2. Laporan Praktikum Briket-1.docx

  • Uploaded by: asifa anwar
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2. Laporan Praktikum Briket-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 860
  • Pages: 6
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN BRIKET BIOARANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Sampah B

Disusun Oleh: 1. Novita Anandika

(P07133318005)

2. Diah Ayu Fitriana

(P07133318009)

3. Ludfi Novia Sari

(P07133318011)

4. Asifa Anwar Solihah

(P07133318012)

5. Alfi Mashuril

(P07133318018)

PRODI DIV ALIH JENJANG SANITASI LINGKUNGAN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2018/2019

Materi Praktik : Pembuatan Briket Bioarang dari tempurung kelapa. A. Tujuan Praktikum Mahasiswa mampu melakukan pengelolaan sampah organic dengan cara pembuatan briket bioarang.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal

: Jumat, 16 November 2018

Pukul

: 16.00 – 17.30

Tempat

: Lab. Rekayasa Jurusan Kesehatan Lingkungan PKY

C. Dasar Teori Biobriket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui yang dibuat dari campuran biomassa. Limbah tersebut dibuat dari biomassa yang dimampatkan sehingga dibutuhkan perekat didalamnya. Briket merupakan bahan bakar padat yang dapat digunakan untuk memasak. Briket merupakan sumber energi alternatif dan atau pengganti bahan bakar minyak dan atau kayu yang terbuat dari limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan. Sifat fisik briket tidak kompak, tidak keras, dan tidak padat, seperti serbuk gergaji dan sekam (tim penulis penebar swadaya, 2008). Karakteristik briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut mudah dinyalakan, tidak mengeluarkan asap, emisi gas hasil pembakaran tidak megandung racun, kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama, menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik (Miskah, 2014). Kelebihan penggunaan biobriket antara lain: biaya bahan bakar lebih murah, tungku dapat digunakan untuk berbagai jenis briket, lebih ramah lingkungan (green energy), merupakan sumber energy terbarukan (renewable energy), membantu mengatasi masalah limbah dan menekan biaya pengelolaan limbah (Nugraheni, 2008).

D. Alat dan Bahan Alat 1. Drum tertutup (untuk pembakaran) 2. Sekop 3. Ember 4. Tongkat kayu (pengaduk) 5. Wadah (baskom/panci) 6. Ayakan 7. Cetakan briket (pipa PVC) 8. Lesung (Penumbuk) 9. Kompor Bahan 1. Tempurung kelapa 2. Tepung kanji 3. Air

E. Prosedur Kerja 1. Proses pembuatan arang a. Bahan baku yang berupa tempurung kelapa dibuat arang dengan cara di bakar dalam tabung tertutup. b. Pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan drum atau bak di dalam tanah. 2. Proses pembuatan lem a. Masukkan tepung kanji dan air ke panci dengan perbandingan 1:10 b. Kemudian aduk sampai tidak terdapat gumpalan c. Panaskan adonan kanji dan air dengan api d. Selama proses pemasakan adonan sambil diaduk untuk menghindari penggumpalan sampai adonan mendidih dan siap menjadi lem e. Setelah siap, lem sudah bisa diaplikasikan 3. Proses pembuatan briket

a. Setelah menjadi arang, arang kemudian di giling atau ditumbuk hingga berbentuk bubuk arang, dilanjutkan dengan proses pengayakan. Pengayakan dilakukan dengan 3 jenis pengayak yang berbeda ukuran diameter saringan yaitu A, B dan C. b. Selanjutnya membuat tiga adonan briket sesuai ukuran ayakan dari bubuk tempurung kelapa dan lem kanji dengan perbandingan 10:1 ( 1 kg adonan briket : 100 gram lem). c. Lalu aduk adonan hingga homogen. d. Setelah itu dilakukan pencetakan dan pengepresaan briket menggunakan alat cetak yang tersedia. (Masing-masing adonan menggunakan cetakan yang berbeda untuk bisa membedakan hasil). Proses pencetakan briket menentukan briket yang akan dibuat. Cetakan briket pun mempunyai bentuk yang beragam, ada yang kotak dan ada yang bulat. e. Proses terakhir adalah pengeringan briket dibawah sinar matahari selama kurang lebih 2 hari hingga briket kering. Jika tidak ada panas, atau pada saat musim hujan, briket yang masih basah cukup didiamkan selama 4 hari.

F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil No

1.

2.

3.

Cetakan

Hasil

A

Briket halus dan butiran arang tidak teralu

(lubang ayakan paling kecil) B (lubang ayakan sedang) C (lubang ayakan besar)

terlihat. Briket sedikit kasar dan butiran arang sedikit terlihat seperti pasir. Briket kasar dan butiran arang terlihat jelas seperti batu- batu kecil.

2. Pembahasan Berdasarkan hasil praktik pembuatan briket ini dapat dilihat bahwa briket dari cetakan A memiliki tekstur briket yang paling halus yaitu dengan butiran arang tempurung kelapa yang tidak terlalu terihat. Hal ini disebabkan karena saringan pengayak yang digunakan. Pengayak pada cetakan A memiliki ukuran saringan paling kecil yaitu … . Pengayak cetakan A juga memiliki ukuran yang paling kecil dari kedua pengayak lainnya. Ukuran pengayak tersebut hanya bisa meloloskan serbuk arang tempurung kelapa yang paling halus. Pada briket dari cetakan B terlihat terdapat butiran kecil seperti pasir. Pengayak yang digunakan pada cetakan B memiliki ukuran saringan … . Ukuran ini memiliki saringan lebih besar dari pengayak A. Ukuran pengayak tersebut dapat menyaring butiran-butiran arang tempurung kelapa yang lebih besar seperti pasir. Sedangkan pada briket dari cetakan C dapat dilihat bahwa briket tersebut memiliki tekstur yang paling kasar sebesar kerikil-kerikil kecil. Hal ini disebabkan karena pengayak yang digunakan memiliki ukuran saringan yang lebih besar dari kedua pengayak lainnya. Sehingga briket yang dihasilkan lebih kasar daripada briket dari cetakan A dan B.

G. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah ukuran pengayak akan mempengaruhi bentuk dan tekstur briket yang dihasilkan. Pengayak yang memiliki ukuran saringan kecil akan menghasilkan briket yang halus, sedangkan pengayak yang memiliki ukuran saringan besar menghasilkan briket dengan teksur yang lebih kasar. Saran yang dapat kami berikan adalah mahasiswa atau praktikan dapat menggunakan ukuran saringan sesuai dengan kebutuhan masingmasing.

H. Dokumentasi

Related Documents

Laporan Praktikum 2
April 2020 20
Laporan Praktikum 2 Fisika
December 2019 40
Laporan Praktikum 2
April 2020 14
Laporan Praktikum
September 2019 87

More Documents from "Intan Ayu"