TERMINOLOGI;HADITS,SUNNAH,KHABAR DAN ATSAR SERTA STRUKTUR HADIST,SANAD,MATAN DAN MUKHARIJ MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Hadist yang diampu oleh Dr. Malkan, M.Ag. dan H. Darlis, Lc., M.SI.
Oleh : ABD.Rahman Hasan
183150120
Nugratul Jannah
183150108
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALU 2019
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunnya Makalah kami yang berjudul TERMINOLOGI;HADITS,SUNNAH,KHABAR DAN ATSAR SERTA STRUKTUR HADIST,SANAD,MATAN DAN MUKHARIJ Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits. Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti saat ini.
Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Palu , 20 November 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang...................................................................................... 2 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2 C. Tujuan Pembahasan .............................................................................. 2 BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................... 3 A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar ..................................... 3 B. Struktur Hadits, Sanad, Matan dan Mukharij ....................................... 8 BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12 A. Kesmpulan ........................................................................................... 12 B. Saran ..................................................................................................... 13 Daftar Pustaka .......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hadits merupakan dasar bagi ajaran islam, merupakan salah satu syari’at, yakni sebagai sumber syariat islam yang ke-2 setelah Al-Qur’an. Ummat Islam diharuskan mengikuti dan menta’ati Allah SWT dan Rasul-Nya. Mentaati Rasul artinya mengikuti Rasul tentang segala perintahnya dan segala larangannya, dengan kata lain mengikuti Sunnahnya. Seperti Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Imran : 132, yang berbunyi :
َوأَ ِطيعُواْ ه ١٣٢ َسو َل لَ َعله ُك ۡم ت ُ ۡر َح ُمون ُ ٱلر ٱَّللَ َو ه Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat Pada hakekatnya umat Islam di dunia ini sama dengan umat agama lain. Kesamaan yang dimaksud dalam hal ini adalah sama-sama memiliki kitab sebagai pedomannya. Kitab Al-Qur’an ini adalah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebenaran, ketetapan yang mutlak mengenai agama islam. Namun ada pembahasan yang terdapat dalam Al-qur’an yang masih bersifat global.Oleh karena itu
munculah
Al-Hadits
yang fungsinya menyempurnakan dan
menjelaskan isi dari Al-Qur’an.
1
Akan
tetapi
banyak
orang
tanpa
terkecuali
para
ulama
yang
memperdebatkan antara Al-Hadits yang identik dengan As-Sunnah.Apakah kedua hal itu sama maksudnya? Tetapi hanya berbeda istilah dan cara orang menafsirkannya? Ataukah antara As-sunnah dan Al-Hadits, keduanya benar-benar memiliki maksud dan pengertian yang berbeda? Oleh karena hal itu kami akan coba memaparkan dan memberikan penjelasan tentang apa itu yang dimaksud dengan Al-Hadist, As-Sunnah, Khabar, Atsar. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsal ? 2. Apa struktur Hadits, Sanad, Matan dan Mukharij ?
C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsal 2. Untuk mengetahui struktur Hadits, Sanad, Matan dan Mukharij.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsal a) Hadits Kata hadis berasal dari bahasa arab, a) al Hadits, hudatsa jamaknya ahadis, hidtsan dan hudtsan. Sedangkan menurut terminologi, hadis diberi pengertian yang berbeda–beda oleh para ulama. Perbedaan pandangan tersebut banyak dipengaruhi oleh terbatas dan luasnya obyek tinjauan masing–masing, yang tentu saja mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya. Menurut ahli hadits; pengertian hadits adalah: “Segala ucapan Nabi, segala perbuatan beliau dan segala keadaan beliau”1 Masuk kedalam “keadaannya”, segala yang diriwayatkan dalam kitab – Sejarah, seperti hal kelahirannya, tempatnya dan yang bersangkut paut dengan itu, baik sebelum dibangkit, maupun sesudahnya. Sedangkan menurut ahli ushul; pengertian hadits adalah: “Hadis yaitu segala sesuatu yang dikeluarkan dari Nabi SAW selain Al Qur’an al Karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan hukum syara”2 Sedangkan menurut istilah fuqaha. Hadis adalah : 1
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang, Jakarta,Cetakan Kelima, 1977, hal.22 2 Fatihulisan, “Pengertian Hadits,Sunnah,Khabar dan Atsal”, diakses dari https://fatihulihsan.wordpress.com/2012/09/10/93/, pada tanggal 18 Maret 2019 pukul 11.44
3
“Yaitu segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW yang tidak bersangkut paut dengan masalah–masalah fardhu atau wajib”3 Para ahli ushul memberi pengertian yang demikian disebabkan mereka bergelut dalam ilmu ushul yang banyak mempelajari tentang hukum syari’at saja. Dalam pengertian tersebut hanya yang berhubungan dengan syara’ saja yang merupakan hadis, selain itu bukan hadis, misalnya urusan berpakaian. Sedangkan para fuqaha mengartikan yang demikian di karenakan segala sesuatu hukum yang berlabel wajib pasti datangnya dari Allah swt melalui kitab Al Qur’an. Oleh sebab itu yang terdapat dalam hadis adalah sesuatu yang bukan wajib karena tidak terdapat dalam Al Qur’an atau mungkin hanya penjelasannya saja. Ulama’ ushul membahas pribadi dan prilaku Nabi SAW sebagai peletak dasar hukum syara’ yang dijadikan landasan ijtihad oleh kaum mujtahid dizaman sesudah beliau. Sedangkan ulama Hadis membahas pribadi dan prilaku Nabi Saw sebagai tokoh panutan (pemimpin) yang telah diberi gelar oleh Allah swt sebagai Uswah wa Qudwah (teladan dan tuntunan). Oleh sebab itu ulama hadis mencatat semua yang terdapat dalam diri Nabi saw baik yang berhubungan dengan hukum syara’ maupun tidak. Oleh karena itu hadis yang dikemukakan oleh ahli ushul yang hanya mencakup aspek hukum syara’ saja, adalah hadis sebagai sumber tasyri’. Sedangkan definisi yang dikemukan oleh ulama’ hadis mencakup hal–hal yang lebih luas.
3
Fatihulisan, “Pengertian Hadits,Sunnah,Khabar dan Atsal”, diakses dari https://fatihulihsan.wordpress.com/2012/09/10/93/, pada tanggal 18 Maret 2019 pukul 11.46
4
Jadi, Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat, keadaan dan himmahnya b) Sunnah Di samping istilah hadits terdapat sinonim istilah yang sering digunakan oleh para ulama yaitu sunnah. Pengertian istilah tersebut hampir sama, walaupun terdapat beberapa perbedaan. Sunnah pada lughat, jalan yang di jalani , baik yang terpuji ataupun tidak. Sesuatu tradisi yang sudah dibiasakan , dinamai sunnah, walaupun tidak. Jamaknya sunan. Sunnah menurut istilah muhadditsin (ahli-ahli hadits) adalah : “Segala yang sesuatu yang dinukilkan dari Nabi s.a.w baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup ; baik yang demikian itu sebelum Nabi s.a.w dibangkit menjadi Rasul, maupun sesudahnya”4 Kemudian sunnah menurut ahi ushul fiqh adalah : “Segala yang dinukilkan dari Nabi s.a.w., baik perkataan maupun perbuatan, ataupun taqrir yang mempunyai hubungan dengan hukum”5 Sedangkan sunnah menurut istilah fuqaha adalah : “Sesuatu yang diterima Nabi s.a.w. dengan tidak difardlukan dan tidak diwajibkan”6
4
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang, Jakarta,Cetakan Kelima, 1977, hal.25 5 TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang, Jakarta,Cetakan Kelima, 1977, hal.25 6 TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang, Jakarta,Cetakan Kelima, 1977, hal.28
5
Dalam pengertian tersebut tentu ada kesamaan antara hadis dan sunnah, yang sama–sama bersandar pada Nabi saw, tetapi terdapat kekhususan bahwa sunnah sudah jelas segala yang bersandar pada pribadi Muhammad baik sebelum atau sesudah diangkat menjadi Nabi, misalnya mengembala kambing, menikah minimal umur 25 tahun dan sebagainya. Walaupun demikian terdapat perbedaan yang sebaiknya kita tidak berlebihan dalam menyikapinya. Sebab keduanya sama–sama bersumber pada Nabi Muhammad saw. Atau dengan kata lain: sunnah ialah suatu amalan yang di beri pahala apabila di kerjakan, dan tidak dituntut apabila di tinggalkan. c) Khabar Menurut bahasa berarti an-Naba’ (berita-berita), sedang jama’nya adalah Akhbar. Sedang pengertian khabar menurut istilah, antara satu ulama dengan ulama lainnya berbeda pendapat. Ulama lain megatakan bahwa khabar adalah sesuatu yang datang selain dari Nabi SAW di sebut hadist. Ada juga yang mengatakan bahwa hadist lebih umum dan lebih luas dari pada khabar, sehingga tiap hadist dapat dikatakan khabar tetapi tidak setiap khabar dikatakan hadist.7 Menurut istilah ada tiga pendapat yaitu: 1.Merupakan sinonim bagi hadits, yakni keduanya berarti satu.
7
Drs. Munzier Suparta, Ilmu Hadits, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003, hal 15 Di Petik Dari : http://andahpanjiwardhana.blogspot.com/2014/09/pengertian-hadits-sunnah-khabar-dan.html
6
2.Berbeda dengan hadits, di mana hadits adalah segala sesuatu yang datang dan Nabi SAW. sedang khabar adalah suatu yang datang dari selain Nabi SAW. 3.Lebih umum dari hadits, yakni bahwa hadits itu hanya yang datang dari Nabi saja, sedang khabar itu segala yang datang baik dari Nabi SAW. maupun yang lainnya. d) Atsar Atsar menurut lughat/etimologi ialah bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu, atau berarti sisa reruntuhan rumah dan sebagainya. dan berarti nukilan (yang dinukilkan). Sesuatu do’a umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai: do’a ma’tsur. Atsar menurut Istilah/terminologi Sedangkan secara terminologi ada dua pendapat mengenai definisi atsar ini. Pertama, kata atsar sinonim dengan hadits. Kedua, atsar adalah perkataan, tindakan, dan ketetapan Shahabat. Menurut istilah Jumhur ahli hadits mengatakan bahwa Atsar sama dengan khabar juga hadits, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat, dan tabi’in. Dari pengertian menurut istilah ini, terjadi perbedaan pendapat di antara ulama. Sedangkan menurut ulama Khurasan, bahwa Atsar untuk yang mauquf (yang disandarkan kepada sahabat) dan khabar untuk yang marfu. (yang disandarkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam .
7
Jadi, atsar merupakan istilah bagi segala yang disandarkan kepada para sahabat atau tabi’in, tapi terkadang juga digunakan untuk hadits yang disandarkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, apabila berkait misal dikatakan atsar dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam.
B. Strukutur Hadits, Sanad, Matan dan Mukharij 1. Komponen-komponen Hadits Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi hadits), dan mukhraj (rawi). Berikut ini contoh hadits yang memuat 2. Sanad Hadits Sanad adalah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadits. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad dan isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadits yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW (pengertian ini berbeda dengan kitab musnad). Sedangkan isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits atau keterangan mengenai jalan sandaran suatu hadits. Selain itu juga terdapat istilah sigat al isnad, yaitu lafal yang terdapat dalam sanad yang digunakan oleh rawi yang menunjukkan tingkat penerimaan dan penyampaian hadits dari rawi tersebut. Ada delapan sigat al isnad sesuai dengan tingkatannya:
8
1. al sima’ min lafz al sheikh (mendengar dari lafal syekh), contoh: sami’tu (aku mendengar) 2. qira’at ‘ala al sheikh (membaca tulisan syekh), contoh: qara’tu ‘ala (aku membaca) 3. al ijazat, contoh: ajaztu laka Sahih al Bukhari (aku ijinkan untukmu kitab Sahih al Bukhari) 4. al munawalah, contohnya “hadis ini saya terima dari si fulan, maka riwayatkanlah atas namaku” 5. al mukatabah (tulisan), contoh: “si fulan telah menceritakan padaku secara tertulis” 6. al I’lam (pemberiahuan), contoh: “saya telah meriwayatkan hadis ini dari si fulan, maka riwayatkanlah daripadaku” 7. al wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah dekat, dan 8. al wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau tidak.
3. Matan Menurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang keras dan tinggi. Dalam istilah ilmu hadis, matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang lain. Ditinjau dari cara dalam menyampaikan hadits, terdapat beberapa matan hadits, yaitu:
9
1. yang lafal atau setiap katanya persis atau sama dengan lafal pada matan hadits yang lain 2. yang antara satu matan hadits dan lainnya hanya terdapat persamaan makna, isi atau tema, sedangkan lafalnya berbeda 3. yang antara satu matan hadits dan lainnya saling bertentangan (berbeda), baik lafal maupun maknanya. Keadaan inilah, antara lain, yang menjadi obyek penelitian para ahli guna memperoleh hadits yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan untuk dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam hadits sahih, dari segi matan disyaratkan dua hal, yakni:
1. Tidak ada shadz (bertentangan), artinya isi hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits lain dari orang yang terpercaya. 2. Tidak ada cacat (‘illat), artinya hadits tersebut tidak ada cacatnya, dalam arti adanya sebab tersembunyi yang dapat mengurangi kesahihan hadits.
4. Mukharij Hadits Mukharij adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya). Mukharij biasa disebut dengan rawi. Seringkali sebuah hadis diriwayatkan oleh bukan hanya satu rawi, akan tetapi oleh banyak rawi. Kritik terhadap periwayatan hadis biasanya mempersoalkan baik dari segi kualitas pribadi atau kelurusan moral (‘adalah) maupun kapasitas
10
intelektualnya (dhabit}). Periwayatan dikategorikan memenuhi segi kualitas pribadi bila telah memenuhi syarat berikut:
a. Beragama Islam
b. Mukallaf
c. Melaksanakan ketentuan agama Islam d. Memelihara muru’ah, yang sejalan dengan patokan norma tentang orang jujur yang dapat diterima pemberitaannya.
Sedang pemenuhan segi kapasitas intelektual adalah:
a. Hafal dengan sempurna hadis yang diterimanya
b. Mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lain
c. mampu memahami dengan baik hadis yang dihafalnya
11
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat, keadaan dan himmahnya
Sunnah ialah suatu amalan yang di beri pahala apabila di kerjakan, dan tidak dituntut apabila di tinggalkan.
Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi dan para sahabat, jadi setiap hadits termasuk khabar tetapi tidak setiap khabar adalah hadits.
Atsar merupakan istilah bagi segala yang disandarkan kepada para sahabat atau tabi’in, tapi terkadang juga digunakan untuk hadits yang disandarkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, apabila berkait misal dikatakan atsar dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Sanad adalah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadits.
Matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang lain.
Mukharij adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya).
12
B. Saran Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas kritikan dan saran yang bersifat membangun.
13
DAFTAR PUSTAKA Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi. 1977. SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS. Jakarta: Bulan Bintang. Agus Munandar. 2014. Pengertian Hadits, SUNNAH, KHABAR, DAN ATSAR. Makalah. Diakses dari http://andahpanjiwardhana.blogspot.com/2014/09/pengertian-hadits-sunnahkhabar-dan.html. 18 Maret 2019 pukul 22.34 Fatihulihsan. 2012. Diakses dari https://fatihulihsan.wordpress.com/2012/09/10/93/. 18 Maret 2019 pukul 22.38
1
1