Tugas Tbc.docx

  • Uploaded by: Rindy gisratami
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Tbc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,641
  • Pages: 16
A. TUBERCULOSIS Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang mampu menginfeksi secara laten ataupun progresif, yang sebagian besar (80%) me.yerang paru-paru. Secara umum 2 milyar orang terinfeksi dan 2-3 juta orang meninggal karena tuberculosis,Indonesia menduduki urutan ketiga dalam jumlah penderita tuberculosis dan Cina. Mycobacterium tuberculosis di transmisikan dari orang ke orang melalui batuk dan bersin orang yang terlalu dekat dengan penderita TB akan memperbesar kemungkinan penularan. B. Tanda-Tanda dan Gejala Klinis Gejala TB pada orang dewasa umumnya penderita mengalami batuk dan berdahak terus-menerus selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah batuk darah. Adapun gejala-gejala lain dari TB pada orang dewasa adalah sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam, walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. C. TERAPI TUBERCULOSIS 1. Terapi non farmakologi Pengendalian atau penanggulangan TB yang terbaik adalah mencegah agar tidak terjadi penularan maupun infeksi. Pencegahan TB pada dasarnya adalah : a. Mencegah penularan kuman dari penderita yang terinfeksi Menghilangkan atau mengurangi faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penularan. b. Mengupayakan kesehatan perilaku dan lingkungan, antara lain dengan pengaturan rumah agar memperoleh cahaya mtahari, mengurangi kepadatan anggota keluarga, mengatur kepadatan penduduk, menghindari meludah sembarangan, batuk sembarangan c. Penyuluhan. Penyuluhan TB dilakukan berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. 2. Terapi farmakologi Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan a. Tahap Intensif Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.

b. Tahap Lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. D. Regimen pengobatan Panduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB oleh Pemerintah Indonesia :  Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.  Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3.  Kategori 3 : 2 HRZ/4H3R3. Disamping ketiga kategori ini, disediakan panduan obat sisipan (HRZE) Kode huruf tersebut adalah akronim dari nama obat yang dipakai, yakni : H = ISONIAZID R = RIFAMPISIN Z = PIRAZINAMID S = STREPTOMISIN E = ETAMBUTOL 1. Kategori-1 2HRZE/4H3R3 Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan. Obat ini diberikan kepada : ¾ Penderita baru TB Paru BTA positif ¾ Penderita baru TB Paru BTA negatif Röntgen Positif yang “sakit berat” ¾ Penderita TB Ekstra Paru berat 2. Kategori-2 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu. Obat ini diberikan kepada penderita BTA(+) yang sebelumnya pernah diobati, yaitu:  Penderita kambuh (relaps)  Penderita gagal (failure)  Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default).

3. Kategori-3 2HRZ/4H3R3 Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu.Obat ini diberikan untuk:  Penderita baru BTA negatif dan röntgen positif sakit ringan  Penderita TB ekstra paru ringan. OAT SISIPAN (HRZE) Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari selama 1 bulan. E. Efek samping OAT 1. Efek samping ringan OAT Efek Samping

Penyebab

Tidak ada nafsu

Penanganan Obat diminum

makan, mual, sakit perut

Rifampisin

malam sebelum tidur

Nyeri Sendi

Pirazinamid

Beri Aspirin

Kesemutan s/d rasa terbakar di kaki

Beri vitamin B6 INH

(piridoxin) 100mg per hari Tidak perlu

Warna kemerahan pada air seni (urine)

Rifampisin

diberi apa-apa, tapi perlu penjelasan kepada penderita.

2. Efek samping berat OAT

Efek Samping

Penyebab

Penatalaksanaan Ikuti petunjuk

Gatal dan kemerahan kulit

Semua jenis penatalaksanaan OAT Streptomisin

Tuli

Streptomisin

dihentikan, ganti Etambutol. Streptomisin

Gangguan keseimbangan

Streptomisin

dihentikan, ganti Etambutol. Hentikan semua OAT

Ikterus tanpa penyebab lain

Hampir semua OAT

sampai ikterus menghilang.

Bingung dan muntahmuntah (permulaan ikterus karena obat) Gangguan penglihatan

Hentikan semua Hampir semua obat

Etambutol

Hentikan Etambutol. Hentikan Rifampisin.

Purpura dan renjatan (syok)

OAT, segera lakukan tes fungsi hati.

Rifampisin

F. Interaksi obat OAT Berikut ini beberapa contoh obat yang berinteraksi dengan Isoniazid dan pengelolaannya. CONTOH INTERAKSI MANAJEMEN MONITOR Asetaminofen

Konsentrasi

Dianjurkan

Monitor

(kls 3)

asetaminofen ditingkatkan oleh isoniazid. Kasus hepatoksisitas pernah terjadi akibat interaksi antara asetaminofen dan isoniazid

membatasi pemakaian asetaminofen, dapat dipakai aspirin atau NSAID lain

hepatotoksisitas

Antasida

Beberapa

Minum INH 2 jam

Monitor INH yang

(kls 3)

antasida menurunkan kadar INH dalam plasma

sebelum atau 6 jam sesudah antasida

menurun responsnya karena antasida.

As. Valproat

Pernah terjadi

Monitor

(kls 3)

kadar as.valproat meningkat setelah dikombinasikan dengan INH, sehingga terjadi simtom toxisitas asam valproat. Penderita dengan slow acetylators lebih berisiko akibat interaksi ini

perubahan respons as.valproat bila memulai INH. (mual, sedasi) atau bila INH dihentikan (berkurangnya pengendalian kejang-kejang)

CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Karbamazepin

INH ternyata

Isoniazid dapat

Monitor simtom

(kls 3)

meningkatkan konsentrasi karbamazepin dalam plasma pada banyak penderita; kemungkinan akan terjadi simtom toksisitas karbamazepin, terutama pemakaian INH >200mg/hari. Toksisitas karbamazepin akan terjadi pada hari 1-2 setelah terapi INH.

menurunkan kebutuhan dosis Karbamazepin pada sebagian besar penderita

toksisitas karbamazepin (pusing, ngantuk, mual, muntah, ataxia, sakit kepala, nystagmus, pandangan buram.). Kalau memungkinkan monitor konsentrasi karbamazepin yang turun apabila INH dihentikan atau dikurangi dosisnya.

Disulfiram

Kombinasi ini

Sebaiknya hindari

Bila terpaksa

(kls 2)

dapat mengakibatkan efek SPP yang merugikan

pemakaian disulfiram bagi penderita yang sedang diobati dengan INH

kombinasi ini tetap dilakukan, monitor efek SPP yang merugikan: perubahan suasana hati, perilaku, ataxia

CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Fenitoin

INH akan

Kalau perlu dosis

Monitor toksisitas

(kls 3)

meningkatkan konsentrasi fenitoin dalam serum. Kemungkinan terjadi toksisitas fenitoin. Slow metabolizers INH risikonya lebih besar.

fenitoin diturunkan

fenitoin : ataxia, nystagmus, mental impairment, involuntary muscular movement, kejang. Bila INH dihentikan , monitor respons terhadap fenitoin, kalau perlu dosis fenitoin dinaikkan sesuai kebutuhan

Makanan

Makanan akan

Minum INH saat

Monitor reaksi

(kls 3)

menurunkan konsentrasi INH, dan beberapa jenis keju dapat menyebabkan reaksi .

perut kosong

akibat keju: flushing, chills, tachycardia, sakit kepala, hipertensi.

65

CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Rifampisin

Walau rifampisin

Monitor

(kls 3)

dapat meningkatkan hepatotoksisitas dari INH , kombinasi ini tidak menyebabkan hepatotoksitas pada sebagian besar penderita

hepatotoksisitas terutama bagi penderita penyakit hati dan slow acetylator of INH

Teofilin

Konsentrasi

Monitor kadar

(kls 3)

teofilin akan meningkat setelah beberapa minggu minum INH. Beberapa penderita dapat mengalami toksistas teofilin.

teofilin . Interaksi akan terjadi paling potensial setelah beberapa minggu

Sumber : Hansten PD, Horn JR, Managing Clinically Important Drug Interactions. St. Louis: Facts and Comparisons a Wolters Kluwer Company..

66

Berikut ini beberapa contoh obat yang berinteraksi dengan Rifampisin dan pengelolaannya. CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Amiodaron

Rifampisin

Pakai antiaritmik

Monitor amiodaron

(kls 3)

menurunkan konsentarsi amiodaron dalam plasma, dapat menurunkan efikasi terapi

alternatif. Rifampin juga menginduksi metabolisme quinidin, disopiramid, propafenon, verapamil

dan konsentrasi

Rifampisin

Pakai antianxiety

Monitor efikasi

menurunkan dengan jelas konsentrasi buspiron dalam serum , dapat menurunkan efikasi terapi.

alternatif yang tidak dimetabolisme oleh CYP3A4 misalnya: lorazepam, temazepam

buspiron.

Khloramfenikol

Rifampisin

Hindari kombinasi

Monitor

(kls 3)

menurunkan konsentrasi khloramfenikol, mengurangi efikasi antibakteri

Rifampisin dan khloramfenikol

konsentrasi khloramfenikol

Buspiron (kls 3)

DEA

67

CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Obat KB (kls 3)

Rifampisin dapat

Harus diterapkan

Monitor adanya

menyebabkan ketidakaturan menstruasi, ovulasi, dan kadang kegagalan obat KB oral

cara KB lain atau tambahan metoda lain selama pengobatan rifampisin dan 1 siklus setelah rifampisin selesai.

efek turunnya estrogen seperti ketidakaturan menstruasi

Siklosporin

Rifampisin dapat

Hindarkan kecuali

Monitor

(kls 3)

menurunkan konsentrasi siklosporin dan dapat menyebabkan kegagalan terapi

kegunaannya melebihi risiko

konsentrasi siklosporin dalam darah. Kombinasi dengan Rifampisin membutuhkan peningkatan konsentrasi siklosporin 2-4 x untuk menjaga konsentrasi terapinya. Berhentinya rifampisin akan menyebabkan peningkatan siklosporin dalam 5-10 hari. Dosis harus diturunkan kembali.

67

CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Diazepam

Rifampisin

Monitor penderita

(kls 3)

ternyata menurunkan kadar diazepam dalam serum dan mungkin dengan benzodiazepin lain.

akan menurunnya efek benzodiazepam

Digitoksin

Rifampisin

Harus ada

Monitor

(kls 3)

menurunkan konsentrasi digitoxin dan digoxin dalam serum.

penyesuaian dosis untuk glikosida digitalis (terutama digitoxin.)

menurunnya efikasi glikosida digitalis.

Diltiazem

Rifampisin

Dicari alternatif

Monitor efek Ca

(kls 3)

menurunkan konsentrasi diltiazem. Dapat menurunkan efikasi (mungkin dapat terjadi juga dengan Channel blocker lainnya)

non Calcium Channel blocker. Bila tetap dipakai dibutuhkan dosis lebih besar.

Channel blocker apabila dikombinasi dengan rifampisin.

Fluvastatin

Rifampisin

Cari antikolesterol

Monitor serum

(kls 3)

menurunkan konsentrasi fluvastatin dalam plasma. Menurunkan efikasi fluvastatin.

yang tidak dipengaruhi oleh CYP3A4 atau CYP2C9

kolesterol

68

CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Gliburid

Rifampisin

Perhatikan

(Kls 3)

menurunkan kadar gliburid. Kemungkinan turunnya efek hipoglikemik. Kemungkinan dapat terjadi pada Sulfonylurea lain.

turunnya efek hipoglikemik. Penghentian rifampisin dapat mengakibatkan hipoglikemi untuk pasien yang sudah stabil pada kombinasi kedua obat di atas.

Isoniazid

Walau rifampisin

Monitor

(kls 3)

dapat meningkatkan hepatotoksisitas INH , kombinasi ini tidak menyebabkan hepatotoksitas pada sebagian besar penderita

hepatotoksisitas terutama bagi penderita penyakit hati dan slow acetylator of INH

Itrakonazol

Rifampisin

Monitor penurunan

(kls 3)

menurunkan konsentrasi itrakanazol dalam plasma. Menurunkan efikasi itrakonazol

efikasi itrakonazol

CONTOH

INTERAKSI

MANAJEMEN

MONITOR

Ketokonazol

Rifampisin

Pemisahan dosis

Monitor kegagalan

(kls 3)

menurunkan konsentrasi ketokonazol, dan ketokonazol menurunkan konsentrasi puncak rifampisin.

ketokonazol dan rifampisin 12 jam dapat mencegah depresi konsentrasi rifampisin.

terapi untuk ketokonazol atau sebaliknya rifampisin.

Losartan

Rifampisin

Cari alternatif obat

Monitor penurunan

(kls 3)

menurunkan konsentrasi losartan dalam plasma dan metabolit aktifnya. Kemungkinan efikasi hipotensif.

hipotensif lain, misalnya ACE inhibitor.

efikasi hipotensif

Sumber : Hansten PD, Horn JR, Managing Clinically Important Drug Interactions. St. Louis: Facts and C omparisons a Wolters Kluwer Company.

DAFTAR PUSTAKA Hansten PD, Horn JR, Managing Clinically Important Drug Interactions. St.Louis: Facts and Comparisons aWolters Kluwer Company; 2002: 2-474

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

Tugas Tbc.docx
December 2019 17
Makalah Qc.pdf
November 2019 15
Farter_kelompok 5.docx
December 2019 8
Makalah Cpob Kel 1.docx
November 2019 8