Pencatatan dan Pelaporan
Pendahuluan Pencatatan dan pelaporan upaya kesehatan jiwa dan napza di Puskesmas merupakan suatu alat untuk memantau kegiatan keswa dan napza baik upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP)
tersedia informasi yang akurat, representatif dan dapat dipercaya untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan keswa dan napza.
Tujuan • Memberikan acuan tentang pencatatan dan pelaporan upaya kesehatan jiwa sesuai kebutuhan puskesmas maupun dinas kesehatan. • Memberikan informasi kepada pihak terkait untuk dapat mempergunakannya sebagai pertimbangan dalam menentukan perencanaan program dan kebijakan
PENCATATAN
PENCATATAN • Pencatatan adalah cara yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencatat data yang penting mengenai pelayanan tersebut dan selanjutnya disimpan sebagai arsip di Puskesmas.
PELAPORAN • Pelaporan adalah mekanisme yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk melaporkan kegiatan pelayanan yang dilakukannya kepada instansi yang lebih tinggi (dalam hal ini dinas kesehatan kabupaten/kota).
III. Pencatatan a. Alur Penyuluhan kesehatan jiwa dan napza yang termasuk dalam Promosi Kesehatan (UKME) sesuai dengan alur promosi kesehatan secara umum Kegiatan kesehatan jiwa di Puskesmas meliputi penemuan dan tatalaksana penderita kesehatan jiwa yang dilaksanakan di Pelayanan Pemeriksaan Umum (UKP). Oleh karena itu, pencatatan data kegiatan kesehatan jiwa merupakan pencatatan yang ada di Pelayanan Pemeriksaan Umum. Instrumen pencatatan program wajib lapor pecandu narkotika dan konseling napza mengikuti Petunjuk Teknis IPWL yang tercantum dalam Kepmenkes No. 50 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor Bagi Pecandu Narkotika, Korban Penyalahgunaan Narkotika (khusus untuk IPWL yang ditunjuk)
Diagram alur Pencatatan dan Pelaporan UKP 1. Pasien mendaftar ke petugas pendaftaran. 2. Petugas akan melakukan pencatatan dalam buku register pendaftaran atau langsung di input ke sistem informasi puskesmas. 3. Kemudian petugas akan menyampaikan form rekam medis kepada dokter. 4. Dokter mencatat data anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi dalam rekam medis.
Diagram alur Pencatatan dan Pelaporan 5. Apabila pasien diperiksa oleh psikolog, bidan ataupun perawat terlebih dahulu dan dilakukan dignosa oleh petugas selain dokter,maka pencantuman diagnosa harus dalam supervisi dokter. 6. Petugas akan memasukkan data yang ditulis oleh dokter tersebut ke dalam buku register harian. 7. Berdasarkan register harian, petugas akan memasukkan data tersebut dalam sistem informasi puskesmas dalam format LB 8. Data tersebut disajikan dalam SP2TP untuk kemudian disampaikan ke dinas kesehatan sebagai bentuk pelaporan.
b. Jenis Data 1.a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial (di dalam upaya promosi kesehatan) – Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza di Puskesmas dan jejaringnya
1.b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan – Upaya kesehatan jiwa meliputi : • konseling narkoba • program wajib lapor pecandu narkotika Ditujukan untuk puskesmas yang telah ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Kepmenkes 501/2015 IPWL
b. Jenis Data 2. Upaya Kesehatan Perorangan Gangguan mental:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Gangguan Dementia (F03) – delirium masuk di neurologi Gangguan Ansietas (F40#) Gangguan Depresi (F33) Gangguan Psikotik (F20#) Gangguan Penggunaan Napza (F10#) Gangguan Perkembangan dan Perilaku pada Anak-Remaja (F80-90#) Gangguan Campuran Ansietas dan Depresi (F41.2) Gangguan Somatoform (F45) Insomnia (F51.0) Percobaan Tindakan Bunuh Diri – bukan diagnosis, masuk dalam form yang berbeda
c. Definisi Operasional • Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza di Puskesmas dan jejaringnya Penyuluhan mengenai kesehatan jiwa dan napza dengan sasaran antara lain: anak usia sekolah, remaja, usia dewasa termasuk kelompok bumil dan menyusui, serta lansia. Setelah pelaksanaan penyuluhan, wajib dibuat laporan (laporan Pemberdayaan Kelompok) dan dicatat dalam Register Pemberdayaan Kelompok.
• Upaya kesehatan jiwa meliputi konseling narkoba dan program wajib lapor pecandu narkotika Ditujukan untuk puskesmas yang telah ditunjuk sebagai IPWL dan telah terlatih sesuai Kepmenkes No. 50/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor
c. Definisi Operasional (tabel 141) Gangguan Mental
Definisi Operasional
Dementia
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Gangguan Penggunaan Napza
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Psikotik
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Depresi
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Ansietas
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Ggn campuran ansietas & depresi
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Insomnia
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Somatoform
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Gangguan Perkembangan dan Tingkah Laku
Diagnosis ditetapkan oleh dokter sesuai pedoman pelayanan kesehatan fasyankes primer atau diagnosis yang ditetapkan rujukan rumah sakit
Percobaan Tindakan Bunuh Diri
Suatu tindakan dengan bermaksud untuk mengakhiri hidup, bukan diagnosis
d. Instrumen Pencatatan • Penyuluhan kesehatan jiwa dan napza yang termasuk dalam Promosi Kesehatan (UKME) dicatat dalam Register Penyuluhan Individu/Kelompok. • Instrumen pencatatan program wajib lapor pecandu narkotika dan konseling napza mengikuti Kepmenkes No. 50/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor • Gangguan mental dicatat dalam register rawat jalan/inap Puskesmas
IV. Pelaporan • Penyuluhan kesehatan jiwa dan napza yang termasuk dalam Promosi Kesehatan (UKME) sesuai Laporan Bulanan UKME dalam Promosi Kesehatan (Form 135 ) • Instrumen pelaporan program wajib lapor pecandu narkotika dan konseling napza mengikuti Kepmenkes No. 50/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor • Gangguan mental dicatat dalam laporan bulanan UKP (Form 144)
V. Pemanfaatan Data dan Informasi • Untuk mengetahui permasalahan kesehatan jiwa dan napza di wilayah kerja puskesmas • Untuk penyusunan perencanaan program dan kebijakan
TERIMA KASIH
Write what you do… do what you write …