Nama
: Hafiidz Fatich Rosihan
NIPP
: 20174011152 / 20130310194
Tutorial Klinis – Osteoarthritis
Bagian
:Ilmu Radiologi
Jumat, 18 Januari 2019
Pembimbing
: dr. Rofi Siswanto, M.Sc.,Sp.Rad
Problem Identitas Pasien Nama : Tn. G Jenis kelamin :Laki-laki Usia : 46 tahun Alamat : Kasihan, Bantul No RM : 63-95-15 Anamnesis Pasien datang ke IGD RSPS 13/1/2019 pkl 23.00 WIB dengan keluhan nyeri dan bengkak pada kedua testis sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus seperti ditusuk tusuk. Mual (+) Muntah (-) demam (+) Sakit kepala (+) . Pasien mengatakan saat berkemih mengalami nyeri dan panas. Px Fisik: Keadaan umum pasien tampak sakit, kesadaran compos mentis, pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38oC, tekanan darah 130/80 mmHg, RR 22x/menit, HR 86x/menit.
Hipothesis Orchitis Bilateral disertai Hydrocele
Mekanisme Tujuan Belajar Definisi 1. Mampu Orchitis adalah suatu peradangan pada satu menegakkan diagnosis atau kedua testis, disertai oleh pembengkakan, Orchitis
Pemecahan Masalah Untuk menegakkan diagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis (gejala klinis dan pemeriksaan fisik), pemeriksaan bakteriologik, radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya (Mark, B., 2010).
nyeri, demam dan rasa berat pada area sekitar.
2. Mampu melakukan Orkitis (inflamasi pada testis) dapat disebabkan penilaian secara oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua radiologi gambaran testis terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan Orchitis sering diakibatkannya, steril tidak terjadi bila
Anamnesis:
bersifat unilateral (Mark, B., 2010).
Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan. Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat. Kelelahan / mialgia Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan Demam dan menggigil Mual Sakit Kepala
Px Fisik Inspeksi: Pembesaran testis dan skrotum dan terdapat tanda radang Pembengkakan KGB inguinal Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis
Anatomi Mata : CA -/-, SI -/Paru : Vesikuler +/+ Jantung : S1S2 reguler Abdomen : Normal Ekstremitas atas : akral hangat +/+, edema -/Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/Testis: Inspeksi: Tampak kedua testis membesar. Terlihat adanya tanda radang pada skrotum, tidak terlihat adanya massa abnormal. Palpasi: Testis teraba hangat, konsistensi lunak, nyeri tekan pada kedua testis, tidak ada massa abnormal pada penis dan scrotum. Tidak teraba funikulus spermatikum. Phren's Sign (-) Darah Lengkap 13/11/18 HB : 12,8 AL : 26,83 AE : 4,89 AT : 260 Hmt : 38,0 Eo : 0 Bas :0 Bat :1 Seg : 87 Lim : 6 Mon : 6 Gol darah: AB PPT: 14,3 APTT: 29,7
Palpasi: Testis teraba hangat, konsistensi lunak, nyeri tekan pada kedua testis. Pemeriksaan Radiologi USG sebenarnya hanya berperan sedikit dalam membantu diagnosa orkitis. Pada orkitis bisa didapatkan kelainan berupa 1 atau ke-2 testis membesar dan terkadang disertai nonhomogenisitas. Biasanya epididimidis juga ikut membengkak. Pada testis yang orkhitis didapatkan gambaran hypoechoic ringan jika dibandingkan dengan testis sehat.
A slightly oblique view of a testicle with an enlarged hypoechoic epididymis. (Courtesy of Michael Blaivas, M.D.)
Testis merupakan sepasang struktur organ yang berbentuk oval dengan ukuran 4x2,5x2,5 cm
Orchitis. Marked increase in blood flow is seen along
dan berat kurang lebih 20 gr. Terletak di dalam
Control PPT: 13,9 Control APTT: 28,4 Albumin: 3,20 Ureum : 10 Creatinin : 0,55 GDS : 128 Natrium : 137,5 Kalium : 3,53 Klorida : 104,9 Hbsag: negatif
with a reactive hydrocele. (Courtesy of Michael Blaivas, M.D.)
scrotum dengan axis panjang pada sumbu vertical dan biasanya testis kiri lebih rendah diabnding kanan, Letak anatomis testis adalah caudolateral dan craniomedial. Testis diliputi oleh tunica albuginea pada 2/3 anterior kecuali pada sisi dorsal dimana terdapat epidiymis dan pedikel vaskuler.
Pemeriksaan Radiologi 14/1/19 Hasil Pemeriksaan USG Testis: Kedua testis
Sedangkan epididymis merupakan organ yang berbentuk kurva yang terletak di sekeliling bagian dorsal dari testis. Suplai darah arteri pada testis dan epididimis berasal dari arteri renalis. Fungsi utama
Diagnosis Kerja Sp.B Orchitis Bilateral Hydrocele
dari testis adalah memproduksi sperma dan dengan hormone androgen terutama testoteron. Sperma dibentuk di dalam tubulus seminiferus yang memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Diantar tubulus seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel leydig berada. Pada perkembangannya, testis mengalami desensus dari posisi asalnya di dekat ginjal menuju
Image of right and left testicles with hydrocele on right. (Courtesy of Michael Blaivas, M.D.)
scrotum. Terdapat beberapa mekanisme yang menjelaskan mengenai proses ini antara lain adanya tarikan gubernakulum dan tekanan intraabdominal. Factor endocrine dan axis hypothalamus-ptuitarytestis juga berperan dalam proses desensus testis. Antara minggu ke 12 dan 17 kehamilan, testis mengalami migrasi transabdominal menuju lokasi di dekat cincin inguinal interna. Jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus pada bagian anterior dan lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut tunica vaginalis yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal. Lapisan ini langsung berhubngan dengan kulit terutam skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan dengan epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya. Peredaran darah testis memiliki keterkaitan dengan peredaran darah di ginjal karena asal embriologi ke dua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke testis berasal dari aorta yang
Hasil USG Pasien:
beranastomosis di funikulus spermatikus dengan arteri dan vasa deferensia yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna. Aliran darah dari testis kembali ke pleksus pampiniformis di funikulus spermatikus. Pleksus ini di annulus inguinalis interna akan membentuk vena spermatika. Vena spermatika kanan akan masuk ke dalam vena cava inferior sedangkan vena spermatika kiri akan masuk ke vena renalis sinistra (Benninghoff, 2003).
Etiologi Orkitis (inflamasi pada testis) dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak terjadi bila bersifat unilateral. Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling sering menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Virus lainnya meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya menyebabkan orkitis antara lain Neisseria gonorhoeae, Chlamydia trachomatis, E. coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp. Pasien immunocompromised (memiliki respon imun yang diperlemah dengan imunosupresif) dilaporkan terkena orkitis dengan agen penyebab Mycobacterium avium complex, Crytococcus neoformas, Toxoplasma gondii, Haemophilus
parainfluenzae, dan Candida albicans (Mark, B., 2010). Patofisiologi Kebanyakan penyebab orkitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan (mumps), dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis. Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orkitis, sekitar 15 % - 20% pria menderita orkitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra pubertas dengan orkitis parotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. Pada pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa kasus merusak sel-sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Ada resiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orkitis parotitika. Tuberkukosis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah epididimis. Dapat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan ginjal (Thomas, H.T. et al., 2010).
Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan urin kultur 2. Urethral smear (tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoe) 3. Pemeriksaan darah CBC (complete blood count) 4. Dopller ultrasound, untuk mengetahui kondisi testis, menentukan diagnosa dan mendeteksi adanya abses pada skrotum
5. Testicular scan 6. Analisa air kemih 7. Pemeriksaan kimia darah (Thomas, H.T. et al., 2010). Penatalaksanaan Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena sudah resisten. Contoh antibiotik untuk Orchitis: Ceftriaxone, Doxycycline, Azitromisin, Ciprofloxacin, dan Trimetoprim-Sulfometoksazol ( Street, E.J. et al., 2012). Prognosis Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3- 10hari. Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi(Mark, B., 2010). 3.
Daftar Pustaka Benninghoff. 2003. Testis Gross Anatomy. http://www.urologytextbook.com/testis-anatomy.html Mark, B. 2010. Orchitis- Department of Emergency Medicine. http://emedicine.medscape.com/article/777456. Michael, B. M.D., 2004. Testicular Ultrasound. Emerg Med Clin N Am 22 723–748. USA: Elsevier Thomas HT, Timothy SL, Diana H. 2010. Epididymitis and Orchitis An Overview. American Academy of Family Physician. Vol. 79 No. 7. Street EJ, Portman MD, Kopa Z, et al. 2012 Europian Guideline on the Management of Epididymo-Orchitis.
Mengetahui, Dokter Pembimbing Stase Radiologi
dr. Rofi Siswanto, M.Sc., Sp.Rad