Laporan Praktikum 2 Bobby.docx

  • Uploaded by: Ade Wira
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum 2 Bobby.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,483
  • Pages: 32
LAPORAN PRAKTIKUM 2

MENAMPILKAN CITRA SECARA SINGLE BAND DAN KOMPOSIT CITRA Mata Kuliah Penginderaan Jauh

Dosen Bapak Riki Rahmad, S.Pd., M.Sc.

Oleh : Bobby Pangaribuan NIM.3172131012 Kelas D-2017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga saya dapat meenyelesaikan penulisan makalah Laporan kegiatan praktikum ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Pengindraan Jauh Dan Interpretasi Citra oleh Dosen Bapak Riki Rahmad, S.Pd., M.Sc. Kegiatan praktikum merupakan kelanjutan dari pematerian yang dilakukan secara teoritis. Sehingga kegiatan praktikum ini dilakukan untuk mempermudah dan menambah pengalaman mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan ini dapat merangsang pembelejaran yang lebih baik untuk pemahaman materi pengindraan jauh. Dalam hal ini kegiatan pengenalan softwere untuk mengolah citra dan mengenal proses citra lebih dalam dan proses menampilkan dan menggabungkan citra sehingga memiliki kenampakan yang sebenarnya. Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun sistematika penulisan. Seperti kata pepatah ‘tidak ada gading yang tak retak’, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Medan,

Maret 2019

Bobby Pangaribuan

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Glovis merupakan salah satu layanan dari pemerintah AS melalui USGS yang memudahkan kita untuk mengakses historis Citra Landsat secara gratis . Data Landsat sejak tahun 1972 – sekarang dapat dengan mudah diakses melalui portal ini. Kehadiran portal ini mempermudah memperleh data citra digital dan sangat membantu dalam pembelajaran pengindraan jauh dan mengolah serta mengenalkan citra satelit secara gratis. Sebuah Citra yang telah diperolah akan memiliki sifat terpisah menjadi beberapa bagian atau sering disebut dengan Band, dalam hal ini citra Landsat-8 memiliki 11 band yang menjadi komponen pembentuk sebuah citra. Komponen-komponen ini akan disebut sebagai tampilan citra secara single dan masing-masing band single memiliki ukuran berbeda-beda umunya akan berurutan sesuai degan jenis band-nya dan semakin tinggi band-nya maka ukuran atau resolusi spasialnya pun akan semakin besar. Kenampakan citra secara single band akan memberikan informasi yang tidak rinci ataupaun hanya kenampakan seadanya. Dalam komponen band-band ini tergolong menajadi beberapa bagian yakni band dengan spektrum tampak, inframered dan gelombang termal. Kenampakan yang timbul dari setiap band-band ini secara single akan memiliki perbedaan satu sama lain dan perbedaan ini akan terlihat pada objek yang terdapat di permukaan bumi baik itu objek hidup maupun objek mati dan karakteristiknya akan berbeda, perbedaan ini yang akan menjadi objek analisis dalam kegiatan praktikum dalam menampilkan citra secara single band. Dan komponen-komponen band citra tersebut akan terlihat kenampakannya secara berbeda atau dapat menampakkan sifat sebenarnya jika dilakukan kombinasi atau penggabungan atau disebut dengan menampilkan citra secara komposit. Dengan melakukan komposit atau penggabungan citra untuk dapat melihat suatu kenampakan dengan tampilan yang lebih hidup atau berwarna menggunakan konsep RGB, hal ini dilakukan untuk menampilkan citra secara berwarna baik itu dengan true color atau warna sebenarnya ataupun sesuai dengan tujuan pengurutan RG-nya. Proses

untuk

menampilkan citra secara komposit dapat membantu untuk melakukan analisa terhadap hasil citra tersebut terkait dengan kenampakan objek di permukaan bumi yang dibedakan oleh kenampakan warna objek tersebut, hal ini berbeda dengan tampilan citra secara

single band yang hanya memberikan tampilan hitam putih dan untuk melakukan analisa objek dilakukan dari terang gelapnya warna dan juga tekstru objek yang diamati serta rona objek tersebut. Hal ini terajadi akibat kenampakan objek di permukaan bumi berbeda-beda baik itu objek alamiah maupun objek budaya manusia akan terlihat kenampakanya secara berbeda. Proses menampilkan citra secara single band dan melakukan komposit citra merupakan proses pengenalan citra maupaun pengenalan softwere untuk mengolah citra dan juga untuk dapat melakukan analisis terhadap citra yang diperoleh dan untuk dapat melihat perbedaan tampilan kenampakan objek yang dilihat dengan citra single band maupuan dengan tampilan komposit citra. B. ALAT DAN BAHAN Dalam kegiatan praktikum ini alat dan bahan yang dipergunakan yakni “ a. Komputer atau Laptop b. Softwere ENVI c. Citra digital (Lnadsat-8)

C. TUJUAN Dalam kegiatan praktikum ini untuk menampilkan citra secara single band dan komposit citra memiliki tujuan yakni : a. Sebagai pemenuhan proses pembelajaran praktikum mata kuliah Penginderaan Jauh b. Untuk mengetahui dan memahami softwere untuk menampilkan dan mengolah citra c. Untuk memahami dan mengetahui cara menampilkan citra secara single band dan karakteristik citranya d. Untuk mengatahui dan memahami cara menampilkan citra secara komposit citra atau menampilkan citra dengan manggabungkan beberapa band-band citra dan karakteristik citranya e. Sebagai dasar pengenalan untuk pengelolaan citra digital

D. KAJIAN TEORI Citra Landsat Sistem Satelit Landsat Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan seri-seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6,7 dan terakhir adalah Landsat 8 yang diorbitkan tanggal 11 Februari 2013, NASA melakukan peluncuran satelit Landsat Data Continuity Mission (LDCM). Satelit ini mulai menyediakan produk citra open access sejak tanggal 30 Mei 2013, menandai perkembangan baru dunia antariksa. Landsat 8 hanya memerlukan waktu 99 menit untuk mengorbit bumi dan melakukan liputan pada area yang sama setiap 16 hari sekali. Resolusi temporal ini tidak berbeda dengan landsat versi sebelumnya. Seperti dipublikasikan oleh USGS, satelit landsat 8 terbang dengan ketinggian 705 km dari permukaan bumi dan memiliki area scan seluas 170 km x 183 km (mirip dengan landsat versi sebelumnya). NASA sendiri menargetkan satelit landsat versi terbarunya ini mengemban misi selama 5 tahun beroperasi (sensor OLI dirancang 5 tahun dan sensor TIRS 3 tahun). Tidak menutup kemungkinan umur produktif landsat 8 dapat lebih panjang dari umur yang dicanangkan sebagaimana terjadi pada landsat 5 (TM) yang awalnya ditargetkan hanya beroperasi 3 tahun namun ternyata sampai tahun 2012 masih bisa berfungsi. Satelit landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah. Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9) berada pada OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS. Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi mirip dengan landsat 7. Beriku merupakan tabel yang menjelaskan karakterisktik band-band yang terdapat pada citra landast 8. Data Landsat merupakan data citra satelit yang dihasilkan oleh satelit Landsat, yaitu salah satu satelit sumber daya alam yang dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Landsat 8 yang diluncurkan 11 Februari 2013, merupaka kelanjutan dari misi Landsat 1 yang untuk pertama kali menjadi satelit

pengamat bumi sejak tahun 1972. Landsat 8 hanya memerlukan waktu 99 menit untuk mengorbit bumi dengan resolusi temporal 16 hari. Seperti dipublikasikan oleh USGS, satelit Landsat 8 terbang dengan ketinggian 705 km dari permukaan bumi dan memiliki area scan seluas 170 km x 183 km. Satelit Landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah band sebanyak 11 buah. Sembilan band (band 1 sampai 9) berada pada sensor OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11) pada sensor TIRS. Sebagian besar band pada Landsat 8 memiliki spesifikasi mirip dengan Landsat 7. NASA menargetkan satelit Landsat 8 ini mengemban misi selama 5 tahun (sensor OLI dirancang 5 tahun dan sensor TIRS 3 tahun). Pada citra satelit multispectral, masing masing piksel mempunyai beberapa nilai digital sesuai dengan jumlah band yang dimiliki. Untuk citra Landsat 8, masing-masing piksel mempunyai 11 nilai digital dari 11 band yang dimiliki. Data citra satelit Landsat dapat ditampilkan secara single band dalam bentuk hitam dan putih maupun kombinasi 3 band yang dikenal dengan color composite.

Tabel 1 Band Citra Landsat 8 Band Panjang Gelombang (µm) 1 0,43 -.0,45 2 0,45 – 0,51 3 0,53 – 0,59 4 0,64 – 0,67 5 0,85 – 0,88 6 1,57 – 1,65 7 2,11 – 2,29 8 0,50 – 0,68 9 1,36 – 1,38 10 10,6 11,19 11 11,5 – 12,51

Sensor Resolusi Visible 30 m Visible 30 m Visible 30 m Near-infrared 30 m Near-infrared 30 m SWIR 1 30 m SWIR 2 30 m Pankromatik 15 m Cirrus 30 m TIRS 1 100 m TIRS 2 100 m Sumber : Http://www.usgs.gov.2013

Tabel 2. Keterangan Band Citra Panjang Gelombang (µ)

Resolusi Spasial (meter)

0,43 – 0,45

30

Penelitian Coastal dan Aerosol

0,45 – 0,51

30

Bathymetric mapping, distinguishing soil from vegetation and deciduous from coniferous vegetation

0,53 – 0,59

30

Emphasizes peak vegetation, which is useful for assessing plant vigor

0,64 – 0,67

30

Discriminates vegetation slopes

0,85 – 0,88

30

Emphasizes biomass content and shorelines

Band 6 – Short Wavelength InfraRed

1,57 – 165

30

Discriminates moisture content of soil and vegetation; penetrates thin clouds

Band 7 – Short Wavelength InfraRed

2,11 – 2,29

30

Improved moisture content of soil and vegetation and thin cloud penetration

0,50 – 0,68

15

15 meter resolution, sharper image definition

1,36 – 1,38

30

Improved detection of cirrus cloud contamination

Band 10 – Long Wavelength InfraRed

10,60 – 11,19

100

100 meter resolution, thermal mapping and estimated soil moisture

Band 11 – Long Wavelength InfraRed

11,50 – 12,51

100

100 meter resolution, Improved thermal mapping and estimated soil moisture

Band Spektral Band 1 – Coastal Aerosol Band 2 – Blue

Band 3 – Green Band 4 – Red Band 5 – Near InfraRed

Band 8 – Panchromatic Band 9 – Cirrus

Kegunaan dalam pemetaan

Interpretasi Citra Interpretasi citra adalah proses pengkajian citra melalui proses identifikasi dan penilaian mengenai objek yang tampak pada citra. Dengan kata lain, interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar (citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya. Tahapan kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan objek yang tergambar pada citra, yaitu : 1. Deteksi yaitu pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh sensor. 2. Identifikasi yaitu mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan. 3. Analisis yaitu mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terperinci. Pengenalan objek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra.

Untuk itu, identitas dan jenis objek pada citra sangat diperlukan dalam analisis pemecahan masalah. Karakteristik objek pada citra dapat digunakan untuk mengenali objek yang dimaksud dengan unsur interpretasi. Menurut Lillesand dan Kiefer (1990), unsur interpretasi yang dimaksud dalam hal ini adalah: a) Rona dan Warna Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap suatu objek pada citra penginderaan jauh. Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. b) Bentuk Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh. c) Ukuran Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek citra berupa skala. d) Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur dinyatakan dengan kasar, halus atau sedang. Contoh: hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.

e) Pola Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh: perkebunan karet atau kelapa sawit akan mudah dibedakan dengan hutan dengan pola dan jarak tanam yang seragam. f) Bayangan Bayangan sering menjadi kunci pengenlan yang penting bagi beberapa objek dengan karakteristik tertentu. Sebagai contoh, jika objek menara diambil tepat dari atas, objek tersebut tersebut tidak dapat diindefikasi secara langsung. Maka untuk mengenali objek tersebut adalah menara yaitu dengan melihat bayangannya. g) Situs Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain disekitarnya. Situs bukan ciri objek secara langsung, tetapi kaitannya dengan faktor lingkungan. h) Asosiasi Asosiasi merupakan keterkaitan antara objek satu dengan objek yang lain. Karena adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu objek pada citra sering merupakan petunjuk adanya objek lain. Sekolah biasanya ditandai dengan adanya lapangan olahraga.

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Menampilkan Citra Single Band Dan Komposit Citra Langkah Kerja a. Dalam menampilkan citra secara single band langkah pertama adalah buka aplikasi softwere ENVI (ENVI Clasic). Sesuai dengan kondisi dan kemampuan laptop ataupun komputer yang digunakan (64-bit ataupun 32-bit),

b. Setelah itu akan muncul tampilan ENVI CLASIC seperti berikut. Dengan menu-menu bar yang tersedia untuk membantu menampilkan citra.

c. Setelah aplikasinya ENVI CLASIC sudah tersedia, lanjutkan dengan melakukan ekstrak ataupun memeriksa data citra yang anda miliki. Setalah dilakukan ekstrak maka akan terlihat tampilan data citra dengan beberapa band-band citra seperti pada tampilan berikut. Komponen band-band citra tersebut memiliki bentuk penamaan band seperti pada tabel 1 ataupun tabel 2, serta keterangan kegunaan tiap bandnya dapat dilihat pada tabel tersebut.

d. Setalah itu kembali pada jendela softwere ENVI. dan klik menu bar file, dan pilih menu ‘open image file’. seperti pada tampilan berikut :

e. Setalah mengklik menu tersebut akan muncul jendela untuk membuka data citra yang sudah dikestrak sebelumnya, dan akan muncul tampilan seperti tampilan jendela menu seperti berikut, dan pilih data citra dari Band 1 sampai Band 11 dan klik ‘Open’

f. Akan muncul tampilan seperti berikut. Dan terlihat pembagian komponen band-band citra tersebut. Pada menu jendela ini terdapat beberapa pilihan menu yakni  gray scale  untuk menampilkan data citra secara single band  RGB Color  untuk menampilkan citra secara komposit atau gabungan dengan komposisi RGB, atau tampilan citra True Color. Memilih menu ini akan menampilkan citra secara komposit atau menggabungkan beberapa band citra sehingga menghasilkan citra sebenarnya dengan True Color Citra

Tampilan komposit citra dengan single band

Tampilan komposit citra dengan 3 band atau band RGB

g. sebagai contoh klik salah satu band citra tersebut kemudian klik Load Band untuk menampilkan jendelan citra single band secara tunggal atau hanya satu jendela. dan untuk membuka dengan jendela lain klik menu Display pada sebelah kanan menu Load Band dan pilih menu New Display.

A

1 B

C 2 Tampilan jendela citra : Jendela B : kenampakan satu shin citra secara keseluruhan Jendela A : kenampakan perbesaran citra sebesar kotak merah pada jendela A Jendela C : kenampakan citra yang di pebesar 4 kali. Dan dapat juga menampilkan dua atau lebih citra secara single band dengan jendela yang berbeda. seperti gambar berikut.

tampilan citra single band dengan display lebih dari satu

tampilan citra komposit citra dengan display lebih dari satu

Demikianlah Langkah Untuk Menampilkan Citra Single Band Dan Komposit Citra

MENGANALISIS PERBEDAAN KARAKTERISTIK OBJEK PADA KENAMPAKAN CITRA SECARA SINGLE BAND

Data citra yakni : Band 3, Band 7, Band 11. Kenampakan Objek Yang dianalisis : Objek Air, Objek Tanah, Objek Vegetasi, Objek Pemukiman, Objek Awan

Tampilan Citra Band 3

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampaakan objek air pada citra single band yakni Band 3 terlihat seperti gambar diatas bahwa air tawar dangkal meiliki rona abu-abu keputihan untuk zona dangkal dan gelap/hitam pekat pada zona dalam dan tekstur halus. Untuk kondisi air laut zona dangkal berwarna putih akibat kontras dengan kenampakan ojek tanah pada dasar laut dangkal serta pada kenampakan objek air pada sungai dan pada zona laut dalam semakin berona gelap/hitam dan tekstur kasar. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona abu-abu cerah dan juga gelap dan untuk kenampakan objek tanah pada daerah pantai yang menyatu dengan perairan memiliki rona putih yang saling mempengaruhi dengan kondisi perairan.

c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hitam ataupun gelap untuk vegetasi besar atau berupa vegetasi pepohonan. dan untuk vegetasi kecil seperti semak belukar ataupun vegetasi tanaman padi di sawah berona hitam cerah ke abu-abuan. dipengaruhi oleh kondisi tanah disekitarnya. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman pada citra Band 3 terlihat memiliki rona putih cerah dan hampir memiliki kesamaan kenampakan dengan rona tanah, hal ini dapat dilihat dari kondiri pemukiman penduduk yang mengikuti arah jalan-jalan besar. e) Objek Awan  kenampakan objek awan pada citra band ini adalah berwarna putih cerah, baik kondisi awan di daratan maupun dilautan.

Tampilan Citra Band 7

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kondisi kenampakan objek air pada band 7 adalah untuk zona air tawar memiliki rona hitam gelap pada zona air tawar seperti pada kenampakan citra diatas (zona danau toba). dan pada zona air laut memiliki rona abu-abu gelap.

b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah pada citra band ini memiliki rona putih cerah dan sedikit keabu-abuan. Antara objek permukian dengan objek tanah memiliki rona yang hampir sama yakni putih sebab bahan untuk pemukinan berasal dari tanah, sehingga menunjukkan kondisi pemukiman didominasi oleh lahan yang tidak memiliki vegetasi. c) Objek Vegetasi  kondisi kenampakan vegetasi pada citra band 7 adalah untuk vegetasi tinggi seperti pohon memiliki rona lebih gelap atau kehitaman dan untuk vegetasi kecil seperti rumput dan vegetasi padi pada pematang sawah memiliki rona yang lebih cerah dipengaruhi oleh kontrasnya rona tanah yang cerah. d) Objek Permukiman  kondisi objek pemukiman pada citra band ini adalah memiliki kesamaan dengan objek tanah yakni berona putih cerah seperti halnya kenampakan rona pada tanah, sedikit perbedaan adalah pada beberapa kenampakan lahan tanah memiliki ronah putih buram, dipengaruhi oleh kondisi air dan vegetasi di sekitarnya. e) Objek Awan  kondisi awan memiliki rona putih dan hanya sedikit berbeda dengan rona awan pada citra band 3 hanya saja rona awan pada band ini sedikit lebih gelap.

Tampilan Citra Band 11

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air pada citra band ini sama halnya dengan citra-citra sebelumnya yakni memiliki rona hitam/gelap pekat pada zona air tawar (wilayah danau toba) dan berona abu-abu kehitaman pada zona laut dan juga sungai-sungai. Hanya saja pada kenampakan citra band 11 ini memiliki sifat ron putih yang membengkak dan meledak sehingga menyababkan hampir secara keseluruhan rona objek citra ddidominasi oleh rona putih. b) Objek Tanah  memiliki sifat atau karakteristik dengan rona putih cerah yang sangat kontras. c) Objek Vegetasi  memiliki sifat rona yang abu-abu cerah dan memiliki perbedaan antara vegetasi tiggi yang sedikit berona lebih gelap dan vegetasi kecil memiliki rona abu-abu lebih carah d) Objek Permukiman  memiliki rona yang sama dengan rona objek tanah yakni berona putih cerah dan sangat kontras, sehingga kenampakan citra band 11 sangat cerah dengan hamburan rona putih cerah, memungkinkan dipengruhi oleh intensitas penyinaran matahari saat pengambilan data citra. e) Objek Awan  pada citra band 11 kenampakan awan memiliki perbedaan sanggat signifikan dibandingkan dengan citra-citra sebelumnya karna pada citra band ini awan memiliki rona hita pekat dan memiliki tekstur yang kasar.

PEMBAHASAN Proses menampilkan citra secara single band dan melakukan analisis kenampakan objek pada citra secara single band, seperti objek tanah, vegetasi, pemukiman, air dan objek awan memiliki kenampakan yang berbeda-beda seperti sudah dijelaskan pada hasil analisis diatas. Perbedaan kenampakan objek ini sedikit banyak dipengaruhi oleh jenis band citranya sebab setiap band citra memiliki kegunaan dan maanfaat yang berbeda-beda dan difungsikan untuk memperoleh data yang berbeda pula, dan pada setiap perbedaan ini menekankan pada satu unsur untuk di tampilkan secara detail seperti citra tampak yakni band 1 sampai band 4 memfokuskan untuk vegetasi sehingga tampilan vegetasi akan lebih kontras pada tampilan citra single band tersebut. Umumnya kenampakan atau tampilan citra secara single band hanya bersifat rona

hitam putih dan perbedaan kenampakan karakteristik objek di permukaan bumi hanya dibedakan oleh sifat kecerahan dan kepekatan warna hitam dan putih. Dimulai dari wara putih gelap pekat hingga putih sangat cerah dan juga hitam pekat sampai hitam cerah atau abu-abu cerah. Pada citra terlihat bahwa kenampakan objek pada masing-masing band berbeda-beda dan semakin tinggi bandnya maka kontras rona objek semakin putih cerah.

MENGANALISIS PERBEDAAN KARAKTERISTIK OBJEK PADA KENAMPAKAN CITRA SECARA KOMPOSIT CITRA

Data citra yakni : 11 komposit citra Kenampakan Objek Yang dianalisis : Objek Air, Objek Tanah, Objek Vegetasi, Objek Pemukiman

A. KOMPOSIT 4-3-2

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air pada komposit ini adalah pada zona air tawar (perairan danau toba) memiliki rona ungu kehitaman pekat, dan untuk zona air sungai memiliki rona orange kekuningan dan juga berona merah maron, untuk zona perairan laut dangkal atau garis pantai memiliki rona atau warna putih kekuningan serta bercampur dengan warna biru tua. Untuk zona laut dalam memiliki rona Ungu terang dan ungu gelap. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona merah gelap atau merah kehitaman. c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hijau tua untuk vegetasi tinggi dan besar atau pepohonan, dan berona hijau muda untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi. d) Objek Permukiman  kenampakan pemukiman memiliki rona putih cerah.

B. KOMPOSIT 7-6-4

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air zona air tawar adalah hitam pekat keunguan. Dan untuk zona air dangkal memiliki rona biru cerah dan untuk zona laut dalam memiliki rona ungu kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah adalah berona biru kehitaman. kenampakan objek tanah memiliki rona kebiruan hal ini nampak pada zona-zona lahan pemukiman dan kandungan unsur tanah pada sungai serta kenampakan objek tanah atau pasir pada zona perairan dangkal atau pantai. c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hijau muda cerah untuk vegetasi kecil seperti tanaman padi dam hijau tua untuk vegetasi tinggi seperti pepohonan di wilayah bukit. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona putih cerah kekuningan dan memiliki kesamaan dengan rona tanah yakni biru disebabkan oleh bahan pembangunan rumah adalah tanah.

C. KOMPOSIT 5-4-3

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki roha hijau gelap dan untuk perairan laut dangkal atau zona pantai memiliki rona hijau kebiruan dan laut dalam memiliki rona hijau cerah kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki roha kehijauan c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona merah, rona merah cerah untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan merah gelap atau maron untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona putih kebiruan

D. KOMPOSIT 6-5-2

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki roha biru gelap kehitaman dan untuk zona air laut dangkal memiliki rona biru cerah dan laut dalam memiliki rona biru kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki roha merah cerah hingga merah gelap atau maron c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hijau , rona hijau muda kekuningan untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan hijau tua gelap untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona merah muda atau pink

E. KOMPOSIT 7-6-5

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki rona hitam kecoklatan dan untuk zona laut memiliki rona coklat cerah kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona kuning dan kehitaman c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hijau , rona biru muda untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan rona biru untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona kekuningan

F. KOMPOSIT 5-6-2

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki rona hitam kebiruan dan untuk zona laut dangkal atau pantai memiliki rona biru mudan dan zona laut dalam memiliki rona biru gelap kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona putih kekuningan c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona kuning , rona biru muda untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan rona orange kemerahan maron/gelap untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona biru muda kehijauan

G. KOMPOSIT 5-6-4

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki rona hitam kebiruan dan untuk zona laut dangkal atau pantai memiliki rona biru mudan dan zona laut dalam memiliki rona biru gelap kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona hijau keputihan c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona kuning , rona biru muda untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan rona orange kemerahan maron/gelap untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona biru kehitaman dan beroan kehijauan

H. KOMPOSIT 7-5-3

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki rona hitam keunguan dan untuk zona laut dangkal atau pantai memiliki rona biru muda dan zona laut dalam memiliki rona ungu gelap kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona merah muda hingga merah maron atau gelap c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hijau muda kekuningan untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan rona hijau tua gelap untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona merah muda atau pink kekuningan

I. KOMPOSIT 7-5-4

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki rona hitam keunguan dan untuk zona laut dangkal atau pantai memiliki rona biru muda dan zona laut dalam memiliki rona ungu gelap kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona merah muda hingga merah maron atau gelap c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hijau muda kekuningan untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan rona hijau tua gelap untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona merah muda atau pink kekuningan dan juga berona biru kehitaman.

J. KOMPOSIT 6-5-4

Karakteristik kenampakan objek : a) Objek Air  kenampakan objek air tawar memiliki rona hitam keunguan dan untuk zona laut dangkal atau pantai memiliki rona biru muda dan zona laut dalam memiliki rona ungu gelap kehitaman. b) Objek Tanah  kenampakan objek tanah memiliki rona merah muda hingga merah maron atau gelap c) Objek Vegetasi  kenampakan objek vegetasi memiliki rona hijau muda kekuningan untuk vegetasi kecil seperti tumbuhan padi dan rona hijau tua gelap untuk vegetasi pepohonan. d) Objek Permukiman  kenampakan objek pemukiman memiliki rona merah muda atau pink dan juga berona biru kehitaman.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pengenalan softwere citra ENVI sangat dibutuhkan untuk dapat menganalisis citra secara digital. Proses menampilkan citra secara single band dan juga secara komposit band merupakan langkah dasar untuk mengenal bentuk dan struktur citra. Kenampakan citra secara single band memiliki sifat rona hitam putih dan secara komposit citra menampilkan dengan menggabungkan beberapa band citra untuk menampilkan hasil citra kenempakan permukaan bumi secara berwarna atau menggunakan struktur penyusunan band RGB. Komponen citra secara single band dilakukan untuk dapat menganalisis objek-objek di permukaan bumi dari satu sudut pandang band citra, dalam susunan band citra tersebut terdapat citra tampak, citra inframerah dan citra termal yang memiliki keguaan dan tujuan berbeda-beda untuk melihat kenampakan objek di permukaan bumi. Setiap band akan memiliki perbedaan kenampakan objek di permukaan bumi seperti kenampakan objek air, tanah, vegetasi, kenampakan objek awan, dan permukian di permukaan bumi baik itu perbedaan kecerahan rona warna hitam, putih, dan abu-abu. Perbedaan kecerahan atau kontras warna tersebut dipengaruhi oleh sifat objek dan reaksi objek dengan cahaya matahari dan kenampakan objek citra dipengaruhi oleh waktu pengambilan data citra. Proses menampilkan citra secara komposit citra membentuk citra berwarna dan mennghasilkan citra yang memiliki warna sesungguhnya atau True Color dan ada juga warna semu atau warna tidak sebenarnya. Dalam hal ini terdapat 11 komposit citra dengan sistem penomoran RGB dan meghasilkan kenampakan objek yang berbeda-beda. dan kenampakan umum pada beberapa komposit memiliki kesamaan hanya saja dibedakan oleh tingkat kecerahan warna seperti lebih cerah dan juga lebih kontras. Kegiatan menampilkan dan menganalisis objek pada citra secara single band dan juga secara komposit citra memiliki perbedaan mencolok pada rona citra.

Related Documents

Laporan Praktikum 2
April 2020 20
Laporan Praktikum 2 Fisika
December 2019 40
Laporan Praktikum 2
April 2020 14
Laporan Praktikum
September 2019 87

More Documents from "Intan Ayu"