I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kacang tanah merupakan salah satu tanaman leguminose yang sangat
berperan penting bagi kebutuhan pangan, selain itu memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga banyak yang menjadikan kacang tanah selain bahan pangan juga sebagai bahan industri. Kacang tanah merupakan komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia (Gafur, 2013). Kacang tanah memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan jenis kacang-kacangan. Kacang tanah memiliki kandungan protein 15-30%, lemak 40-50%, karbohidrat 11% serta vitamin B1 dan kacang tanah sebagai sumber protein utama setelah kacang kedelai. Manfaat kacang tanah pada bidang industri antara lain sebagai pembuatan margarin, selai, sabun, minyak goreng, (Cibro, 2008). Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkatsejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia. Menurut Julianto (2014) kebutuhan nasional kacang tanah mencapai 856,1 ribu ton pertahun, dan rata-rata konsumsi kacang tanah kupas sebesar 0,31 kg perkapita setiap tahun. Produksi nasional kacang tanah di Indonesia menurut BPS (2016) Pada tahun 1013 produksi kacang tanah sebesar 701.680 ton, kemudian terjadi penurunan produksi pada tahun 1014 menjadi 638.896 ton, dan terus
2 berlanjut hingga tahun 2015 menjadi 605.449 ton, sehingga menunjukkan 13.7 % penurunan yang terjadi dari tahun 2013 sampai 2015. Kebutuhan akan kacang tanah jauh lebih besar dibandingkan dengan laju peningkatan produksi sehingga negara kita harus mengimpor hingga puluhan ribu ton setiap tahunnya untuk dapat memenuhi kebutuhan kacang tanah dalam negeri (Najiyati dan Danarti, 1999). Menurut Baharsjah dan Azhari (1980), penyebab utama rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia adalah rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas ini disebabkan beberapa faktor, antara lain teknik budidaya, serangan hama dan penyakit, mutu benih rendah dan penggunaan varietas lokal yang berdaya tumbuh rendah. Peningkatan tanaman kacang tanah juga dapat diusahakan melalui penanaman varietas unggul. Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama yang berperan penting dalam program peningkatan produksi kacang tanah, namun varietas unggul kacang tanah masih lambat diadopsi oleh para petani, hanya varietas yang sudah lama seperti verietas gajah dan kelinci yang lebih populer dikalangan petani, kemudian masih banyaknya menggunakan varietas lokal di masing masing derah dibanding varietas baru yang telah dikeluarkan Balai Pertanian (Kasno dan Didik, 2014) B.
Tujuan Untuk mengetahui jenis varietas kacang tanah yang tahan terhadap hama
dan penyakit. C.
Manfaat
3
Mahasiswa/i mampu menguasai materi tentang varietas unggul tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea L.) mata kuliah Pengendalian hama, penyakit dan gulma.
III. VARIETAS UNGGUL TANAMAN KACANG TANAH Varietas kacang tanah berkembang terus sejalan dengan meningkatnya industri makanan berbahan baku kacang tanah. Varietas yang paling lama dikenal adalah gajah dan banteng. Beberapa varietas saat ini banyak ditanam antara lain varietas Kelinci, Jerapah, Anoa, Tapir, Panter, Kacang Garuda Tiga, dan Kacang Garuda Dua. Berikut keunggulan dari beberapa varietas unggul tersebut. 1.
Varietas Jerapah
Varietas Jerapah merupakan varietas yang mampu beradaptasi luas, toleran terhadap kekeringan dan kemasaman. Produktivitas ratarata mencapai 1,91 ton/ha. Berbiji 1 per polong (spanish) lonjong bulat, ukuran biji sedang (45-50 g/100 biji).
Jerapah tahan terhadaplayu bakteri, toleran terhadap penyakit bercak daun dan karat daun. Umur panen 90-95 hari. 2.
Varietas Anoa
Varietas Anoa merupakan varietas yang tahan terhadap penyakit layu, tahan terhadap penyakit karat daun maupun tahan bercak coklat daun.Produktifitasnya 1,8 ton/ha, dan umur panennya 100-110 hari. 3.
Vareietas Tapir
Varietas Tapir merupakan varietas kacang tanah yang tahan layu, mempunyai produktivitas 1,8-1 ton/ha dan umur penen 95-100 hari. 4.
Varietas Kacang Garuda Dua
Varietas Kacang Garuda Dua merupakan Varietas yang toleran terhadap layu, dengan potensi hasil 1,3 ton/ha dan umur panen 85-90 hari. 9 5.
Varietas Kacang Garuda Tiga
Varietas Kacang Garuda Tiga merupakan Varietas yang toleran terhadap layu, dengan potensi hasil 1,15 ton/ha dan umur panen 85-90 hari. 6.
Varietas Gajah
Varietas Gajah merupakan Varietas yang toleran terhadap layu, dengan potensi hasil 1,1-1,8 ton/ha dan umur panen 100-110 hari. 7.
Varietas Bison
Varietas Bison merupakan varietas kacang tanah yang berbiji 1 per polong (spanish), tahan penyakit karat, agak tahan bercak daun, agak tahan A. flavus, toleran penaungan, sesuai untuk tumpangsari dengan tanaman jagung atau
ubikayu. Toleran terhadap klorosis dan beradaptasi baik di lahan kering kapuran. Hasil polong ratarata di lahan kering Alfisol alkalis 1,0 ton/ha dengan rendemen biji 71%.Umur panen 90-95 hari. 8.
Varietas Domba
Varietas Domba merupakan varietas kacang tanah yang berbiji 3-4/polong, (valencia) agak tahan penyakit karat, agak tahan bercak daun, tahan A. flavus, dan toleran klorosis sehingga beradaptasi baik di lahan kering kapuran. Hasil polong rata-rata di lahan kering Alfisol alkalis 1,1 ton/ha dengan rendemen biji 70%.Umur panen 90-95 hari. 9.
Varietas Tuban.
Varietas Tuban merupakan Varietas yang dimurnikan dari varietas lokal Tuban. Berbiji dua/polong (spanish), memiliki adaptasi baik di lahan kering Alfisol seperti di Tuban, agak toleran kekeringan, tahan penyakit layu, namun agak peka penyakit daun. Hasil polong rata-rata 1,0 ton/ ha.Umur panen 90-95 hari.