Waspadai Penyakit dari Binatang Peliharaan Banyak masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta yang gemar memelihara binatang. Kegemaran itu cenderung meningkat karena tekanan rutinitas dan beratnya beban pekerjaan. Sayangnya, banyak binatang peliharaan bisa menyebarkan virus kepada manusia. Avian Inflenza (AI), misalnya. Penularan penyakit juga dapat diperoleh dari binatang peliharaan lain, seperti kucing dan anjing. Penyakit toxoplasmosis dan rabies bisa menyerang jenis binatang ini dan bisa juga menyerang manusia. Toxoplasmosis Toxoplasmosis, adalah penyakit yang dapat menyerang hampir semua hewan, termasuk burung. Toxoplasmosis, termasuk salah satu penyakit yang berbahaya. Toxoplasmosis sering kali didiagnosis bersama-sama dengan penyakit lainnya, dikenal dengan TOECH (Toxoplasma-Rubella-Cytomegali-Herpes). Tiga penyakit terakhir disebabkan oleh virus, sedangkan toxoplasma penyebabnya adalah protozoa yang dikenal dengan toxoplasma gondii. Toxoplasma adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang termasuk dalam kelompok zoonisis atau penyakit yang ditularkan lewat hewan. `''Kucing jantan lebih banyak mengalami infeksi dibandingkan kucing betina,'''' Gejala klinis pada kucing tergantung tingkat kerusakan organ tubuh di mana parasit berada. Antara lain, demam, lesu dan lemah, nafsu makan turun atau hilang, berat badang berkurang, mata berair dan pupil mengecil, jalan sempoyongan, gemetar, kejang-kejang dan lumpuh. Tidak hanya kucing, anjing pun tak luput dari penyakit ini. Infeksi pada anjing disebabkan makan daging mentah yang mengandung kista makan makanan yang dicemari ookista yang sudah mengeluarkan spora. Penularan toxoplasma dari anjing ke hewan lainnya atau pun ke manusia terjadi karena makan daging atau organ anjing yang mengandung kista dalam kondisi daging tidak dimasak atau kurang matang. Rabies Anjing, kucing, juga kera, rentan terhadap penyakit rabies. Ini merupakan salah satu dari penyakit zoonosis yang sangat ditakuti. Penyakit ini menempati urutan kedua di antara jajaran penyakit setelah malaria yang sering menimbulkan kematian pada hewan dan manusia. Anjing, kucing, atau kera yang menderita rabies akan menjadi ganas,
cenderung menyerang obyek bergerak yang dijumpai atau menggigit manusia. `''Penderita yang sudah menunjukkan gejala klinis biasanya diakhiri dengan kematian,'''' `''Penularan virus ini masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan melalui gigitan hewan penderita rabies atau melalui luka yang terkena air liur hewan atau manusia yang menderita rabies.'''' Rabies pada anjing, bisa bersifat ganas bisa pula tenang. Rabies ganas ditandai dengan ekor melengkung masuk ke perut atau terletak di antara dua paha, tidak menurut lagi perintah majikan, air liur keluar berlebihan, menjadi ganas dengan menyerang atau menggigit apa saja yang dijumpai, kejang-kejang kemudian lumpuh, biasanya mati setelah 4 hingga 7 hari semenjak timbul gejala, dan takut terhadap suara-suara keras, air, dan sinar. Rabies tenang dapat ditandai dengan bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, tidak mampu menelan, mulut terbuka dan air liur keluar berlebihan. Tanda-tanda lainnya adalah kejang-kejang berlangsung singkat, bahkan sering tidak terlihat atau kelumpuhan dan terjadi kematian dalam waktu singkat. Pencegahan Bagaimana mencegah penyakit rabies pada binatang peliharaan seperti ajing, kucing, atau kera agar tidak menyerang manusia? Setiap pemilik atau pemelihara hewan penular rabies wajib memelihara di dalam rumah atau pekarangan, tidak dibiarkan liar. Apabila tidak memiliki pagar, anjing dirantai. Panjang rantai tidak melebihi 2 meter. Pemilik dan pemelihara hewan penular rabies juga wajib melaporkan setiap kasus gigitan pada manusia. `''Korban gigitan segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir kemudian secepatnya ke Puskesmas. Hewan yang menggigit segera dibawa ke Dinas Peternakan untuk diobservasi,'''' Pencegahan toxoplasmosis dari kucing atau anjing dapat dilah hewan peliharaan itu berburu tikus, burung, lalat, dan kecoa. jangan lupa Menyediakan tempat kotoran (pasir) dan dibersihkan setiap hari. `''Ookista yang mungkin keluar bersama tinja memerlukan waktu lebih kurang 1 - 3 hari untuk dapat menginfeksi,'''' Selain itu, jangan memberikan makanan berupa jeroan dan tulang mentah, serta air minum sebaiknya dimasak. Pada manusia, jangan mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang. Saat berkebun hendaknya menggunakan sarung tangan. `''Biasakan mencuci tangan sebelum makan. Makanan hendaknya terhindar dari lalat, kecoa, dan tikus,''''.