trisemester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih,

25

mengakibatk an sering berkemih.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24jam klien akan mengutarakan criteria hasil:  Melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan 

Ketidaknya manan b.d. Perubahan 3 fisik

Melaporkan ketidaknyamanan dapat diminimalkan atau dikontrol o

Kaji secara terus menerus ketidaknyama nan klien dan metode untuk mengatasinya

o

Kaji status pernafasan klien

o

Perhatikan adanya keluhan, ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan anjurkan penggunaan sepatu hak rendah, latihan pelvic rock, girdle

26

maternitas, penggunaan kompres panas, sentuhan teraupetikatau stimulasi saraf elektrikal transkutan dengan tepat o

Perhatikan adanya kram pada kaki. Ajurkan klien untuk meluruskan kakia dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorso pleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri atau duduk lama,

o

Data dasar terbaru untuk merancanaka n keperawatan

o

Penurunan kapasitas pernafasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatka n dispnea, khususnya pada multigravida

27

yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandunganny a sampai awitan persalinan.

Gangguan 4 pola tidur

o

Lordosis dan tegangan otot disebabkan oleh pengaruh hormone (relaksin, progesteron) pada sambungn pelvis dan perpindahan pusat graviatasi sesuai dengan pembesaran uterus.\

o

Menurunkan ketidaknyama nan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ketida kseimbangan kalsium-fosfor, atau karena tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang mensuplai ekstremitas bawah.

Setelah dilakukan tindakan

28

b.d. Stres psikologis

keperawatan selama 2 x 24jam klien akan mengutarakan criteria hasil:  Melaporkan kegiatan tidur atau istirahat 

Melaporkan peningkatan rasa sejahtera adan perasaan segar



Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini.



Evaluasi tingkat kelelahan; anjurkan klien untuk istirahat 12 jam dan dapatkan 8 jam tidur /malam. Berikan informasi tentang kelelahan sedang yang normal. Kaji ulang tanggung jawab terhadap kerja dan keluarga.



Kaji terhadap kejadian insomnia dan respon klien terhadap penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur,

29

seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat dan penurunan aktivitas tepat sebelum istirahat. 

Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler. o

Membantu mengidentifika si kebutuhan untuk menetapkan pola tidur yang berbeda (missal waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini).

o

Peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan, dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, kususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.

o

Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,

30

ketidaknyama nan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dpat mempersulit tidur. o

Pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi paru. Penggunaan posisi semi fowler memungkinka n diafragma menurun, membantu mengembang kan ekspansi paru dengan optimal.

Setelah dilakukan  tindakan keperawatan selama 1×24 jam, maka klien mengutarakan criteria hasil sebagai berikut:  klien memeriksakan kehamilannya setiap 2 minggu sekali   Kurang pengetahua n b.d kurang 5. pengalaman

mendiskusikan perubahan fisik atau psikologis berkenaan

memberikan informasi tentang perubahan fisik atau fisiologis normal berkenaan dengan trimester ke 3 memberikan infomasi tertulis atau verbal tentang

31

dengan persalinan 



mengidentifikasi sumber-sumber  yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi mengungkapkan kesiapan untuk persalinan

tanda-tanda awitan persalinan berikan informasi verbal atau tertulis tentang perawatan bayi, perkembang an, dan pemberian makan. o

Pemaha man kenormal an perubaha n ini dapat menurun kan kecemas an dan membant u meningk atkan penyesu aian aktivitas perawata n diri

o

Membant u klien untuk mengena li awitan persalina n untuk menjami n tiba ke tempat persalina

32

n tepat waktu o

Membant u menyiapk an pengamb ilan persn baru, memerlu kan barangbarang tertentu untuk perabot, pakaian, dan suplai; membant u persiapa n memberi makan secara menyusui dan atau dengan menggun akan botol.

33

Related Documents

Lp Kpd 2.docx
April 2020 15
Lp Kpd Fix.docx
June 2020 2
Kpd Yth
November 2019 21
Kpd Fix.docx
May 2020 14
Kpd Yth.docx
December 2019 21
Kpd-1.docx
May 2020 10

More Documents from "UD"

Lp Kpd 2.docx
April 2020 15
Bahan Nefro 2.docx
October 2019 11
113975237-sap-stroke.docx
October 2019 10
Lp Fisiologi Kehamilan.docx
October 2019 16
Bahan Sikap 1.docx
August 2019 26
Doc2.docx
October 2019 14