Tugas Sistem Manajemen Mutu
Aldy Alffianto Pabate 157051915
Fakultas D4K3 Universitas Balikpapan
A. Pengertian Manajemen Mutu Kualitas Manajemen mutu merupakan suatu sistem nilai yang mendasar dalam mengelola suatu organisasi dengan tujuan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dalam jangka panjang dengan memberikan perhatian secara khusus pada tercapainya kepuasan pelanggan dengan tetap memperhatikan secara memadai terhadap terpenuhinya kebutuhan seluruh organisasi yang bersangkutan. masalah kualitas dalam manajemen mutu menuntut adanya keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak dalam organisasi. Masalah kualitas juga tidak lagi dimaknai dan dipandang sebagai masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada terwujudnya kepuasan konsumen atau pelanggan. MMT juga melibatkan faktor fisik dan faktor non fisik, semisal budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengikut. Keterpaduan faktor-faktor ini akan mengakibatkan kualitas pelayanan menjadi lebih meningkat dan bermakna. B. Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu Proses perkembangan menuju era mutu merupakan proses yang cukup panjang dengan melewati proses yang cukup panjang dengan melewati berbagai pengalaman dan pendekatan metode yang bermacam macam. Perkembangan mutu yang terjadi tidak lepas dari awal perubahan era menuju era industry di mana mulai dipergunakannya mesin mesin untuk membantu proses produksi. Secara garis besar perkembangan atau evolusi mutu adalah sebagai berikut:
Era Tanpa Mutu
Era Inspeksi
Era Pengendalian Mutu
Era Jaminan Mutu
Era Manajemen Mutu Terpadu
Era System Manajemen Mutu (ISO) a) Era Tanpa Mutu Dimulai sebelum tahun 1920, pada era ini belum ada persaingan, karena produsen yang memberikan layanan belum banyak. Masyarakat tidak punya pilihan, mereka tidak bisa menuntut untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih baik. Pada masa ini kualitas belum menjadi penilaian, yang penting kebutuhan utama dari suatu bentuk pelayanan sudah terpenuhi.
b) Era Inspeksi Pada era ini mulai ada persaingan antara produsen. Mereka sudah mulai mengawasi produk produk yang mereka hasilkan, yaitu dengan melakukan inspeksi. Inspeksi ini hanya melihat bentuk fisik produk, apakah ada kerusakan atau cacat pada produk. Hanya produk yang bagus tanpa ada cacat yang akan dilepas sampai ke konsumen. Belum ada pehatian terhadap kualitas proses dan system untuk merealisasikan produk tersebut. c) Era Pengendalian Mutu Era ini dimulai sekitar tahun 1930-an. Pada era pengendalian mutu ini, manajemen telah mulai memperhatikan pentingnya pendeteksian yaitu dengan cara departenen inspeksi sudah mulai dilengkapi dengan alat dan metode statistic di dalam mendeteksi penyimpangan dengan alat dan metode statistic di dalam mendeteksi penyimpangan yang terjadi dalam atribut produk yang di hasilkan proses produksi. Terdapat perubahan dalam penanganan mutu produksi yaitu hasil deteksi yang secara statistical dari penyimpangan mulai dipergunakan oleh departemen produksi untuk memperbaiki proses dan system produksi. d) Era Jaminan Mutu Era ini di mulai sekitar tahun 1960-an. Pada era ini mulai dikenal adanya konsep Total Quality Control (TQC) yang diperkenalkan oleh Armand Feigenbaum. Menurutnya, pengendalian dimulai dari perancangan produk dan berakhir saat produk tersebut telah sampai ke tangan konsumen, dan konsumen merasa puas. Jaminan mutu merupakan sebuah perencanaan dan kegiatan sistematik yang di perlukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu barang atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu. Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk memenuhi persyaratan mutu. Sejak masa ini peran manajemen mulai diperhitungkan untuk terlibat dalam penentuan dan penanganan mutu produk. Selain itu dalam era jaminan mutu ini mulai diterapkan bukan hanya pada industry manufaktur tetapi juga pada industry jasa. e) Era Manajemen Mutu Terpadu Mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. Era ini menekan komitmen manajemen untuk
mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan. Mutu terpadu berarti komitmen dan pendekatan yang digunakan secara terus menerus untuk meningkatkan setiap proses pada setiap bagian organisasi. Agar manajemen mutu terpadu dapat berkelanjutan maka organisasi harus didukung oleh budaya yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok, pemberdayaan dan partisipasi karyawan, peningkatan terus menerus focus pada pelanggan serta kepemimpinan yang tepat. f) Era Sistem Manajemen Mutu (ISO) Pada tahun 1979 anggota ISO untuk inggris yaitu British Standard Institute, menyerahkan proposal kepada ISO agar dibentuk suatu komite teknis baru untuk menyiapkan standar internasional yang berkaitan dengan teknik dan praktik penjaminan mutu, maka dibentuklah komite teknis baru dengan nomor ISO/TC 176. Sebagai hasil kerja ISO/TC 176, pada tahun 1987 dipublikasikan seri standar ISO 9000 yaitu system manajemen mutu yang merangkum sebagian besar standar sebelumnya disamping peningkatan dan penjelasan standar baru.
C. Konsep Manajemen Mutu Menurut Para Ahli
Ellias Whitney pada awal abad ke-19 Ellias Whitney memperkenalkan konsep pengendalian mutu dalam bentuk pengecekan barang yang akan dikirim ke pelanggan dengan cara yangmemisahkan barang cacat dengan tujuan agar konsumen merasa puas.Pendekatan ini disebut sebagai pengendali mutu tradisional.
Dr. Walter Shewhart (1924) Walter memperkenalkan Bagan Kendali Control (Control Chart) yang bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu produk yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki, sehingga inspeksi dilakukan hanya pada sampel barangdan dapat mengurangi biaya. Fungsi pengendalian mutu ini mulaidikembangkan dalam berbagai perusahaan.
Dr.W.Edward Deming (1950) Deming memperkenalkan Konsep Pengendalian Mutu Menyeluruh dalamPerusahaan. Deming menekankan pentingnya statistic control dalam proses produksi dan perbaikan mutu produksi. Deming memberikan kontribusi denganteori “14 Butir Untuk Manajemen”.
Deming dan Shewhar Deming dan Shewhart mengembangkan konsep siklus PDCA (plan-do-check-actio). Plan disini meliputi identifikasi masalah, memperoleh data, danmengembangkan rekomendasi. Do meliputi penerapan solusi berbagai percobaan. Chech berupa pengamatan setelah penerapan untuk memastikanapakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan rencana atau belum. Actmelibatkan kegiatan perubahan permananen jika hasilnya efektif bagi peningkatan atau kembali pada kondisi sebelumya jika penerapannya bermasalah.
Dr. AV Feigenbaum (1961) Feigenbaum memperkenalkan konsep Make it right the first time Konsep iniakan berkembang dan menjadi salah satu dasar Total Quality Management (TQM).
Dr. Kaoru Ishikawa Kaour (1967) Ishikawa memperkenalkan diagram sebab akibat yang merupakanteknik skematis yang digunakan untuk menemukan lokasi yang mungkin pada permasalahan kualitas. Diagram Ishikawa ini merupakan salah satu dalam “tools”.
Philip B. Crosby (1979) Crosby menekankan pentingnya pimpinan puncak untuk menciptakan iklimkerja yang nyaman dan meyakinkan bahwa mutu adalah misi pokok yang harusdicapai oleh organisasi. Dan bahwa karyawan disemua tingkatan dapatdimotivasi untuk mengejar peningkatan tetapi motivasi tersebut tidak akan berhasil kecuali disediakan alat untuk meningkatkannya.
Dr. Genichi Taguchi (1980) Genichi Taguchi memperkenalkan model Taguchi Model inimemperkenalkan konsep robust design dan fungsi kehilangan dalam mutu.Konsep robust design menyebutkan bahwa produk harus dirancang untukmeningkatkan kinerja dengan meminimalkan efek dari penyebab variasi tanpamenghilangkan penyebabnya. Fungsi kehilangan mutu menyatakan bahwasetiap produk harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, setiap penyimpangan dalam target merupakan kehilangan.