MAKALAH I'JAZUL QUR'AN Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ULUMUL QUR’AN Dosen pengampu: Ani Nurul Imtihanah,M.S.I
Disusun Oleh : Kelompok 8 Andre Hendrawan
(1804100010)
Aryo Dwicky Prasetyo
(1804103005)
Assyfah Rizki Hasanah
(1804101013)
Delfi Olivia Novitasari
(1804101022)
KELAS D SEMESTER 2 JURUSAN S1 PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H / 2019 M
KATA PENGANTAR ســــــــــــــــــمم ام الرريحمممن الررمحييمم بم ي Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “I'JAZUL QUR'AN”. Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “ULUMUL QUR’AN”. Disamping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikin makalah ini di masa yang akan datang.Penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Metro, Maret 2019
penyusun
2
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 1.1
Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3
Tujuan Pembahasan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3 I`jaz al-Quran.................................................................................................... 3 Pengertian I`jaz Al-Quran............................................................................ 3 Macam-macam Mu`jizat.............................................................................. 4 Kemu`jizatan al-Quran dari Aspek Bahasa.................................................. 6 Kemu`jizatan al-Quran dari Aspek Syariat.................................................. 7 Kemu`jizatan al-Quran dari Aspek ilmu...................................................... 10 Pendapat Ulama Tentang I`jaz Al-Quran..................................................... 13 Paham Sharfah............................................................................................. 14 Aspek-aspek I`jaz al-Quran......................................................................... 14 Bukti-Bukti kemu`jizatan al-Quran............................................................. 15 Tantangan Kemu`jizatan al-Quran terhadap zaman..................................... 16 BAB III PENUTUP......................................................................................... 18 3.1
Kesimpulan.............................................................................................. 18
3.2
Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitab suci Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat. Selain itu Al-Qur’an adalah mukjizat abadi yang membuktikan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, dimana hukumnya berlaku sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia pun yang mampu membuat satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur’an. Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa kajian tentang ilmu Al-Qur’an salah satu diantaranya yaitu I’jazul Qur’an. I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an. Keistimewaan Al-Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri dari juz, surat, ayat, kalimat, bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di Al-Qur’an itu merupakan anugerah dari Allah SWT. Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu yang hanya diberikan Allah Nabi Muhammad SAW sebagai kekasih-Nya. Kemukjizatan yang tidak di berikan Allah kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi Muhammad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al-Qur’an sekaligus sebagai mukjizat rahmatan lil’alamin. Dalam makalah ini penulis membahas tentang I’jazul al-Qur’an dengan membatasi pembahasan tentang pengertian I’jazul al-Qur’an, segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an, dan bukti-bukti kemu`jizatan al-Quran.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian I`jaz Al-Quran? 2. Bagaimana Kemu`jizatan al-Quran dari Aspek Bahasa, syariat dan ilmu?
3. 4. 5. 6. 7.
Bagaimana Pendapat Ulama Tentang I`jaz Al-Quran? Apa itu Paham Sharfah? Bagaimana Aspek-aspek I`jaz al-Quran? Apa saja Bukti-Bukti kemu`jizatan al-Quran? Apa saja Tantangan Kemu`jizatan al-Quran terhadap zaman?
1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu I`jaz Al-Quran. 2. Untuk mengetahui Kemu`jizatan al-Quran dari Aspek Bahasa, syariat dan 3. 4. 5. 6. 7.
ilmu Untuk mengetahui Pendapat Ulama Tentang I`jaz Al-Quran. Untuk mengetahui apa itu Paham Sharfah. Untuk mengetahui Aspek-aspek I`jaz al-Quran. Untuk mengetahui Bukti-Bukti kemu`jizatan al-Quran. Untuk mengetahui Tantangan Kemu`jizatan al-Quran terhadap zaman.
2
BAB II PEMBAHASAN
I’JAZ AL-QUR’AN Al-quran adalah kitab petunjuk dan hidayah bagi manusia dan seluruh makhluk yang bertaqwa di atas bumi ini, agar mereka dapat hidup teratur dan tertib serta benar hidup dalam seluruh alam yang luas beserta isinya dari bumi, laut dan segala isinya akan menjadi kecil dihadapa manusia yang lemah, karna ia telah diberi keistimewaankeistimewaan seperti kemampuan berfikir untuk mengelola seluruh yang ada di hadapannya.1
Pengertian i’jaz Al-Quran
ااععججاَ زmerupakan derivasi (bentuk masdar) dari Secara bahasa I`jaz ز اععجججزA`jaza
bermakna
الفجعو ت ت
mendahului. Ketika dikatakan:
الجسعب ت ق
as-sabq;
اجععجججزانيِ فتلجزن ا عa`jazani ِي فجنناَ تجنانني
fulan ay
al-faut; meninggalkan atau
fatani bermakna seseorang meninggalkan atau mendahului saya. Sedangkan
المعجزةal-mu`jizah berarti; Sedangkan
salah satu dari mukjizat para nabi a.s.
`جعجججزajaza, memiliki arti yang sama dengan ف ضتع ج جda`ufa
atau bermakna lemah. Dalam Taj al-Arus juga dijelaskan bahwa semakna dengan
جسبجقجةتmendahuluinya atau فجتجهتmeninggalkannya. Dijelaskan juga pengertian mu‟jizat yang memiliki makna sebagai sesuatu yang melemahkan atau mengalahkan lawan ketika terjadi tantangan. Az-Zarqani mendefenisikan I`jaz sebagai sesuatu yang melemahkan atau menundukkan manusia yang beragam untuk menghasilkan sesuatu yang semisal dengannya, atau disebut juga sesuatu yang berada di luar dari kebiasaan, di luar 1 Mawardi Abdullah, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. I, hlm. 121
3
dari
sebab-sebab
yang
dapat
diketahui
secara
detail,
dimana
Allah
menciptakannya ketika seseorang menentang bukti kenabian ketika dakwah disampaikan kepadanya. Manna` Khalil al-Qattan mengatakan bahwa I`jaz adalah memperlihatkan kebenaran
Nabi
di
dalam
menyampaikan
dakwah
risalah-Nya
dengan
memperlihatkan ketidakmampuan orang Arab dalam menentang mu`jizat Rasulullah yang abadi Al-quran dan melemahkan generasi sesudahnya.2 Kata i`jaz merupakan bagian yang tak terlepaskan dari seorang Rasul yang diutus Allah kepada umatnya untuk menyampaikan risalah. I`jaz merupakan kemampuan
untuk
menundukkan
manusia
sehingga
secara
serta-merta
menjadikan seorang manusia mempercayai akan kebenaran dari ajaran atau risalah yang dibawa oleh seorang Rasul. Kemampuan I`jaz ini kemudian menjadi bagian dari seorang Rasul yang dapat disebut juga dengan mu`jizat.3 Jadi I’jaz Al-Quran ialah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang di miliki al-quran yang menetapkan kelemahan manusia, baik secara berpisah-pisah maupun secara berkelompok, untuk mendatangkan sesuatu yang serupa atau menyamainya. Hal ini menunjukan kebenaran atas rasulullah di dalam mengemban misi berdakwahnya. Karena diturunkan terakhir, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada tandingannya lagi, bahkan jika seluruh makhluk bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama dengan al Quran.4
Macam-macam Mu`jizat Secara garis besar mu'jizat yang diberikan kepada Nabi muhammad dan
kepada nabi-nabi pendahulunya dapat digolongkan kedalam dua jenis yakni : mu'jizat hissi dan mu'jizat maknawi('aqliyah). Adapun mu'jizat hissi yaitu mu'jizat yang dalat dilihat secara kasat mata,di dengar oleh telinga, dirasa dan ditangkap 2 Sholahuddin ashani. “ KONTRUKSI PEMAHAMAN TERHADAP I’JAZ ALQURAN”. Analytica Islamica. Vol. 4, No. 2, 2015, hlm. 219-220 3 Sholahuddin ashani. “ KONTRUKSI PEMAHAMAN TERHADAP I’JAZ ALQURAN”. Analytica Islamica. Vol. 4, No. 2, 2015, hlm. 219 4 Mawardi Abdullah, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. I, hlm. 123-124
4
oleh panca indra. Mu'jizat semacam ini dalam mu'jizat yang berlaku secara temporal sesuai dengan kebutuhan. Mu'jizat Nabi-nabi terdahulu semuanya masuk pada tipe yang pertama ini. Seperti tidak terbakarnya ibrahim a.s berubahnya tongkat Musa a.s,menjadi ular, isa a.s yang menghidukan orang mati, juga terjadi pada diri Nabi Muhammad SAW, ada kisah memancarnya air dari jari-jadi tangan beliau, membelah bulan sebagaimana dia diabadikan pada awal surah Al-Qamar. Mu'jizat semacam ini sengaja ditunjukan kepada manusia yang tak mampu menggunakan akal pikiran dan kecerdasannya untuk menangkap keangungan Allah. Sedangkan Maknawi adalah mu'jizat yang tidak dapat dicapai dengan kekuatan panca indra semata, tapi dicapai dengan mempunyai akal sehat dan kecerdasan akal pikiran. Hanya orang-orang yang mempunyai akal sehat dan kecerdasan yang tinggi, mempunyai hati nurani serta berbudi luhur sajalah yang mampu menangkap dan memahami kebesaran mu'jizat model ini.5 Kedua jenis mu'jizat ini di berikan kepada Nabi Muhammad dan Al-Quran mengandung keduanya. Bahkan yang maknawi ('aqli) jauh lebih besar porsinya dibandingkan dengan yang hissi. Sebab Al-Quran memang di persiapkan untuk menghadapi dan mengantisipasi serta mengendalikan segala zaman, sebagai konsekuensi dari proses kenabian dan kerasulan yang terhenti dan Muhammad sebagai Khatam an-nabiyyin. Dengan daya nalar akal manusia, misteri-misteri yang berhasil disingkap oleh ilmu pengetahuan modern hanyalah merupakan sebagian kecil dari fenomena jagat raya. Hakikat-hakikat yang tertinggi yang terkandung dalam misteri alam merupakan bukti eksistensi Sang pencipta dan perencanaannya. Atas dasar inilah Albert Einstein sebagaimana dinukil oleh Quraish Shahih, bahwa dia berujar:" Apa yang terjadi, semuanya diwujudkan oleh suatu kekuatan Yang Maha Dahsyat lagi Maha Mengetahui, " itulah yang di kemukakan dan diisyaratkan oleh al-quran secara global.6
5 Mawardi Abdullah, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. I, hlm. 126-127 6 Mawardi Abdullah, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. I, hlm. 127-128
5
Kemu’jizatan al-Qur’an dari Aspek Bahasa. Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru oleh
para sastrawan Arab sekalipun, karena adanya susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat al-Qur’an memakai bahasa dan lafadz mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair. Dan al-Qur’an adalah wahyu dari Allah yang merupakan penuntun bagi umat manusia, dan bukan merupakan karya sastra, namun begitu al-Qur’an diungkapkan baik dalam tuturan lisan ataupun tertulis. Namun, syair atau prosa yang mereka buat tidak mampu mengungguli ayat-ayat yang dikandung al-Qur’an. I’jaz al-Qur’an di segi bahasa ini, adalah bahwa al-Qur’an turun dengan bahasa yang indah lagi menawan yang mengandung ciri khas tinggi yang tidak terdapat pada kalangan apapun dan sastra manapun di kalangan kafilah Arab. Doktrin kemu’jizatan al-Qur’an, tidak hanya pada isi, melainkan juga pada bentuk kesusastraan, secara umum terdapat pada hampir semua mazhab-mazhab Islam, dan telah mendapatkan suatu kedudukan dan pengakuan penting dalam berbagai bentuk penuturan dengan perhatian khusus terhadap hal itu. Sebagai mukjizat yang universal dan eternal, beberapa segi kemukjizatan yang dimiliki al-Qur’an adalah: 1. Susunan yang indah, berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa orang Arab. 2. Adanya uslub yang aneh yang berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab. 3. Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti itu. 4. Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna yang melebihi setiap undanundang buatan manusia. 5. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak biasa diketahui kecuali dengan wahyu. 6. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenaranya. 7. Menepati janji dan ancaman yang dikabarkan al-Qur’an. 8. Adanya ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya. 9. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
6
10.Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh.7
Kemu’jizatan al-Qur’an dari Aspek Syari’ah. Hal ini tergambar dari cara al-Qur’an dalam menetapkan hukum, di
antaranya: 1. Secara Mujmal Kebanyakan urusan ibadah, diterapkan secara mujmal. Cara yang dipergunakan al-Qur’an dalam menghadapi soal ibadah ini ialah dengan menerangkan pokok-pokok hukum saja. Demikian pula halnya tentang mu’amalat badaniyah, al-Qur’an hanya mengemukakan pokok-pokok dan kaidah-kaidah saja. Perincian dan penjelasan hukum-hukum itu diserahkan pada sunnah dan ijtihad para mujtahid. 2. Agak Jelas dan Terperinci. Hukum-hukum yang diterangkan jelas dan agak terperinci ialah hukum jihad, undang-undang perang, hubungan umat Islam dengan umat lain, hukumhukum tawanan dan rampasan perang. Ayat yang menjelaskan dasar hukum berjihad seperti di bawah ini.
Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Taubah [9]: 41) 3. Jelas dan Terperinci. Hukum-hukum yang jelas dan terperinci adalah masalah: a. Hutang Piutang. Al-Qur’an menganjurkan untuk bersaksi ketika mengadakan jual beli dan hutang piutang. Firman Allah: 7 Masbukin, “KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2, 2012, hlm. 172-173
7
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 282). b. Makan Makanan yang Halal dan Haram. Dalam urusan pergaulan sesama insan, al-Qur’an mengharamkan memakan harta orang lain dengan cara yang tidak sah sesuai dengan firman Allah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.” (Q.S. an-Nisâ’ [4]: 29)
c. Sumpah. Al-Qur’an secara jelas menerangkan hal-hal mensyari’atkan sumpah sesuai dengan firman Allah:
8
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan dunia, karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan bagimu azab yang besar.” (Q.S. an-Nahl [16]: 94). Hukum yang disyari’atkan untuk memelihara kehormatan wanita, terdapat dalam Q.S. Al-Ahzâb: 59
Artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istri mu, anak anak perempuan dan istri-istri orang mukmin:’’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’’Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal,karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun dan penyayang.” (Q.S. alAhzab [33]:59). d. Perkawinan Keterangan tentang masalah perkawinan terdapat dalam firman Allah:
Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu
9
amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruknya jalan yang ditempuh.’’(Q.S.anNisa’[4]:22).8
Kemu’jizatan al-Qur’an dan Aspek Ilmu
1. Kesatuan Alam. Teori ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa bumi adalah salah satu dari sekumpulan planet yang telah memisah darinya dan membeku sehingga cocok untuk dihuni oleh manusia.Teori ini didukung oleh adanya gunung berapi yang memuntahkan lahar panas.Teori ini tepat sekali dengan firman Allah:
Artinya: ’’Tidaklah orang-orang kafir tahu,bahwa beberapa langit dan bumi adalah keduanya bersatu,lalu kami belah keduanya? Kami jadikan tiap-tiap sesuatu yang hidup dari air.Tidakkah mereka percaya?’’ (Q.S.al-Anbiya’[21]:30).9 2. Terjadinya Perkawinan dalam Tiap-tiap Benda. Orang berkeyakinan bahwa perkawinan itu berlaku pada dua jenis, yaitu manusia dan hewan. Kemudian datang ilmu pengetahuan modern dan menetapkan bahwa perkawinan itu terjadi pula pada tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda (mati). Bahkan pada tiap-tiap benda yang ada di alam ini, juga terjadi perkawinan. Sampai pada listrik sekalipun ada pasangan min dan plus. Demikian pula atom, terdapat proton dan netron, yang masing-masing diistilahkan sebagai laki-laki dan wanita. Penemuan sebenarnya telah didahului al-Qur’an dalam banyak ayat seperti dalam surat al-Syu’ara [26]: 70, Yasin [36]: 36, dan az-Zariyat[51]: 49, contoh ayat di bawah ini:
8 Masbukin, “KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2, 2012, hlm. 174-175 9 Masbukin, “KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2, 2012, hlm. 176
10
Artinya: “Tiap-tiap sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan (jantan dan betina), mudah-mudahan kamu menerima peringatan”. (Q.S. az-Zariyat [51]: 49).10 3. Perbedaan Sidik Jari Manusia. Pada abad yang silam, tepatnya di Inggris tahun 1884 M telah digunakan cara untuk mengenali seseorang lewat sidik jarinya. Kemudian cara ini diikuti pula oleh setiap negara. Karena disebabkan bahwa kulit jari-jari memiliki garisgaris berbeda-beda bentuknya, dan garis-garis itu tidak akan berubah. Berbeda dengan garisgaris tubuh yang lainnya. Tidak ada yang hampir sama atau serupa. Sungguh itu pun suatu mu’jizat Tuhan, mengapa Allah memilih jari-jari manusia buat dalil kebangkitan nya? Allah berfirman:
Artinya: “Adakah manusia mampu mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan tulang-tulangnya? Ya, kami kuasa mengembalikan semua jarijarinya (mesti kecil-kecil).” (Q.S. al-Qiyamah[75]: 3-4).11 4. Berkurangnya Oksigen. Sejak manusia mampu menyeruak ruang angkasa dengan pesawat, maka pengamatan dan penelitian para ilmuan telah sampai pada kesimpulan bahwa di angkasa oksigen berkurang. Manakala seorang penerbang meluncur tinggi ke angkasa, dadanya terasa sesak dan sulit bernapas. Oleh karenanya para penerbang 10Masbukin, “KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2, 2012, hlm. 176 11Masbukin, “KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2, 2012, hlm. 176-177
11
harus memakai “oksigen buatan” saat mereka terbang dalam ketinggian 30.000 kaki lebih. Penemuan ini sebenarnya telah disinggung oleh al-Qur’an jauh sebelum manusia melakukan penerbangan, yaitu:
Artinya: “Barang siapa yang Allah kehendaki, Allah akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang di kehendaki Allah kesesatan nya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang naik ke langit.” (Q.S.al-An’am [6] 125). 5. Khasiat Madu dan Daftar Istilah. Dari hasil penelitian laboratorium USA, bahwa dalam 100 Gr madu terkandung: zat glucose 34%, fructose 1,9%, sucrose 40%. Zat gula glucose dan fructose ini langsung diserap oleh usus tanpa proses lagi. Mineral kalsium sebagai pembentuk tulang dan gigi, lain sebagainya. Teori modern tentang madu sesuai dengan ayat dibawah ini:
Artinya: “Dari perut lebah itu keluar minuman, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat (kebenaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.’’ (Q.S. al-Nahl [16]: 69).12
12Masbukin, “KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2, 2012, hlm. 177
12
Pendapat Ulama tentang I'jazul Al-quran Para ulama sepakat bahwa kemukjizatan al-quaran itu karena dzatnya,
serta tidak seorang pun yang sanggup mendatangkan sesuatu yang sebanding dengannya, tetapi sebagian mereka berbeda-beda dalam hal meninjau segi kemu'jizatan al-quran. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan alquran adalah sesuatu yang terkandung dalam al-quran itu sendiri, yaitu segi nadzam nya yanh asing yang berbeda dengan susunan orang arab pada umumnya. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan itu terkandung dalam lafadz-lafadznya yang jelas, redaksinya yang mengandung sastra tingkat tinggi, susunannya yang infah, dan nilai sastra al-quran tidak ada bandingnya. Sementara ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena alquran terhindar dari adanya pertentangan, serta mengandung makna-makna yang mendalam, memuat hal-hal yang gaib diluar kemapuan manusia dan diluar kekuasaan mereka itu mengetahuinya, sebagimana al-quran bersihdan terhindar dari pertentangan penselisihan pendapat. Adalagi ulama yang berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-quran adalah karena adanya keistimewaan-keistimewaan gang nampak dan keindahan-keindahan yang menarik yang terkandung dalam alquran, baik permulaan, tujuan, maupun dalam menutup setiap surat.
Jumruh
kaum muslimin berpendapat bahwa al-quran sendri merupakan mukjizat (mukjizat bi dzatihi). Maksudnya al-quran dengan seluruh yang ada didalamnya, termasuk struktur kalimat,balaghah,bayan(penjelasan),perundang-undangan(tasyri'),beritaberita gahaib dan persoalan-persoalan lain yang merupakan mukjizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupa dengannya.13
Paham Sharfah Secara etimologi, kata shirfah atau shorfah berasal dari
صرف
yang
berarti memalingkan. Secara terminologi menurut al-Zarqaniy, shirfah adalah 13Mawardi Abdullah, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. I, hlm. 128-129
13
memalingkan orang Arab dari kemampuan mereka menantang kemu’jizatan alQur’an dimana ketinggian balaghah al-Qur’an tidak tertandingi. Menurut alNizham, shirfah adalah Allah memalingkan orang Arab dari keinginan menandingi al-Qur’an, yang sebenarnya mereka itu mampu. Dari kedua definisi diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa paham shirfah menafikan kemu’jizatan al-Qur’an dari segi bahasa, karena ketidakmampuan manusia untuk menandingi al-Qur’an disebabkan oleh unsur dari luar, yaitu bahwa Allah telah memalingkan kekuatan dan melemahkan daya mereka untuk melakukan keinginan mereka. Paham shirfah ini muncul dalam pemikiran ahli kalam seperti Abu Ishaq al-Isfaraini dari aliran Ahl Sunnah, Nizham dari aliran Mu’tazilah dan alMurtadha dari kalangan Syi’ah. Para ulama juga menafsirkan dan menentang keras paham shirfah. Muhammad Ali al-Shabuniy, pengarang kitab Tafsir Ayat al-Ahkam dan kitab ‘Ulum al-Qur’an menjelaskan bahwa para ahli bahasa Arab serta ahli fashahah dan bayan sepakat mengatakan bahwa al-Qur’an ini mengagumkan (ajaib) dengan sendirinya. Maksudnya adalah bahwa mu’jizat al-Qur’an terletak pada kefasehan kata-katanya, kehebatan keterangannya, uslub-nya (redaksi) yang tidak ada tolak bandingnya, bentuknya yang bukan prosa dan bukan pula syair, susunan katakatanya yang menarik tampak pada irama, lirik, kemerduan suaranya, dan keindahan bahasanya serta ketinggian seninya.14
Aspek-aspek I`jaz al-Quran Pendapat dan pandangan pakar ulum Al-Quran tentang aspek kemu`jizatan
al-quran beragam. Segolongan ulama berpendapat, al-Quran itu mu`jizat dengan balaghahnya yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandingannya. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu`jizatan al-Quran itu ialah kandungan badi` yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah dikenal dalam perkataan orang arab. 14
Masbukin, “KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN”. Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2, 2012, hlm. 177-178
14
Akan tetapi Quraish shihab berpendapat bahwa pada garis besar nya mu`jizat al-Quran itu tampak dalam 3 hal pokok. Pertama, susunan redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra bahasa arab. Kedua, kandungan ilmu pengetahuan dari brbagai ilmu disipkin yang diisyaratkannya. Ketiga, ramalanramalan yang diungkapkan, yang sebagian telah terbukti kebenarannya. Dengan demikiian dapat dikatakan bahwa secara umum al-Quran itu mu`jizat dengan segala makna yang dibawa dan dikandung oleh lafadz-lafadznya dan juga uslubnya. Satu huruf darinya merupakan bagian dari mu`jizat yang diperlukan oleh lainnya dalam ikatan kata, suatu kata yang berada di tempatnya juga merupakan bagian mu`jizat dalam ikatan kalimat, dan satu kalimat yang ada di tempat nya juga merupakan bagian mu`jizat dalam jalinan surat.15
Bukti-Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an Penjelasan tentang bukti-bukti kemukjizatan Al-Qur’an sebenarnya
tidaklah sedikit. Oleh sebab itu dalam pembahasan bukti-bukti kemukjizatannya akan dijelaskan sesuai dengan pembahasan pada penelitian dan juga akan disinggung hanya sebagai pembuktian yang mampu mewakili pembuktian tersebut. Secara kesuluruhan dalam bagian-bagian Al-Qur’an dapat dianggap sebagai retorika yang memiliki kekuatan, bahkan bagi orang yang tidak percaya, baik tidak mempercayai Al-Qur’an maupun kepada Muhammad sebagai utusan. Pendapat ini yang sering diutarakan oleh orang-orang Eropa yang membacanya dengan bekal sebagian spiritual dan kedalaman bahasa yang dimiliki. Namun sebaliknya, pada pandangan umat Islam kemukjizatan Al-Qur’an yang telah terbukti merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa terbantahkan. Sesuai dengan pernyataan aspek kemukjizatan oleh Al-Qatt} a} n di atas, adalah pengakuan dan sekaligus pembuktian kemukjizatannya yang dikatakan oleh Margouliuth yang menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan bagian ilmu kitab yang telah mencapai kesuksesan dan mengubah peradaban Arab jahiliyah menjadi pemuka agama yang berdasarkan politik. Meskipun dalam pendapatnya
15 Mawardi Abdullah, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. I, hlm. 132-133
15
mencakup politik tapi sebuah salah satu pengakuan dan pembuktiakan kemukjizatan Al-Qur’an sekaligus. Pengungkapan mukjizat lain dilakukan oleh Maurice Bucaille (1920-1998) yang berujung pada pengakuannya terhadap Al-Qur’an dan masuk Islam. Dia merupakan seorang ahli bedah yang fokus pada egyptology. Pada kehidupan ilmiahnya dia mendedikasikan diri dengan melakukan dua hal, yaitu; pertama, dia mempelajari bahasa Arab ketika berumur 50 tahunan yang bertujuan untuk membaca Al-Qur’an setelah direkomendasikan oleh beberapa pasien muslim untuk mengenalkan dirinya kepada teks versi bahasa Arab asli. Kedua, dia merupakan di antara ilmuwan yang mendedikasikan diri untuk pengujian medis pada mumi sebelum abad 13 yang berada di museum Mesir di Kairo yang terindentifikasi sebagai salah satu Fir’aun yang mengejar orang Ibrani, sebagaimana disebutkan dalam Al-Kitab dan Al-Qur’an.52 Selanjutnya, dia mengidentifikasi bahwa Al-Qur’an secara tepat mendeskripsikan fenomena alami, kenyataan-kenyataan secara spesifik seperti melestarikan mayat Fir’aun. Dia mengakui bahwa apa yang dikatakan oleh Al-Qur’an merupakan kenyataan ilmiah.53 Dia menemukan hal-hal yang mengandung unsur garam pada bagian mayat Fir’aun yang membuktikan bahwa matinya tenggelam di lautan, sebagaimana dalam surat Yunus ayat 90-92. Kemudian, profesor Emeritus Keith Moore, illmuwan terkemuka di bidang anatomi dan embriologi, penulis buku The Developing Human, profesor Emeritus dalam anatomi dan sell biologi di Universitas Toronto Kanada, menjabat ketua departemen anatomi selama delapan tahun dan pada tahun 1984 menerima anugerah khusus di bidang anatomi di Kanada (JCB) Grant Award dari perhimpunan Ahli Anatomi. Sebagai orang yang sangat ahli di bidangnya tersebut, dia tercengang dan terherankan ketika diminta untuk menganalisa tentang ayatayat Al-Qur’an dan hadith Nabi yang sesuai dengan kenyataan saat ini ini. Padahal ayat dan hadith tersebut diutarakan 14 abad yang lalu dan para ilmuan baru bisa menemukan dan mengetahui kepastian tentang embriologi 30 tahun yang lalu. Penjelasan tahap-tahap penciptaan manusia tersebut terdapat dalam surat Al-Mu’min (23): 12-14.16 16Abdul Majid, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang IPTEK, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), hlm. 149-150.
16
Tantangan Kemukjizatan Al-Qur’an Terhadap Zaman Telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa ketentuan dinamankan
sebuah mukjizat jika terjadi tantangan di dalamnya, baik mukjizat yang dimiliki setiap Nabi maupun mukjizat Al-Qur’an. Tantangan yang dimaksud terbagi menjadi dua, yaitu tantangan secara umum maupun tantangan secara khusus. Adapun tantangan umum ditujukan kepada seluruh umat manusia, baik orang arab maupun selainnya, begitu juga meliputi strata manusia baik yang awam tidak mengetahui apapun maupun para pemikir atau cendekia-cendekia. Ketentuan tantangan ini berada pada surat Al-Isra ayat 88:
“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin bekerjasama untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantuk bagi sebagian yanglain (Q.S. Al-Isra: 88). Kemudian, tantangan secara khusus, yaitu ditujukan kepada orang-orang Arab dan khususnya kepada kafir Quraisy. Jika ditelusuri retorika dan dialektika Al-Qur’an, maka tantangan khusus tersebut dapat terbagi menjadi berikut ini: a. Tantangan secara universal atau keseluruhan. Tantangan ini berupa tantangan untuk mendatangkan seperti Al-Qur’an dari segi penjelasannya baik yang berupa hukum maupun bahasa, seperti gaya bahasa, ungkapannya dan kefasihannya. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Tur ayat 34 yang artinya:
“ maka hendaklah mereka mendatangkan (membuat) sebuah hadis yang seperti Al-Qur’an itu jika mereka orang-orang yang benar”.
.
17
b. Tantangan dengan sebagian dari surat Al-Qur’an sebagaimana telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dalam surat Hud ayat 1314, surat Yunus ayat 38 dan surat Al-Baqarah ayat 23. Tantangan tersebut terlepas dari unsur pribadi yang ada pada diri Muhammad sebagai pengemban risalah. Meskipun dalam mukjizat tersebut terdapat dua hal, yaitu berkaitan dengan ajaran agama dan yang tidak berkaitan dengan ajaran agama tapi tidak terintervensi oleh dirinya.17
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan I’jaz Al-Quran ialah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang di miliki al-quran yang menetapkan kelemahan manusia, baik secara berpisah-pisah 17 Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 61-62
18
maupun secara berkelompok, untuk mendatangkan sesuatu yang serupa atau menyamainya. Hal ini menunjukan kebenaran atas rasulullah di dalam mengemban misi berdakwahnya. Karena diturunkan terakhir, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada tandingannya lagi, bahkan jika seluruh makhluk bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama dengan al Quran. Para ulama sepakat bahwa kemukjizatan al-quaran itu karena dzatnya, serta tidak seorang pun yang sanggup mendatangkan sesuatu yang sebanding dengannya, tetapi sebagian mereka berbeda-beda dalam hal meninjau segi kemu'jizatan al-quran. Kemu`jizatan al-Quran dapat dilihat dari aspek bahasa, aspek syariat, aspek ilmu. Quraish shihab berpendapat bahwa pada garis besar nya mu`jizat al-Quran itu tampak dalam 3 hal pokok. Pertama, susunan redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra bahasa arab. Kedua, kandungan ilmu pengetahuan dari brbagai ilmu disipkin yang diisyaratkannya. Ketiga, ramalan-ramalan yang diungkapkan, yang sebagian telah terbukti kebenarannya.
3.2 Saran Demikian makalah yang dapat kami buat, kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sebagai penulis memohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisan maupun percetakan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi untuk menyempurnakan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan kita bisa mengambil hikmah yang terkandung di dalamya. Aamiin ya Rabb.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ashani, Sholahuddin.(2015). KONTRUKSI PEMAHAMAN TERHADAP I’JAZ ALQURAN. Analytica Islamica, 4( 2), 218-230 Majid, Abdul. 1997. Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang IPTEK. Jakarta: Gema Insani Press Masbukin. (2012). KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN. Jurnal Pemikiran Islam, 37(2), 171-180 Mawardi Abdullah. 2011. Ulumul Qur`an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shihab Quraish. 2004. Mukjizat Al-Qur’an. Bandung: Mizan. .
20