UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
(UMT) JALAN; PERINTIS KEMERDEKAAN 1/33 CIKOKOKL TANGAERANG 15118
Dosen Pengampu : Ir. H. Sugeng Purwanto.,MM.,MT
5.1
Pengertian Tauhid dan Pembagiannya
Definisi Tauhid:secara bahasa artinya adalah mengesakan atau menjadikan tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya dalam Rububiyah(ketuhanan),uluhiyah(ibada),Asma’ dan sifat-Nya. Urgensi dari tauhid adalah dimana hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT,Rabb(Tuhan) segala sesuatu dan Rajanya. Pembagian Tauhid : tauhid ini dibagi menjadi tiga: 1. Tauhid Rububiyah, 2. Tauhid Uluhiyah.3. Tauhid al-Asma' wa ash-Shifat. Tauhid Rububiyah ,Definisinya: Meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa Allah satu-satunya Pencipta, Penguasa dan Pemelihara alam semesta, Pemberi rizqi, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang Mendatangkan manfaat, dan Yang Melindungi dari marabahaya. Tauhid Uluhiyah.Definisinya: Mengikhlaskan seluruh ibadah dan memurnikannya hanya untuk Allah semata. Maksudnya: seluruh ibadah yang dikerjakan oleh setiap hamba harus dipersembahkan kepada Allah saja, baik yang berupa ucapan, perbuatan atau ibadah batin, dan tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya; baik kepada berhala, wali, nabi atau malaikat sekalipun! Pendek kata: dia tidak menyembah kecuali hanya Allah!. Tauhid al-Asma wa ash-Shifat,Definisinya: Mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah yang telah disebutkan dalam al-Qur'an dan al-Hadits dengan keimanan yang tidak dicampuri tahrif (merubah), ta'thil (pengingkaran), takyif (upaya untuk mereka-reka keadaan/bentuk yang hakiki dari sifat), maupun tamtsil (penyerupaan).
5.2
Makna kaimat “Laa Ilaa Illa Allah”
Laa ilaaha illallah memiliki 2 rukun yaitu an nafyu (peniadaan) dan al itsbat (penetapan). An nafyu ditunjukkan pada kalimat ’Laa ilaaha’, yang artinya meniadakan semua peribadahan kepada selain Allah. Sedangkan Al itsbat ditunjukkan pada kalimat Illallah’, yang artinya menetapkan bahwa hanya Allah saja yang berhak diibadahi, tidak ada sekutu bagiNya. firman Allah,”Yang demikian itu karena Allah adalah sesembahan yang Haq (benar), adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah sesembahan yang Bathil.” (QS. Luqman:30). Oleh sebab itu para ulama menerangkan bahwa untuk mewujudkan laa ilaha illallah di dalam kehidupan kita, harus terpenuhi hal-hal sebagai berikut: Mengucapkannya Mengetahui maknanya Meyakini kandungannya Mengamalkan kandungan dan konsekuensinya; yaitu beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan sesembahan selain-Nya Membela orang yang menegakkan tauhid dan memusuhi orang-orang yang menyimpang dan menentangnya (lihat Syarh Tafsir Kalimat at-Tauhid, hal. 11 dan 16)
Komitmen Syahadat Tauhid ?
Wajib setiap muslim untuk mengikhlaskan semua bentuk ibadah dan menggantungkan hati kepa da Allah semata dan meninggalkan semua bentuk peribadahan kepada selain-Nya, karena dia te lah mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah. Sesungguhnya Allah tidak ridha dipersekutukan dalam ibadah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah saja dan janganlah berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya.” (QS. An Nisaa’ : 36). (Al Irsyad ila Shahih Al I’tiqad, hal 24-25). Komitmen Syahadat Rasulullah ? Diantaranya,kita wajib membenarkan semua yang beliau beritakan, termasuk perkara ghaib beru pa tanda-tanda hari kiamat, kejadian di alam akhirat, kisah ummat terdahulu, dan yang lainya Ka rena Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam tidak pernah berdusta. Allah Ta’ala berfirman ,”Dan tidaklah dia berkata menurut hawa nafsunya. Ucapannya itu hanyalah wahyu yang diwahyukan ke padanya ” (QS. An Najm : 3-4). DaRasulullah SAW bersabda,”Apabila aku melarang sesuatu kepada kalian,maka tinggalkanlah dan apabila aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka kerjakan lah semampu kalian” (HR. Bukhari dan Muslim). Tidak boleh beribadah dengan hawa nafsu dan bid’ah. Ibadah adalah perkara tauqifiyyah (mem butuhkan dalil), yang harus berdasarkan Al Qur’an dan sunnah beliau. Rasulullah SAW sabda, “Siapa yang beribadah dan beramal dengan amalan yang tidak kami peritahkan, maka amalan tersebut tertolak”.(HR. Muslim). (Jami’ Syuruh Tsalatsatul Ushul, hal 274-276)
Ikhtitam “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan laa ilaha illallah karena [ikhlas] mencari wajah Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Konsekwensi Laa ilaaha illallah Orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah harus melaksanakan dengan Konsekwen yaitu ibadah kepada Allah SWT tidak boleh berbuat syirik dan melaksanakan kewajiban islam Firman Allah “Sesungguhnya orang-orang munafik itu berada di dalam kerak paling bawah dari neraka Jahannam, dan kamu tidak akan mendapati penolong bagi mereka.” (QS. An-Nisaa’: 145) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan yang bisa memasukkan ke dalam surga. Maka beliau menjawab, “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Kamu mendirikan sholat wajib, zakat yang telah difardhukan, dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu) Kufur Kepada Thaghut dan Berlepas Diri Dari Kekafiran sebagaimana difirmankan Allah (yang artinya), “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl: 36) Sesungguhnya thaghut itu adalah setan yang mengajak untuk beribadah kepada mereka, apakah setan itu dari kalangan jin maupun manusia. Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima: 1. Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya) 2. Siapa yang disembah sedangkan dia ridha 3. Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya 4. Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib 5. Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT
Tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Ia tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang.
ون ُِ س ِإّلُ ِليَ ْعبد َُ اْل ْن ِ ْ ( َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِجنُ َوQS. Ad Dzariat:56). Dan aku tidak menciptakan mengabdikepadaKu
jin
dan
manusia
melainkan
supaya
mereka
ُاك نَ ْست َ ِعين َُ اك نَ ْعبدُ َو ِإي َُ ( ِإيQS. Al-Fatiah:5). “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” Tauhid mengadung hal-hal yang beramanfaat bagi kehidupan manusia yaitu : 1. Sebagai sumber dan mutivator perbuatan kebajikan dan keutamaan; 2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan; 3. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan; 4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.5
Ciri – ciri positif manusia bertauhid 1. Memiliki kometmen utuh pada tuhannya. 2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah. 3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap terhadap kualitas
kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya. 4. Tujuan hidupnya jelas. Ibadatnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanyalah untuk Allah semata-mata. 5. Meimiliki visi jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama-sama manusia lain; suatu kehidupan yang harmunis antara manusia dengan Tuhannya, dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri Oleh karena itu, Nampak jelas bahwa tauhid memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Bila setiap individu memiliki kometmen tauhid yang kukuh dan utuh, maka akan menjadi suatu kekuatan yang besar untuk mambangaun dunia yang lebih adil, etis dan dinamis. 5.4 Jaminan Allah bagi Orang yang Bertauhid Mutlak Tidak diragukan bahwa tauhid memiliki kedudukan sangat agung dalam islam
)13(ُك لَظ ْلمُ َع ِظيْم َُ لل ِإنُ الش ِْر ُِ ك ُِبا ُْ ل ل ْق َمانُ ِّل ْب ِن ُِه َوه َويَ ِعظهُ يَابنَيُ ّلَت ْش ِر َُ َو ِإ ُْذ قَا
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar“ (QS. Luqman :13)
Bentuk-Bentuk Kezaliman di antaranya: 1. Kezaliman terhadap Allah SWT dengan berbuat syirik 2. Berbuat zalim pada diri sendiri, dengan melakukan dosa-dosa dan kemaksiatan 3. Kezaliman seseorang kepada orang lain, yaitu dengan menganiaya orang lain.
Tauhid dan muaranya Dari ‘Ubadah bin Ash Shomit, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َللاِ َو َرسول ُه ُ ُعبْد َُ سى َُ ّلَ ش َِر ُ ُّلَ إِلَ ُهَ إِّلُ َللاُ َو ْحدَه ُ ن ُْ َش ِه ُدَ أ ُْ َم َ ن َ َوأَنُ م َحمدًا، ُيك لَه َ َوأَنُ ِعي، ُعبْدهُ َو َرسوله ُِ علَى َما َكانَُ ِمنَُ ْال َع َم ل َُ َ أَ ْد َخلَهُ َللاُ ْال َجن ُة، ُ َو ْال َجنةُ َحقُ َوالنارُ َحق، ُ َوروحُ ِم ْنه، أَ ْلقَاهَا ِإلَى َم ْريَ َُم، َُو َك ِل َمته
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya; begi tu juga bersaksi bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya (yaitu Allah menciptakan Isa dengan kali mat ‘kun’, -pen) yang disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya; juga bersaksi bahwa surga dan nerakabenar adanya; maka Allah akan memasukkan-Nya dalam surga apa pun amalnya.” (HR. Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28)
Maksud hadits ‘ala maa kaana minal ‘amal terdapat dua makna: 1- Allah akan memasukkannya ke dalam surga walaupun ia ahli maksiat dan penuh dosa karena orang yang bertauhid (tidak berbuat syirik) pasti masuk surga. 2- Allah akan memasukkannya dalam surga dan kedudukannya dalam surga tergantung amalnya.