BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah Ulumul hadis merupak disiplin ilmu agama yang sangat penting, terutama sekali untuk mempelajari dan menguasai hadis
secara baik dan tepat. Dilihat dari
fungsinya ulumul hadis mempunya peran penting terhadap hadis, seperti halnya kedudukan ulumul qur’an terhadap al-qur’an. Dengan demikan antara hadis dan ulumul hadis terdapat kaitan yang sangat erat. Hadis menurut bahasa berarti akhjadidu, yaitu sesuatu yang baru, menunjukan sesuatu yang dekat dan waktu yang singkat. Hadis juga berarti khabar “berita”, yaitu sesuatu yang diberitakan , diperbincangkan , dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Disamping itu , hadis juga berarti altoribu “dekat” tidak lama lagi terjadi , sedangkaan lawan nya adalah albakhidu yang artinya jauh. Secara terminologis para ulama baik muhaditsin fuqaha ataupun ulama ushul, merumuskan pengertian hadis secara berbeda beda . perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan oleh terbatas dan luas objek tinjauan masing masing, yang tentu saja mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya. Menurut ibnu Manzhur kata hadis berasal dari bahasa arab yaitu al-hadis, jamaknya al-ahadits, al-haditsan, dan al-hudtsan. Secara etimologis kata ini mempunyai banyaak aarti di antaranya al-jadid (yang baru), lawaan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar, yang berarti kabar atau berita. Disamping pengertian tersebut , M.M. Azami mendefiniskan bahwa kataa hadis (al-hadis), secara etimologi (lughawiyah), berarti ‘komunikasi’ , ‘kisah’, ‘ percakapan’ , religius atau sekular ataupun kontemporer.
1
Secara terminologis para ulama baik muhaditsin fuqaha ataupun ulama ushul, merumuskan pengertian hadis secara berbeda beda . perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan oleh terbatas dan luas objek tinjauan masing masing, yang tentu saja mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya 2. Rumusan Masalah 1. Apa Saja Definisi dari Hadis? 2. Apa Saja Definisi Dari Sunnah? 3. Apa Saja Definisi Dari Khabar? 4. Apa Saja Definisi Dari Atsar? 5. Apa Saja Struktur Dari Hadis?
3. Tujuan Penulisan Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui definisi dari hadis, sunnah, khabar, dan atsar. Dan juga mengharapkan mahasiswa bisa mengetahui dan memahami apa saja struktur hadis.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. HADIS, SUNNAH,KHABAR,ATSAR 1. Pengertian Hadis Hadis menurut bahasa berarti akhjadidu, yaitu sesuatu yang baru, menunjukan sesuatu yang dekat dan waktu yang singkat. Hadis juga berarti khabar “berita”, yaitu sesuatu yang diberitakan , diperbincangkan , dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Disamping itu , hadis juga berarti altoribu “dekat” tidak lama lagi terjadi , sedangkaan lawan nya adalah albakhidu yang artinya jauh. Berikut ini beberapa ayat al-qur’an yang menjelaskan tentang pengertian Hadis. َ )٣٤(ََنَكانُواَصا ِدقِين َْ ِفَ ْليأْت ُواَبِحدِيثََ ِمثْ ِل َِهَإ “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.” (Q.S Ath-Thuur : 34)
ََ
َ َ
ََ ََ
َ َ
َ
َ َََ
“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).” (Q.S Al-Khafi : 6)
ََ
َ
َ ََََ “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.” (Q.S Ad-Duha : 11)
3
Sebagian muhaddisin di atas berpendapat bahwa pengertian hadis di atas adalah pengertian sempit. Menurut mereka hadis mempunya pengertian yaang lebih luas , yang tidak terbatas.1
a. Pengertaan hadis secara etimologis Menurut ibnu Manzhur kata hadis berasal dari bahasa arab yaitu al-hadis, jamaknya al-ahadits, al-haditsan, dan al-hudtsan. Secara etimologis kata ini mempunyai banyaak aarti di antaranya al-jadid (yang baru), lawaan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar, yang berarti kabar atau berita. Di samping pengertian tersebut , M.M. Azami mendefiniskan bahwa kataa hadis (al-hadis), secara etimologi (lughawiyah), berarti ‘komunikasi’ , ‘kisah’, ‘ percakapan’ , religius atau sekular ataupun kontemporer2 b. Secara terminologis para ulama baik muhaditsin fuqaha ataupun ulama ushul, merumuskan pengertian hadis secara berbeda beda . perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan oleh terbatas dan luas objek tinjauan masing masing, yang tentu saja mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya 3 Hadis juga terdiri dari berbagai akar kata : a. Al-Jiddah (Baru), dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada atau sesuatu yang wujud setelah tidak ada, lawan dari kata al-qadim = terdahulu. Makna etimologi ini mempunyai konteks teologis bahwa segala kalam selain allah bersifat hadits (baru), sedangkan kalam allah bersifat qadim (terdahulu) b. Ath-Thari (lunak,lembut), Ibnu faris mengatakan bahwa hadis dari kata ini karena berita atau kalam itu datang secara silih berganti, bagaikan perkembangan usia. c. Al-Khabar (berita),Oleh karena itu, ungkapan ungkapan pemberitaan hadis yang diungkapkan oleh para perawi yang menyampaikan periwayatan jika bersambung 1
Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung : Pustaka Setia, 1999), h.11-12 M Solahudin&Agus Suyadi, Ulumul Hadis, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), h.13 3 Ibid, h.15 2
4
sanad-nya selalu menggunakan ungkapan = memberitakan kepada kami atau sesamanya seperti menkabarkan kepada kami dan menceritakan kepada kami . Hadis disini di artikan sama dengan khabar dan An-naba’ hadis juga sering disebutkan dalam al-qur’an4 2. Pengertian Sunnah Menurut bahasa, sunnah adalah : “ Jalan yang dilalui, baik terpuji atau tercela” Seperti sabda Nabi Muhammad SAW. “ Barang siapa merintis dalam islam suatu jalan yang baik, ia memperoleh pahala jalan baik itu dan pahala orang yang melakukannya sesudah dirinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka. Dan barang siapaa merintis dalam islam suatu jalan yang buruk itu dan dosa orang yang mengerjakannya sesudah dirinya, tanpa mengurangi sedikit pun dosa mereka” (H.R. Muslim) Dari sudut terminologi, para ahli hadis tidak membedakan antara hadis dan sunnah. Menurut mereka hadis atau sunnah adalaah hal hal yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan , perbuatan, penetapan ataupun sifat beliau , dan sifat ini baaik berupa sifat fisik, sifat moral, maupun perilaku , sebelum mereka menjadi naabi maupun sesudahnya5 . Bila kata Sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan dengan hukum syara’ maka yang dimaksudkan adaalaag segala sesuatu yaang diperintaahkan, dilarang, atau dianjurkaan oleh Rasulullah SAW. Baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sedangkan mengenai arti sunnah menurut istilaah , dikalangan ulama terdapat perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan berbeda latar
4 5
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta : Imprint Bumi Aksra, 2012),h.1-2 Ibid,h.177-19
5
belakang dan persepsi masing masing terhadap diri rasulullah SAW. Mereka terbagi menjadi 03 golongan, ahli hadis, ahli ushul, dan ahli fiqih.6
3. Pengertian Khabar Secara bahasa, khabar artinya warta atau berita yang disampaikan dari sesorang kepada orang lain . Khabar menurut istilah hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW, atau diri yang selain Nabi SAW. Maksudnya bahwa khabar itu cakuoannyaa luas dari pada hadis . Khabar mencangkup segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, dan selain Nabi seperti perkataan sahabat dan taabiin, sedangkan hadis hnya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan, perbuataan, maupun taqrir (ketetapan) beliau.7 Khabar menurut bahasa adalah semua berita yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut ulama ahli hadis, khabar sama artinya dengan hadis. Keduanya dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu’, mauquf, dan maqtu’. Dan mencakup segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in. Sebagian ulama mengatakan bahwa khabar adalah sesuatu yang datang, selain dari Nabi Muhammad SAW karena yang datang dari Nabi Muhammad SAW. Disebut hadis. Sebagian ulama mengatakan bahwa hadis lebih umum dari pada khabar , sehingga tiap hadis, dapat dikatakan khabar dapat dikatakan hadits8 4. Pengertian Atsar Dari segi bahasa, aatsar berarti bekas sesuatu atau sisa sesuatu. Menurut kebanyakan ulama, atsar mempunyai pengertian yang sama dengan khabar dan hadis , namun menurut sebagian ulaama lainnya atsar cakupannya lebih umum dibanding dengan khabar. Para fuqaha memakai istilah atsar untuk perkataan perkataan ulama salaf, 6
Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung : Pustaka Setia, 1999),h.22 M Solahudin&Agus Suyadi, op.cit, h.19-20. 8 Mudasir, op.cit, h.32 7
6
sahabat, taabiin, dan lain lain.9 Adapun atsar berdasarkan bahasa sama pula artinya dengan khabar, hadis, dan sunnah. Adapun pengertian atsar menurut istilah terdapat perbedaan pendapat para ulama10 B. STRUKTUR HADIS 1. Sanad Kata sannad menurut bahasa adalah sandaraan atau sesuatu yang di jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena setiap hadis selalu bersandar kepadanya. Adapun tentang arti sanad menurut istilah terdapat perbedaan perumusan pengertian. Al-Badru bin Jamaah dan At-Tiby mengatakan bahwa sanad adalah : “Berita tentang jalan matan” Sebagian ulama ada yang mendifiniskan : “Silsilah orang orang yang meriwayatkan hadis yang menyampaikan kepada matan hadis”
Ada Juga Ulama yang mendifiniskan : “Silsilah para perawi yang menukilkan hadis dari sumbernya yang pertama” Yang berkaitan dengan istilah masalah sanad adalah kata kata seperti al- isnad, almusnad, dan al-musnid.11 a. Tinggi rendahnya rangkaian sanad Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu hadis sampai kepada kita tertulis dalam kitab hadis, melalui sanad-sanad. Setiap sanad ketemu dengan rawi yang dijelaskan sandaran menyampaikan berita sehingga sanad itu merupakan suatu rangkaian. Rangkaian sanad itu berdasarkan perbedaan tingkat ke dhabit-an 9
M Solahudin&Agus Suyadi, op.cit,h.20 Mudasir, op.cit, 32 11 Ibid,h.61-62 10
7
dan
keadilan
rawi
yang
dijadikan
sanadnya
ada
yang
berderajat
tinggi,sedang,rendah. Rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadis lebih tinggi derajatnya dari pada hadis yang rangkaian sanad nya sedang atau lemah. Sanad juga terbagi atas dua yaitu sanad ‘aliy dan sanad nazil. 12 2. Matan Kata matan atau al-matn menurut bahasa berarti mairtafa’a min al-ardi, sedangkan menurut istilah adalah suatu kalimat tempatnya berakhirn sanad, atau dengan arti lain lafal lafal hadis yang didalamnya mengandung makna makna tertentu. Adapun pengertian yang lebih sederhana lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung sanad. Semua pengertian di atas menunjukan bahwa yang dimaksud dengan matan ialah materi hadis atau lafal hadis itu sendiri13
Secara etimologis , matan berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya , punggung jalan , tanah keras yang tinggi. Matan kitab adalah yang bersifat komentar bukan tambahan tambahan penjelasan. Bentuk jamak nya ialah mutun dan mitan. Terkait dengan matan atau redaksi, yang perlu dicermati dalam memahami hadis adalah : 1. Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada nabi muhammad atau bukan 2. Matan hadis itu sendiri dalam hubungannya dengan hadis lain yang lebih kuat sanad nyaa dan selanjutnya dengan ayat al-qur’an .14
12
M Solahudin&Agus Suyadi, op.cit. h.94 Mudasir, op.cit, h.62-63 14 M Solahudin&Agus Suyadi, op.cit.h.98-99 13
8
3. Rawi Kata rawi atau ar-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits. Sebenarnya sanad dan rawi merupakan dua susunan yang tidak dapat dipisahkan. Sanad sanad hadis yang pada tiap tiap tabaqah ny juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadis,. Orang yang menerima hadis dan kemudian menghimpunya dalam suatu kitab tadwin disebut perawi. Dengan demikan perawi dapat disebut dengan mudarwin(orang yang membukukan hadis dan menghimpun hadis) “Telah menceritakan muhammad bin ma’mur bin rabi’i al-qaisi katanya telah menceritakan kepadaku abu hisyam al-mahzumi dariabu al-wahid , yaitu ibnu ziyad katanya telah menceritakan kepadaku utsman bin hakim , katanya telah menceritakan kepadaku muhammad bin al-munkadir , dari amran, dari usman, bin affan r.a ia berkata , barang siapa yang berwudhu secara sempurna, keluarlah dosa dosa nya dari seluruh badannya bahkan dari bawah kukunya ”. Dari muhammad bin ma’mur bin rabi’il al-qaisi sampai dengan utsman bin afan r.a adalah sannad ,dari hadis tersebut. Mulainya kata ‘man tawadda’ sampai dengan kata ‘tahtaazhafari, adalah matan.sedangkan imam muslim yang dicatat diujung hadis adalah perawi. 15
15
Mudasir, op.cit, h.63-64
9
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Hadis menurut bahasa berarti akhjadidu, yaitu sesuatu yang baru, menunjukan sesuatu yang dekat dan waktu yang singkat. Hadis juga berarti khabar “berita”, yaitu sesuatu yang diberitakan , diperbincangkan , dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain Dari sudut terminologi, para ahli hadis tidak membedakan antara hadis dan sunnah. Menurut mereka hadis atau sunnah adalaah hal haal yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan , perbuatan, penetapan ataupun sifat beliau , dan sifat ini baaik berupa sifat fisik, sifat moral, maupun perilaku , sebelum mereka menjadi naabi maupun sesudahnya Secara bahasa, khabar artinya warta atau berita yang disampaikan dari sesorang kepada orang lain . Khabar menurut istilah hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW, atau diri yang selain Nabi SAW. Adapun atsar berdasarkan bahasa sama pula artinya dengan khabar, hadis, dan sunnah. Adapun pengertian atsar menurut istilah terdapat perbedaan pendapat para ulama. Selain itu struktur hadist terdiri dari . Kata sannad menurit bahasa adalah sandaraan atau sesuatu yang di jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena setiap hadis selalu bersandar kepadanya. Adapun tentang arti sanad menurut istilah terdapat perbedaan perumusan pengertian. Kata matan atau almatn menurut bahasa berarti mairtafa’a min al-ardi, sedangkan menurut istilah adalah suatu kalimat tempatnya berakhirn sanad, atau dengan arti lain lafal lafal hadis yang didalamnya mengandung makna makna tertentu.
10
Adapun pengertian yang lebih sederhana lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung sanad. Semua pengertian di atas menunjukan bahwa yang dimaksud dengan matan ialah materi hadis atau lafal hadis itu sendiri. Kata rawi atau ar-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits. Sebenarnya sanad dan rawi merupakan dua susunan yang tidak dapat dipisahkan. Sanad sanad hadis yang pada tiap tiap tabaqah ny juga disebut rawi. 2. Saran Jika terdapat penulisan kalimat yang salah pada makalah ini, penulis mohon maaf, untuk kedepannya penulis akan memperbaiki nya.
11