Pakan berperan sangat penting pada usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan tersebut. Pakan memberikan kontribusi terbesar yaitu mencapai 60 sampai 70% dari total biaya produksi (Handajani, 2010). Salah satu upaya untuk mengurangi biaya pakan yaitu dengan pemanfaatan bahan baku pakan alternatif. Bahan pakan alternatif ikan pada umumnya berasal dari berbagai limbah yang kandungan nutrisinya masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ikan. Limbah dari pertanian umumnya menpunyai kandungan protein yang rendah tetapi kandungan seratnya tinggi (Rokhmani, 2008). Kacang tanah adalah benih dari kacang polong yang dijemur. Memiliki tekstur kulit cokelat tipis dan bila kulitnya dilepas maka terlihat kacang yang berwarna putih. Kacang tanah itu sendiri memiliki rasa yang manis. Biasanya kacang tanah tersedia utuh dengan lapisan tipis kulitnya ataupun yang sudah dikupas, dan ada juga yang masih benar-benar utuh berkulit. Ditinjau dari aspek gizi, kacang-kacangan merupakan sumber protein, lemak, dan karbohidrat. Kacang-kacangan lokal tidak kalah dalam kandungan protein, begitu pula kualitas protein yang ditentukan oleh susunan asam amino. Secara umum, kacang-kacangan lokal memiliki kelebihan asam amino esensial lisin, tetapi kekurangan asam amino sulfur seperti metionindan sistin. Namun, kekurangan ini dapat dikompensasi dengan cara mengombinasikannya dengan protein serealia yang mengandung metionin dan sistin (Haliza, 2010). Manfaat kacang tanah untuk kesehatan : Kacang tanah mengandung bahan-bahan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kesehatan tubuh manusia, antara lain: Kaya protein. • Dengan kandungan protein 26-28% konsumsi kacang tanah sekali makan (25 g) dapat memberi sumbangan protein 12% dari angka kecukupan gizi (AKG) per hari. Kadar protein kacang tanah lebih tinggi daripada telur, susu, dan daging. Menyimpan energi lebih lama.
• Kacang tanah mempunyai indeks glisemik rendah. Tenaga yang dihasilkan dari kacang tanah dilepaskan ke sistem peredaran darah secara berangsur-angsur dan stabil. Oleh karena itu kadar gula darah akan naik secara perlahan, sehingga kita merasa kenyang dan bertenaga lebih lama. Meningkatkan kekebalan tubuh. • Kacang tanah juga mengandung kadar arginin tinggi, yaitu asam amino yang berguna untuk memperkuat kekebalan tubuh (Badan Litbang Pertanian,2012). Cara pengolahan kacang tanah sebagai pakan ikan yaitu kacang tanah dibuat tepung. Pertama kacang tanah dipisahkan dari kulitnya, kemudian dihaluskan, lalu dikeringkan sampai benar-benar kering, dan dihaluskan lagi sampai menjadi tepung. Kelemahan pemberian pakan menggunakan tepung ini antara lain: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin dengan gejala sirip ikan tidak
normal
Kandungan
namun gizi
dapat
dicegah
Tepung
membatasi
Bungkil
Karbohidrat Serat
dengan
Kacang
= kasar
penggunaannya. Tanah: 25,0%
=
3,6%
Protein
=
47,9%
Lemak
=
10,9%
Air
=
7,8%
Abu = 4,8%
Kacang tanah juga memiliki zat antinutrisi yaitu aflatoksin. Aflatoksin adalah jenis racun yang dihasilkan oleh strain tertentu jamur tanah Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus pada kondisi suhu 25o-30oC, dan kelembaban lingkungan 85%. Aflatoksin tidak dapat hilang walaupun dimasak sampai suhu tinggi (268o C) maupun diolah menjadi produk. Faktor utama yang mempengaruhi produksi aflatoksin adalah hadirnya jamur A. flavus strain toksik, adanya substrat gula, kadar air biji antara 10-30%, suhu lingkungan, dan kelembaban lingkungan. Dalam penyimpanan, cemaran aflatoksin dapat terjadi bila biji kacang tanah disimpan dalam keadaan basah (kadar air >10%) akibat pengeringan yang kurang memadai. Kondisi gudang yang lembab dan kemasan yang tidak kedap udara juga meningkatkan kontaminasi aflatoksin. Menangkal Aflatoksin di tingkat industri pengolahan.
• Aflatoksin tidak bisa dihilangkan walaupun dimasak sampai suhu tinggi (268oC) maupun diolah menjadi produk olahan. Oleh karena itu, pemilihan kacang tanah yang mutunya baik sangat penting, baik untuk diolah menjadi produk atau dikonsumsi langsung. • Aflatoksin biasanya terdapat pada biji yang rusak/luka karena pecah atau berlubang akibat serangan hama atau biji muda yang belum masak optimum. Oleh karena itu, buang kacang tanah yang: • Rusak secara fisik atau diserang hama (berlubang, biji pecah, kulit ari rusak, polong retak); • Berjamur (berubah warna, adanya benang-benang halus, spora yang seperti serbuk); • Belum masak benar saat dipanen (polong hampa, biji keriput).
DAFTAR PUSTAKA Haliza, W., E.Y. Purwani, I. Agustinisari,Triyantini, H. Setiyanto, dan E. Savitri.2010. Teknologi pemanfa atan kacangkacangan untuk produk tempe. Laporan Hasil Penelitian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Bogor. Handajani, H dan W. Wahju. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press. Malang. hal 57-78. Rokhmani, S. 2008. Peningkatan Nilai Gizi Bahan dari Limbah Pertanian Melalui Fermentasi Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Balai Penelitian Ternak. Bogor. hal 15