05. 1 Mei 2005 - Tantang.doc

  • Uploaded by: beMuslim
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 05. 1 Mei 2005 - Tantang.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,286
  • Pages: 5
5. Muslim Awam Menantang Komplotan Intelektual Liberal 1 Mei 2005 http://www.freewebs.com/ulil-awam/tantang.htm Date: Sun, 1 May 2005 17:44:46 -0700 (PDT) From: "yusuf anshar" <[email protected]> Subject: konfirmasi To: [email protected]

Saya bermaksud menerbitkan diskusi kita yang lalu itu dalam bentuk buku. Bila anda tidak menanggapi email pemberitahuan ini maka saya anggap diskusi tsb sudah tuntas dan siap untuk diterbitkan. Tetapi bila anda menganggap diskusi tsb belum selesai --seperti alasan anda di milis JIL (arsip digital saya simpan)-- silakan melanjutkan diskusi tersebut. Saya ingat betul bagaimana anda menantang untuk melanjutkan diskusi di milis tersebut yang ternyata tidak lebih dari "gertak sambal" belaka. Terbukti saya sampai harus beberapa kali mengganti nama/email dan subscribe kembali ke milis karena posting dan keanggotaan saya di milis dicekal dan dicabut secara sepihak --arsip digital tersimpan--. Kalau memang anda ingin melanjutkan diskusi, mari kita kembali diskusi via email pribadi. Bila tidak, maka saya akan menerbitkan diskusi tersebut apa adanya (ditambah tulisan tentang insiden kecil2an di milis, plus ulasan seperlunya) dalam waktu dekat ini. Wassalam, Yusuf Anshar Date: Sun, 1 May 2005 23:06:34 -0700 (PDT) From: "Ulil Abshar-Abdalla" <[email protected]> Subject: Re: konfirmasi To: "yusuf anshar" <[email protected]>

Salam, Saya tidak menyetujui hasil diskusi itu diterbitkan, sebab belum selesai. Saya percaya, anda tidak akan pernah bisa bertemu dengan saya, oleh karena itu diskusi ini tidak akan berujung pada suatu titik temu. Tetapi, saya siap meneruskan diskusi ini, hingga dua atau tiga tahap. Saya tak punya waktu cukup untuk "debat kusir" semacam ini, tetapi karena anda "kemrungsung" untuk diskusi, ya okelah saya layani. Ulil Date: Mon, 2 May 2005 20:56:49 -0700 (PDT) From: "yusuf anshar" <[email protected]> Subject: Pembukaan To: "Ulil Abshar-Abdalla"

1

Karena itulah --agar bisa diterbitkan-- diskusi harus kita selesaikan. Ada titik temu atau tidak, bukan masalah. Kebanyakan akhir cerita memang adalah perpisahan, bukan pertemuan. Untuk menghindari "debat kusir" maka ada baiknya kita buat aturan main seperti ini: 1) Diskusi dianggap selesai bila kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan diskusi atau salah satu pihak tidak membalas posting email lewat dari lima hari. 2) Batas waktu diskusi adalah sebelum bulan Ramadhan tahun ini. Diskusi harus dianggap selesai begitu masuk bulan Ramadhan. Saya tertarik dengan pernyataan anda bahwa diskusi kita tidak akan berujung pada suatu titik temu. Asumsi awal anda ini tampaknya bagus dijadikan topik pembuka diskusi tahap kedua kita. Apa sebabnya --menurut anda-- (pemikiran) kita tidak akan pernah bertemu? Meskipun sebelumnya Ulil mengatakan "ya okelah saya layani" tapi ternyata baru mendapat email pembukaan di atas, sudah keder lagi. Setelah sekitar tiga hari tidak ada email jawaban, orang awam mengirim email peringatan sebagai berikut: Date: Thu, 5 May 2005 17:21:08 -0700 (PDT) From: "yusuf anshar" <[email protected]> Subject: Pembukaan (2 hari lagi) To: "Ulil Abshar-Abdalla" <[email protected]>

waktu anda tinggal dua hari untuk menjawab email di bawah ini: ************************************************************** Karena itulah --agar bisa diterbitkan-- diskusi harus kita selesaikan. Ada titik temu atau tidak, bukan masalah. Kebanyakan akhir cerita memang adalah perpisahan, bukan pertemuan. Untuk menghindari "debat kusir" maka ada baiknya kita buat aturan main seperti ini: 1) Diskusi dianggap selesai bila kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan diskusi atau salah satu pihak tidak membalas posting email lewat dari lima hari. 2) Batas waktu diskusi adalah sebelum bulan Ramadhan tahun ini. Diskusi harus dianggap selesai begitu masuk bulan Ramadhan. Saya tertarik dengan pernyataan anda bahwa diskusi kita tidak akan berujung pada suatu titik temu. Asumsi awal anda ini tampaknya bagus dijadikan topik pembuka diskusi tahap kedua kita. Apa sebabnya --menurut anda-- (pemikiran) kita tidak akan pernah bertemu?

2

Sampai batas waktu yang diberikan habis, Ulil tidak juga membalas. Akhirnya, orang awam mengirim email tantangan kepada seluruh kru JIL yang berjumlah enam orang sekaligus: Date: Wed, 11 May 2005 18:06:18 -0700 (PDT) From: "yusuf anshar" <[email protected]> Subject: Siapa Takut?! To: "Ulil Abshar-Abdalla" <[email protected]> CC: "Hamid Basyaib" <[email protected]>, "Luthfi Assyaukanie" <[email protected]>, "Nong Darol Mahmada" <[email protected]>, "Abd. Moqsith Gazali" <[email protected]>, "Burhanuddin" <[email protected]>, "Novriantoni Kahar" <[email protected]>

Ternyata anda jauh lebih pengecut dari yang kukira. Menantang debat di milis ternyata ngibul. Bersedia melanjutkan diskusi tahap kedua lalu ngeper. Tapi insya Allah, anda tetap berhak mendapat hadiah buku "Muslim Awam Menekuk Intelek Liberal" sebanyak tiga eksemplar. Satu untuk koleksi pribadi, satu untuk koleksi Utan Kayu dan satu untuk koleksi Freedom Institute. Tapi sebelumnya, saya masih mengundang konco-konco Ulil, yang ingin turut meramaikan isi buku tersebut, silakan menggantikan posisi Ulil dalam debat tahap kedua ini. Kalau perlu estafet ataupun keroyokan deh, biar tidak kehabisan nafas. Masih ada waktu sebelum bulan Ramadhan. Tinggal klik tombol Reply, ketuk-ketuk sedikit, lalu Sent. Nggak nyampe semenit koq. :-D Wassalam, Yusuf Anshar waktu anda sudah habis untuk menjawab email di bawah ini: ********************************************************* Karena itulah --agar bisa diterbitkan-- diskusi harus kita selesaikan. Ada titik temu atau tidak, bukan masalah. Kebanyakan akhir cerita memang adalah perpisahan, bukan pertemuan. Untuk menghindari "debat kusir" maka ada baiknya kita buat aturan main seperti ini: 1) Diskusi dianggap selesai bila kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan diskusi atau salah satu pihak tidak membalas posting email lewat dari lima hari. 2) Batas waktu diskusi adalah sebelum bulan Ramadhan tahun ini. Diskusi harus dianggap selesai begitu masuk bulan Ramadhan. Saya tertarik dengan pernyataan anda bahwa diskusi kita tidak akan berujung pada suatu titik temu. Asumsi awal anda ini tampaknya bagus dijadikan topik pembuka diskusi tahap kedua kita. Apa sebabnya --menurut anda-- (pemikiran) kita tidak akan pernah bertemu?

3

Date: Tue, 10 May 2005 22:21:39 -0700 (PDT) From: "Luthfi Assyaukanie" <[email protected]> Subject: Re: Siapa berani? To: "yusuf anshar" <[email protected]>, "Ulil Abshar-Abdalla" <[email protected]> CC: "Hamid Basyaib" <[email protected]>, "Luthfi Assyaukanie" <[email protected]>, "Nong Darol Mahmada" <[email protected]>, "Abd. Moqsith Gazali" <[email protected]>, "Burhanuddin" <[email protected]>, "Novriantoni Kahar" <[email protected]>

Ulil, Jika Anda keberatan ada orang yang mempublikasikan karya Anda atau surat-surat Anda, Anda bisa mengajukannya ke pengadilan. Ini adalah pelanggaran hak cipta dan sekaligus privasi Anda. Saya kira, deliknya sudah jelas sekali. Harus dibawa ke meja hijau. Kelihatan sekali bahwa orang itu cuma mau cari sensasi dan numpang tenar saja lewat nama Anda. Sudahlah, dari dulu aku sudah bilang, nggak usah dilayani orang-orang yang tingkah lakunya kayak gitu. Ngabisin energi dan kesabaran. Salam Date: Tue, 10 May 2005 22:50:21 -0700 (PDT) From: "Ulil Abshar-Abdalla" <[email protected]> Subject: Re: Siapa berani? To: "yusuf anshar" <[email protected]> CC: "Hamid Basyaib" <[email protected]>, "Luthfi Assyaukanie" <[email protected]>, "Nong Darol Mahmada" <[email protected]>, "Abd. Moqsith Gazali" <[email protected]>, "Burhanuddin" <[email protected]>, "Novriantoni Kahar" <[email protected]>

Salam, Saya akhirnya tak bernafsu berdebat dengan orang-orang yang tak punya "adab" seperti anda. Wa idza khathabahumul jahiluna qaaluu salaamaaa... Saya tak memberikan izin apapun kepada anda untuk menerbitkan buku itu. Lebih baik duit anda dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Ulil Date: Wed, 11 May 2005 18:06:18 -0700 (PDT) From: "yusuf anshar" <[email protected]> Subject: Siapa Takut?! To: "Ulil Abshar-Abdalla" <[email protected]> CC: "Hamid Basyaib" <[email protected]>, "Luthfi Assyaukanie" <[email protected]>, "Nong Darol Mahmada" <[email protected]>, "Abd. Moqsith Gazali" <[email protected]>, "Burhanuddin" <[email protected]>, "Novriantoni Kahar" <[email protected]>

4

Olala...... Sungguh begitukah penghargaan kalian terhadap hukum dan adab? Saya pun tidak menafikan hukum positif dan saya juga menghargai adab dalam privasi. Tapi dalam kasus ini? :-P Ingat! Negara kita pun mengakui dan tidak menafikan adanya hukum dan peraturan agama. Sedang kalian? Bagaimana sikap kalian terhadap hukum dan adab Islam? Alih-alih menghargai, mengakui pun tidak; kalian malah menafikan, bahkan mempermainkan dan menghinakan. Di tangan kalian, Agama Islam kehilangan hukum, aturan dan kaidah; yang tinggal hanyalah nilai-nilai relatif yang tidak jelas batas-batas dan sanksi-sanksinya. Itulah yang kalian tendang kesana-kemari dengan bebas. Tidak perlu menyangkal karena memang itulah yang kalian propagandakan. Bukti-bukti dan saksi-saksi sudah lebih dari cukup. Sampai ke meja hijau pun kalian akan kutuntut balik sampai mata kalian mendelik-delik. ...Satughlabuuna wa tuhsyaruuna ilaa jahannam wa bi'sal mihaad! Wassalam, Yusuf Anshar Mengingat diskusi via japri Ulil tidak berani, diskusi via milis juga "orang awam" selalu dicekal; maka "orang awam" menempuh cara "diskusi monolog" yakni menanggapi dari jauh tulisan-tulisan Ulil Abshar Abdalla yang diposting di milis JIL. Selamat mengikuti! Selanjutnya orang awam membungkam ocehan intelek liberal

5

Related Documents

05-2005[1][1]
November 2019 7
1 Mei
November 2019 21
2005 3 Boba Mei Juni
November 2019 40
07. 31 Mei 2005 - Agama.doc
October 2019 12

More Documents from "beMuslim"