Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

  • Uploaded by: rahmani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular as PDF for free.

More details

  • Words: 1,881
  • Pages: 12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KELAINAN KONGENITAL SISTEM KARDIOVASKULAR A. PENGERTIAN Penyakit jantung kongenital atau pennyakit jantung bawaaan (PJB) adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal pada orang dewasa menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang dewasa. Angka kejadian PJB adalah 9-10 bayi dari 1000 bayi lahir hidup. Penyebab terjadinya PJB belum dapat di ketahui secara pasti tetapi ada beberapa faktor risiko atau predisposisi yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatanangka kejadian PJB. Faktor Predisposisi Penyebab penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan : Faktor Prenatal : 1. Ibu menderita penyakit infeksi rubela 2. Ibu alkoholisme 3. Umur ibu lebih dari 40 tahun 4. Ibu menderita penyakit Diabetes Melitus yang memerlukan Insulin 5. Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu. Faktor Genetik : 1.

Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

2.

Ayah/ibu menderita PJB

3.

Kelainan kromosom misalnya Sindrom Down

4.

Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

B. KLASIFIKASI PJB dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :

1. Penyakit jantung bawaan non sisnotik, a. Defek septum atrium (ASD) ASD adalah merupakan suatu kedaan dengan adanya hubungan (lunbang) abnormal pada sekat yang memisahkan Atrium kanan dan Atrium kiri. Aliran darah pintas kin ke kanan pada tipe atrium sekundum dan tipe sinus vonusus akan menyebabkan keluhan kelemahan dan sesak napas, umunya timbul pada usia muda. Kegagalan jantung kanan serta aritmia supraventikular dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Gejala yang sama ditemukan juga pada tipe atrium primum. Namun, apabila gurgitasi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat da lebih awal. Gejala ini umumnya ditemukan pada umur 20 – 40n tahun, sebagian kecil yaitu antara 9-15% temukan pada umur yang lebih tua. Hasil pemeriksaan fisik yang khas pada tipe ostium sekundum dan tipe sinus venosus adalah bising sistolik tipe ejeksi pada garis sternal kiri bagian atas., disertai fixed spiliting bunyi jantung II. Hal ini mengggambarkan penambahan aliran darah melalui katup pulmoner. Kadang – kadang terdapat juga bising awal diastolik pada garis sternal bagian bawah, bising menggambarkan penambahan aliran di katup trikuspid. b. Defek septum ventricular (VSD) VSD adalah merupakan suatu keadaan dengan hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan Ventrikel kanan dan Ventrikel kiri.  VSD Kecil VSD kecil tanpa aliran darah pintas dan gangguan hemodinamik yang berarti Tekanan arteri pulmonsl pada VSD kecil normal, dan memperlihatkan perbandingan aliran pulmoner engan aliran sistemik < 1,5 : 1. Sebagian besar jenis VSD akan menutup secara alamiah pada umur 3 tahun, sisnya tetap terbuka dan mudah di diagnosis. Hal ini menimbulkan adanya thrill dan bising pansistolik yang keras clan kasar di garis sternal bagian bawah. Foto rontgen dada clan EKG tetap normal pada VSD muskula, bisisng ini berakhir pada saa mid-diastolik, karena penututpan VSD pada saat mid-diastolik.

 VSD Sedang VSD sedang dengan kelainan vaskular pare obstruktif dan sianosis. Pada VSD sedang, tekanan arteri pulmonal < 112 tekanan sistemik clan aliran sirkulasi paru dibandingkan aliran sirkulasi sistemik antara 1,5 : 1 dan 2 : 1. Jenis ini tidak sering di temukan pada orang dewasa karena sering menutup atau menjadi VSD kecil pada umur muda. Aliran darah pintas pada VSD sedang, cukup besar, sehingga bising pansistolik pada garis sternal kiri bawah sering disertai bising mid-sistolik di daerah katup ,itral dan gallop protodiastolik di daerah apeks. Foto rontgen dada menunjukkan kardiomegali

dan

vaskularisasi

yang

bertambah,

sedang

EKG

menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri.  VSD Besar VSD Besar dengan stenosis pulmoner yang sulit dibedakan dengan tetralogi Fallot. Tekanan i daerah jantung identik dengan tekanan di jantung kiri aliran sirkulasi sistemik. 2: 1 pintas aliran pintas yang besar seprti ini akan mengakibatkan gagal jantung pada 2-3 bulan. Beberapa pasien dapat hidup dewasa atau dewasa dan vaskular paru obstruktif berat, pulmoner infundibular. Aliran yang sangat minimal atau yang kadang – kadang ditemukan juga memberikan gambaran sindrom Elsen-menger. c. Duktus arteria paten (PDA) PDA adalah merupakan suatu keadaan dimana adanya pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri Pulmonal. Duktus Arterious ini normal pada saat bayi dalam kandungan. Oleh karena suatu hal, maka pembuluh darah ini tidak menutup secara sempurna setelah bayi lahir. Pada masa janin, PDA merupakan saluran penting bagi aliran darah dari arteri pulmonal kiri ke aorta desendens, terletak distal dari percabangan arteri subliklavia kiri. PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran, sedangkan secara anatomik menutup dalam 4 minggu pertama. Bayi prematur lebih banyak yang menderita PDA, 15 % di antaraya baru dapat menutup dalam 3 bulan pertama.

PDA yang tidak menutup daam tiga bulan pertama, tipis memungkinkannya dapat menutup dikemudian hari. d. Pulmonary stenosis (SP) Defek: dengan adanya penyempitan atau obstruksi pada muara Arteri Pulmonalis. Stenosis pulmoner dapat berbentuk valvular, subvalvular (infundibular) dan supravalvular (peripheral pulmonary artery stenosis atau coarctatio). Stenosis pulmoner dapat berdiri sendiri, tetapi lebih sering melupakan bagian sindrom lain, seperti tetralogi Fallot, VSD, dan transporsisi pembuluh darah besar (TPB). Yang akan di bicarakan disini adalah SP valvular dengan septum interventicular normal. Ketiga jenis stenosis pulmoner tersebut tersebut akan muncul dengan bising sistolik didaerah garis sternal kiri atas. Bunyi jantung II terdengar seperti melebar terutama di daerah pinggir sternum, obstruksi semakin berat. Bising sistolik kasar di interkostal II kiri. Keluhan yangterjadi biasanya menimbulkan: cepat lelah dispnea, angina, sinkop, dan disfunsi serebral. Gangguan Hemodinamik: oleh karena adanya obstruksi, maka aliraqn darah ke paru – paru berkurang, dan lama – kelamaan akan terjadi hipertrofi ventrikel kanan. e. Koarsiko aorta (CA) Koarksio aorta adalah merupakan suatu defek penyempitan setempat dari katup aorta. Bisa preduktal, juxta-duktus atau post –duktus. Hipertensi akan mengakibatkan sistem kolateral bertambah. Arten aksilaris kanan melalui arteri mamaria interna. Skapular dan interkostal. Anomali yang sering di temukan ialah aorta bikuspid dengan segala akibatnya. Pada bayi, tanda yang nampak adalah gejala gagal jantung kanan/kiri karena ventrikel kanan berfungsi sebagai ventrikel sistemik yang memompa darah ke aorta distal melalui PDA. Bising sistolik mungkin ada atau mungkin tidak. EKG pada bayi mungkin menunjukkan RVH, mungkin terjadi binventrikular hipertrofi. Kram otot bisa terjadi akibat peningkatan aktifitas dari jaringan yang tidak teroksi-genasi . anak mengalami pening, sakit kepala , pingsan dan mimisan akibat dari hipertensi. Pada usia dewasa gel T terbalik

pada prekardial kiri atau LAD. Biasanya muncul sebagai hipertensi mulai usia muda, tanpa gagal jantung. Diagnosis dapat ditegakkan apabila ditemukan nadi fernoral yang lemah dan kecil. Tekanan darah sistolik di daeraqh fernoral lebih lemah daripada tekanan darah di lengan. Foto rontgen dada biasanya normal, tetapi dapat di temukan iregularitas dan notching, pada bats inferior atau iga belakang. EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri. Hasil pemeriksaan kateterisasi dan angiograll dapat menyakinkan adanya penyempitan pembuluh darah. 1. Penyakit jantung bawaaan sisnotik Tetralogi fallot Merupakan 4 kumpulan dari efek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan. Pada bayi – bayi (episode sianotik dan hipoksia sering disebut ”Blue Spell” ) spell terjadi bila kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode ini biasanya terjadi bila bayi menangis lama, setelah makan mengedan. Bayi – bayi ini lebih menyukai posisi knee chest dari pada posisi tegak. Anak – anak tampak sianotis di bibir dan kuku – kuku, keterlambatan tumbuh kembang, bentuk jari tubuh, tubuh sering dalam posisi jongkok untuk mengurangi hipoksi. Pingsan atau keterbelakangan mental bisa terjadi akibat hipoksi kronik pada otak. Kejang dapat terjadi setelah melakukan aktifitas. EKG memperlihatkan hipertrofi ventrikel kanan. Tindakan operasi dianjurkan untuk semua klien tetralogi fallot. Kateterisasi dan angiografi dibutuhkan untuk konfirmasi diagnosis, tetapi tertama untuk mengevaluasi struktur anatomik intrakardiak dan hubungannya dengan pembuluh jantung besar.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CONGENITAL HEART DISEASES (CHD) A. Definisi Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung congenital adalah kelainan jantung

yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir. Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu member! gejala segera setelah bayi lahir; tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun (Ngastiah) B. Etiologi Penyebab penyakit jantung congenital berkaitan dengan kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin disebabkan oleh factor-faktor prenatal seperti infeksi ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken fox. Factor-faktor prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan ketergantungan pada insulin serta factor-faktor genetic juga berpengaruh untuk terjadinya penyakit jantung congenital. Selain factor orang tua, insiden kelainan jantung juga meningkat pada individu. Fackor-faktor lingkungan seperti radiasi, gizi ibu yang jelek, kecanduan obat-obatan dan alcohol juga mempengaruhi perkembangan embrio. Cardiac Development Multiple genes Environmental factors Hemodynamic factors Possibility of deformation, disruption,and dysplasia

Cardiac Developmental Mechanism

Normal Developmental Genes

C. Tanda dan Gejala 1. INFANTS: 1. Dyspnea 2. Difficulty breathing 3. Pulse rate over 200 beats/mnt 4. Recurrent respiratory infections 5. Failure to gain weight 6. Heart murmur 7. Cyanosis 8. Cerebrovasculer accident 9. Stridor and choking spells 2. Children 1. Dyspnea 2. Poor physical development 3. Decrease exercise tolerance 4. Recurrent respiratory infections 5. Heart murmur and thrill 6. Cyanosis 7. Squatting 8. Clubbing of fingers and toes

9. Elevated blood pressure D. Klasifikasi 1. Terdapat

berbagai

cara

penggolongan

penyakit

jantung

congenital.

Penggolongan yang sangat sederhana adalah penggolongan yang didasarkan pada adanya sianosis serta 2. vaskuiarisasi paru.

3. Penyakit Jantung bawaan (PJB) non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya defek septum (DSV), defek septum atrium (DSA), dan duktus arteriousus persisten (DAP) 4. PJB non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada penggolongan initermasuk stenosis aorta(SA),stenosis pulmonal (SP) dan koarktasio aorta 5. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada penggolongan ini yang paling banyak adalah tetralogi fallot (TF) 6. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya transposisi arteri besar (TAB) PJB Non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah

Terdapak detek pada septum ventrikel, atrium atau duktus yang tetap terbuka menyebabkan adanya pirau (kebocoran) darah dari kiri ke kanan karena tekanan jantung dibagian kiri lebih tinggi daripada dibagian kanan. 1. Defek septum ventrikel (DSV) DSV terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole.

Manifestasi klinik Pada pemeriksaan selain didapat pertumbuhan terhambat, anak terlihat pucat,banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik. Diameter dada bertambah, sering

terlihat pembonjolan dada kiri. Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, seia intrakostal dan region epigastrium. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik. Penatalaksanaan Pasien dengan DSV besar perlu ditolong dengan obat-obatan utuk mengatas igagal jantung. Biasanya diberikan digoksin dan diuretic, misalnya lasix. Bila obat dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat dengan membaiknya pernafasan dan bertambahnya berat badan, rnaka operasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun.Tindakan bedah sangat menolong karena tanpa tindakan tersebut harapan hidup berkurang. 2. Defek septum atrium Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang pada foramen ovale atau pada

septum atrium. Tekanan pada foramen ovale atau septum atrium,tekanan pada sisi kanan jantung meningkat.

Manifesfasi klinik

Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya murmur jantung. Pada foto rongent ditemukan adanya pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan kateterisasi jantung. Type ASD (a) (b) (a) ASD sekundum, (b) ASD primum,

(c) ASD tipe sinus venosus

(a) (b) Gambar: (a) ASD sekundum, (b) ASD primum, (c) ASD tipe sinus venosus (Dimodifikasi dari: www.meridianhealth.com/healthcontent/images) Penatalaksanaan

Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit atau dipasang suatu

graft pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis baik.

Related Documents


More Documents from "Rhirin Akase"