Urine Hari Kamis

  • Uploaded by: rahmani
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Urine Hari Kamis as PDF for free.

More details

  • Words: 1,019
  • Pages: 31
MASALAH DAN PENYAKIT YANG TERDAPAT PADA ELIMINASI URINE DAN MEMPERTAHANKAN URINE YANG NORMAL    

Adi Guna S Andri N Erli D Hikmatun F

    

M.Reza N Multi H Novi N .Rini W .Suci Fitri R

Retensi urine  Merupakan punumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan isinya, sehingga menyebabkan distensi dari vesika urinaria. Atau, retensi urin merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengosongan kandung kemihyang tidak lengkap. Kandungan urine normal dalam vesika urinaria adalah sebesar 250 – 450 ml, dalam keadaan distensi, vesika urinaria dapat menampung sebanyak 3000 – 4000 ml urine.

Tanda – tanda klinis pada retensi : Ketidaknyamanan

daerah pubis Distensi daerah urinaria Ketidaksanggupan untuk berkemih Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml) Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya Meningkatnya keresahan dan keinginan berkemih Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih

Penyebab : 

 

 

Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria Trauma sumsum tulang belakang Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang lemah Sfingter yang kuat Sumbatan (atriktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat).

Inkontinensia urine Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Secara umum, penyebab dari inkontinensia : proses penuaan, pembesaran kelenjar prostat, penurunan kesadaran, dan penggunan obat narkotik atau sedatif. Inkontinensia urine terdiri

Inkontinensia dorongan Inkontinensia dorongan merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine tanpa sadar, terjadi segera setelah meransa dorongan yang kuat untuk berkemih .

Kemungkinan penyebab :  

   

Penurunan kapasitas kandung kemih Iritasi paada reseptor regangan kandungan kemih yang menyebabkan spasme (infeksi saluran kemih) Minum alkohol atau kafein Peningkatan cairan Peningkatan konsentrasi urine Distensi kandung kemih yang berlebihan

Tanda-tanda inkontinensia 



Sering miksi (miksi lebih dari 2 jam sekali) Spasme kandung kemih

Inkontinensia total Inkontinensia total merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran Urine yang terus menerus dan tidak dapat diperkirakan

Kemungkinan penyebab  



 

Disfungsi neurologis. Kontrksi indefenden dan refleks detrusor karena pembedahan Trauma atau penyakit yang mempengaruhi saraf medula spinalis Fistula Neuropati

Tanda-tanda inkontinensia total 

  

Aliran konstan yang tejadi pada saat tidak perkirakan Tidak ada kandung kemih Nokturia Pengobatan inkontinensia tidak berhasil

Inkontinensia stress Inkontinensia stress merupakan keadaan seseorang yang mengalami kehilangan urine kurang dari 50 ml, terjadi dengan peningkatan abdomen.

Kemungkinan penyebab 

  

Perubahan degeneratif pada otot pelvis dan struktur penunjang yang berhubungan dengan penuaan Tekanan intra abdominal tinggi (OB) Distensi kandung kemih Otot pelvis dan struktur penunjang lemah

Tanda-tanda inkontinensia stress 

 

Adanya urine menetes dengan peningkatan abdomen Adanya dorongan berkemih Sering miksi (lebih dari 2 jam sekali

Inkontinensia refleks Inkontinensia refleks merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak dirasakan, terjadi pada interval yang dapat diperkirakan bila volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu.

Kemungkinan penyebab : 

Kerusakan neurologis (lesi medula spinalis)

Tanda-tanda Inkontinensia refleks   

Tidak ada dorongan untuk berkemih Merasa bahwa kandung kemih penuh Kontraksi atau spasme kandung kemih tidak dihambat pada interval teratur

Inkontinensia fungsional Inkontinensia fungsional merupakan keadaan seseorang yand mengalami pengeluaran urine secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan

Kemungkinan penyebab 

Kerusakan neurologis (lesi medula spinalis)

Tanda-tanda Inkontinensia fungsional  

Adanya dorongan untuk berkemih Kontraksi kandung kemih cukup kkuat untuk mengeluarkan urine

Enuresis merupakan ketidak sanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sfingter eksterna. Enuresis biasanya terjadi pada anak atau orang jompo, umumnya pada

Faktor penyebab enuresis  

 

   

Kapasitas urinaria lebih besar dari kondisi normal Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan berkemih tidak diketahui, yang mengakibatkan terlambatnya bangun tidur untuk kekamar mandi Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar Suasana emosional yang tidak menyenagkan dirumah (misalnya persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang tua) Orang uta yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa dibantu untuk mendidiknya Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologis sistem perkemihan Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau makanan pemedas Anak yang takut jalan gelap untuk kekamar mandi.

Perubahan pola eliminasi urine Perubahan pola eliminasi urine merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine, disebabkan oleh multipel (obstruksi anatomis), kerusakan motorik sensorik, infeksi saluran kemih. Perubahan

 

Frekuensi frekuensi merupakan jumlah berkemih dalam sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang masuk. Frekkuensi yang tinggi tanpa tekanan asupan cairan dapat diakibatkan oleh sistis. Frekuensi yang tinggi dijumpai pada keadaan stres atau hamil

 

Urgensi urgensi adalah perasaan seseorang untuk berkemih, takut mengalami inkontinensia jika tidak berkemih. Pada umumnya, anak kecil memilliki kemempuan yang buruk dalam mengontrol sfingter eksternal dan perasaan segera ingin berkemih biasanya terjadi pada mereka.

 

Disuria disuria adalah rasa sakit dalam kesulitan berkemih. Hal ini sering ditemukan pada penyakit infeksi saluran kemih, trauma, dan striktur uretra

 

Poliuria poliuria merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal tanpa adanya peningkatan asupan cairan, hal ini biasanya ditemukan pada penderita DM, defisiensi anti deuretik hormon, dan penyakit ginjal kronik.

 

Urinaria Supresi urinaria supresi adalah berhentinya produksi urine secara mendadak. Secara normal, urine diproduksi oleh ginjal secara terus-menerus pada kecepatan 60-120 ml/jam.

MEMPERTAHANKAN INTERVENSI URINE YANG NORMAL Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

Ciri-ciri urine yang normal: 



  

Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari,tetapi tergantung jumlah cairan yang dimasukkan. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan,tetapi jontot lendir tipis nampak terapung didalamnya. Baunya tajam Berat jenis 1010-1025. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

Intervensi urine yang normal:          

Berusaha berkemih pada waktu yang terjadwal secara teratur Lakukan latihan dasar panggul(Kegel exercise) diluar waktu berkemih Gunakan kompresi kandung kemih(metode Crede) selama berkemih Melatih kebiasaan berkemih Terapi Kateter Lakukan pemeriksaan urine Merencanakan metode untuk mengosongkan kandung kemih Menstimulasi refleks berkemih Mempertahankan kebiasaan eliminasi dan asupan cairan yang adekuat.

Related Documents


More Documents from ""