Tugas Pengganti Kuliah Sistem Manajemen K3.docx

  • Uploaded by: Muhammad Nahl
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Pengganti Kuliah Sistem Manajemen K3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,040
  • Pages: 17
Tugas pengganti kuliah Sistem Manajemen K3 (SMK3) Nama : Rio Irawan NIM : 1613451029 Kelas : REG. I Semester VI 1. Latar belakang dari dikeluarkannya Undang - Undang Nomor 1 Tahun1970 adalah Jawab : 1. Veiligheids Reglament 1910 ( VR 1910, Stbl No. 406 ) sudah tidak sesuai lagi. 2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri / pabrik. 3. Setiap tenaga kerja harus mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan untuk meningkatkan produksi, produktifitas dan kesejahteraan. 4. Setiap orang lain yang berada ditempat kerja atau sekitarnya perlu dijamin keselamatannya. 5. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. 6. Perkembangan teknologi atau IPTEK serta kondisi dan situasi ketenagakerjaan. 7. Sifat represif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak sesuai lagi. Jadi dikeluarkannya Undang - Undang Nomor 1 Tahun1970 ini mempunyai tujuan yakni : 1. Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaannya. 2. Orang lain yang berada ditempat kerja perlu menjamin keselamatannya. 3. Sumber - sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien. Untuk melaksanakan tujuan seperti tersebut di atas bisa dengan melalui : 

Kampanye



Pemasyarakatan



Pembudayaan



Kesadaran dan kedisiplinan

2. Siapa yang melakukan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 dan sebutkan peraturan Menterinya ? dan jelaskan pula mekanisme pengawasan terhadap ditaatinya Undang-undang No. 1 tahun 1970, yang dilakukan oleh Ahli K3 Umum di tempat kerja/Perusahaan ? Jawab :

1. Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya. 2. Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan peraturan perundangan. 3. Menteri Tenaga Kerja. 4. Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundangan. 3. Jelaskan dan beri contoh beberapa faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi kesehatan seseorang dalam melakukan pekerjaan Terutama yang berada di Perusahaan? Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja Jawab :

1. Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.

Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

a.

Cahaya langsung

b.

Cahaya setengah langsung

c.

Cahaya tidak langsung

d.

Cahaya setengah tidak langsung

2.

Temperatur di Tempat Kerja

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar

tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.

Tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup.

3.

Kelembaban di Tempat Kerja

Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya.

4.

Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau baubauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja.

5.

Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.

Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

a.

Lamanya kebisingan

b.

Intensitas kebisingan

c.

Frekwensi kebisingan

Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

6.

Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis.

Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal :

a.

Kosentrasi bekerja

b.

Datangnya kelelahan

c.

Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf,

peredaran darah, otot, tulang, dan lain,lain.

7.

Bau-bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.

8.

Tata Warna di Tempat Kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia. 9. Dekorasi di Tempat Kerja Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja. 10. Musik di Tempat Kerja Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja. 11. Keamanan di Tempat Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan : a.

Kecelakaan Kerja?

b.

Penyakit akibat kerja ?

Jawab : a. kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan dan tidak terencana yang mengakibatkan luka, sakit, kerugian baik pada manusia, barang maupun lingkungan. Kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dapat berupa banyak hal yang mana telah dikelompokkan menjadi 5, yaitu : 

Kerusakan



Kekacauan organisasi



Keluhan, kesakitan dan kesedihan



Kelainan dan cacat



Kematian

Bagian mesin, alat kerja, tempat dan lingkungan kerja mungkin rusak oleh kecelakaan, Akibat dari itu, terjadilah kekacauan organisasi (biasanya pada proses produksi), Orang yang ditimpa kecelakaan mengeluh dan menderita, sedangkan keluarga dan kawan-kawan sekerja akan bersedih hati, kecelakaan tidak jarang berakibat luka-luka, terjadinya kelainan tubuh dan cacat, bahkan tidak jarang kecelakaan merenggut nyawa dan berakibat kematian.

b. Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational Diseases) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (Permennaker No. Per. 01/Men/1981) yang akan berakibat cacat sebagian maupun cacat total.Cacat Sebagian adalah hilangnya atau tidak fungsinya sebagian anggota tubuh tenaga kerja untuk selama-lamanya. Sedangkan Cacat Total adalah keadaan tenaga kerja tidak mampu bekerja sama sekali untuk selama-lamanya. 5. Saudara sebagai Ahli K3 Umum di Perusahaan, salah satu tugasnya adalah melakukan Investigasi

(Pemeriksaan

dan

Penyelidikan)

terhadap

terjadinya

Keceiakaan

Kerja.

Pertanyaannya : Jelaskan langkah-langkah saudara dalam melakukan investigasi kecelakaan kerja di Perusahaan ? Jawab : 1. Segera kumpulkan segala informasi terkait dengan kecelakaan Hal paling pertama yang harus dilakukan adalah sebisa mungkin segera mengumpulkan semua data dan informasi terkait dengan kecelakaan kerja. Informasi bisa diperoleh dengan cara langsung datang ke tempat kejadian, menginterview semua personel yang terkait dan sebagainya. Jika langkah ini terlambat dilakukan ditakutkan banyak informasi yang cepat menguap atau banyak informasi yang 'dihilangkan' atau 'direkayasa' oleh pihak-pihak tertentu. Tentu hal ini tidak kita inginkan.

2. Membentuk tim investigasi Segeralah membentuk tim untuk melakukan investigasi. Besar tim tergantung jenis kecelakaan. Jika kasus kecelakaan adalah kecelakaan ringan yang tidak mengakibatkan dampak signifikan bisa saja tim hanya beranggotakan satu atau dua orang saja dari fasilitas kerja tersebut. Namun jika kasusnya semakin berat atau kompleks atau kemungkinan dampak yang ditimbulkan bisa berat maka perlu memasukkan beberapa member yang tepat dalam investigasi misalnya supervisor, pemiliki fasilitas kerja, expert bidang tertentu (untuk kasus-kasus yang membutuhkan ahli di bidangnya) dsb. Perlu diperhatikan juga keterlibatan manajemen dan top manajemen dalam investigasi ini mengingat investigasi merupakan isu yang sensitif sehingga

memerlukan peran dan komitmen yang kuat dari manajemen.

3. Meruntutkan kejadian kecelakaan kerja Setelah informasi diperoleh dan tim terbentuk mulailah untuk melakukan peruntutan kejadian. Kejadian perlu diruntutkan untuk memudahkan tim dalam mehamami alur cerita dari awal sampai kecelakaan itu terjadi. Jangkauan waktu dari runtut kecelakaan ini bisa bervariasi, bisa dimulai dari cerita saat pekerja berangkat kerja pada pagi harinya atau bahkan bisa dimulai dari beberapa tahun yang lalu misalnya ketika pekerja pertama kali bekerja di industri tersebut. Pastikan bahwa informasi yang dimasukan dalam runtutan kejadian ini adalah informasi yang relevan dan berhubungan dengan kecelakaan kerja ini.

4. Mengidentifikasi semua kontrol Kontrol yang dimaksud disini adalah segala kontrol yang dapat mencegah atau mengurangi risiko kecelakaan kerja itu terjadi atau mengurangi dampak dari kecelakaan kerja itu yang meliputi engineering control, administrative control, atau alat pelindung diri yang terkait dengan kecelakaan kerja. Perlu diidentifikasi kontrol apa saja yang tersedia dan kontrol apa saja yang tidak tersedia saat kecelakaan terjadi. Perlu diidentifikasi juga kontrol yang tersedia itu mana saja yang bekerja dengan baik dalam arti efektif bekerja dan kontrol mana yang tidak bekerja dengan baik (misalnya karena rusak atau hal lainnya). Identifikasi kontrol ini diperlukan untuk membantu tim dalam menentukan akar penyebab dari kecelakaan ini.

5. Mengidentifikasi akar penyebab Proses identifikasi akar penyebab adalah proses yang paling krusial. Disini tim diharuskan untuk melakukan analisis dan menentukan apa yang menjadi akar penyebab dari kecelakaan kerja ini atau sering juga disebut Root Cause Analysis (RCA). Ada banyak teknik dan metode untuk melakukan RCA, namun pada dasarnya yang tim perlu lakukan adalah bertanya "why" atau "mengapa". Misalnya ada kecelakaan orang terluka jatuh dari sepeda motor, mengapa orang tersebut jatuh dari sepeda motor, karena mengebut, mengapa mengebut, karena tidak ada rambu-rambu batas kecepatan dan seterusnya. Pertanyaan "mengapa" ini dapat bercabang-cabang hingga menemukan lebih dari satu akar penyebab. Perlu diperhatikan bahwa akar penyebab yang betul bukanlah faktor manusia (human cause), akar penyebab yang betul adalah dari system (system cause). Memang sebagian besar kecelakaan terjadi terkait dengan faktor manusia, namun sebagian besar dari faktor manusia tersebut adalah akibat dari sistem yang ada.

6. Membuat rekomendasi Setelah akar penyebab diidentifikasi, tim membuat rekomendasi-rekomendasi berupa solusi untuk mengatasi akar penyebab tersebut sehingga kecelakaan kerja yang serupa tidak terjadi lagi atau paling tidak dapat mengurangi risiko berulangnya kecelakaan kerja yang serupa. Peru diperhatikan bawah dalam dalam membuat rekomendasi ini harus detail, jelas, dan relevan dengan akar penyebab yang telah diidentifikasi serta sebutkan siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan rekomendasi ini dan kapan rekomendasi ini harus diselesaikan. Hal ini diperlukan agar rekomendasi ini jelas akuntabilitasnya sehingga mengurangi risiko rekomendasi yang sia-sia atau tidak terlaksana.

7.Membuat laporan Langkah terakhir dari investigasi ini adalah melaporkan hasil investigasi ke manajemen atau top manajemen agar mereka dapat menyetujui dan mendukung hasil dari investigasi ini dan berkomitmen untuk menerapkan rekomendasi yang telah dibuat oleh tim agar kecelakaan kerja yang serupa tidak terulang. Ingat, safety without leadership commitment is nothing.

6. Sebutkan kewajiban pengurus sebagaimana diatur dalam UU No. 1 tahun 1970 ? Jawab : Dalam undang-undang dijelaskan pula terkait dengan kewajiban-kewajiban dari pengurus. Antara lain : 

Memeriksa kesehatan tenaga kerja (pasal 8)



Menjelaskan kondisi & bahaya di tempat kerja, alat pengaman, APD, cara & sikap yang aman ( pasal 9)



Membentuk panitia pembina K3 (pasal 10)



Melaporkan kecelakaan kerja (pasal 11)



Secara tertulis menempatkan syarat-syarat K3 dan sehelai UU ini, gambar keselamatan kerja,



menyediakan APD bagi tenaga kerja dan orang lain yang masuk ke tempat kerja (pasal 14)

7. Sebutkan Hak dan Kewajiban tenaga kerja sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 ? . Jawab :Secara garis besar terkait dengan kewajiban dan hak kerja yaitu :



Memberikan keterangan kepada petugas pengawas/AK3



Memakai alat pelindung diri yang diwajibkan



Memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan



Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua persyaratan K3 yang diwajibkan



Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD diragukan olehnya

8. Sebutkan kejadian atau peristiwa yang termasuk kategori kecelakaan kerja menurut Permen No.03/men/ 1998 ? Jawab : 

Ledakan



Kebakaran



Bahaya pembuangan air limbah

9. Mengapa tenaga kerja yang akan dipekerjakan di perusahaan tempat saudara praktik kerja lapangan harus dilakukan pemeriksaan awal dan berkala baik fisik maupun mental ? Jawab : Pemeriksaan kesehatan pada pekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat dijamin. 10. Sebutkan ruang lingkup pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja ? Jawab : Ruang lingkup pengawasan K3 lingkungan kerja meliputi; 1. Penanganan bahan kimia berbahaya 2. Lingkungan kerja 3. Penggunaan pestisida 4. Limbah industri di tempat kerja 5. Higiene perusahaan 6. Alat Pelindung Diri (APD) 11. Sebutkan ruang lingkup pengawasan mekanik ?

Jawab : 1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi. 2. Perencanaan, pembuatan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut 3. Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut

12. Sebutkan sumber-sumber bahaya yang terdapat di perusahaan tempat saudara praktik kerja lapangan khususnya di bidang Mekanik, Pesawat uap dan Bejana tekan ? Jawab : Pesawat uap 1. Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan ledakan. 2. Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan tertahannya tekana yang berlebihan. 3. Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah air tidak terkontrol. 4. Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya pembengkaan bejana karena tidak adanya transfer panas. 5. Boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall 6. Terjadi pemanasan lebih Karena kekelebihan produksi uap. 7. Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel.

Bejana tekan 1. Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan, bila tercampur dengan udara serta sumber panas dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan. 2. beberapa jemis gas tertuntu yang dapat menimbulka racun. 3. Terkena cairan sangat dingin (Crygenic).

13. Bagaimana cara menanggulangi dan memadamkan terjadinya kebakaran baik secara teoritis maupun praktek di perusahaan tempat saudara praktik kerja lapangan? Jawab : Cara yang utama yaitu menggunakan APAR (alat pemadam api ringan) 1.Tarik kunci pengaman atau segel. 2.Pegang bagian ujung selang dan arahkan ujung selang ke sumber api. 3.Tekan tuas. 4.Kibaskan ujung selang pada sumber api secara perlahan sampai api padam.

Jika terjadi kebakaran besar yang harus dilakukan yaitu cari alarm kebakaran dan tekan agar semua orang yang ada di dalam perusahaan tahu terjadi kebakaran dan dapat menyelamatkann dirinya masing-masing, lalu segera hubungi petugas pemadam kebakaran.

14. Jelaskan ruang lingkup pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja di bidang instalasi listrik dan penanggulangan kebakaran ? Jawab : 1. Ruang lingkup obyek pengawasan tersirat dalam Bab II pasal 2 ayat (2) huruf q UU 1/70, yaitu tertulis; Di setiap tempat dimana dibangkitkan, diubah, dikumpulkan dan disimpan, dibagibagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air. Dari ketentuan tersebut, ruang lingkup K3 listrik adalah mulai dari pembangkitan jaringan transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (TET), Tegangan Tinggi (TT), Tegangan Menengah ( TM ) dan jaringan distribusi Tegangan Rendah (TR) sampai pada tingkat distribusi. 2. Undang-undang No1 Tahun 1970, pasal 3 ayat (1) huruf q, tertulis; Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat K3 untuk mencegah terkena aliran listrik berbahaya 3. Menurut PUIL 2000, listrik yang berbahaya adalah listrik yang memiliki tegangan lebih dari 25 Volt di tempat lembab atau 50 Volt ditempat normal. 4. Ruang lingkup obyek pengawasan system proteksi petir sesuai Permenaker No. Per02/Men/1989, hanya mengatur sambaran petir langsung.

Cara penanggulangan kebakaran k3 listrik : 1. telah tersedia pintu darurat disetiap gedung 2. memiliki tim penanggulangan kebakaran 3. diadakan simulasi tanggap darurat kebakaran 4. APAR ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau 5. disetiap gedung tersedia APAR dan tersedia cara penggunaanya 6. terdapat protektsi kebakaran aktif seperti sirine 7.terdapat tim penanggulangan kebaran yang terlatih 15. Mengapa instalasi listrik di perusahaan tempat saudara praktik kerja lapangan dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh Pegawai Pengawas /Ahli K3 Spesialis ? Jawab : Perlunya dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh pegawai/ Ahli K3 spesialis yaitu supaya semua sarana di instalasi listrik tidak ada kerusakan saat di gunakan tidak menimbulkan bahaya kecelakaan kerja yang membahayakan perkerja dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan.

16. Jelaskan 5 (lima) prinsip dasar SMK3 ? dan sebutkan peraturan Perundang-undangan sebagai landasan hukum yang mewajibkan setiap Perusahaan menerapkan SMK3 ? Jawab : 1. Penetapan kebijakan K3 2. Perencanaan penerapan K3 3. Penerapan K3 4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3 5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja K3 secara berkesinambungan 

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

17. Jelaskan tugas dan fungsi P2K3 ? dan sebutkan landasan hukum pembentukan P2K3? Jawab : Fungsi P2K3 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja. P2K3 mempunyai fungsi: Menghimpun dan mengolah data tentang keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja

landasan hukum pembentukan P2K3 : Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja

18. Apa pendapat saudara apabila ditempat kerja tidak melaksanakan P3K di tempat kerja Jawab : Memberi advoksi kepada pimpinan perusahaan untuk menyediakan pelaksaan P3K di tempat kerja sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja. 19. Apa manfaat pemeriksaan kesehatan sebelum kerja bagi perusahaan ? Jawab : Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang dilakukan sehingga

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat dijamin.

20. Apa manfaat pemeriksaan kesehatan tenaga kerja berkala bagi perusahaan ? Jawab : Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja pada perusahaan bertujuan bagi perusahaan dapat mengetahui apakah pekerjanya dalam keadaan sehat atau tidak. Dan perusahaan dapat mengetahui ada atau tidak pekerjanya yang mempunyai jenis penyakit menular yang dapat menular ke pekerja lainya.

21. Jelaskan perbedaan penyakit akibat kerja dengan penyakit akibat hubungan kerja (Work Related Disease) ? Jawab : Perbedaannya : Penyakit Akibat Kerja (PAK): terjadi hanya diantara populasi pekerja, penyebab spesifik, adanya paparan di tempat kerja, diatur oleh kep.men.No.01/MEN/1981 , meliputi 30 jenis penyakit , dasar : keselamatan kerja. Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) : terjadi juga pada populasi penduduk, penyebab multifaktor, pemaparan di tempat kerja mungkin salah satu faktor, diatur dalam kep.pres.No.22/KEPRES/1993 , meliputi 31 jenis penyakit , dasar : mungkin dapat kompensasi ganti rugi. 31 jenis penyakit 30 jenis penyakit + 1 klausul = penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk obat. 22. Jelaskan bagaimana cara penyelenggara pelayanan kesehatan kerja sesuai Permen No. 03/men/1982? Jawab : Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja. Sesuai dengan peremennaker No. Per. 03/Men/1982 pasal 4 bahwa penyelenggaraan kesehatan kerjadapat: 1. 2.

Diselenggarakan sendiri oleh pengurus. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau

pelayanan kesehatan lain.

3.

Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama menyelenggarakan suatu

pelayanankesehatan kerja. 4.

Pelayanan kesehatan kerja dapat berupa poliklinik atau pusat kesehatan kerja di

perusahaan, rumah sakit perusahaan, poliklinik / pusat kesehatan kerja / rumah sakit / pelayanan kesehatan lainnya diluar perusahaan baik milik pemerintah atau swasta yang mendapatkan tugas dari perusahaan untuk melakukan pelayanan kesehatan kerja. Pembentukan dan cara penyelenggaraan pelayanan kesehatn kerja tergantung pada jumlah tenaga kerja dan tingkat bahaya yang ada ditempat kerja sesuai dengan petunjuk pelaksanaan permennaker No. Per. 03/Men/1982. 23. Bagaimana pendapat saudara, apabila seorang pekerja yang bekerja pada lingkungan kerja dengan tingkat resistensi tetapi tidak dilakukan pemeriksaan kerja tahunan? Jawab : Seharusnya pihak perusahaan melakukan pemeriksaan kerja secara rutin pada tempat kerja dengan resistensi tinggi supaya kesehatan keselamatan kerja pekerja lebih terjamin dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

24. Mengapa tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan harus dilakukan pemeriksaan awal dan berkala baik fisik maupun mental ? Jawab : Pemeriksaan kesehatan pada pekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat dijamin.

25. Sebutkan ruang lingkup pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja ? Jawab : Ruang lingkup pengawasan K3 lingkungan kerja meliputi; 1. Penanganan bahan kimia berbahaya 2. Lingkungan kerja

3. Penggunaan pestisida 4. Limbah industri di tempat kerja 5. Higiene perusahaan 6. Alat Pelindung Diri (APD) 26. Sebutkan potensi bahaya listrik ? Jawab : bahaya listrik timbul karena adanya risiko, beberapa hal umum risiko yang dapat menimbulkan sengatan listrik adalah : 1. Kabel terbuka atau terkelupas 2. Penggunaan kabel tambahan yang tidak benar 3. Peralatan atau kabel yang rusak 4. Bekerja pada kondisi basah, misal tangan dalam keadaan basah 5. Outlet listrik yang berlebihan 6. Menggunakan kabel listrik yang rusak 7. Tidak memakai alat pelindung apapun saat berkerja dengan listrik 27. Jelaskan pengendalian potensi bahaya listrik ? Jawab :

Dalam upaya pengendalian potensi bahaya di tempat kerja, maka perlu adanya pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar pengendalian yang harus diikuti yaitu melalui tahapan sebagai berikut : 1.

Pengenalan potensi bahaya yang ada maupun resiko yang mungkin timbul (Hazards

Identification). 2.

Penilaian tingkat resiko yang mungkin timbul (Risks Assessment).

3.

Penentuan dan pemilihan tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat dengan

menggunakan metode hirarki pengendalian (Risks Control). 4.

Penunjukan atau penugasan kepada siapa yang akan diberi tugas dan tanggung jawab

untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian. 5.

Tinjauan ulang untuk mengukur efektifitas penerapan sarana pengendalian yang telah

diterapkan (Review of Control).

Secara prinsip, potensi bahaya dapat dikendalikan melalui 2 (dua) metode yaitu sarana pengendalian permanen atau pengendalian jangka panjang (Long Term Gain) dan sarana pengendalian sementara atau pengendalian jangka pendek (Short Term Gain).

28. Sebutkan dan jelaskan potensi bahaya petir ? Jawab : 1. Sambaran secara tidak langsung, sambaran ini dapat menimbulkan kerusakan terutama pada alat elektorinik. 2. Sambaran secara langsung, sambaran petir secara langsung dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan dapat menyebabkan kesekitan sampai kematian

29. Sebutkan dan jelaskan kewajiban pengurus/pimpinan dalam rangka mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran ? Jawab : 1. Pengendalian setiap bentuk energi; 2.

Penyediaan sarana deteksi, alarm pemadam kebakaran dan sarana evakuasi;

3. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas; 4. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja; 5. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala; 6. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat. 30. Jelaskan ruang lingkup pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja di bidang instalasi listrik dan penanggulangan kebakaran ? Jawab : 1. Ruang lingkup obyek pengawasan tersirat dalam Bab II pasal 2 ayat (2) huruf q UU 1/70, yaitu tertulis; Di setiap tempat dimana dibangkitkan, diubah, dikumpulkan dan disimpan, dibagibagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air. Dari ketentuan tersebut, ruang lingkup K3 listrik adalah mulai dari pembangkitan jaringan transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (TET), Tegangan Tinggi (TT), Tegangan Menengah ( TM ) dan jaringan distribusi Tegangan Rendah (TR) sampai pada tingkat distribusi. 2. Undang-undang No1 Tahun 1970, pasal 3 ayat (1) huruf q, tertulis; Dengan peraturan

perundangan ditetapkan syarat-syarat K3 untuk mencegah terkena aliran listrik berbahaya 3. Menurut PUIL 2000, listrik yang berbahaya adalah listrik yang memiliki tegangan lebih dari 25 Volt di tempat lembab atau 50 Volt ditempat normal. 4. Ruang lingkup obyek pengawasan system proteksi petir sesuai Permenaker No. Per02/Men/1989, hanya mengatur sambaran petir langsung.

Cara penanggulangan kebakaran k3 listrik : 1. telah tersedia pintu darurat disetiap gedung 2. memiliki tim penanggulangan kebakaran 3. diadakan simulasi tanggap darurat kebakaran 4. APAR ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau 5. disetiap gedung tersedia APAR dan tersedia cara penggunaanya 6. terdapat protektsi kebakaran aktif seperti sirine 7.terdapat tim penanggulangan kebaran yang terlatih

Related Documents


More Documents from "Isma Faridatus Sholihah"